PRAKTIKUM FITOKIMIA
EKSTRAKSI DAUN SALAM (EUGENIA POLYANTHA)
Disusun oleh :
KELOMPOK IX GELOMBANG II
1. Anindya Dea Pramesti (051201087)
2. Vindi Setiawati (051201088)
3. Putri Maylanie (051201090)
4. Zelia Anjani (051201091)
Dosen Pembimbing :
1. Melati Aprilliama Ramadhani, S.Farm, M. Farm., Apt
2. Istianatus Sunnah, S.Farm., Apt., M.Sc
3. Apt. Salsabiela Dwiyudrisa Suyudi, M.Farm
Sediaan farmasi seperti tablet dan kapsul pada umumnya bahan baku yang
digunakan berbentuk ekstrak. Jika ekstrak masih kental, maka penentuan dosis akan
mengalami kesulitan karena bahan kurang homogen dan masih lengket sehingga
sulit untuk pengambilannya. Pengolahan ekstrak kental menjadi ekstrak kering
diharapkan dapat digunakan secara lebih praktis dan lebih akurat dalam penentuan
dosis pada saat peracikan/formulasi. Ekstrak kering merupakan sediaan padat yang
diperoleh dengan cara menguapkan pelarut berdasarkan kandungan bahan aktif.
Ekstrak kering memiliki nilai susut pengeringan biasanya tidak lebih dari 5%
(Gaedcke, et al., 2003).
Alat Bahan
Waterbath Serbuk simplisia daun salam
Stopwatch
Cawan porselen
Kain flannel
Toples
Naraca analitik
Perhitungan Rendemen
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi
yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses
pemisahan suatu bahan dari campurannya dan dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen
terhadap komponen lain dalam campuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
ekstraksi meliputi tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu
pelarut dan tipe pelarut (Richa, Y. 2009)
Etanol merupakan pelarut polar dimana etanol larut dalam air dan pelarut
organik lainnya sehingga dapat melarutkan komponen yang mudah larut dalam air.
Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan
pendeknya rantai karbon etanol. (Suarasa, 2011). Dan juga etanol dipertimbangkan
sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan khamir sulit tumbuh dalam etanol
20% keatas, tidak beracun, netral dan absorbsinya baik (Hargono, 1986).Maka
dalam praktikum ekstraksi kali ini kami menggunakan pelarut etanol 70%.
VII. Kesimpulan
Najib, A., Malik, A., Ahmad, R., Handayani, V., Syarif, R. A., & Waris, R. (n.d.).
STANDARISASI EKSTRAK AIR DAUN JATI BELANDA DAN TEH HIJAU.
In Jurnal Fitofarmaka Indonesia (Vol. 4, Issue 2).
Agustina, R., Indrawati, D. T., & Masruhim, M. A. (2015). Aktivitas ekstrak daun
salam (eugenia polyantha) sebagai antiinflamasi pada tikus putih (rattus
norvegicus). Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry, 3(2), 120-123.
Kuspendy, A., Faoziyah, A. R., & Rahman, A. (2017). PENGARUH METODE
EKSTRAKSI MASERASI DAN SOXHLETASI TERHADAP KADAR FENOL
TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM. SUSUNAN REDAKSI, 1.
Hasanan, N. (2015). Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun salam. Pena Medika
Jurnal Kesehatan, 5(1).