FARMAKOGNOSI 2
“EKSTRAKSI MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION”
PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN KONSENTRASI ETANOL
MENGGUNAKAN METODE MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION (MAE)
TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RAMBUT JAGUNG (Zea
mays L.)
Disusun Oleh :
Nabila Aulia Permata Sukma
066119075
4 C Farmasi
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Melakukan ekstraksi Microwave Assisted Extraction pada simplisia Rambut
Jagung (Zea mays L)
METODE KERJA
3.2 Perhitungan
-
3.3 Pembahasan
Microwave Assisted Extraction (MAE) adalah teknik untuk mengekstraksi
bahan – bahan terlarut di dalam sampel menggunakan pelarut air dengan bantuan
energi gelombang mikro. Keunggulan MAE sebagai metode ekstraksi adalah
meminimalkan penggunaan pelarut organik, efisiensi waktu, dan sebagai metode
ektraksi yang ramah lingkungan.Transesterifikasi dapat dilakukan secara efektif
dan efisien dengan bantuan radiasi gelombang mikro, hal ini dikarenakan fenomena
konduksi ionik dan rotasi dipol menyebabkan peningkatan panas serta absorpsi
energi gelombang mikro selektif terhadap molekul polar.
Prinsip ekstraksi dengan microwave adalah radiasi elektromagnetik dengan
frekuensi 0,3 – 300 GHz, yang ditransmisi sebagai gelombang, dapat mempenetrasi
biomaterial dan berinteraksi dengan senyawa polar seperti air dalam biomaterial
untuk menciptakan panas. Pemilihan solven untuk MAE tergantung dari kelarutan
dari ekstrak yang diinginkan dan sifat penyerapan microwave dari solven yang
ditentukan dari konstanta dielektriknya. Biasanya solven yang digunakan memiliki
konstanta dielektrik tinggi dan banyak menyerap energi microwave, seperti etanol,
methanol, dan air.
Kecocokan pelarut untuk ekstraksi bahan dinilai dari kepolaran bahan yang
akan diekstraksi. Etanol atau etil alkohol (C2H6O) termasuk kelompok hidroksil
yang memberikan polaritas pada molekul dan mengakibatkan meningkatnya ikatan
hidrogen intermolekuler.
Metode Ekstraksi Microwave Assisted Extraction dibandingkan metode
ekstraksi yang lain memiliki beberapa kelebihan antara lain : dapat menyelesaikan
ekstraksi dalam beberapa menit lebih cepat dibandingkan metode ekstraksi yang
lain, penggunaan solvent yang sedikit sehingga mengurangi biaya pembelian
pelarut dan pembuangan sisa pelarut, MAE menghasilkan ekstrak dengan yield
lebih besar daripada metode ekstraksi yang lain, menggunakan energi listrik lebih
kecil dibandingkan metode ekstraksi yang lain.
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Metode Ekstraksi Microwave
Assisted Extraction (MAE) (Mandal et al., 2007)
1. Volume pelarut
Volume pelarut harus cukup untuk memastikan bahwa solid selalu terendam dalam
seluruh pelarut selama iradiasi berlangsung. Semakin tinggi volume pelarut maka
semakin besar yield yang dihasilkan dalam metode ekstraksi konvensional. Namun,
dalam MAE semakin tinggi volume pelarut maka semakin kecil yield yang
dihasilkan. Hal ini disebabkan karena dengan jumlah pelarut yang jauh lebih
banyak dibandingkan jumlah solid yang sedikit, pelarut akan lebih banyak
menyerap energi microwave yang besar untuk menaikkan suhunya, sedangkan
solid hanya menyerap sisa energi microwave yang ada. Hal ini menyebabkan tidak
semua senyawa fenolik dapat keluar dari sel buah stroberi sehingga senyawa
fenolik tidak dapat terekstrak dengan sempurna.
