Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan uji karbohidrat dan protein, tetapi sebelumnya dilakukan isolasi kasein dan

laktosa dari susu. Kasein adalah protein utama dalam susu, suatu fosfoprotein. Kasein dalam susu berada dalam bentuk garam kalsium kaseinat. Kasein memiliki pH 6,6 sehingga kasein memiliki energi negatif dan larut sebagai garam. Jika asam ditambahkan, energi negatif dari lapisan terluar kasein menjadi setara oleh proton golongan fosfat dan protein dengan ion kalsium seperti reaksi: Ca-caseinate + 2H+ > casein + Ca2+ Kasein diisolasi terlebih dahulu dengan menambahkan asam asetat 10 % pada larutan susu dan dipanaskan. Kasein akan berupa gumpalan putih yang tidak berbau. Penambahan etanol pada gumpalan kasein bertujuan untuk mencuci sisa lemak yang masih menempel pada kasein. Dalam isolasi, kasein larut dalam air, alkohol dan eter namun tidak larut dalam etanol, senyawa alkali dan beberapa larutan asam. Kasein yang diperoleh lalu ditimbang dan diuji dengan berbagai reagen. Kadar kasein pada susu bubuk dapat diketahui dengan menghitung % rendemen dari produk kasein yang diperoleh. Kandungan kasein dalam susu bubuk diperkirakan sebesar 44 %. Uji yang dilakukan pada kasein adalah uji milon, ninhidrin, sulfur, reaksi dengan nitrit, uji biuret, dan uji xantoproteat. Uji millon dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa yang mengandung gugus hidroksi fenolik. Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Dari hasil percobaan, diketahui bahwa kasein tidak mengandung gugus hidroksi fenolik karena hasil uji yang didapat berbeda dengan tirosin. Uji ninhidrin merupakan reaksi yang digunakan untuk mendeteksi adanya asam amino dan protein yang mengandung gugus amina bebas. Reaksi positif dari uji ninhidrin ini adalah berupa warna biru tua atau kuning pucat saat dipanaskan. Hal ini ditunjukkan oleh kasein dan glisin saat direaksikan dengan reagen ninhidrin. Kasein memberikan warna ungu keruh kekuningan dan glisin memberikan warna ungu bening yang menunjukkan adanya asam -amino pada keduanya. Uji sulfur digunakan untuk mengidentifikasi adanya belerang dalam asam amino. Reaksi ini dapat dilakukan dengan penambahan timbale asetat dan basa. Reaksi Pbasetat dengan asam-asam amino tersebut akan membentuk endapan berwarna

kelabu, yaitu garam PbS. Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kasein dan sistein mengandung unsur S dalam molekulnya. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan warna pada sistein yang menjadi hitam bening dan terbentuk endapan hitam serta pada kasein yang berwarna putih keruh kehitaman yang mengindikasikan adanya timbale sulfide yang berwarna hitam. Reaksi dengan asam nitrit merupakan reaksi yang menunjukkan adanya amina primer pada protein yang diuji. Gelembung udara pada ketiga tabung reaksi sampel yang diuji menunjukkan adanya gas nitrogen yang terbentuk akibat reaksi niitrit ini. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan NH pada asam amino dalam protein. Senyawa yang memiliki -CO dan NH akan memberikan reaksi positif pada uji ini. Semua sampel yang diuji memberikan reaksi positif berupa warna ungu atau biru pada larutannya. Hal ini berarti urea dan kasein mengandung gugus -CO dan NH pada molekulnya. Inti benzena dapat ternitrasi oleh asam nitrat pekat menghasilkan turunan nitrobenzena. Fenilalanin, Tirosin, dan Triptofan yang mengandung inti benzena pada molekulnya juga mengalami reaksi dengan HNO3 pekat. Uji dengan asam nitrat ini dikenal dengan uji xantoproteat. Uji ini dapat mengidentifikasi adanya gugus aromatic pada suatu senyawa. Reaksi positif ditunjukkan oleh kasein pada uji nitrit ini, yang berupa warna orange pada larutannya. Sebelum ditambahkan basa, terdapat cincin orange pada tabung reaksi, dan setelah ditambahkan basa terbentuk endapan kuning pada larutan orange. Kedua hasil pengamatan tersebut mengindikasikan adanya gugus aromatic pada struktur molekul kasein. Ketika lemak dan protein telah dihilangkan dari susu, maka karbohidrat tertinggal dalam dadih dan terlarut dalam larutan. Karbohidrat utama dalam susu adalah laktosa. Laktosa diisolasi dengan menambahkan kalsium karbonat pada cairan sisa isolasi kasein. Penambahan karbon aktif pada proses isolasi laktosa bertujuan untuk mengadsorpsi pengotor yang tersisa. Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Selain uji molisch, karbohidrat dapat diuji dengan uji

