Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK FARMASI


OBJEK III
“REKRISTALISASI”

Nama : Muhammad Iqbal Abdul Razzaq


No. Bp: 2011012030
hari/tanggal: Selasa/02 Maret 2021

Shift/Kelompok: 2/B
RekanKerja: 1. Mutiara Zulkarnaini2011012037
2. Nosa Fathiya Alifa 2011011023

3. Armita Harahap2011012006
4. Intan rahima2011012047

5. Cindy Ananda Putri2011012028

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
V. Hasil dan Pembahasan
5.1. Hasil
Step I

Perlakuan Awal

Garam dapur ditimbang 10 gram Larutan akuades yang didihkan

Garam dapur yang dicmpurkan dan diaduk Larutan garam dapur yang disaring
Step II

Kristalisasi melalui penguapan

0,12 gram CaO ditimbang CaO dicampur ke larutan garam dapur


Larutan yang ditambah Ba(OH)2 sampai jenuh Larutan yang telah jenuh

Larutan yang dinetralkan dengan HCL 5% diaupakan dan adanya padatan putih

Padatan dari larutan yang diuapkan Padatan yang dikeringkan dalam oven

Step 3
Rekristalisasi melalaui pengendapan

Larutan H2SO4 dimasukkan ke corong pisah Larutan yang dipindahkan melalui selang
Reaksi H2SO4 dan NaCl yang menghasilkan gas Endapan putih hasil reaksi

Hasil Kristalisasi garam dapur = 10 gr


Hasil kristalisasi step 2 = 8,49 gr

Hasil Kristalisasi step 3= 7,47 gr

Sumber video : https://www.youtube.com/watch?v=wSHS9JWIo5c


5.2. Pembahasan

Pada Praktikum objek ini, telah melakukan praktek memurnikan serta


memisahkan campuran dengan teknik rekristalisasi. Rekristalisasi merupakan proses
pemisahan suatu campuran dengan metode pembentukan kristal. Prinsip yang
mendasari yaitu memisahkan serta memurnikan campuran yang ada dengan pelarut
yang sesuai. Proses rekristalisasi sering digunakan dalam melakukan permurnaian
bahan organik tertentu.
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat dimana zat-zat
tersebut tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini
bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar.
Konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan,
bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara
produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap.
Tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan pemurnian dari
senyawa yang dikristalkan dengan senyawa yang masih berikatan dengan zat
pengotor.Selain itu, tujuan dari proses kristalisasi adalah menghasilkan produk kristal
yang mempunyai kualitas seperti yang diinginkan.

Larutan akan mudahkan dibentuk menjadi kristal tergantung dari morfologi yaitu
ukuran serta bentuknya. Semakin besar ukuran kristal serta teraturnya bentuk kristal
selama pelarutan, semakin mudah tersaring serta terpisah antara zat terlarut dengan zat
pelarut. Semakin kecil ukuran kristal serta tidak teraturnya bentuk kristal selama
pelarutan, semakin sulit tersaring serta terpisah antara zat terlarut dengan zat pelarut

Larutan yang digunakan sebagai pelarut harus lebih menguap dari zat yang
dilarutkan agar bisa mendapat zat terlarut yang akan dikristalkan serta tidak hilang
begitu saja. Maka zat pelarut hendaklah dipilih agar menentukan pelarut yang cocok
untuk proses rekristalisasi. Pelarut yang baik yaitu pelkarut yang sedikit larut dalam
suhu kamar, larut dalam air panas, dan pelarut yang cepat membentuk kristal ketika
pada suhu rendah

Pada tahap pertama kita melakukan rekristalisasi dari larutan garam dapur, dimana
garam dapur dicampur dengan akuades. Setelah itu, larutan garam dapur diuapkan
sampai larutan tersebut mendidih dan disaring dengan kertas saring. Pada tahap kedua,
kita akan menimbang CaO serta mencampurkan dengan larutan garam dapur
sebelumnya.