2. Waktu radiasi
Semakin lama waktu ekstraksi menyebabkan waktu radiasi dalam microwave
semakin lama sehingga pelarut akan menyerap energi microwave yang lebih
banyak. Namun dengan waktu radiasi yang terlalu lama maka analit akan
terdegradasi oleh panas yang dihasilkan oleh energi microwave. Oleh karena itu,
ekstraksi MAE harus dilakukan dengan waktu radiasi yang optimum.
3. Power microwave
Semakin besar power microwave yang digunakan dalam ekstraksi MAE, maka
semakin cepat pecahnya dinding sel karena jika digunakan power yang lebih tinggi
maka suhu akan naik dengan cepat, sehingga analit yang diinginkan lebih cepat
keluar dari dalam sel dan berdifusi ke dalam pelarut. Besar power microwave harus
dipilih dengan benar untuk menghindari kenaikan suhu yang sangat tinggi, yang
dapat menyebabkan analit terdegradasi.
4. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel berarti semakin besar luas permukaan kontak antara
partikel dan pelarut selama iradiasi dalam ekstraksi MAE.
5. Suhu
Semakin tinggi suhu ekstraksi berarti semakin besar tekanan internal pada sel
partikel sehingga dinding sel cepat pecah dan analit dari dalam sel akan keluar larut
dalam pelarut. Pada ekstraksi MAE diperlukan suhu yang optimum untuk menjaga
agar analit tidak terdegradasi oleh panas yang dihasilkan energi microwave.
Namun MAE juga memiliki kekurangan yaitu masih diperlukan proses
lanjutan berupa sentrifugasi ataupun filtrasi untuk memisahkan residu padat yang
dihasilkan, efisiensi MAE akan menjadi sangat rendah jika senyawa target dan
media pelarutnya bukan berupa senyawa polar dan atau senyawa volatile
Rasio bahan pelarut juga faktor kritis dalam proses ekstraksi. Prinsip
utamanya adalah volume pelarut harus mencukupi untuk memastikan bahwa bahan
telah tercelup seluruhnya ke dalam pelarut selama proses iradiasi. Secara umum,
rasio bahan pelarut terhadap matriks padatan yang lebih rendah lebih efektif pada
metode ekstraksi konvensional. Sebaliknya, rasio yang tinggi akan menurunkan
rendemen ekstrak karena diperlukan proses pengadukan (stirring) pelarut terhadap
gelombang mikro. Penelitian-penelitian sebelumnya melaporkan bahwa jumlah
bahan dan volume pelarut yang dipakai dalam ekstraksi MAE berkisar antara
miligram dan mililiter (dalam skala laboratorium) dengan aplikasi rasio optimum
10:1 (ml/mg) hingga 20:1 (ml/mg). Efisiensi pemanasan pelarut oleh gelombang
mikro juga perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi tingkat evaporasi
pelarut.
Berdasarkan data pengamatan dapat dilihat bahwa rendemen terbesar
diperoleh dari hasil ekstraksi dengan etanol 90% dengan waktu 18 menit yaitu
sebesar 24,54% sedangkan rendemen terendah diperoleh dari hasil ekstraksi dengan
etanol 30% dengan waktu 8 menit yaitu 13,96%. Hal tersebut menyatakan bahwa
semakin tinggi konsentrasi etanol dan semakin lama waktu ekstrasi maka akan
meningkatkan rendemen ekstrak rambut jagung. Konsentrasi etanol mempengaruhi
polaritas etanol yang digunakan. Kesesuaian polaritas pelarut dengan senyawa yang
akan dilarutkan memaksimalkan ekstraksi yang dilakukan. Handayani et al., (2014)
menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi etanol maka rendemen ekstrak yang
dihasilkan akan semakin tinggi dan semakin lama waktu ekstraksi maka
kesempatan bahan kontak dengan pelarut akan semakin besar sehingga rendemen
hasil ekstraksi juga akan bertambah.
BAB IV
KESIMPULAN
Bushman, B.S. 2002. The Genetic Basis of Chlorogenic Acid Synthesis in Maize.PhD
Dissertation University of Missouri-Columbia, USA
Faesal. 2013. Pengolahan Limbah Tanaman Jagung Untuk Pakan Ternak Sapi Potong.