benedict. Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Reagen Benedict digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan. Uji yang ketiga adalah uji Barfoed. Uji Barfoed mirip dengan uji Benedict, tetapi tujuannya untuk menentukan apakan suatu karbohidrat merupakan monosakarida atau disakarida. Reagen Barfoed bereaksi dengan monosakarida menghasilkan endapan tembaga (I) oksida dengan laju lebih cepat dari disakarida. Selain ketiga uji di atas, Tes-Tape (Glucotest) dapat dilakukan untuk menguji kandungan glukosa. Uji ini dinamakan uji hidrolisis glukosa. Glukosa oksidase mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk akan bereaksi dengan peroksidase menghasilkan oksigen yang mengoksidasi orto-toluidin menghasilkan produk berwarna hijau. Pada isolasi laktosa ini, tidak terbentuk kristal laktosa. Hal ini disebabkan karena larutan laktosa tersebut belum tepat jenuh dengan pelarutnya sehingga kristal tidak terbentuk. Laktosa yang direaksikan merupakan larutan laktosa pekat yang diuji dengan reagen molish untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Sampel yang diuji selain laktosa adalah glucose, fruktosa, sukrosa dan maltose. Semua sampel menunjukkan reaksi yang sama terhadap reagen molisch ini berupa warna pink bening pada larutan. Uji molisch yang dilakukan menunjukkan semua sampel yang diuji adalah karbohidrat. Karena keterbatasan praktikan dan waktu praktikum, laktosa dan beberapa sampel karbohidrat lainnya hanya diuji dengan reagen molisch.

Pengolongan Asam Amino

2 Votes

Ditinjau dari segi pembentukannya asam amino dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat atau disintesis dalam tubuh (asam amino esensial) dan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh (asam amino nonesensial). Atas dasar struktur ini asam amino dibagi dalam 7 kelompok, yaitu asam amino dengan rantai samping yang: 1. Merupakan rantai karbon yang alifatik; 2. Mengandung gugus hidroksil; 3. Mengandung atom belerang; 4. Mengandung gugus asam atau amidanya; 5. Mengandung gugus basa; 6. Mengandung cincin aromatik; 7. Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino.

L-asam-a Amino yang Terdapat dalam Protein


Kelompok (1) 1. Glisin (amino asam asetat) 2. Alanin (2-amino asam propanoat) 3. Valin (2-amino-3-metil asam butanoat) 4. Leusin (2-amino-4-metil asam pentanoat) 5.Isoleusin (2-amino-3-metil asam pentanoat) Kelompok (2) 1. Serin (2-amino-3-hidroksi asam propanoat)

