Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI 2
“EKSTRAKSI DAGING BUAH KELUBI (Eleiodoxa conferta) MENGGUNAKAN
METODE MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION (MAE)”

Dosen Pengampu : 1. Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm., Apt


2. Yulianita, M.Farm.
3. Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt.
4. Marybeth Tri R.H, M.Farm., Apt
5. Fitria Dewi Sulistyono, M.Si
Asisten Dosen : 1. Dede Nuraliyansyah
2. Riffa Kurnia Meidistina
3. Rani Meiliana W
4. Fitria Agnes Dharmayanti
5. Triyola Novriza
6. Yoanita Dwi Kushandayani

Disusun Oleh :
Lydia Evangelista
066119199
4F

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mengetahui prinsip dasar dari metode Microwave Assited Extraction
2. Mengetahui cara kerja dari metode Microwave Assited Extraction
1.2 Dasar Teori
Kelubi atau asam paya banyak tumbuh dilingkungan lembab hutan berpayau di
tepi sungai atau rawa. Kelubi banyak ditemukan di wilayah Malaysia dan Indonesia
(khususnya Sumatera) (Lim, 2012). Kelubi merupakan tanaman yang mirip dengan
tanaman nipah (Nypa fruticans) yang dapat mencapai ketinggian maksimal hingga 5
meter. Ciri daunnya mempunyai warna hijau lurus dengan susunan saling berhadapan
dengan panjang sekitar 1,5 m dan lebar sekitar 3-5 cm. Pelepah daun keluar dari batang
perdu dan dapat mencapai 3-4 meter. Pelepah daun ditutupi oleh duri dengan panjang
antara 5-7 meter. Ppelepah akan mati setelah ketiak pelepah mengeluarkan bunga dan
daun. Akar tanaman ini berupa akar serabut, dan antar batang tumbuh rapat (Mohamad
dkk., 2018). Buah kelubi (Eleiodoxa conferta) telah dilaporkan mengandung 82,2 % air,
0,8 % protein, 3,1% lemak, 11,8% karbohidrat, 11,8% serat, dan kadar abu 0,7 %.
Selain itu, buah kelubi juga mengandung mineral dan vitamin seperti K 227 mg, Ca 26
mg, Mg 22 mg, P 10 mg, Fe 5,5 mg, Zn 8,9 ppm, Mn 5 ppm, Cu 2,9 ppm, dan vitamin
C 0,6 mg (Lim, 2012). Buah kelubi (Eleiodoxa conferta) ini juga dilaporkan
mengandung antosianin dalam ekstrak etanol dan digunakan sebagai dye-sensitized
solar cells (DSSCs) dengan efisiensi 1,00 % (Atisanto 2017)
Microwave assisted extraction (MAE) merupakan metode ekstraksi non
konvensional yang digunakan untuk mengekstraksi senyawa bioaktif dari berbagai
tanaman karena mempunyai keuntungan seperti tingkat pengeringan yang lebih tinggi,
efisiensi energi lebih tinggi, pelarut yang digunakan lebih sedikit dan waktu ekstraksi
cepat. Interaksi dipol antara molekul air dan pelarut pada microwave menyebabkan suhu
dan tekanan pelarut naik, sehingga terjadi difusi dari sampel ke pelarut dengan
kecepatan ekstraksi yang tinggi(Calinescu 2001). MAE berperan penting dalam
mengekstraksi flavonoid juga senyawa metabolit sekunder lain seperti antosianin,
polifenol, dan flavonoid. Kondisi ekstraksi pada bahan alam dapat berbeda dipengaruhi
oleh beberapa parameter, seperti pelarut yang digunakan, pengocokan, waktu ekstraksi,
rasio solut/pelarut dan suhu. Metode MAE menggunakan pelarut yang berbeda dapat
mengekstraksi senyawa fenolik seperti flavonoid lebih efektif dengan recovery dan
kualitas yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional (sokletasi, maserasi atau
metode lainnya) (Dahmoune 2015)
Inovasi teknologi pengolahan pangan yang tengah berkembang
ialah Microwave-assisted extraction (MAE). Recovery senyawa bernilai tinggi dari
limbah perikanan akan mudah dilakukan dengan menggunakan teknologi
ini. Microwave adalah salah satu gelombang elektromagnetik, dengan interval panjang
gelombang antara 1 mm hingga 1 m dan interval frekuensi antara 300 MHz dan 300
GHz. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh microwave bersifat seperti
magnet yang memiliki 2 ion kutub (positif dan negatif). Bahan yang mengandung ion
positif dan negatif seperti air, lemak, gula akan ikut berputar ketika gelombang mikro
berputar akibat adanya gaya tolak kutub yang sama. Putaran / frekuensi golombang
miko umumnya sebesar 2450 kali per detik menyebabkan molekul air dan lemak yang
berputar sedemikian cepat akan menghasilkan gesekan sehingga menimbulkan panas.
Model teknologi MAE diilustrasikan pada Gambar 1. Peningkatan suhu selama proses
MAE mengakibatkan kenaikan proses evaporasi cairan dalam sel dan terjadi
peningkatan tekanan. Hal ini memberikan efek perubahan porositas dinding sel.
Peningkatan porositas matrik sel biomaterial yang dikombinasikan dengan kenaikan
suhu serta tekanan mendorong terjadinya transfer massa. Efisiensi proses MAE
dipengaruhi beberapa variabel diantaranya daya keluaran microwave, frekuensi, kadar
air bahan, siklus ekstraksi, waktu proses, tekanan, viskositas,ukuran sampel dan bahan
pelarut alami. (Jain 2009)

BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Beaker glass
2. Blender
3. Microwave untuk ekstraksi
4. Wadah ekstraksi
2.1.2 Bahan
1. Etanol
2. Sampel (serbuk daging buah kelubi)
2.2 Cara Kerja
1. Disiapkan serbuk simplisia yang akan diekstrak
2. Dimaasukan ke dalam beaker glass ukuran 500 ml
3. Ditambahkan 200 ml pelarut sesuai tujuan ekstraksi
4. Disiapkan Microwave, disetting daya yang dinginkan, disetting waktu yang
diinginkan
5. Dimasukan beaker glass atau wadah ekstraksi ke dalam microwave, tutup microwave,
lalu ditekan tombol start
6. Dilakukan pembagian waktu ekstraksi: jika waktu ekstraksi misalnya 20 menit.
Setting waktu di microwave selama 5 menit. Keluarkan beaker glass dari microwave
dan biarkan dingin. Setelah dingin, lakukan ekstraksi 5 menit berikutnya. Lakukan 4
kali sehingga total waktu ektraksi menjadi 20 menit.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan

Waktu Ekstraksi Microwave Pelarut Rendemen


1200 W
MARS 6 dari CEM
20 menit Etanol 34,766%
(2450 HMz)
60℃
3.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan ekstraksi pada tanaman daging buah kelubi
(Eleiodoxa conferta). Buah kelubi memiliki banyak sekali manfaat dan kandungan,
salah satunya adalah sebagai antioksidan yang kuat. Metode yang digunakan dalam
ekstraksi kali ini adalah Microwaved Assisted Extraction (MAE). MAE merupakan
ekstraksi yang memanfaatkan radiasi gelombang mikro untuk mempercepat ekstraksi
selektif melalui pemanasan pelarut secara cepat dan efisien. Menurut beberapa hasil
penelitian, MAE meningkatkan efisiensi dan efektifitas ekstraksi bahan aktif berbagai
jenis rempah-rempah, tanaman herbal, dan buah-buahan. Gelombang mikro mengurangi
aktivitas enzimatis yang merusak senyawa target. Panas radiasi gelombang mikro
memanaskan dan menguapkan air sel bahan. Tekanan pada dinding sel meningkat.
Akibatnya, sel membengkak (swelling). Tekanan mendorong dinding sel dari dalam,
meregangkan, dan memecahkan sel tersebut. Rusaknya matrik bahan mempermudah
senyawa target keluar dan terekstraksi.
Sebelum diekstraksi, buah kelubi dijadikan serbuk terlebih dahulu untuk
memperkecil ukuran partikel sehingga luas permukaan semakin besar dan
meningkatkan kantak antara senyawa dengan pelarut. Setelah itu microwave disetting,
pada percobaan ini daya yang digunakan pada microwave adalah 1200 watt dengan
suhu 60℃,dengan waktu ekstraksi 20 menit karenda microwave yang digunakan
menggunakan kondensor. Kemudian pelarut yang digunakan adalah etanol karena
berdasarkan literatur, etanol dapat menarik senyawa yang terkandung dalam buah kelubi
cukup baik dan titik didih nya juga rendah.
Prinsip dari MAE adalah merusak dinding sel dengan gelombang mikro dan
radiasi dari microwave sehingga sel membengkak dan pecah kemudian terjadi ekstraksi.
Metode MAE sendiri mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah
waktu ekstraksi dan kebutuhan pelarut yang relatif rendah dibanding ekstraksi
konvensional. Kerugian pada metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa
yang termolabil karena akan menyebabkan degradasi atau rusaknya senyawa.
Proses pencampuran dengan bantuan microwavemenyebabkan terjadinya
perubahan suhu pada bahan yaitu suhu bahan awal dan suhu bahan akhir. Hal ini
disebabkan oleh adanya pemanasan dengan microwavemengakibatkan gelombang
mikro yang dipancarkan bergesekan dengan bahan yang dapat mengubah energi
elektromagnetik menjadi panas sehingga terjadinya perubahan suhu. Semakin lama
waktu ekstraksi bahandan semakin tinggi power input microwave, maka suhu bahan
akan semakin tinggisehingga bobot menjadi menurun karena proses penguapan. Setelah
diberi perlakuan, hasil filtrat kemudian dikentalkan menggunakan rotatory evaporator
untuk mendapatkan ekstrak kental dan untuk menghilangkan pelarut yang digunakan
pada saat ekstraksi dan dihitung rendemen ekstrak yang didapatkan. Pada praktikum ini
didapatkan rendemen ekstrak sebesar 34,766%, hasil ini sudah cukup tinggi
dibandingkan menggunakan ekstraksi konvensional.

DAFTAR PUSTAKA
Atisanto, S. V., Mulyani, S., Triani, I.G. A. L.2017. Pengaruh Jenis Pelarut dan Suhu
Pengeringan Terhadap Karakteristik Ekstrak pada Buah Kelubi (Eleiodoxa
conferta). Jurnal Dari Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 5(3), 35-44.
Calinescu, I., C. Ciuculescu, M. Popescu, S. Bajenaru, G. Epure. 2001. Microwaves
Assisted Extraction of Active Principles from Vegetal Material. Romanian
International Conference on Chemistry and Chemical Engineering, 12, 1-6.
Jain, T., V. Jain, R. Pandey, A. Vyas, S. S. Shukla. 2009. Microwave Assisted
Extraction for Phytoconstituents – An Overview. Asian Journal Research
Chemistry , 1 (2), 19-25.
Dahmoune, F. 2015. Optimization of Microwaveassisted Extraction of Polyphenols
From M. Communis L. leaves. Food Chemistry, 166, 585-595

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai