Shift/Kelompok: 2/B
RekanKerja: 1. Mutiara Zulkarnaini2011012037
2. Nosa Fathiya Alifa 2011011023
3. Armita Harahap2011012006
4. Intan rahima2011012047
Perlakuan Awal
Garam dapur yang dicmpurkan dan diaduk Larutan garam dapur yang disaring
Step II
Larutan yang dinetralkan dengan HCL 5% diaupakan dan adanya padatan putih
Padatan dari larutan yang diuapkan Padatan yang dikeringkan dalam oven
Step 3
Rekristalisasi melalaui pengendapan
Larutan H2SO4 dimasukkan ke corong pisah Larutan yang dipindahkan melalui selang
Reaksi H2SO4 dan NaCl yang menghasilkan gas Endapan putih hasil reaksi
Larutan akan mudahkan dibentuk menjadi kristal tergantung dari morfologi yaitu
ukuran serta bentuknya. Semakin besar ukuran kristal serta teraturnya bentuk kristal
selama pelarutan, semakin mudah tersaring serta terpisah antara zat terlarut dengan zat
pelarut. Semakin kecil ukuran kristal serta tidak teraturnya bentuk kristal selama
pelarutan, semakin sulit tersaring serta terpisah antara zat terlarut dengan zat pelarut
Larutan yang digunakan sebagai pelarut harus lebih menguap dari zat yang
dilarutkan agar bisa mendapat zat terlarut yang akan dikristalkan serta tidak hilang
begitu saja. Maka zat pelarut hendaklah dipilih agar menentukan pelarut yang cocok
untuk proses rekristalisasi. Pelarut yang baik yaitu pelkarut yang sedikit larut dalam
suhu kamar, larut dalam air panas, dan pelarut yang cepat membentuk kristal ketika
pada suhu rendah
Pada tahap pertama kita melakukan rekristalisasi dari larutan garam dapur, dimana
garam dapur dicampur dengan akuades. Setelah itu, larutan garam dapur diuapkan
sampai larutan tersebut mendidih dan disaring dengan kertas saring. Pada tahap kedua,
kita akan menimbang CaO serta mencampurkan dengan larutan garam dapur
sebelumnya.
Setelah itu, kita tambahkan Ba(OH)2 sampai larutan tersebut jenuh. Larutan yang
dicampurkan akan mengalami jenuh,jika larutan terlihat berubah warna seperti kabut
serta zat terlarut berada dalam kestimbangan dengan fasa padat. Larutan jenuh
merupakan larutan dimana zat terlarutnya telah maksimum pada suhu tertentu. Larutan
juga bisa dikatakan jenuh dengan garam dapur yaitu larutan yang didalamnya terdapat
garam dapur terlarut yang berada dalam kestimbangan dengan garam dapur yang tidak
larut
Kemudian, larutan yang sudah jenuh kita tambahkan amonium karbonat sambil
kita aduk larutan tersebut. Setelah itu, larutan yang tercampur disaring dengan kertas
saring serta dinetralkan dengan HCl. Larutan tersebut dinetralkan agar tidak terjadi
perubahan pH yang signifikan yang tidak merubah zat utama yang dikristalkan yaitu
garam dapur sehingga zat terlarut didesak untuk cepat terbentuknya garam dapur.
Selain itu, kita menggunakan garam dapur untuk zat yang akan dikristalkan
karena senyawa garam dapur memiliki ikatan ion yang mudah larut dalam akuades
sehingga memudahkan proses melarutkan zat yang akan dikristalkan sehingga senyawa
yang ingin dikristalkan dapat terbentuk dengan cepat. Senyawa yang dilarutkan
dikatakan memiliki ikatan ion, jika senyawa tersebut memiliki titik didih yang tinggi
serta larut dalam pelarut polar. Hal ini memudahkan proses pelarutan yang akan
mempercepat pembentukan senyawa yang ingin dikristalkan.
Serta, senyawa garam dapur dibutuhkan beberapa reagen zat pelarut yaitu
akuades, larutan barium hidroksida, larutan amonium karbonat serta larutan hidogen
klorida. Hal ini dikarenakan reagen larutan tersebut hanya memisahkan dari zat
pengotor pada senyawa garam dapur serta tidak mengubah komponen dari senyawa
utama. Larutan yang dicampurkan terjadi proses reaksi pendesakan pada senyawa
garam dapur yang terbentuk jadi padatan kristal yang terpisah dari zat pengotor.
Prinsip dari suatu larutan yang akan direaksikan bahwa pemurnian senyawa perlu
dilakukan secara bertahap, terkadang senyawa yang direkasikan tidak sesuai yang
diharapkan. Selama melakukan pemurnian senyawa,kita melarutkan reagen zat pelarut
terus melarutkan zat utama yang dikristalkan yaitu garam dapur, maka senyawa garam
dapur tidak akan terbentuk dengan sempurna serta senyawa garam dapur yang
dikristalkan bisa saja terdapat campuran zat lain atau senyawa tersebut akan menguap
sebagian.
Setelah senyawa garam dapur dilarutkan dengan reagen zat pelarut tertentu,
larutan tersebut dipanaskan/diuapkan sampai kering sehingga terdapat padatan putih.
Perlunya penanasan zat yang dilarutknan agar mudah memisahkan zat terlarut dengan
pelarut dengan baik. Selain itu, tujuan pemanasan yaitu membuat proses terbentuknya
senyawa saat mencapai suhu tinggi. Pemanasan/penguapan diperlukan untuk
membersihkan dan memisahkan senyawa pada proses rekristalisasi.
Pada tahap ketiga, kita akan melarutkan senyawa garam dapur dengan larutan
asam sulfat pekat menggunakan corong pisah yang senyawa yang sudah dilarutkan
,dipindahkan pada wadah lain. Larutan asam sulfat digunakan pada tahap ini bahwa
senyawa asam sulfat pekat dengan senyawa garam dapur yang sama sama bersifat polar
akan mempercepat reaksi serta memudahkan proses rekristalisasi
Dalam bidang farmasi, suatu senyawa tidak mengenal senyawa berbentuk padatan
serta cairan.Tetapi suatu suatu senyawa obat memiliki bentuk kristal,amorf serta larutan.
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dalam praktikum ini dapat
disimpulkan bahwa :
6.2. Saran
1. Dalam proses rekristalisasi, dibutuhkan pelarut yang sesuai agar senyawa kristal
dapat terbentuk secara sempurna
2. Agar lebih teliti dalam melrutkan senyawa yang dikristalakan serta memastikan
senyawa yang direkristalisasi dapat terbentuk sempurna
3 . agar lebih disiplin dalam megerjakan setiapn tugas praktikum yang diberikan
Daftar Pustaka
Furniss, B. et al. (1989) Vogel’s Textbook of practical chemistry organic. Fifth edit.
England: Longmann Scientific and technical.
Gilbert, J. C. and Martin, S. F. (2011) Experimental organic chemistry,Fifth Edition.
Fifth. Edited by M. et al Finch. Boston,USA: Cengage Learning.
Leonard, J., Lygo, B. and Procter, G. (2013) Advanced Practical Organic Chemistry.
Third. Boca Raton: CRC Press.
Mohrig, J. R., Hammond, C. N. and Schatz, P. F. (2014) Laboratory Techniques in
Organic Chemistry. Fourth Edi. New York: W.H. Freeman and Company.
Pedersen, S. F. and Myres, A. M. (2011) Understanding the principle of Organic
Chemistry A Laboratory Course. Berkeley, USA: Brooks/cole, Cengage Learning.