Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI

PANGANG FUNGSIONAL
MATERI PENGUJIAN
POLIFENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEH
HIJAU DAN TEH HITAM

Disusun Oleh :

Muhammad Dany/191710101112
THP 4C

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya teknologi, keadaan lingkungan khususnya pada


daerah perkotaan menjadi semakin buruk. Mulai dari asap kendaraan bermotor
hingga asap limbah dari pabrik menjadikan lingkungan menjadii semakin panas.
Ditambah lagi dengan efek pemanasan global, menyebabjkan keadaan lingkungan
menjadi semakin buruk. Keadaan tersebut menyebabkan masalah Kesehatan bagi
manusia. Pengangkalan efek-efek tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
pangan fungsional.

Pangan fungsional adalah pangan yang memiliki kandungan komponen


aktif yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang
diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya (Yuniastuti, 2014). Suatu
pangan harus teruji klinis mengandung komponen fungsional dan keefektifan
komponen fungsional yang terkandung. Tidak jarang terdapat pangan yang telah
beredar di masyarakat sebenarnya sudah dapat dikatakan sebagai pangan
fungsional. Akan tetapi produsen tidak melakukan klaim pangan fungsional karena
produk tersebut sudah dikenal masyarakat memiliki manfaat yang baik bagi
Kesehatan. Produk seperti teh telah dikenal luas oleh masyarakat memiliki manfaat
terhadap Kesehatan. Manfaat dari teh kebanyakan didapatkan pada senyawa
polifenol. Polifenol pada teh diyakini dapat menangkal radikal bebas sehingg dapat
dikatakan memiliki aktivitas antioksidan. Teh sendiri memiliki berbagai proses
pengolahan, yang membedakan adalah adanya perlakuan fermentasi pada taun teh
tersebut yang dapat mempengaruhi kandungan polifenolnya.

Oleh karena itu, dilakukan praktikum untuk mengetahui kandungan


senyawa polifenol pada teh hitam dan teh hijau serta menguji aktivitas
antioksidannya dengan metode DPPH.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui kadar polifenol teh hijau dan teh hitam menggunakan
metode analisis Folin-Ciocalteu
2. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada teh hijau dan teh hitam
menggunakan metode analisis DPPH.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teh
2.1.1 Teh Hijau

Teh hijau adalah salah satu jenis produk pengolahan daun teh tanpa
dilakukan proses fermentasi (Nidyasari, 2012). Tidak dilakukannya proses
fermentasi menyebabkan kandungan polifenol terutama katekin pada teh hijau
terjaga. Katekin merupakan salah satu senyawa utama dari substansi teh hijau dan
paling berpengaruh terhadap mutu daun teh (Anjarsari, 2016). Karena terjaganya
kandungan polifenol pada teh menyebabkan teh hijau memiliki manfaat yang untuk
pencegahan dan penyembuhan berbagai jenis penyakit antara lain sebagai
antikarsinogenik, antimetastatik, antioksidatif, antihipertensi,
antihiperkolesterolemia, antikaries gigi, anti-bakterial, dan imunomodulator atau
antialergi (Yusni dkk, 2015).

2.1.2 Teh Hitam

Teh hitam adalah salah satu jenis produk pengolahan teh dengan dilakukan
proses fermentasi secara sempurna (Nidyasari, 2012). Proses fermentasi sempurna
pada teh hitam menyebabkan kadar polifenol terutama tannin pada teh berkurang.
Proses oksidasi enzimatis dapat mengubah sebagian tanin menjadi senyawa turunan
yaitu teaflavin dan tearubigin (Rohdiana, 2007 dalam Kusuma dan Fibrianto, 2018).
Pada teh hitam, karena dilakukan proses fermentasi sempurna kadar tannin akan
teroksidasi menjadi tearubigin. Menurut Fajar (2018), kandungan polifenol sebagai
senyawa antioksidan tertinggi terdapat pada teh hijau, kemudian teh oolong, lalu
disusul teh hitam.

2.2 Polifenol

Polifenol adalah senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan dan


memiliki tanda khas berupa gugus fenol dalam molekulnya (Hermawan dkk, 2018).
Polifenol memiliki aktivitas antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif
dibanding dengan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibanding dengan vitamin E
(Yusni dkk, 2015). Selain itu, polifenol diduga memiliki aktivitas anti-inflamasi
dan antialergi (Yusni dkk, 2015).

2.3 Analisa Total Polifenol Metode Folin-Ciocalteu

Uji polifenol dengan metode Folin-Ciaocalteu merupakan metode pengujian


polifenol yang dilakukan secara spektofotometri dengan menggunakan reagen
Folin-Ciaocalteu. Prinsip metode ini adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil
(Khadjah dkk, 2017). Pereaksi akan mengoksidasi fenolat dan mereduksi asam
heteropoly menjadi suatu kompleks molybdenum-tungsten (Mo-W). Reaksi yang
berlangsung selama proses adalah adanya gugus fenolik-hidroksil akan bereaksi
dengan pereaksi Folin-Ciaocalteu, membentuk kompleks fosfotungstat-
fosfomolibdat yang memiliki warna biru. Semakin biru larutan maka semakin beasr
konsentrasi senyawa fenolik (Khadjah dkk, 2017). Intensitas warna dilakukan
menggunakan spektofotometer. Pada pengujian ini terdapat penambahan larutan
basa. Tujuan peninggian pH adalah untuk menghambat proses pengukuran (Salim
dkk, 2020). Menurut Salim (2020), pengujian Folin-Ciaocalteu memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan metode ini adalah pereaksi yang digunakan sederhana
dan cepat, serta abseorpsi dari kromofor berada di panjang gelombang tinggi
sehingga dapat mengurangi pengganggu dari matriks sampel. Kekurangan dari
metode ini adalah pereaksi ini kurang selektif karena dapat bereaksi pula dengan
zat pereduksi lain, seperti asam askorbat, gulam dan amin aromatic.

2.4 Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi


dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif (Hermawan dkk,
2018). Beberapa senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah polifenol,
vitamin C, dan vitamin E. Konsumsi komponen yang memiliki aktivitas antioksidan
dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas seperti kanker.