2. Treonin (2-amino-3-hidroksi asam butanoat) Kelompok (3) 1. Sistein (2-amino-3-merkapto asam propanoat) 2. Metionin (2-amino-4metiltion asam butanoat) Kelompok (4) 1. Asam aspartat (asam amino suksinat) 2. Asparagin (2-amino-asam suksinamat) 3. Asam glutamat (2-amino asam glutarat) 4. Glutamin (2-amino asam glutaramat) Kelompok (5) 1. Arginin (2-amino-5-guanido asam valerat) 2. Lisin (2,6-diamino-asam heksanoat) 3. Hidroksilisin (2,6-diamino-5-hidroksi asam heksanoat) 4. Histidin (2-amino-1H-imidazol-4-asam propanoat) Kelompok (6) 1. Fenilalanin (2-amino-3-fenil asam propanoat) 2. Tirosin (2-amino-3-4-hidroksifenil asam propanoat) 3. Triftofan [2-amino-3-(3-indolil) asam propanoat] Kelompok (7) 1. Prolin (asam-2-pirolidin karboksilat) 2. 4-hidroksiprolin (4-hidroksi asam-2-pirolidin karboksilat)

Glisin adalah asam amino yang paling sederhana dan terdapat pada skleroprotein. Pada tahun 1820 Braconnot menemukan glisin dari hasil hidrolisis gelatin. Alanin, semua asam amino, kecuali glisisn dapat dianggap sebagai derivat alanin. Alanin diperoleh untuk pertama kalinya oleh Weyl dari hasil hidrolisis fibroin, yaitu protein yang terdapat pada sutera. Valin, leusin dan isoleusin, ketiga asam amino ini mempunyai gugus-R bercabang dan mempunyai sifat kimia yang hampir sama. Leusin dan isoleusin bahkan sukar dipisahkan. Asam-asam amino ini termasuk golongan asam amino esensial. Prolin, adalah asam amino heterosiklik yang dapat diperoleh dari hasil hidrolisis kasein. Kolagen mengandung banyak prolin dan hidroksiprolin. Fenilalanin, asam amino ini mempunyai gugus R aromatik dan tidak dapat disintesis dalam tubuh. Tirosin, molekul asam amino ini mempunyai gugus fenol dan bersifat asam lemah. Tirosin dapat diperoleh dari kasein, yaitu protein utama yang terdapat dalam keju. Triptofan, adalah suatu asam amino hetrosiklik yang mula-mula diperoleh dari hasil pencernaan kasein oleh cairan pankreas. Serin, merupakan asam aminoyang mempunyai gugus alkohol, diperoleh dari hasil hidrolisis gelatin yang terdapat pada sutera alam. Treonin, adalah homolog yang lebih besar dari serin dan termasuk dalam golongan asam amino esensial. Mula-mula treonin diisolasi dari hasil hidrolisis fibrin darah. Sistein, molekul asam amino ini mengandung gugus sulfhidril (-SH) yang cukup reaktif terutama pada proses dehidrogenasi. Dengan oksidasi dua molekul sistein akan berikatan dan membentuk molekul sistin. Metionin, diperoleh dari hasil hidrolisis kasein dan merupakan asam amino esensial. Gugus metil dalam molekul metionin dapat dipindahkan kepada molekul senyawa lain. Dengan demikian metionin berfungsi sebagai donor gugus metil. Glutamin, adalah suatu amida yang terdapat pada gliadin, yaitu protein pada terigu. Asparagin, terdapat pada konglutin dan legumin yaitu protein dalam tumbuhan. Asam glutamat dan aspartat, dapat diperoleh masing-masing daru glutamin dan asparagin. Gugus amida yang terdapat pada molekul glutamin dan asparagin dapat diubah menjadi gugus karboksilat melalui proses hidrolisis dengan asam atau basa.

Lisin, asam amino ini bersifat basa karena gugus NH2 lebih dari satu, artinya pada rantai samping terdapat pula gugus NH2. Asam ini mula-mula diisolasi dari hasil hidrolisis kasein oleh Drechsel pada tahun 1889. Arginin, diberi nama demikian karena untuk pertama kali diisolasi dalam bentuk garam perak (argentum) dari hasil hidrolisis tanduk pada tahun 1895. Seperti lisin, arginin juga mempunyai sifat basa. Histidin, diperoleh adri hasil hidrolisis protein yang terdapat pada sperma suatu jenis ikan (kaviar) dan juga dari protein jaringan (histion= jaringan). Asam amino in juga mempunyai sifat basa.

Anda mungkin juga menyukai