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang
Pertanian, Jakarta
Hu, Q. L. and Z. Deng. 2011. Protective effects of flavonoids from corn silk on oxidative
stress induced by exhaustive exercise in mice. African Journal of Biotechnology
10: 3163–3167
Liu, J., C. Wang, Z. Wang, C. Zhang, S. Lu dan J. Liu. 2011. The antioxidant and free
radical scavenging activities of the extract and fraction from cornsilk (Zea mays
L.) and related flavone glycosides. Food Chemistry 126(1): 261-269
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan ISSN : 2527-8010 (ejournal)
Vol. 8, No.1, 94-103, Maret 2019
ABSTRACT
This research was conducted to determine effect of the extraction time and ethanol concentration on
antioxidant activity of corn silk extract and to obtain extraction time and ethanol concentration using Microwave
Assisted Extraction (MAE) that can produce extract with the highest antioxidant activity. The experimental
design used in this research was a completely randomize design, which consisted of two factors. The fisrt factor
was the concentration of ethanol which consisted of 5 level that namely ethanol 30%, 45%, 60%, 75%, and 90%.
The second factor was the time of extraction which consisted of 3 level namely 8, 13 and 18 minutes. Data were
analyzed with analysis of variance that followed by Duncan test. The result showed that the best treatment of
corn silk extract is extraction by ethanol 90% for 18 minutes using MAE which the highest resulted rendemen
was 24.54%, total phenol was 159.65 mg GAE/g extract, total flavonoid was 149 mgQE/g extract, antioxidant
activity was 70.18%, and the IC50 value 64.806 ppm.
*Korespondensi Penulis:
Email: rai_widarta@yahoo.com 1)
94
Kristanti, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
95
Vol.8, No.1, Maret 2019. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi …
96
Kristanti, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
24,54 a
25 22,79 cd 23,63 b
23,23 bc
21,64 e 22,53 d 22,61 d
21,33 e 20,26 f
Rendeme 20 20,15 f
n Ekstrak 19,13 g
18,27 h 17,18 i
(%) 15
14,63 j
13,96 k
10 Etanol 30%
Etanol 45%
5 Etanol 60%
Etanol 75%
Etanol 90%
0
8 13 18
Waktu ekstraksi (menit)
Gambar 2. Rendemen ekstrak rambut jagung (%)
Keterangan: Notasi yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat menit yaitu 13,96%. Hal tersebut menyatakan
bahwa rendemen terbesar diperoleh dari hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi etanol dan
ekstraksi dengan etanol 90% dengan waktu 18 semakin lama waktu ekstrasi maka akan
menit yaitu sebesar 24,54% sedangkan meningkatkan rendemen ekstrak rambut
rendemen terendah diperoleh dari hasil jagung.
ekstraksi dengan etanol 30% dengan waktu 8
97
Vol.8, No.1, Maret 2019. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi …
180
160
140,61 b 159,39 a
140 132,45 c
Total 120,41 e
120 128,16 d
Fenol 107,96 f
109,69 f 109,90 f
(mg 100 107,76 f
89,80 h 96,94 g
GAE/g 84,08 i
ekstrak) 80 75,41 j 86,63 hi
60 74,18 j
Etanol 30%
40 Etanol 45%
Etanol 60%
20 Etanol 75%
Etanol 90%
0
8 13 18
Waktu Ekstraksi (menit)
Gambar 4. Total fenol ekstrak rambut jagung (mg GAE/g ekstrak)
Keterangan: Notasi yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Kenaikan waktu proses ekstraksi yang keluar dari bahan, sementara semakin
digunakan akan meningkatkan penetrasi sedikitnya waktu ekstraksi yang digunakan
pelarut ke dalam bahan sehingga pelarut akan mempersulit pelarut untuk menembus
semakin mudah untuk menarik zat-zat kimia dinding-dinding pada bahan (Tambun et al.,
98
Kristanti, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
2016). Pada ekstraksi lengkuas merah kesesuaian polaritas pelarut dengan bahan
menggunakan pelarut etanol 96% juga akan meningkatkan proses ekstraksi pada
didapatkan bahwa kandungan total fenol bahan. Nisa et al., (2014) menyatakan bahwa
semakin meningkat seiring dengan semakin pada ekstraksi daun sirih merah, kenaikan
lama waktu ekstraksi sampai titik optimum konsentrasi etanol berbanding lurus dengan
(Tambun et al., 2016). Waktu ekstraksi total fenol yang diperoleh.
terbaik pada penelitian ini adalah 18 menit.
Hal serupa juga dilaporkan oleh Graziani et Total Flavonoid
al., (2010) yang menyatakan bahwa waktu 18 Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
menit juga merupakan waktu optimum untuk interaksi waktu ekstraksi dan konsentrasi
etanol dalam ekstraksi rambut jagung
memperoleh total fenol terbaik pada Crocus
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
sativus. total flavonoid. Grafik hasil interaksi antara
Konsentrasi etanol yang meningkat konsentrasi etanol dan waktu ekstraksi
mengakibatkan polaritas pelarut yang terhadap total flavonoid pada ekstrak rambut
menurun akan meningkatkan total fenol. jagung dapat dilihat pada Gambar 4.
Handayani et al., (2014) menyatakan bahwa
180
160 149,95 a
145,825 b
140 126,45 d 136,7 c
Total 120 111,7 f 125,7 d 121,825 e
Flavono 105,825 g 114,2 f
100 98,325 h 105,575 g
id (mg 89,45 i
QE/g 80 75,2 j 87,45 i Etanol 30%
ekstrak) 60 67,95 k Etanol 45%
Etanol 60%
40
Etanol 75%
20 Etanol 90%
0
8 13 18
Waktu Ekstraksi (menit)
Gambar 4. Total flavonoid ekstrak rambut jagung (mg QE/g ekstrak)
Keterangan: Notasi yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05)
99
Vol.8, No.1, Maret 2019. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi …
(2015) menyatakan bahwa waktu ekstraksi mempengaruhi hasil ekstraksi bahan karena
yang terlalu singkat akan menyebabkan tidak senyawa target yang akan diekstrak akan
semua senyawa dapat terekstrak dari bahan. mudah larut pada tingkat polaritas yang sama.
Winata dan Yunianta., (2015) menyatakan
bahwa semakin lama waktu ekstraksi, Aktivitas Antioksidan
kuantitas bahan yang terekstrak juga semakin Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
meningkat dikarenakan kesempatan untuk interaksi waktu ekstraksi dan konsentrasi
bersentuhan antara bahan dengan pelarut etanol dalam ekstraksi rambut jagung
semakin besar sehingga hasilnya akan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
bertambah sampai titik jenuh larutan. Hasil aktivitas antioksidan. Grafik hasil interaksi
penelitian menyatakan bahwa konsentrasi antara konsentrasi etanol dan waktu ekstraksi
etanol yang meningkat akan meningkatkan terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak
total flavonoid. Purwanto et al., (2014) rambut jagung dapat dilihat pada Gambar 5.
menyatakan bahwa polaritas pelarut sangat
80
70 62,25 b 70,18 a
60 55,74 c
Aktivitas 55,69 c
49,90 d
Antioksidan 50 43,54 e 50,92 d
(%) 40 44,65 e
39,59 f 38,81 f
30 31,68 g Etanol 30%
28,06 h 25,99 i Etanol 45%
20 22,81 j Etanol 60%
20,44 k
10 Etanol 75%
Etanol 90%
0
8 13 18
Waktu Ekstraksi (menit)
Gambar 5. Aktivitas antioksidan ekstrak rambut jagung (%)
Keterangan: Notasi yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05)
100
Kristanti, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
y = 0,5916x + 11,661
R² = 0,9985 70,18
60
59,33
47,17
40
36,22
20 24,11
16,35
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi ekstrak (ppm)
Gambar 6. Grafik hubungan antara aktivitas antioksidan dan konsentrasi ekstrak
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang Saran
telah diperoleh, maka dapat disimpulkan Perlu dilakukan penelitian yang mengkaji
beberapa hal sebagai berikut : pengaruh konsentrasi etanol yang lebih tinggi
1. Interaksi waktu ekstraksi dan konsentrasi dan waktu ekstraksi yang lebih lama untuk
etanol berpengaruh sangat nyata terhadap menghasilkan ekstrak rambut jagung dengan
rendemen, total fenol, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi.
