Disusun oleh:
FEBRUARI/2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…i
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan…………...............…………………..................……………....................1
1.3. Teori...................………………………….......................…………….…..….......1
BAB II ISI
3.1. Kesimpulan.....................………………………………….............................…..11
DAFTAR PUSTAKA…...…….......……………………………....................……………...12
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Mengetahui bagaimana mekanisme kerja ekstraksi berbantu microwave.
Mengetahui keuntungan dan kerugian menggunakan teknik ekstraksi tersebut.
1.3. Teori
Ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diperoleh
dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat, menggunakan menstrum yang
cocok, uapkan semua atau hampir semua dari pelarutnya dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk
ditetapkan standarnya (Ansel, 1989).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan
pelarut yang sesuai. Seiring majunya teknologi, metode ekstraksi semakin bertambah. Mulai dari
ekstraksi dengan metode yang sederhana hingga metode yang memiliki lebih banyak
keunggulan/kelebihan dibandingkan dengan metode ekstraksi yang ada sebelumnya. Metode
ekstraksi di antaranya yaitu, Maserasi, Perkolasi, Sokletasi, Destilasi, Fluida Super Kritis,
Microwave, dan Ultrasonik.
Dari beberapa metode ekstraksi di atas, yang dibahas dalam makalah ini adalah ekstraksi
dengan metode Microwave, dimana yang dikenal dengan sebutan Microwave Assisted Extraction
(MAE). MAE merupakan ekstraksi bahan aktif dari suatu bahan baku menggunakan pelarut cair
dengan bantuan gelombang mikro. Ekstraksi bantuan microwave ini terbagi lagi dengan beberapa
jenis metode MAE dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
BAB II
ISI
Perpindahan energi dari gelombang mikro pada material dikarenakan oleh mekanisme
dipolar polarization, ionicconduction, dan inuterfacial polarization yang menyebabkan superheating
secara cepat pada material. Jika sebuah molekul terkena radiasi gelombang mikro maka dipole
mencoba untuk mensejajarkan dengan bentuk gelombang mikro. Jika gelombang mikro terus
dipancarkan secara cepat (oscillating), dipole akan secara terus menerus mengikuti gerak gelombang
tersebut. Pergantian orientasi dari molekul tersebut akan menyebabkan gesekan dan akan
menimbulkan panas. Dewasa ini, teknologi mikrowave tidak hanya diaplikasikan pada pengolahan
bahan makanan. Salah satu aplikasi yang saat ini sedang banyak dikaji adalah untuk isolasi minyak
atsiri dari bahan tanaman menggantikan teknologi konvensional seperti distilasi uap
(hydrodistillation), ekstraksi dengan lemak (enfleurage), dan ekstraksi pelarut (solvent extraction)
(Guenther, 1948).
Panas radiasi gelombang mikro memanaskan dan menguapkan air sel bahan. Tekanan pada
dinding sel meningkat. Akibatnya, sel membengkak (swelling). Tekanan mendorong dinding sel
dari dalam, meregangkan, dan memecahkan sel tersebut (Calinescu et al., 2001). Rusaknya matrik
bahan mempermudah senyawa target keluar dan terekstraksi (Jain et al., 2009). Menurut Mandal et
al. (2007), radiasi gelombang mikro pada kulit jeruk terbukti meningkatkan tingkat kerusakan sel
dan jumlah pektin terlarut.
Hal ini memungkinkan ekstraksi bahan kering dengan MAE karena masih terdapat
beberapa sel bahan yang mengandung air (moisture) dalam jumlah sangat kecil. Perusakan sel
semakin efektif dengan penggunaam pelarut bernilai faktor disipasi
tinggi (Kaufmann dan Christen, 2002). Namun, penggunaan suhu tinggi tidak aplikatif untuk
senyawa target termolabil. (Calinescu et al., 2001) Untuk melindungi senyawa target yang tidak
stabil pada panas, digunakan pelarut transparan terhadap gelombang mikro seperti heksana dan
klorofom (Mandal et al., 2007).
Suhu tinggi radiasi gelobang mikro menghidrolisis ikatan eter pada konstituen dinding sel
tanaman, yaitu selulosa. Dalam waktu yang singkat, selulosa berubah menjadi fraksi terlarut. Suhu
tinggi pada dinding sel bahan juga meningkatkan dehidrasi selulosa dan menurunkan kekuatan
mekanis selulosa. Akibatnya, pelarut lebih mudah mengakses senyawa target dalam sel. Dalam
studi kerusakan sel akibat berbagai metode ekstraksi terhadap tembakau, metode MAE
menunjukkan tingkat kerusakan sel yang lebih tinggi dibanding metode ekstraksi refluksasi panas
(heat-reflux) akibat kenaikan suhu dan tekanan dalam sel secara signifikan (Mandal et al., 2007).
Migrasi ion terlarut akibat radiasi gelombang mikro memudahkan penetrasi pelarut ke
matriks bahan. Pemanasan molekul air dalam sistem kelenjar dan pembuluh tanaman misalnya. Hal
ini menyebabkan panas terlokalisir. Akibatnya terjadi pengembangan volume dan perusakan
sel. (Mandal et al., 2007).
Beberapa jenis bahan dapat diekstrak secara simultan dan mengasilkan hasil rendemen
menyerupai performansi SFE. Sebaliknya, diperlukan kondisi ekstraksi yang tepat dalam
menggunakan pelarut mudah terbakar ataupun ekstrak bersenyawa termolabil dalam pelarut
berfaktor disipasi tinggi (Salas et al., 2010).
