PERCOBAAN 8 & 9
Nama
NIM
: 10614047
Kelompok
:5
Tanggal Percobaan
: 22 Oktober 2015
Asisten
: Riga / 20515005
PERCOBAAN 8
UJI TRITERPEN DAN STEROID
I.
TUJUAN
1. Menentukan keberadaan senyawa triterpen dan steroid pada daun
tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) dengan uji LiebermanBurchard.
2. Menentukan keberadaan senyawa triterpen dan steroid pada daun
tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) dengan uji busa.
3. Menentukan kemurnian senyawa triterpen dan steroid pada daun
tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) dengan uji Kromatorgrafi
Lapis Tipis (KLT) dengan berdasarkan nilai Rf noda.
II.
DATA PENGAMATAN
2.1.
Sampel
Sampel 1
Tapak Dara
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Gentianales
Famili
Apocynaceae
Genus
Catharanthus
Spesies
Catharanthus roseus
Sampel 2
Dadap Merah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
2.1.
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Fabales
Famili
Fabaceae
Genus
Erythrina
Spesies
Erythrina variegata
Uji Liebermann-Burchard
Tabel 2.1. Data Pengamatan Uji Liebermann-Burchard Pada Daun Tapak Dara
No
Sampel
Ekstrak
Pengamatan
kering
daun Setelah
tapak dara
Foto
ditambahkan
sulfat
pekat,
dan
setelah
Ekstrak
kering
daun
dadap merah
2.2.
Uji Busa
Tabel 2.2 Data Pengamatan Uji Busa pada Daun Tapak Dara
No
Sampel
Pengamatan
Foto
tidak
terdapat
Setelah
pengocokan
terdapat
busa
permukaan (+)
2
Ekstrak
daun
dadap
busa.
pada
2.3.
Analisis KLT
III. PEMBAHASAN
Uji millon adalah sebuah uji menggunakan reagen millon yang merupakan
sebuah reagen yang digunakan untuk mendeteksi adanya protein terlarut.. hasil
positifnya berupa perubahan warna menjadi jingga-merah yang terbentuk saat
pemanasan, yang mengindikasikan adanya tyrosine, yakni asam amino yang
terdapat pada semua protein pada umumnya. Reagen millon adalah larutan
yang terdiri dari mercury nitrates (III) dan (V) di dalam nitric acid.
Nitrophenols, terbentuk dari reaksi tyrosine oleh nitric acid (V), dimana akan
membentuk komplek jingga-merah dengan mercury. Prinsip reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
Hasil pada percobaan menunjukkan sampel kasein baik pada wujud cair
maupun kasein serbuk yang diencerkan dengan akuades ketika diberikan uji
millon terjadi endapan dengan warna jingga pada larutan. Hal ini
mengindikasikan adanya protein terlarut pada kasein.
Uji ninhidrin adalah sebuah reaksi kimia yang dilakukan untuk mendeteksi
keberadaan asam amino. Ninhydrin (triketohydrindene hydrate) adalah sebuah
oxidating agent yang akan melakukan oxidative deamination pada gugus
alpha-amino. Ketika ninhidrin bereaksi dengan asam amino, akan terbentuk
CO2 dimana menyebabkan hasil positif berupa warna biru atau ungu. Asam
Hasil dari percobaan menunjukkan adanya kompleks biru tua keunguan yang
terbentuk. Hal ini menyatakan adanya asam amino (kecuali asam amino proline
dan hydroxyproline) baik pada kasein maupun glisin.
Uji sulfur adalah salah satu uji untuk menentukan keberadaan sulfur atau
belerang pada asam amino dengan atom sulfur, misalnya sistein dan methionin.
Pada uji ini dalam suasana basa, Pb asetat akan bereaksi dengan sulfur dari
asam amino membentuk garam PbS yang akan menghasilkan kompleks hitam.
Penambahan NaOH berfungsi untuk mendenaturasi protein yang akan
mengakibatkan ikatan pada atom S yang terputus. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
Reaksi asam nitrit dengan glisin akan menghasilkan gas nitrogen (N2) dan
asam karboksilat. Keberadaan gas nitrogen ini ditandai dengan larutan yang
berubah warna menjadi biru muda. HCl yang ditambahkan pada reaksi ini akan
bereaksi dengan asam amino membentuk senyawa lain, dan muncullah warna
biru muda ini. HCl murni saja yang direaksikan dengan asam nitrit hanya
membuat sedikit gelembung dan larutan berwarna bening. Reaksi ini bertujuan
untuk mengetahui keberadaan gugus amina bebas pada asam amino dan protein
yang ditandai dengan terbentuknya gas nitrogen dan reaksinya menunjukkan
adanya amina primer pada pengujian protein. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
Reaksi antara kasein dan asam nitrit akan menghasilkan endapan putih yang
mengindikasikan tidak ada reaksi yang terjadi.
Uji biuret adalah sebuah tes kimia yang dilakukan untuk mendeteksi
adanya ikatan peptida. Reaktan NaOH disini berfungsi untuk memutuskan
ikatan peptida untuk membentuk kompleks ungu. Dan ion copper(II) dari
penambahan CuSO4 akan bereaksi dengan adanya peptida membentuk
kompleks ungu. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
pada protein dengan asam amino yang membawa gugus aromatik, khususnya
tyrosine. Gugus aromatic pada asam amino akan dinitrasi oleh HNO3. Derivat
nitro ini akan menghasilkan warna kuning-jingga. Reaksi adisi dari nitric acid
ini umumnya sebagai tanda adanya tyrosine atau tryptophan pada protein.
Penambahan basa kuat berupa NaOH akan membuat kompleks warna yang
dihasilkan menjadi tua mendekati jingga. Reaksi yang terjadi pada uji ini
adalah sebagai berikut:
Gambar 3.7. Dehydration pada sampel (gula) dari pentosa/hexosa menjadi bentuk furfural
(harpercollege.edu)
Selanjutnya bentuk furfural ini akan bereaksi dengan naftal yang ada pada
reagen uji untuk membentuk kompleks ungu. Hasil pengamatan menunjukkan
semua sampel adalah senyawa karbohidrat.
Uji benedict akan menghasilkan hasil positif pada gula pereduksi.
Komposisi pereaksi benedict adalah Na-sitrat, Na2CO3 anhidrat, CuSO4 dan air.
Gula pereduksi akan teroksidasi oleh ion Cu di larutan reagen untuk
membentuk asam karboksilat dan kompleks merah copper (I) oxide, seperti
reaksi di bawah ini:
sampel
gula
(disakarida
dan
monosakarida)
menjadi
bereaksi dengan peroksidase menghasilkan oksigen yang mengoksidasi ortotoluidin menghasilkan larutan berwarna hijau. Sedangkan larutan NaOH
digunakan sebagai penetralan larutan apabila masih terlalu asam.
IV. KESIMPULAN
V. DAFTAR PUSTAKA
Arthur, W. Devor, J. 1950. Carbohydrate Tests Using Sulfonated Naphthol. Chem. Soc. , 1950, 72 (5), pp 20082012.
Boyer, R. 2000. Modern Experimental Biochemistry, 3rd ed. California:
Addison Wesley Longman, Inc.
Cooper, A. J. L. 1983. Biochemistry of Sulfur-Containing Amino Acids.
Annual Review of Biochemistry. Vol. 52: 187-222
Gornall, G., Bardawill, C., & David, M. 1949. Determination of Serum
Proteins by means of the Biuret Reaction. J. Biol. Chem., 177, 751-766.
Helmpkamp, G. K., Johnson, Jr., H. W. 1964. Selected Experiments in
Organic Chemistry. San Francisco: H. Freeman and Company. p. 128.
Karl H. Van Norman. 1909. The Biuret Reaction and the Cold Nitric Acid
Test in the Recognition of Protein. Biochem J. 1909; 4(3-4): 127135.
Wilcox, C. F., Wilcox, M. F. 1998. Experimental Organic Chemistry: A
Small Scale Approach. New York: Prentice Hall. P. 506