2.5 Analisa Aktivitas Antioksidan Metode DPPH


Metode DPPH adalahh metode pengujian aktivitas antioksidan yang cepat,
sederhana, dan murah menggunakan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrzayl
(Sadeli, 2016). Prinsip dari metode DPPH adalah mengukur aktivitas antioksidan
dengna melakukan pengukuran penangkapan radikal DPPH oleh suatu senyawa
yang memiliki aktivitas antioksidan pada sampel (Ridho, 2013). Nilai
penghambatan DPPH dinyatakan dalam IC50. Nilai IC50 didefinisikan sebagai
besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam radikal bebas sebanyak 50%
(Ridho, 2013). Aktivitas antioksidan semakin besar jika nilai IC50-nya semakin
rendah.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pipet
2. Pi pump
3. Spektrofotometer
4. Labu Erlenmeyer
5. Tabung reaksi
6. Vortex
7. Beaker glass
8. Mikro pipet
9. Hot plate
10. Evaporator
11. Kertas saring
12. Sentrifugator
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Teh hijau
2. Teh hitam
3. Etanol 96%
4. Asam galat
5. Na2CO3
6. Reagen Folin-Ciocalteu
7. Ethanol p.a
8. Reagen DPPH
9. Akuades
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Ekstraksi Senyawa Polifenol

Teh

Penimbangan 20 gr

400 ml
Etanol 96% Pemasukan ke BG

Stirrer 3 jam

Sentrifugasi

Penyaringan

Ekstrak
kakao

Gambar 3.1 diagram alir ekstraksi polifenol

Tahap pertama adalah penyiapan alat dan bahan. Tahap kedua dilakukan
penimbangan teh sebanyak 20 gr. Tahap berikutnya adalah penambahan etanol 96%
sebanyak 400 ml. penambahan etanol bertujuan sebagai pelarut polifenol pada teh.
Selanjutnya dilakukan homogenasi dengan magnetic stirrer selama 3 jam. Tahap
kelima adalah pemisahan larutan yang berbeda densitasnya dengan proses
sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Isi tabung sentrifugasi
harus sama satu sama lain yaitu 45 ml. Selanjutnya dilakukan penyaringan larutan
dengan kertas saring untuk memisahkan ekstrak dengan endapannya.
A. Ekstraksi dengan Evaporasi

Gambar 3.2 Diagram alir ekstraksi polifenol dengan evaporasi

Tahap pertama adalah persiapan alat dan bahan. Tahap kedua adalah
penimbangan 1 sampel. Tahap kedua adalah penambahan etanol 50 ml sebagai
pelarut. Tahap ketiga adalah pengadukan 30 menit agar larutan homogen. Tahap
keempat dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit untuk
memisahkan filtrat dan residu. Residu yang didapatkan ditambahkan Kembali
etanol/methanol sebanyak 50 ml dan dilakukan pengadukan 30 menit dan
sentrifugasi Kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan polifenol yang belum terekstrak pada residu.
Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk diperoleh filtrat akhir. Tahap berikutnya,
filtrat dievaporasi selama 20 menit untuk menghilangkan pelarut. Tahap berikutnya
adalah peneraan 25 ml ekstrak polifenol. Tahap terakhir adalah penyimpanan
ekstrak pada suhu rendah untuk mencegah polifenol teroksidasi.

B. Ekstraksi tanpa Evaporasi

Gambar 3.3 diagram alir ekstraksi polifenol tanpa evaporasi

Tahap pertama adalah persiapan alat dan bahan. Tahap kedua adalah
penimbangan 1 sampel. Tahap kedua adalah penambahan etanol 50 ml sebagai
pelarut. Tahap ketiga adalah pengadukan 30 menit agar larutan homogen. Tahap
keempat dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit untuk
memisahkan filtrat dan residu. Residu yang didapatkan ditambahkan Kembali
etanol/methanol sebanyak 50 ml dan dilakukan pengadukan 30 menit dan
sentrifugasi Kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan polifenol yang belum terekstrak pada residu.
Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk diperoleh filtrat akhir. Tahap berikutnya,
filtrat ditera hingga 100 ml. Tahap terakhir adalah penyimpanan ekstrak pada suhu
rendah untuk mencegah polifenol teroksidasi.

3.2.2 Prosedur Analisa


A. Pembuatan Kurva Standar Polifenol

0, 25, 50 100, 125, 150,


175, 200, dan 225 µL
Pendiaman selama 5 menit
larutan asam galat 0,5

Larutan
Penuangan dalam tabung reaksi Penambahan Na2CO3
Na2CO3
7% 1 mL
Homogenisasi
Akuades Penambahan 3,2 ml

Pendiaman selama 1 jam


Reagen
Folin- Penambahan reagen F-C
Ciocalteu 0,5 Pengukuran absorbansi pada 765 nm
mL

Homogenisasi
Pembuatan kurva standar

Gambar 3.4 diagram alir pembuatan kurva standart asam galat

Tahap pertama adalah penyiapan alat dan bahan. Tahap kedua adalah
penuangan larutan murni pada tabung reaksi. Tahap ketiga adalah dilakukan
penambahan akuades 3,2 ml. Tahap berikutnya, dilakukan penambhaan reagen F-
C. Tahap keempat adalah homogenisasi dan pendiaman agar larutan bereaksi.
Tahap kelima dilakukan penambhaan Na2CO3 7%. Hal ini bertujuan untuk
menghentikan proses perhitungan dengan penambahan larutan basa. Tahap yang
berikutnya adalah pengukuran absorbansi larutan pada 765 nm menggunakan
spektrofotometer. Tahap terakhir adalah pembuatan kurva standart dari data yang
didapatkan.
B. Pengujian Kadar Polifenol Metode Folin-Ciocalteu

200 µL sampel

Penuangan dalam tabung


reaksi

Akuades Penambahan 3,2


ml

Reagen Folin- Penambahan reagen


Ciocalteu 0,5 mL F-C

Homogenisasi

Pendiaman selama 5 menit

Larutan Na2CO3
Penambahan Na2CO3
7% 1 mL

Homogenisasi

Pendiaman selama 1 jam

Pengukuran absorbansi pada


765 nm

Gambar 3.5 diagram alir pengujian polifenol

Tahap pertama adalah dilakukan penyiapan alat dan bahan. Tahap kedua,
dilakukan penuangan ke dalam tabung reaksi untuk memudahkan pencampuran.
Tahap ketiga adalah penambahan akuades 3,2 ml. Tahap keempat adalah
penambahan reagen folin-ciocalteu. Tahap berikutnya adalah homogenisasi dan
pendiaman selama 5 menit agar reagen bereaksi dengan sampel. Tahap kelima
dilakukan penambhaan Na2CO3 7%. Hal ini bertujuan untuk menghentikan proses
perhitungan dengan penambahan larutan basa. Tahap yang terakhir adalah
pengukuran absorbansi larutan pada 765 nm menggunakan spektrofotometer.