aktivitas antioksidan ekstrak rambut
jagung. DAFTAR PUSTAKA
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
waktu ekstraksi terbaik menggunakan
101
Vol.8, No.1, Maret 2019. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi …
Anonimus. 2012. Produksi padi, jagung, dan exercise in mice. African Journal of
kedelai. Badan Pusat Statistik. Biotechnology 10: 3163–3167
www.bps.go.id/getfile.php?news=938/
diakses tanggal: 23 Juni 2018. Ince, A.E., S. Sahin dan G.S. Servet. 2013.
Extraction of phenolic compounds
Angkasa, D dan A. Sulaeman. 2012. from melissa using microwave and
Pengembangan Minuman Fungsional ultrasound. Turk Journal Agritech
Sumber Serat dan Antioksidan dari 37:69:75.
Daun Hantap (Sterculia oblongata R.
Brown.). Skripsi. Tidak Jain, T., V. Jain, R. Pandey, A. Vyas dan S.
dipublikasikan. Departemen Gizi Shukla. 2009. Microwave assisted
Masyarakat Institut Pertanian Bogor, extraction for phytoconstituents – an
Bogor. overview. Asian Journal Research
Chemistry 2: 19-25.
Bushman, B.S. 2002. The Genetic Basis of
Chlorogenic Acid Synthesis in Kemit, N., I.W.R. Widarta, dan K.A.
Maize.PhD Dissertation University of Nocianitri. 2015. Pengaruh jenis
Missouri-Columbia, USA. pelarut dan waktu maserasi terhadap
kandungan senyawa flavonoid dan
Faesal. 2013. Pengolahan Limbah Tanaman aktivitas antioksidan ekstrak daun
Jagung Untuk Pakan Ternak Sapi alpukat (Persea Americana Mill).
Potong. Prosiding Seminar Nasional Jurnal ITEPA 5(2): 130-141
Inovasi Teknologi Pertanian. Badan
Litbang Pertanian, Jakarta Kirk, R.E. dan D.F. Othmer. 1998.
Encyclopedia of Chemical
Graziani, G., M. Galo, R. Ferracane, A. Engineering Technology. The
Ritieni dan V. Fogliano. 2010. Interscience Publisher Division of
Microwave assisted extraction of John Wiley and Sons Inc, New York.
phenolic compounds from four
different spices. Molecules Journal Kojic, A.B., P. Mirela, T. Srecko, K. Stela, M.
15:6365-6374 Ibrahim, B. Mate dan V. Darko. 2011.
Effect of extraction conditions on the
Handayani, D., A. Mun’im dan A.S. Ranti. extractability of phenolic compounds
2014. Optimation of green tea waste from lyophilised fig fruits (Ficus
extraction using microwave assisted carcia L). Journal Food Nutrition
extraction to yield green tea extract. Science 61(3): 195-199.
Traditional Medicine Journal
19(1):29-35 Langat, M. K. 2011. Chemical Constituents of
East European Forest Species. Book of
Herbie, T. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Extended Extracts, Kenya
Obat-226 Tumbuhan Obat untuk
Penyembuhan Penyakit dan Liu, J., C. Wang, Z. Wang, C. Zhang, S. Lu
Kebugaran Tubuh. Octopus Publishing dan J. Liu. 2011. The antioxidant and
House, Yogyakarta free radical scavenging activities of
the extract and fraction from cornsilk
Hu, Q. L. and Z. Deng. 2011. Protective (Zea mays L.) and related flavone
effects of flavonoids from corn silk on glycosides. Food Chemistry 126(1):
oxidative stress induced by exhaustive 261-269
102
Kristanti, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
103