Inovasi lain, penyulingan uap mikro (MSD), dikembangkan pada tahun 2008
oleh Chemat dkk. Prosesnya didasarkan pada prinsip distilasi uap konvensional di
mana radiasi gelombang mikro hanya diterapkan pada reaktor ekstraksi
Sistem pendinginan dan bagian yang diperkirakan bisa memulihkan esens
terletak di luar oven. Metode ini digunakan untuk ekstraksi minyak esensial lavender
(L. angustifolia Mill.).
Peningkatan SFME diusulkan oleh Wang et al. di tahun 2006 [31]. Metode ini
terletak pada penggunaan perakitan ekstraksi pelarut bebas yang dibantu oleh gelombang
mikro di mana serbuk besi karbonil (CIP) ditambahkan dan dicampur dengan matriks
kering di bagian bawah reactor. Partikel sferis besi karbonil (CIP) mampu menyerap
sebagian energi microwave yang dipancarkan dan mengembalikannya di tengah sebagai
bentuk panas. Dengan demikian, matriks dapat dipanaskan dengan konduksi sederhana
tanpa energi tambahan. Berbagai jenis bahan seperti grafit (serbuk grafit), karbon aktif
(serbuk karbon aktif), dan cairan ionik (1-heksil-3-methylimidazolium heksa
fluksosofosfat) dapat menyerap radiasi microwave. Proses SFME yang lebih baik
diterapkan pada berbagai jenis tanaman kering dan segar seperti rempah-rempah, jeruk,
dan herba aromatik.
D. Microwave Hydrodiffusion and Gravity (MHG)
Ekstraksi microwave hydrodiffusion and gravity (MHG) dipatenkan oleh
Chemat dkk. di tahun 2008. Proses ini dirancang untuk ekstraksi minyak esensial yang
berbeda matriks dengan hidrodifusi melalui radiasi gelombang mikro pada tekanan
atmosfer.
Sistem MHG pada dasarnya terdiri dari empat bagian: satu reaktor dimana
matriks olahan ditempatkan, oven microwave, sistem pendingin, dan esensi wadah
dimana minyak esensial dipulihkan. Teknik ini terdiri dari menempatkan matriks di
dalam reaktor di dalam microwave oven tanpa menambahkan air atau pelarut organik.
Microwave menginduksi pemanasan air yang terkandung dalam matriks, yang
memungkinkan penghancuran sel-sel yang mengandung minyak esensial. Minyak atsiri,
serta air internal matriks, dilepaskan dan dipindahkan dari dalam ke luar tanaman: inilah
fenomena hidrodifusi. Sistem pendingin diletakkan di luar microwave oven
memungkinkan kondensasi distilat. Proses ini telah diterapkan pada berbagai jenis
tanaman seperti tanaman aromatik dan citrus.
1. Pengurangan waktu yang signifikan. Waktu ekstraksi biasanya berkisar antara beberapa
detik sampai beberapa menit (15-20 menit).
2. Mengurangi penggunaan pelarut. Dalam MAE hanya beberapa milliliter pelarut yang
diperlukan
3. Meningkatkan hasil ekstraksi.
4. Memberikan akurasi dan presisi yang lebih baik
5. Cocok untuk unsur termolabil.
6. Dapat mengekstrak konstituen kecil termasuk residu logam berat dan pestida dari
beberapa milligram sampel tanaman.
7. Instrumental set up seperti Soxwave menggabungkan keuntungan fitur soxhlet dan
microwave, sehingga membuat ekstraksi lebih menarik. (Mandal, 2007)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ansel, H.C. Popovich, N.G. and Allen., L.Jr., 1995, Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery
Systems. 6th, Lea and Febriger,
Calinescu, I., Ciuculescu, C., Popescu, M., Bajenaru, S., & Epure, G. (2001). Microwaves Assisted
Extraction of Active Principles from Vegetal Material. Romanian International Conference on Chemistry
and Chemical Engineering, 12, 1-6.
Chemat, F. dkk. 2013. Microwave Assisted Extraction for Bioactive Compounds: Theory and Practice.
New York: Springer Science+Business
Media
Guenther, E., (1987), Essential oil, Robert E. Krieger Publishing Co., Inc. New York.
Jain, T., Jain, V., Pandey, R., Vyas, A., & Shukla, S. S. (2009). Microwave Assisted Extraction for
Phytoconstituents – An Overview. Asian Journal Research Chemistry , 1 (2), 19-25.
Kaufmann, B., & Christen, P. (2002). Recent Extraction Techniques for Natural Products: Microwave-
assisted Extraction and Pressurised Solvent Extraction. Phytochemical Analysis , 13, 105-113.
Mandal, V., Mohan, Y., & Hemalatha, S. (2007, January-May). Microwave Assisted Extraction – An
Innovative and Promising Extraction Tool for Medicinal Plant Research. Pharmacognosy Reviews , 1 (1),
pp. 7-18.
Salas, P. G., Aranzazu, M.-S., Antonio, S.-C., & Alberto, F.-G. (2010, December 3). Phenolic-Compound-
Extraction Systems for Fruit and Vegetable Samples. Molecules , 15, pp. 8813-8826
Yu, Sun dkk. 2016. Comparison Of Microwave Assisted Extraction With Hot Reflux Extraction In
Acquirement And Degradation Of Anthocyanin From Powdered Blueberry. College of
Engineering, Northeast Agricultural University, Harbin 150030: China.