Setelah itu, kita tambahkan Ba(OH)2 sampai larutan tersebut jenuh. Larutan yang
dicampurkan akan mengalami jenuh,jika larutan terlihat berubah warna seperti kabut
serta zat terlarut berada dalam kestimbangan dengan fasa padat. Larutan jenuh
merupakan larutan dimana zat terlarutnya telah maksimum pada suhu tertentu. Larutan
juga bisa dikatakan jenuh dengan garam dapur yaitu larutan yang didalamnya terdapat
garam dapur terlarut yang berada dalam kestimbangan dengan garam dapur yang tidak
larut
Kemudian, larutan yang sudah jenuh kita tambahkan amonium karbonat sambil
kita aduk larutan tersebut. Setelah itu, larutan yang tercampur disaring dengan kertas
saring serta dinetralkan dengan HCl. Larutan tersebut dinetralkan agar tidak terjadi
perubahan pH yang signifikan yang tidak merubah zat utama yang dikristalkan yaitu
garam dapur sehingga zat terlarut didesak untuk cepat terbentuknya garam dapur.
Selain itu, kita menggunakan garam dapur untuk zat yang akan dikristalkan
karena senyawa garam dapur memiliki ikatan ion yang mudah larut dalam akuades
sehingga memudahkan proses melarutkan zat yang akan dikristalkan sehingga senyawa
yang ingin dikristalkan dapat terbentuk dengan cepat. Senyawa yang dilarutkan
dikatakan memiliki ikatan ion, jika senyawa tersebut memiliki titik didih yang tinggi
serta larut dalam pelarut polar. Hal ini memudahkan proses pelarutan yang akan
mempercepat pembentukan senyawa yang ingin dikristalkan.
Serta, senyawa garam dapur dibutuhkan beberapa reagen zat pelarut yaitu
akuades, larutan barium hidroksida, larutan amonium karbonat serta larutan hidogen
klorida. Hal ini dikarenakan reagen larutan tersebut hanya memisahkan dari zat
pengotor pada senyawa garam dapur serta tidak mengubah komponen dari senyawa
utama. Larutan yang dicampurkan terjadi proses reaksi pendesakan pada senyawa
garam dapur yang terbentuk jadi padatan kristal yang terpisah dari zat pengotor.
Prinsip dari suatu larutan yang akan direaksikan bahwa pemurnian senyawa perlu
dilakukan secara bertahap, terkadang senyawa yang direkasikan tidak sesuai yang
diharapkan. Selama melakukan pemurnian senyawa,kita melarutkan reagen zat pelarut
terus melarutkan zat utama yang dikristalkan yaitu garam dapur, maka senyawa garam
dapur tidak akan terbentuk dengan sempurna serta senyawa garam dapur yang
dikristalkan bisa saja terdapat campuran zat lain atau senyawa tersebut akan menguap
sebagian.

Setelah senyawa garam dapur dilarutkan dengan reagen zat pelarut tertentu,
larutan tersebut dipanaskan/diuapkan sampai kering sehingga terdapat padatan putih.
Perlunya penanasan zat yang dilarutknan agar mudah memisahkan zat terlarut dengan
pelarut dengan baik. Selain itu, tujuan pemanasan yaitu membuat proses terbentuknya
senyawa saat mencapai suhu tinggi. Pemanasan/penguapan diperlukan untuk
membersihkan dan memisahkan senyawa pada proses rekristalisasi.

Pada tahap ketiga, kita akan melarutkan senyawa garam dapur dengan larutan
asam sulfat pekat menggunakan corong pisah yang senyawa yang sudah dilarutkan
,dipindahkan pada wadah lain. Larutan asam sulfat digunakan pada tahap ini bahwa
senyawa asam sulfat pekat dengan senyawa garam dapur yang sama sama bersifat polar
akan mempercepat reaksi serta memudahkan proses rekristalisasi
Dalam bidang farmasi, suatu senyawa tidak mengenal senyawa berbentuk padatan
serta cairan.Tetapi suatu suatu senyawa obat memiliki bentuk kristal,amorf serta larutan.

VI. Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dalam praktikum ini dapat
disimpulkan bahwa :

1. Rekristaliasi merupakan suatu teknik pemurnian serta pemisahan suatu senyawa


dengan reagen tertentu sehingga membentuk zat yang dikristalkan yang terpisah
dari larutan.

2. Pemilihan pelarut sangat penting dalam proses rekristalisasi.

3. Dibutuhkan lebih satu reagen dalam proses rekristalisasi agar mempercepat


reaksi serta proses terbentuknya kristal yang diinginkan

4. Dalam bidang farmasi,proses rekristalisasi dibutuhkan dalam penbentukan


senyawa obat yang diinginkan.

6.2. Saran
1. Dalam proses rekristalisasi, dibutuhkan pelarut yang sesuai agar senyawa kristal
dapat terbentuk secara sempurna

2. Agar lebih teliti dalam melrutkan senyawa yang dikristalakan serta memastikan
senyawa yang direkristalisasi dapat terbentuk sempurna

3 . agar lebih disiplin dalam megerjakan setiapn tugas praktikum yang diberikan
Daftar Pustaka
Furniss, B. et al. (1989) Vogel’s Textbook of practical chemistry organic. Fifth edit.
England: Longmann Scientific and technical.
Gilbert, J. C. and Martin, S. F. (2011) Experimental organic chemistry,Fifth Edition.
Fifth. Edited by M. et al Finch. Boston,USA: Cengage Learning.
Leonard, J., Lygo, B. and Procter, G. (2013) Advanced Practical Organic Chemistry.
Third. Boca Raton: CRC Press.
Mohrig, J. R., Hammond, C. N. and Schatz, P. F. (2014) Laboratory Techniques in
Organic Chemistry. Fourth Edi. New York: W.H. Freeman and Company.
Pedersen, S. F. and Myres, A. M. (2011) Understanding the principle of Organic
Chemistry A Laboratory Course. Berkeley, USA: Brooks/cole, Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai

  • Utfvljiu
    Utfvljiu
    Dokumen5 halaman
    Utfvljiu
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • Srhtrutrt
    Srhtrutrt
    Dokumen4 halaman
    Srhtrutrt
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • RHREHET
    RHREHET
    Dokumen135 halaman
    RHREHET
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • KJHHKHKH
    KJHHKHKH
    Dokumen5 halaman
    KJHHKHKH
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • Ghtjhrs
    Ghtjhrs
    Dokumen25 halaman
    Ghtjhrs
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • Yjajt
    Yjajt
    Dokumen7 halaman
    Yjajt
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • GRGRGHH
    GRGRGHH
    Dokumen6 halaman
    GRGRGHH
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • Kyjh
    Kyjh
    Dokumen3 halaman
    Kyjh
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • Muhammad Iqbal Abdul Razzaq - SHIFT 2 - Objek 8 - Akhir
    Muhammad Iqbal Abdul Razzaq - SHIFT 2 - Objek 8 - Akhir
    Dokumen8 halaman
    Muhammad Iqbal Abdul Razzaq - SHIFT 2 - Objek 8 - Akhir
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • Jyrj
    Jyrj
    Dokumen11 halaman
    Jyrj
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • Yjuyj
    Yjuyj
    Dokumen14 halaman
    Yjuyj
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • DGHGHG
    DGHGHG
    Dokumen6 halaman
    DGHGHG
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • Tfhfvuhc
    Tfhfvuhc
    Dokumen11 halaman
    Tfhfvuhc
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • C XVB
    C XVB
    Dokumen8 halaman
    C XVB
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat
  • FGHDFSJHDG
    FGHDFSJHDG
    Dokumen15 halaman
    FGHDFSJHDG
    MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ
    Belum ada peringkat