C. Pengujian Aktivitas Antioksidan Metode DPPH

sampel150 µL

Penuangan dalam tabung reaksi

Etanol p.a. Penambahan 850 µL

Reagen Penambahan reagen DPPH


DPPH 3 mL

Homogenisasi

Pendiaman selama 5 menit

Pengukuran absorbansi pada 517 nm

Gambar 3.6 diagram alir pengujian aktivitas antioksidan

Tahap pertama adalah penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan.
Tahap kedua adalah penuangan ke dalam tabung reaksi. Tahap ketiga adalah
penambahan etanol 850 µL. Tahap berikutnya adalah penambahan reagen DPPH.
Tahap berikutnya adalah homogenisasi dan pendiaman selama 5 menit. Tahap
terakhir adalah pengukuran absorbansei pada 517 nm,
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan dan hasil Perhitungan


4.1.1 Data Pengamatan
A. Kurva standar polifenol
Tabel 4.1 Hasil kurva standart polifenol

Konsentrasi Absrobansi 1 Absorbansi 2


0 0,016 0,018
0,014 0,185 0,165
0,027 0,355 0,192
0,041 0,53 0,494
0,054 0,674 0,658
0,068 0,961 0,887
0,081 1,144 1,140
0,095 1,317 1,297
0,108 1,487 1,465
0,122 1,607 1,601

B. Analisis Kadar Polifenol Metode Follin-Ciocalteu


Tabel 4.2 Hasil pengujian kadar polifenol

Sampel Ulangan Absorbansi Abs blanko


Teh 1 Metanol + 1,000 0,964 0,101
Evaporasi 2,000 1,023 0,101
Teh 1 Metanol 1,000 0,524 0,071
2,000 0,459 0,071
Teh 1 Etanol + 1,000 0,975 0,013
Evaporasi 2,000 0,920 0,013
Teh 1 Etanol 1,000 0,552 0,059
2,000 0,609 0,059
Teh 2 Etanol 1,000 0,569 0,052
2,000 0,611 0,052
Teh 3 Etanol 1,000 0,532 0,021
2,000 0,456 0,021
Teh 4 Etanol 1,000 0,108 0,031
2,000 0,135 0,031
Teh 5 Etanol 1,000 0,107 0,013
2,000 0,113 0,013
Teh 6 Etanol 1,000 0,235 0,107
2,000 0,306 0,107
Teh 7 Etanol 1,000 0,444 0,066
2,000 0,543 0,066
Teh 8 Etanol 1,000 0,351 0,069
2,000 0,381 0,069
Teh 9 Etanol 1,000 0,469 0,015
2,000 0,460 0,015

C. Analisis Aktivitas Antioksidan Metode DPPH


Tabel 4.3 Hasil pengujian analisis antioksidan

Sampel Ulangan Absorbansi Absorbansi


Blanko

1 1 0,754 2,914
2 0,643 2,914
2 1 0,773 2,976
2 0,992 2,976
3 1 1,422 2,927
2 1,44 2,927
4 1 0,751 2,977
2 0,849 2,977
5 1 0,774 2,946
2 0,753 2,946
6 1 0,903 2,952
2 1,016 2,952
7 1 2,472 3,011
2 2,545 3,011
8 1 2,516 2,873
2 2,414 2,873
9 1 1,76 3,063
2 1,721 3,063
10 1 0,76 2,955
2 0,874 2,955
11 1 1,096 2,92
2 0,909 2,92
12 1 0,905 2,935
2 1,105 2,935

4.1.2 Hasil Perhitungan


A. Kurva Standar Polifenol

Tabel 4.4 hasil kurva standar polifenol


Konsentra Absrobans Absorban Absorbans Absorbansi Rata-rata
si i1 si 2 i 1-blanko 2-blanko absorbansi
0 0,016 0,018 0 0 0
0,014 0,185 0,165 0,169 0,147 0,158
0,027 0,355 0,192 0,339 0,174 0,257
0,041 0,530 0,494 0,514 0,476 0,495
0,054 0,674 0,658 0,658 0,640 0,649
0,068 0,961 0,887 0,945 0,869 0,907
0,081 1,144 1,140 1,128 1,122 1,125
0,095 1,317 1,297 1,301 1,279 1,29
0,108 1,487 1,465 1,471 1,447 1,459
0,122 1,607 1,601 1,591 1,583 1,587

Absorbansi 1-blanko
2
y = 13.619x - 0.0192
1.5 R² = 0.9959

0.5

0
0 0.05 0.1 0.15
-0.5

Gambar 4.1 kurva absorbansi kadar polifenol


B. Analisis Kadar Polifenol Metode Follin-Ciocelteu
Tabel 4.5 hasil perhitungan pengujian kadar polifenol
Sampel Ula Absor Abs Abso Jumlah Konsent Kadar
nga bansi blank rban asam rasi asam
n o galat asam galat
galat
Teh 1 1 0,964 0,101 0,86 0,065 1,296 64,7771
Metanol + 3
Evaporasi 2 1,023 0,101 0,92 0,069 1,382 69,1093
2
Rata-rata 66,9432
SD 3,0633
RSD 4,5760
Teh 1 1 0,524 0,071 0,45 0,035 0,693 69,3443
Metanol 3
2 0,459 0,071 0,38 0,030 0,598 59,7988
8
Rata-rata 64,5716
SD 6,7497
RSD 10,4530
Teh 1 Etanol 1 0,975 0,013 0,96 0,072 1,441 72,0464
+ Evaporasi 2
2 0,920 0,013 0,90 0,068 1,360 68,0079
7
Rata-rata 70,0272
SD 2,8556
RSD 4,0779
Teh 1 Etanol 1 0,552 0,059 0,49 0,038 0,752 75,2184
3
2 0,609 0,059 0,55 0,042 0,836 83,5891
0
Rata-rata 79,4038
SD 5,9189
RSD 7,4542
Teh 2 Etanol 1 0,569 0,052 0,51 0,039 0,787 78,7429
7
2 0,611 0,052 0,55 0,042 0,849 84,9108
9
Rata-rata 81,8269
SD 4,3613
RSD 5,3300
Teh 3 Etanol 1 0,532 0,021 0,51 0,039 0,779 77,8618
1
2 0,456 0,021 0,43 0,033 0,667 66,7009
5
Rata-rata 72,2814
SD 7,8919
RSD 10,9183
Teh 4 Etanol 1 0,108 0,031 0,07 0,007 0,141 14,1273
7
2 0,135 0,031 0,10 0,009 0,181 18,0924
4
Rata-rata 16,1098
SD 2,8037
RSD 17,4037
Teh 5 Etanol 1 0,107 0,013 0,09 0,008 0,166 16,6238
4
2 0,113 0,013 0,10 0,009 0,175 17,5050
0
Rata-rata 17,0644
SD 0,6230
RSD 3,6512

Teh 6 Etanol 1 0,235 0,107 0,12 0,011 0,216 21,6169


8
2 0,306 0,107 0,19 0,016 0,320 32,0435
9
Rata-rata 26,8302
SD 7,3727
RSD 27,4792
Teh 7 Etanol 1 0,444 0,066 0,37 0,029 0,583 58,3303
8
2 0,543 0,066 0,47 0,036 0,729 72,8688
7
Rata-rata 65,5995
SD 10,2803
RSD 15,6713
Teh 8 Etanol 1 0,351 0,069 0,28 0,022 0,442 44,2323
2
2 0,381 0,069 0,31 0,024 0,486 48,6379
2
Rata-rata 46,4351
SD 3,1152
RSD 6,7088
Teh 9 Etanol 1 0,469 0,015 0,45 0,035 0,695 69,4912
4
2 0,460 0,015 0,44 0,034 0,682 68,1695
5
Rata-rata 68,8303
SD 0,9346
RSD 1,3578

C. Analisis Aktivitas Antioksidan Metode DPPH

Tabel 4.6 hasil perhitungan analisis aktivitas antioksidan


No Ulangan Absorbansi Absorbansi Abs Blanko - % Penghambatan
blanko Abs

1 1 0,754 2,914 2,16 74,1249


2 0,643 2,914 2,271 77,9341
Rata - Rata 76,0295
Standar Deviasi 2,69351
RSD 3,54272
2 1 0,773 2,976 2,203 74,0255
2 0,992 2,976 1,984 66,6667
Rata - Rata 70,3461
Standar Deviasi 5,2035
RSD 7,3970
3 1 1,422 2,927 1,505 51,4178
2 1,44 2,927 1,487 50,8029
Rata - Rata 51,1103
Standar Deviasi 0,4348
RSD 0,8508
4 1 0,751 2,977 2,226 74,7733
2 0,849 2,977 2,128 71,4814
Rata - Rata 73,1273
Standar Deviasi 2,3277
RSD 3,1831
5 1 0,774 2,946 2,172 73,7271
2 0,753 2,946 2,193 74,4399
Rata - Rata 74,0835
Standar Deviasi 0,5040
RSD 0,6804
6 1 0,903 2,952 2,049 69,4106
2 1,016 2,952 1,936 65,5827
Rata - Rata 67,4966
Standar Deviasi 2,7067
RSD 4,0102
7 1 2,472 3,011 0,539 17,9010
2 2,545 3,011 0,466 15,4766
Rata - Rata 16,6888
Standar Deviasi 1,71434
RSD 10,2724
8 1 2,516 2,873 0,357 12,4260
2 2,414 2,873 0,459 15,9763
Rata - Rata 14,2012
Standar Deviasi 2,5104
RSD 17,6777
9 1 1,76 3,063 1,303 42,5400
2 1,721 3,063 1,342 43,8133
Rata - Rata 43,1766
Standar Deviasi 0,9003
RSD 2,0852
10 1 0,76 2,955 2,195 74,2809
2 0,874 2,955 2,081 70,4230
Rata - Rata 72,3519
Standar Deviasi 2,7279
RSD 3,7704
11 1 1,096 2,92 1,824 62,4658
2 0,909 2,92 2,011 68,8699
Rata - Rata 65,6678
Standar Deviasi 4,5284
RSD 6,8959
12 1 0,905 2,935 2,03 69,1653
2 1,105 2,935 1,83 62,3509
Rata - Rata 65,7581
Standar Deviasi 4,8184
RSD 7,3275

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis kadar polifenol

Pada praktikum ini dilakukan pengujian kandungan polifenol dengan


metode folin-ciaocelteu pada 12 sampel teh dengan jenis,proses, dan pelarut
berbeda. Motode folin ciaoceltau dilakukan dengan menambahkan reagen folin-
ciaocelteu, reagen akan menghidrolisis polifenol pada sampel. Reagen yang
bereaksi dengan sampel akan membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat
yang memiliki warna biru (Khadjah dkk, 2017). Larutan tersebut akan dihitung
nilai absorbansinya.

Berdasarkan data yang diperoleh, didapati bahwa pelarut etanol memiliki


kemampuan lebih baik dalam pengujian kadar polifenol. Hal ini dibuktikan dengan
pengujian teh 1 dengan pelarut etanol lebih besar daripada pengujian dengan
methanol dengan rata-rata nilai masing-masing 79.4038 dan 64.5716. Akan tetapi
data yang didapatkan kurang baik untuk dibuat acuan karena keduanya memiliki
nilai RSD yang melebihi 5%. Data yang didapatkan juga memiliki perbedaan
dengan hasil penelitian dari Zulharmita (2010) yang menyebutkan bahwa methanol
lebih baik sebagai pelarut daripada etanol karena memiliki struktur kimia lebih
sederhana.

Pada data yang didapatkan pada perbedaan pemberian proses evaporasi


didapati bahwa hasil yang diperoleh berbeda antar pelarutnya. Pada penggunaan
pelarut methanol memiliki hasil lebih besar yaitu 66.9432 sedangkan pada
penggunaan pelarut etanol memiliki hasil lebih kecil yaitu 70.0272. Data yang
didapatkan pada perlakuan proses evaporasi memiliki nilai RSD kurang dari 5%
sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut mendekati nilai sesungguhnya. Akan
tetapi pada perlakuan tanpa evaporasi memiliki nilai RSD yang kurang baik
sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan. Menurut Rohadi dan Wahjuningsih
(2019), proses termal suhu tinggi (>120oC) dapat merusak senyawa bioaktif dan
menurunkan aktivitas antioksidan. Hal tersebut menunjukan bahwa pemberian
suhu tinggi seperti evaporasi kurang baik pada sampel yang mengandung
komponen bioaktif seperti polifenol. Sehingga perlu dikaji ulang suhu yang
digunakan pada proses evaporasi agar polifenol tidak rusak dan pelarut yang
digunakan dapat hilang sehingga tidak mengganggu proses pengujian.

Pada data yang didapatkan didapati bahwa sampel teh 2 memiliki


kandungan polifenol tertinggi dan sampel teh 4 memiliki kandungan polifenol
terendah dengan nilai masing-masing 81.8269 dan 16.1098. Nilai yang didaptkan
ada sampel teh 2 masih dapat bisa dianggap baik karena memiliki nilai RSD 5
sedangkan pada sampel teh 4 memiliki nilai RSD yang sangat besar yaitu 17%
sehingga data yang didapatkan kurang baik untuk dijadikan acuan. Perbedaan
signifikan antara kedua sampel disebabkan oleh perbedaan proses pengolahan teh.
Sampel 2 adalah teh hijau, sedangkan sampel 4 adalah teh hitam. Menurut Fajar
(2018), kandungan polifenol sebagai senyawa antioksidan tertinggi terdapat pada
teh hijau, kemudian teh oolong, lalu disusul teh hitam. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh proses pengolahan teh hitam menggunakan proses fermentasi
sedangkan pada teh hijau tanpa dilakukan proses fermentasi. Proses fermentasi
dapat mengoksidasi tannin menjadi senyawa turunannya yaitu teaflavin dan
tearubigin (Rohdiana, 2007 dalam Kusuma dan Fibrianto, 2018).

4.2.2 Analisis aktivitas antioksidan

Pada praktikum ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan pada pada 12


sampel teh dengan jenis,proses, dan pelarut berbeda menggunakan metode DPPH.
Metode DPPH dilakukan dengan mengamati kemampuan sampel dalam
penghambatan radikal bebas DPPH.

Data yang didapatkan pada penelitian ini menunjukan bahwa hasil tertinggi
didapatkan pada pengujian sampel teh 1 dengan menngunakan proses ekstraksi
menggunakan pelarut methanol dan dilakukan proses evaporasi dengan nilai
penghambatan 76.0295%. Sedangkan nilai terendah didapatkan pada sampel teh 5
dengan nilai penghambatan 14,2012%. Nilai dari kedua data tersebut dianggap
baik karena memiliki nilai RSD kurang dari 5% sehingga nilai tersebut dapat
dianggap sebagai acuan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
sampel teh 1 merupakan teh hijau sedangkan pada sampel teh 5 adalah teh hitam.
Perbedaan tersebut terletak pada perbedaan penghambatan dari kedua sampel yang
berkorelasi dengan kadar polifenol pada teh khususnya tannin. Menurut Shahidi
dan Naczk (1995) dalam Suryanto (2011), senyawa yang tergolong antioksidan
alami dari golongan senyawa fenolik adalah senyawa fenolik sederhana, flavonoid
dan tannin. Pada metode pengolahan teh melalui proses oksidasi enzimatis tanin
ini akan teroksidasi menjadi teaflavin pada teh oolong dan akan terkondensasi
menjadi tearubigin pada teh hitam, hal tersebut menyebabkan penurunan kadar
tannin pada teh, sehingga aktivitas antioksidan juga akan menurun. Pemberian
perlakuan evaporasi pada proses ekstraksi kadar polifenol juga memiliki pengaruh
terhadap aktivitas antioksidan. Menurut penelitian Rohadi dan Wahjuningsih
(2019), stabilitas sifat antioksidan meningkat seiring dengan peningkatan suhu
pemanasan hingga 1200C. Hal ini tercermin pada data yang dihasilkan dimana nilai
sampel teh 1 dengan pelarut methanol dengan proses evaporasi memiliki nilai lebih
tinggi daripada nilai sampel 1 tanpa evaporasi. Akan tetapi, hal tersebut tidak
tercermin pada nilai penghambatan sampel 1 dengan pelarut etanol, dimana
nilainya jauh lebih rendah dibandingkan tanpa diberi perlakuan evaporasi. Hal ini
dapat disebabkan oleh kerusakan senyawa tannin selama pemprosesan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian kadar polifenol pada teh hijau memiliki kandungan polifenol


yang lebih tinggi dibandingkan dengan teh hitam.
2. Pengujian nilai penghambatan radikal bebas DPPH pada teh hijau lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai penghambatan teh hitam.
5.2 Saran

Saran untuk praktikum ini adalah pengujian hendaknya dilakukan


sesuai dengan prosedur penelitian yang baik dan benar agar didaptkan hasil
pengujian yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari. 2016. Katekin the Indonesia: prospek dan manfaatnya. Jurnal Kultivasi.
15(2): 99-106.

Fadhillah, Zahra Hasna., F. Perdana., R. A. M. R. Syamsudin. 2021. review: telaah


kandungan senyawa katekin dan epigalokatekin galat (egcg) sebagai
antioksidan pada berbagai jenis teh. Jurnal Pharmascience.8(1): 31-44.

Fajar, Riza Ibnu., L. P. Wrasiati., L. Suhendra. 2018. Kandungan senyawa


flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau pada perlakuan suhu
awal dan lama penyeduhan. Jurnal Rekayasa dan Maanjemen Agroindustri.
6(3): 196-202.

Hermawan, Heri., L. Sari., H. Nashrianto. 2018. Kadar polifenol dan aktivitas


antioksidan ekstrak etil asetat dan metanol buah ketapang (Terminalia
catappa L.). Jurnal Online Mahasiswa. 1(1).

Kusuma, Galuh Susanti Prajati dan Fibrianto, Kiki. 2018. Pengaruh optimasi lama
fermentasi terhadap karakteristik kombucha daun tua kopi robusta dampit
metode oksidatif dan non-oksidatif. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 6(4):
87-97.

Khadijah., A. M. Jayali., S. Umar., I. Sasmita. 2017. Penentuan total fenolik dan


aktivitas antioksidan ekstrak etanolik daunsamama (Anthocephalus
macrophylus) asal Ternate, Maluku Utara. Jurnal Kimia Mulawarman.
15(1): 11-18.

Nindyasari, S. 2012. Pengaruh Suhu dan Waktu Penyeduhan Teh Hijau (Camellia
sinensis) Serta Proses Pencernaan In Vitro Terhadap Aktivitas Inhibisi
Lipase. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Ridho, Ery Al. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Buah Lakum
(Cayratia trifolia) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).
Skripsi. Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Rohadi dan Wahjuningsih, Sri Budi. 2019. pengaruh suhu pemanasan pada ekstrak
teh (C. sinensis Linn.) jenis teh putih terhadap stabilitas sifat
antioksidatifnya. Jurnal Industri Hasil Perkebunan. 14(1): 41-49.

Ruslin., H. Kasmawati., Milawati., F. I. Armadani. 2020. Uji aktivitas antioksidan


sebelas tanaman obat dalam ramuan lansau khas suku muna dengan pereaksi
dpph (Difenil pikrilhidrazil). Jurnal Sains dan Teknologi Pangan. 5(2):
2803-2813.

Sadeli, Richard Andrison. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil) Ekstrak Bromelain Buah Nanas (Ananas comusus
(L.) Merr.). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.

Salim, Stefanny Agnes., F. A. Saputri., N. M. Saptarini., J. Levita. 2020. Review


artikel: Kelebihan dan keterbatasan pereaksi Folin-Ciocalteu dalam
penentuan kadar fenol total pada tanaman. Farmaka. 18(1): 46-57.

Yusni., T. Husni., T. H. Achmad. 2015. Aktivitas polifenol teh hijau (Camellia


sinensis (L) O. Kuntze) sebagai imunomodulator melalui respons supresi
imunoglobulin E (IgE) pada rinitis alergika. Majalah Kedokteran Bandung.
43(4): 166-170.

Zulharmitta., D. Elrika., H. Rivai. 2010. Penentuan pengaruh jenis pelarut ekstraksi


terhadap perolehan kadar senyawa fenolat dan daya antioksidan dari herba
miniran (Phyllanthus niruri L.). Jurnal Farmasi Higea. 2(1): 37-45.
LAMPIRAN ACC

ACARA: Ekstraksi dan Pengujian Komponen Bioaktif Polifenol Sebagai


Antioksidan
Kelas: THP 4C

A. Data Pengamatan
1. Kurva Standar Polifenol
Konsentrasi Absrobansi 1 Absorbansi 2

0 0,016 0,018

0,014 0,185 0,165

0,027 0,355 0,192

0,041 0,53 0,494

0,054 0,674 0,658

0,068 0,961 0,887

0,081 1,144 1,140

0,095 1,317 1,297

0,108 1,487 1,465

0,122 1,607 1,601

2. Pengujian Kadar Polifenol Metode Follin-Ciocalteu


Sampel Ulangan Absorbansi Abs blanko

Teh 1 Metanol + 1,000 0,964 0,101


Evaporasi
2,000 1,023 0,101

Teh 1 Metanol 1,000 0,524 0,071


2,000 0,459 0,071

Teh 1 Etanol + 1,000 0,975 0,013


Evaporasi
2,000 0,920 0,013

Teh 1 Etanol 1,000 0,552 0,059

2,000 0,609 0,059

Teh 2 Etanol 1,000 0,569 0,052

2,000 0,611 0,052

Teh 3 Etanol 1,000 0,532 0,021

2,000 0,456 0,021

Teh 4 Etanol 1,000 0,108 0,031

2,000 0,135 0,031

Teh 5 Etanol 1,000 0,107 0,013

2,000 0,113 0,013

Teh 6 Etanol 1,000 0,235 0,107

2,000 0,306 0,107

Teh 7 Etanol 1,000 0,444 0,066

2,000 0,543 0,066

Teh 8 Etanol 1,000 0,351 0,069

2,000 0,381 0,069

Teh 9 Etanol 1,000 0,469 0,015

2,000 0,460 0,015


3. Pengujian Aktivitas Antioksidan metode DPPH
Sampel Ulangan Absorbansi Absorbansi

Blanko

1 1 0,754 2,914

2 0,643 2,914

2 1 0,773 2,976

2 0,992 2,976

3 1 1,422 2,927

2 1,44 2,927

4 1 0,751 2,977

2 0,849 2,977

5 1 0,774 2,946

2 0,753 2,946

6 1 0,903 2,952

2 1,016 2,952

7 1 2,472 3,011

2 2,545 3,011

8 1 2,516 2,873

2 2,414 2,873

9 1 1,76 3,063

2 1,721 3,063
10 1 0,76 2,955

2 0,874 2,955

11 1 1,096 2,92

2 0,909 2,92

12 1 0,905 2,935

2 1,105 2,935

B. Data Perhitungan
1. Kurva Standar Polifenol
Konse Absrobansi Absorba Absorbansi Absorbansi 2- Rata-rata
ntrasi 1 nsi 2 1-blanko blanko absorbansi

0 0,016 0,018 0 0 0

0,014 0,185 0,165 0,169 0,147 0,158

0,027 0,355 0,192 0,339 0,174 0,257

0,041 0,530 0,494 0,514 0,476 0,495

0,054 0,674 0,658 0,658 0,640 0,649

0,068 0,961 0,887 0,945 0,869 0,907

0,081 1,144 1,140 1,128 1,122 1,125

0,095 1,317 1,297 1,301 1,279 1,29

0,108 1,487 1,465 1,471 1,447 1,459

0,122 1,607 1,601 1,591 1,583 1,587


Absorbansi 1-blanko
2
y = 13.619x - 0.0192
1.5 R² = 0.9959

0.5

0
0 0.05 0.1 0.15
-0.5

2. Pengujian Kadar Polifenol Metode Follin-Ciocalteu


Sampel Ula Absor Abs Abso Jumlah Konsentr Kadar
nga bansi blank rban asam asi asam asam
n o galat galat galat

Teh 1 Metanol 1 0,964 0,101 0,86 0,065 1,296 64,7771


+ Evaporasi 3

2 1,023 0,101 0,92 0,069 1,382 69,1093


2

Rata-rata 66,9432

SD 3,0633

RSD 4,5760

Teh 1 Metanol 1 0,524 0,071 0,45 0,035 0,693 69,3443


3

2 0,459 0,071 0,38 0,030 0,598 59,7988


8

Rata-rata 64,5716

SD 6,7497
RSD 10,4530

Teh 1 Etanol 1 0,975 0,013 0,96 0,072 1,441 72,0464


+ Evaporasi 2

2 0,920 0,013 0,90 0,068 1,360 68,0079


7

Rata-rata 70,0272

SD 2,8556

RSD 4,0779

Teh 1 Etanol 1 0,552 0,059 0,49 0,038 0,752 75,2184


3

2 0,609 0,059 0,55 0,042 0,836 83,5891


0

Rata-rata 79,4038

SD 5,9189

RSD 7,4542

Teh 2 Etanol 1 0,569 0,052 0,51 0,039 0,787 78,7429


7

2 0,611 0,052 0,55 0,042 0,849 84,9108


9

Rata-rata 81,8269

SD 4,3613

RSD 5,3300

Teh 3 Etanol 1 0,532 0,021 0,51 0,039 0,779 77,8618


1
2 0,456 0,021 0,43 0,033 0,667 66,7009
5

Rata-rata 72,2814

SD 7,8919

RSD 10,9183

Teh 4 Etanol 1 0,108 0,031 0,07 0,007 0,141 14,1273


7

2 0,135 0,031 0,10 0,009 0,181 18,0924


4

Rata-rata 16,1098

SD 2,8037

RSD 17,4037

Teh 5 Etanol 1 0,107 0,013 0,09 0,008 0,166 16,6238


4

2 0,113 0,013 0,10 0,009 0,175 17,5050


0

Rata-rata 17,0644

SD 0,6230

RSD 3,6512

Teh 6 Etanol 1 0,235 0,107 0,12 0,011 0,216 21,6169


8
2 0,306 0,107 0,19 0,016 0,320 32,0435
9

Rata-rata 26,8302

SD 7,3727

RSD 27,4792

Teh 7 Etanol 1 0,444 0,066 0,37 0,029 0,583 58,3303


8

2 0,543 0,066 0,47 0,036 0,729 72,8688


7

Rata-rata 65,5995

SD 10,2803

RSD 15,6713

Teh 8 Etanol 1 0,351 0,069 0,28 0,022 0,442 44,2323


2

2 0,381 0,069 0,31 0,024 0,486 48,6379


2

Rata-rata 46,4351

SD 3,1152

RSD 6,7088

Teh 9 Etanol 1 0,469 0,015 0,45 0,035 0,695 69,4912


4

2 0,460 0,015 0,44 0,034 0,682 68,1695


5

Rata-rata 68,8303
SD 0,9346

RSD 1,3578

3. Pengujian Aktivitas Antioksidan metode DPPH


No Ulangan Absorbansi Absorbansi Abs Blanko - % Penghambatan
blanko Abs

1 1 0,754 2,914 2,16 74,1249

2 0,643 2,914 2,271 77,9341

Rata - Rata 76,0295

Standar Deviasi 2,69351

RSD 3,54272

2 1 0,773 2,976 2,203 74,0255

2 0,992 2,976 1,984 66,6667

Rata - Rata 70,3461

Standar Deviasi 5,2035

RSD 7,3970

3 1 1,422 2,927 1,505 51,4178

2 1,44 2,927 1,487 50,8029

Rata - Rata 51,1103

Standar Deviasi 0,4348


RSD 0,8508

4 1 0,751 2,977 2,226 74,7733

2 0,849 2,977 2,128 71,4814

Rata - Rata 73,1273

Standar Deviasi 2,3277

RSD 3,1831

5 1 0,774 2,946 2,172 73,7271

2 0,753 2,946 2,193 74,4399

Rata - Rata 74,0835

Standar Deviasi 0,5040

RSD 0,6804

6 1 0,903 2,952 2,049 69,4106

2 1,016 2,952 1,936 65,5827

Rata - Rata 67,4966

Standar Deviasi 2,7067

RSD 4,0102

7 1 2,472 3,011 0,539 17,9010

2 2,545 3,011 0,466 15,4766

Rata - Rata 16,6888

Standar Deviasi 1,71434

RSD 10,2724

8 1 2,516 2,873 0,357 12,4260


2 2,414 2,873 0,459 15,9763

Rata - Rata 14,2012

Standar Deviasi 2,5104

RSD 17,6777

9 1 1,76 3,063 1,303 42,5400

2 1,721 3,063 1,342 43,8133

Rata - Rata 43,1766

Standar Deviasi 0,9003

RSD 2,0852

10 1 0,76 2,955 2,195 74,2809

2 0,874 2,955 2,081 70,4230

Rata - Rata 72,3519

Standar Deviasi 2,7279

RSD 3,7704

11 1 1,096 2,92 1,824 62,4658

2 0,909 2,92 2,011 68,8699

Rata - Rata 65,6678

Standar Deviasi 4,5284

RSD 6,8959

12 1 0,905 2,935 2,03 69,1653

2 1,105 2,935 1,83 62,3509

Rata - Rata 65,7581


Standar Deviasi 4,8184

RSD 7,3275
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Kurva Standard Polifenol


