PANGANG FUNGSIONAL
MATERI PENGUJIAN
POLIFENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEH
HIJAU DAN TEH HITAM
Disusun Oleh :
Muhammad Dany/191710101112
THP 4C
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teh
2.1.1 Teh Hijau
Teh hijau adalah salah satu jenis produk pengolahan daun teh tanpa
dilakukan proses fermentasi (Nidyasari, 2012). Tidak dilakukannya proses
fermentasi menyebabkan kandungan polifenol terutama katekin pada teh hijau
terjaga. Katekin merupakan salah satu senyawa utama dari substansi teh hijau dan
paling berpengaruh terhadap mutu daun teh (Anjarsari, 2016). Karena terjaganya
kandungan polifenol pada teh menyebabkan teh hijau memiliki manfaat yang untuk
pencegahan dan penyembuhan berbagai jenis penyakit antara lain sebagai
antikarsinogenik, antimetastatik, antioksidatif, antihipertensi,
antihiperkolesterolemia, antikaries gigi, anti-bakterial, dan imunomodulator atau
antialergi (Yusni dkk, 2015).
Teh hitam adalah salah satu jenis produk pengolahan teh dengan dilakukan
proses fermentasi secara sempurna (Nidyasari, 2012). Proses fermentasi sempurna
pada teh hitam menyebabkan kadar polifenol terutama tannin pada teh berkurang.
Proses oksidasi enzimatis dapat mengubah sebagian tanin menjadi senyawa turunan
yaitu teaflavin dan tearubigin (Rohdiana, 2007 dalam Kusuma dan Fibrianto, 2018).
Pada teh hitam, karena dilakukan proses fermentasi sempurna kadar tannin akan
teroksidasi menjadi tearubigin. Menurut Fajar (2018), kandungan polifenol sebagai
senyawa antioksidan tertinggi terdapat pada teh hijau, kemudian teh oolong, lalu
disusul teh hitam.
2.2 Polifenol
2.4 Antioksidan
METODOLOGI PRAKTIKUM
Teh
Penimbangan 20 gr
400 ml
Etanol 96% Pemasukan ke BG
Stirrer 3 jam
Sentrifugasi
Penyaringan
Ekstrak
kakao
Tahap pertama adalah penyiapan alat dan bahan. Tahap kedua dilakukan
penimbangan teh sebanyak 20 gr. Tahap berikutnya adalah penambahan etanol 96%
sebanyak 400 ml. penambahan etanol bertujuan sebagai pelarut polifenol pada teh.
Selanjutnya dilakukan homogenasi dengan magnetic stirrer selama 3 jam. Tahap
kelima adalah pemisahan larutan yang berbeda densitasnya dengan proses
sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Isi tabung sentrifugasi
harus sama satu sama lain yaitu 45 ml. Selanjutnya dilakukan penyaringan larutan
dengan kertas saring untuk memisahkan ekstrak dengan endapannya.
A. Ekstraksi dengan Evaporasi
Tahap pertama adalah persiapan alat dan bahan. Tahap kedua adalah
penimbangan 1 sampel. Tahap kedua adalah penambahan etanol 50 ml sebagai
pelarut. Tahap ketiga adalah pengadukan 30 menit agar larutan homogen. Tahap
keempat dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit untuk
memisahkan filtrat dan residu. Residu yang didapatkan ditambahkan Kembali
etanol/methanol sebanyak 50 ml dan dilakukan pengadukan 30 menit dan
sentrifugasi Kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan polifenol yang belum terekstrak pada residu.
Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk diperoleh filtrat akhir. Tahap berikutnya,
filtrat dievaporasi selama 20 menit untuk menghilangkan pelarut. Tahap berikutnya
adalah peneraan 25 ml ekstrak polifenol. Tahap terakhir adalah penyimpanan
ekstrak pada suhu rendah untuk mencegah polifenol teroksidasi.
Tahap pertama adalah persiapan alat dan bahan. Tahap kedua adalah
penimbangan 1 sampel. Tahap kedua adalah penambahan etanol 50 ml sebagai
pelarut. Tahap ketiga adalah pengadukan 30 menit agar larutan homogen. Tahap
keempat dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit untuk
memisahkan filtrat dan residu. Residu yang didapatkan ditambahkan Kembali
etanol/methanol sebanyak 50 ml dan dilakukan pengadukan 30 menit dan
sentrifugasi Kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan polifenol yang belum terekstrak pada residu.
Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk diperoleh filtrat akhir. Tahap berikutnya,
filtrat ditera hingga 100 ml. Tahap terakhir adalah penyimpanan ekstrak pada suhu
rendah untuk mencegah polifenol teroksidasi.
Larutan
Penuangan dalam tabung reaksi Penambahan Na2CO3
Na2CO3
7% 1 mL
Homogenisasi
Akuades Penambahan 3,2 ml
Homogenisasi
Pembuatan kurva standar
Tahap pertama adalah penyiapan alat dan bahan. Tahap kedua adalah
penuangan larutan murni pada tabung reaksi. Tahap ketiga adalah dilakukan
penambahan akuades 3,2 ml. Tahap berikutnya, dilakukan penambhaan reagen F-
C. Tahap keempat adalah homogenisasi dan pendiaman agar larutan bereaksi.
Tahap kelima dilakukan penambhaan Na2CO3 7%. Hal ini bertujuan untuk
menghentikan proses perhitungan dengan penambahan larutan basa. Tahap yang
berikutnya adalah pengukuran absorbansi larutan pada 765 nm menggunakan
spektrofotometer. Tahap terakhir adalah pembuatan kurva standart dari data yang
didapatkan.
B. Pengujian Kadar Polifenol Metode Folin-Ciocalteu
200 µL sampel
Homogenisasi
Larutan Na2CO3
Penambahan Na2CO3
7% 1 mL
Homogenisasi
Tahap pertama adalah dilakukan penyiapan alat dan bahan. Tahap kedua,
dilakukan penuangan ke dalam tabung reaksi untuk memudahkan pencampuran.
Tahap ketiga adalah penambahan akuades 3,2 ml. Tahap keempat adalah
penambahan reagen folin-ciocalteu. Tahap berikutnya adalah homogenisasi dan
pendiaman selama 5 menit agar reagen bereaksi dengan sampel. Tahap kelima
dilakukan penambhaan Na2CO3 7%. Hal ini bertujuan untuk menghentikan proses
perhitungan dengan penambahan larutan basa. Tahap yang terakhir adalah
pengukuran absorbansi larutan pada 765 nm menggunakan spektrofotometer.
sampel150 µL
Homogenisasi
Tahap pertama adalah penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan.
Tahap kedua adalah penuangan ke dalam tabung reaksi. Tahap ketiga adalah
penambahan etanol 850 µL. Tahap berikutnya adalah penambahan reagen DPPH.
Tahap berikutnya adalah homogenisasi dan pendiaman selama 5 menit. Tahap
terakhir adalah pengukuran absorbansei pada 517 nm,
BAB IV
1 1 0,754 2,914
2 0,643 2,914
2 1 0,773 2,976
2 0,992 2,976
3 1 1,422 2,927
2 1,44 2,927
4 1 0,751 2,977
2 0,849 2,977
5 1 0,774 2,946
2 0,753 2,946
6 1 0,903 2,952
2 1,016 2,952
7 1 2,472 3,011
2 2,545 3,011
8 1 2,516 2,873
2 2,414 2,873
9 1 1,76 3,063
2 1,721 3,063
10 1 0,76 2,955
2 0,874 2,955
11 1 1,096 2,92
2 0,909 2,92
12 1 0,905 2,935
2 1,105 2,935
Absorbansi 1-blanko
2
y = 13.619x - 0.0192
1.5 R² = 0.9959
0.5
0
0 0.05 0.1 0.15
-0.5
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis kadar polifenol
Data yang didapatkan pada penelitian ini menunjukan bahwa hasil tertinggi
didapatkan pada pengujian sampel teh 1 dengan menngunakan proses ekstraksi
menggunakan pelarut methanol dan dilakukan proses evaporasi dengan nilai
penghambatan 76.0295%. Sedangkan nilai terendah didapatkan pada sampel teh 5
dengan nilai penghambatan 14,2012%. Nilai dari kedua data tersebut dianggap
baik karena memiliki nilai RSD kurang dari 5% sehingga nilai tersebut dapat
dianggap sebagai acuan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
sampel teh 1 merupakan teh hijau sedangkan pada sampel teh 5 adalah teh hitam.
Perbedaan tersebut terletak pada perbedaan penghambatan dari kedua sampel yang
berkorelasi dengan kadar polifenol pada teh khususnya tannin. Menurut Shahidi
dan Naczk (1995) dalam Suryanto (2011), senyawa yang tergolong antioksidan
alami dari golongan senyawa fenolik adalah senyawa fenolik sederhana, flavonoid
dan tannin. Pada metode pengolahan teh melalui proses oksidasi enzimatis tanin
ini akan teroksidasi menjadi teaflavin pada teh oolong dan akan terkondensasi
menjadi tearubigin pada teh hitam, hal tersebut menyebabkan penurunan kadar
tannin pada teh, sehingga aktivitas antioksidan juga akan menurun. Pemberian
perlakuan evaporasi pada proses ekstraksi kadar polifenol juga memiliki pengaruh
terhadap aktivitas antioksidan. Menurut penelitian Rohadi dan Wahjuningsih
(2019), stabilitas sifat antioksidan meningkat seiring dengan peningkatan suhu
pemanasan hingga 1200C. Hal ini tercermin pada data yang dihasilkan dimana nilai
sampel teh 1 dengan pelarut methanol dengan proses evaporasi memiliki nilai lebih
tinggi daripada nilai sampel 1 tanpa evaporasi. Akan tetapi, hal tersebut tidak
tercermin pada nilai penghambatan sampel 1 dengan pelarut etanol, dimana
nilainya jauh lebih rendah dibandingkan tanpa diberi perlakuan evaporasi. Hal ini
dapat disebabkan oleh kerusakan senyawa tannin selama pemprosesan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anjarsari. 2016. Katekin the Indonesia: prospek dan manfaatnya. Jurnal Kultivasi.
15(2): 99-106.
Kusuma, Galuh Susanti Prajati dan Fibrianto, Kiki. 2018. Pengaruh optimasi lama
fermentasi terhadap karakteristik kombucha daun tua kopi robusta dampit
metode oksidatif dan non-oksidatif. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 6(4):
87-97.
Nindyasari, S. 2012. Pengaruh Suhu dan Waktu Penyeduhan Teh Hijau (Camellia
sinensis) Serta Proses Pencernaan In Vitro Terhadap Aktivitas Inhibisi
Lipase. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Ridho, Ery Al. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Buah Lakum
(Cayratia trifolia) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).
Skripsi. Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
Rohadi dan Wahjuningsih, Sri Budi. 2019. pengaruh suhu pemanasan pada ekstrak
teh (C. sinensis Linn.) jenis teh putih terhadap stabilitas sifat
antioksidatifnya. Jurnal Industri Hasil Perkebunan. 14(1): 41-49.
Sadeli, Richard Andrison. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil) Ekstrak Bromelain Buah Nanas (Ananas comusus
(L.) Merr.). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
A. Data Pengamatan
1. Kurva Standar Polifenol
Konsentrasi Absrobansi 1 Absorbansi 2
0 0,016 0,018
Blanko
1 1 0,754 2,914
2 0,643 2,914
2 1 0,773 2,976
2 0,992 2,976
3 1 1,422 2,927
2 1,44 2,927
4 1 0,751 2,977
2 0,849 2,977
5 1 0,774 2,946
2 0,753 2,946
6 1 0,903 2,952
2 1,016 2,952
7 1 2,472 3,011
2 2,545 3,011
8 1 2,516 2,873
2 2,414 2,873
9 1 1,76 3,063
2 1,721 3,063
10 1 0,76 2,955
2 0,874 2,955
11 1 1,096 2,92
2 0,909 2,92
12 1 0,905 2,935
2 1,105 2,935
B. Data Perhitungan
1. Kurva Standar Polifenol
Konse Absrobansi Absorba Absorbansi Absorbansi 2- Rata-rata
ntrasi 1 nsi 2 1-blanko blanko absorbansi
0 0,016 0,018 0 0 0
0.5
0
0 0.05 0.1 0.15
-0.5
Rata-rata 66,9432
SD 3,0633
RSD 4,5760
Rata-rata 64,5716
SD 6,7497
RSD 10,4530
Rata-rata 70,0272
SD 2,8556
RSD 4,0779
Rata-rata 79,4038
SD 5,9189
RSD 7,4542
Rata-rata 81,8269
SD 4,3613
RSD 5,3300
Rata-rata 72,2814
SD 7,8919
RSD 10,9183
Rata-rata 16,1098
SD 2,8037
RSD 17,4037
Rata-rata 17,0644
SD 0,6230
RSD 3,6512
Rata-rata 26,8302
SD 7,3727
RSD 27,4792
Rata-rata 65,5995
SD 10,2803
RSD 15,6713
Rata-rata 46,4351
SD 3,1152
RSD 6,7088
Rata-rata 68,8303
SD 0,9346
RSD 1,3578
RSD 3,54272
RSD 7,3970
RSD 3,1831
RSD 0,6804
RSD 4,0102
RSD 10,2724
RSD 17,6777
RSD 2,0852
RSD 3,7704
RSD 6,8959
RSD 7,3275
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Absorbansi Ulangan 1
• Konsentrasi 0 = 0,016 – 0,016 = 0
• Konsentrasi 0,014 = 0,185 – 0,016 = 0,169
• Konsentrasi 0,027 = 0,355 – 0,016 = 0,339
• Konsentrasi 0,041 = 0,530 – 0,016 = 0,514
• Konsentrasi 0,054 = 0,674 – 0,016 = 0, 658
• Konsentrasi 0,068 = 0,961 – 0,016 = 0, 945
• Konsentrasi 0,081 = 1,144 – 0,016 = 1,128
• Konsentrasi 0,095 = 1,317 – 0,016 = 1,301
• Konsentrasi 0,108 = 1,487 – 0,016 = 1,471
• Konsentrasi 0,122 = 1,607 – 0,016 = 1,591
2. Absorbansi Ulangan 2
• Konsentrasi 0 = 0,018 – 0,018 = 0
• Konsentrasi 0,014 = 0,165 – 0,018 = 0,147
• Konsentrasi 0,027 = 0,192 – 0,018 = 0,174
• Konsentrasi 0,041 = 0,494 – 0,018 = 0,476
• Konsentrasi 0,054 = 0,658 – 0,018 = 0, 64
• Konsentrasi 0,068 = 0,887 – 0,018 = 0, 869
• Konsentrasi 0,081 = 1,140 – 0,018 = 1,122
• Konsentrasi 0,095 = 1,297 – 0,018 = 1,279
• Konsentrasi 0,108 = 1,465 – 0,018 = 1,447
• Konsentrasi 0,122 = 1,601 – 0,018 = 1,583
3. Rata-rata Absorban
0+0
• Konsentrasi 0 = =0
2
0,169 + 0,147
• Konsentrasi 0,014 = = 0,158
2
0,339+0,174
• Konsentrasi 0,027 = = 0,256
2
0,514+0,476
• Konsentrasi 0,041 = = 0,495
2
0,658+0,64
• Konsentrasi 0,054 = = 0,649
2
0,945+0,869
• Konsentrasi 0,068 = = 0,907
2
1,128+1,122
• Konsentrasi 0,081 = = 1,125
2
1,301+1,279
• Konsentrasi 0,095 = = 1,29
2
1,471 +1,447
• Konsentrasi 0,108 = = 1,459
2
1,591 +1,583
• Konsentrasi 0,122 = = 1,587
2
Analisa Polifenol
Absorban = Absorbansi ulangan 1/2 – Absorbansi Blanko
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛+0,0192
Jumlah asam galat = 13,619
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠. 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
Konsentrasi asam galat = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
3,0633
= × 100% = 4,57599mg GAE/g
66,9432
2. SampelTeh 1 Metanol
• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,524 − 0,071 = 0,453
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,459 − 0,071 = 0,388
0,453+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1 = = 0,035mg GAE
13,619
0,459+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2 = = 0,030mg GAE
13,619
0,035
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 0,693mg GAE/g
0.05
0,030
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2= = 0,598mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsetrasi asam galat x 1
100
= 0,693𝑥 = 69,3443 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,598 𝑥 = 59,79881 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
69,3443+ 59,79881
= = 64,57155mg GAE/g
2
(69,3443)2 +(59,79881)2
• Standar Deviasi =√ = 6,749679
2−1
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
6,749679
= × 100% = 10,45302 mg GAE/g
64,57155
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
2,8556
= × 100% = 4,077894mg GAE/g
70,0272
4. Sampel Teh 2 Etanol
• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,552 − 0,059 = 0,493
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,609 − 0,059 = 0,550
0,493+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1= = 0,038mg GAE
13,619
0,55+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2= = 0,042mg GAE
13,619
0,038
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 0,752mg GAE/g
0.05
0,042
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,836mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
= 0,752𝑥 = 75,21844 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,836 𝑥 = 83,5891 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
75,21844+ 83,5891
= = 79,40377mg GAE/g
2
(75,21844)2 +(83,5891)2
• Standar Deviasi =√ = 5,918949
2−1
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
5,918949
= 79,40377 × 100% = 7,454242 mg GAE/g
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
4,361331
= 81,82686 × 100% = 5,329951 mg GAE/g
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
7,891933
= 72,28137 × 100% = 10,91835mg GAE/g
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
2,803713
= × 100% = 17,40372 mg GAE/g
16,10985
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
0,623047
= × 100% = 3,651154 mg GAE/g
17,0644
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
7,372727
= 26,83016 × 100% = 27,47925mg GAE/g
= 0,583mg GAE/g
0,036
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = 0.05 = 0,729mg GAE/𝑔
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
=0,583𝑥 = 58,33027 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,729 𝑥 = 72,86879 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
58,33027+ 72,86879
= = 65,59953mg GAE/g
2
(58,33027)2 +(72,86879)2
• Standar Deviasi =√ = 10,28028
2−1
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
10,28028
= 65,59953 × 100% = 15,67127mg GAE/g
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
3,115237
= 46,43513 × 100% = 6,708793 mg GAE/g
Analisa Antioksidan
1. Sampel Teh 1 Metanol + Evaporasi
a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,914 – 0,754 = 2,16
2,16
• % Penghambatan = 2,914 𝑥 100 = 74,1249
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,914 – 0,643 = 2,271
2,271
• % Penghambatan = 2,914 𝑥 100 = 77,9341
74,12+77,94
c. Rata – Rata = = 76,0295
2
(74,12)2 + (77,94)2
d. SD = √ = 2,6935
2−1
2,69
e. RSD = 76,03 𝑥 100 = 3,5427
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,976 – 0,992 = 1,984
1,984
• % Penghambatan = 2,976 𝑥 100 = 66,6667
74,03+66,67
c. Rata – Rata = = 70,3461
2
(74,03)2 + (66,67)2
d. SD = √ = 5,2035
2−1
5,20
e. RSD = 70,35 𝑥 100 = 7,3970
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,927 – 1,44 = 1,487
1,487
• % Penghambatan = 2,927 𝑥 100 = 50,8029
51,41+50,8
c. Rata – Rata = = 51,1104
2
(51,4)2 + (50,8)2
d. SD = √ = 0,4348
2−1
0,43
e. RSD = 51,11 𝑥 100 = 0,8508
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,977 – 0,849 = 2,218
2,218
• % Penghambatan = 2,977 𝑥 100 = 71,4814
74,77+71,48
c. Rata – Rata = = 73,1273
2
(74,77)2 + (71,48)2
d. SD = √ = 2,3277
2−1
2,33
e. RSD = 73,13 𝑥 100 = 0,6804
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,946 – 0,753 = 2,193
2,193
• % Penghambatan = 2,946 𝑥 100 = 74,4399
73,73+74,44
c. Rata – Rata = = 74,0835
2
(73,73)2 + (74,44)2
d. SD = √ = 0,5040
2−1
0,5
e. RSD = 74,08 𝑥 100 = 0,6804
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,952 – 1,016 = 1,936
1,936
• % Penghambatan = 2,952 𝑥 100 = 65,5827
69,41+65,58
c. Rata – Rata = = 67,4966
2
(69,41)2 + (65,58)2
d. SD = √ = 2,7067
2−1
2,71
e. RSD = 67,49 𝑥 100 = 4,0102
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 3,011 – 2,545 = 0,466
0,466
• % Penghambatan = 3,011 𝑥 100 = 15,4766
17,90+15,98
c. Rata – Rata = = 16,6888
2
(17,90)2 + (15,98)2
d. SD = √ = 1,7143
2−1
1,71
e. RSD = 16,69 𝑥 100 = 10,2724
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,873 – 2,414 = 0,459
0459
• % Penghambatan = 2,873 𝑥 100 = 15,9763
12,43+15,98
c. Rata – Rata = = 14,2012
2
(12,43)2 + (15,98)2
d. SD = √ = 2,5104
2−1
2,51
e. RSD = 14,20 𝑥 100 = 17,6777
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 3,063 – 1,721 = 1,342
1,342
• % Penghambatan = 3,063 𝑥 100 = 43,8133
42,54+43,81
c. Rata – Rata = = 43,1766
2
(42,54)2 + (43,81)2
d. SD = √ = 0,9003
2−1
0,9
e. RSD = 43,18 𝑥 100 = 2,0852
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,955 – 0,874 = 2,081
2,081
• % Penghambatan = 2,955 𝑥 100 = 70,4230
74,28+70,42
c. Rata – Rata = = 72,3519
2
(74,28)2 + (70,42)2
d. SD = √ = 2,7279
2−1
2,73
e. RSD = 72,35 𝑥 100 = 3,7704
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,92 – 0,909 = 2,011
2,011
• % Penghambatan = 𝑥 100 = 68,8699
2,92
62,47+68,87
c. Rata – Rata = = 65,6678
2
(62,47)2 + (68,87)2
d. SD = √ = 4,5284
2−1
4,53
e. RSD = 65,67 𝑥 100 = 6,9
b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,935 – 1,105 = 1,83
1,83
• % Penghambatan = 2,935 𝑥 100 = 62,3509
69,17+62,35
c. Rata – Rata = = 65,7581
2
(69,17)2 + (62,35)2
d. SD = √ = 4,8184
2−1
4,82
e. RSD = 65,76 𝑥 100 = 7,3275
LAMPIRAN DOKUMENTASI