Absorban = Absoransi – Absorbansi Blanko
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1+𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
Rata-rata absorbansi = 2

1. Absorbansi Ulangan 1
• Konsentrasi 0 = 0,016 – 0,016 = 0
• Konsentrasi 0,014 = 0,185 – 0,016 = 0,169
• Konsentrasi 0,027 = 0,355 – 0,016 = 0,339
• Konsentrasi 0,041 = 0,530 – 0,016 = 0,514
• Konsentrasi 0,054 = 0,674 – 0,016 = 0, 658
• Konsentrasi 0,068 = 0,961 – 0,016 = 0, 945
• Konsentrasi 0,081 = 1,144 – 0,016 = 1,128
• Konsentrasi 0,095 = 1,317 – 0,016 = 1,301
• Konsentrasi 0,108 = 1,487 – 0,016 = 1,471
• Konsentrasi 0,122 = 1,607 – 0,016 = 1,591
2. Absorbansi Ulangan 2
• Konsentrasi 0 = 0,018 – 0,018 = 0
• Konsentrasi 0,014 = 0,165 – 0,018 = 0,147
• Konsentrasi 0,027 = 0,192 – 0,018 = 0,174
• Konsentrasi 0,041 = 0,494 – 0,018 = 0,476
• Konsentrasi 0,054 = 0,658 – 0,018 = 0, 64
• Konsentrasi 0,068 = 0,887 – 0,018 = 0, 869
• Konsentrasi 0,081 = 1,140 – 0,018 = 1,122
• Konsentrasi 0,095 = 1,297 – 0,018 = 1,279
• Konsentrasi 0,108 = 1,465 – 0,018 = 1,447
• Konsentrasi 0,122 = 1,601 – 0,018 = 1,583
3. Rata-rata Absorban
0+0
• Konsentrasi 0 = =0
2
0,169 + 0,147
• Konsentrasi 0,014 = = 0,158
2
0,339+0,174
• Konsentrasi 0,027 = = 0,256
2
0,514+0,476
• Konsentrasi 0,041 = = 0,495
2
0,658+0,64
• Konsentrasi 0,054 = = 0,649
2
0,945+0,869
• Konsentrasi 0,068 = = 0,907
2
1,128+1,122
• Konsentrasi 0,081 = = 1,125
2
1,301+1,279
• Konsentrasi 0,095 = = 1,29
2
1,471 +1,447
• Konsentrasi 0,108 = = 1,459
2
1,591 +1,583
• Konsentrasi 0,122 = = 1,587
2

Analisa Polifenol
Absorban = Absorbansi ulangan 1/2 – Absorbansi Blanko
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛+0,0192
Jumlah asam galat = 13,619
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠. 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
Konsentrasi asam galat = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

1. Sampel Teh 1 Metanol + Evaporasi


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,964 − 0,101 = 0,863
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 1,023 − 0,101 = 0,922
0,863+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1== = 0,065mg GAE
13,619
0,922+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2= = 0,069mg GAE
13,619
0,065
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 1,296mg GAE/g
0.05
0,069 1,382mg GAE
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2= =
0.05 𝑔
25 10
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x x
1 5
25 10
= 1,296 𝑥 𝑥 = 64,77715 mg GAE/g
1 5
25 10
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 1,382 𝑥 𝑥 = 69,1093 mg GAE/g
1 5
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat=
2
64,77715+ 69,1093
= = 66,9432mg GAE/g
2
(64,7771)2 +(69,1093)2
• Standar Deviasi =√ = 3,0633
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
3,0633
= × 100% = 4,57599mg GAE/g
66,9432

2. SampelTeh 1 Metanol
• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,524 − 0,071 = 0,453
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,459 − 0,071 = 0,388
0,453+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1 = = 0,035mg GAE
13,619
0,459+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2 = = 0,030mg GAE
13,619
0,035
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 0,693mg GAE/g
0.05
0,030
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2= = 0,598mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsetrasi asam galat x 1
100
= 0,693𝑥 = 69,3443 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,598 𝑥 = 59,79881 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
69,3443+ 59,79881
= = 64,57155mg GAE/g
2
(69,3443)2 +(59,79881)2
• Standar Deviasi =√ = 6,749679
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
6,749679
= × 100% = 10,45302 mg GAE/g
64,57155

3. Sampel Teh 1 Etanol + Evaporasi


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,975 − 0,013 = 0,962
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,92 − 0,013 = 0,907
0,962+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1 = = 0,072mg GAE
13,619
0,907+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2 = = 0,068mg GAE
13,619
0,072
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1 = = 1,441mg GAE/g
0.05
0,068
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 1,360mg GAE/g
0.05
25 10
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x x
1 5
25 10
= 1,441𝑥 𝑥 = 72,0464 mg GAE/g
1 5
25 10
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 1,360 𝑥 𝑥 = 68,0079 mg GAE/g
1 5
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
72,0464+68,0079
= = 70,0272mg GAE/g
2
(72,0464)2 +(68,0079)2
• Standar Deviasi =√ = 2,8556
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2,8556
= × 100% = 4,077894mg GAE/g
70,0272
4. Sampel Teh 2 Etanol
• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,552 − 0,059 = 0,493
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,609 − 0,059 = 0,550
0,493+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1= = 0,038mg GAE
13,619
0,55+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2= = 0,042mg GAE
13,619
0,038
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 0,752mg GAE/g
0.05
0,042
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,836mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
= 0,752𝑥 = 75,21844 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,836 𝑥 = 83,5891 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
75,21844+ 83,5891
= = 79,40377mg GAE/g
2
(75,21844)2 +(83,5891)2
• Standar Deviasi =√ = 5,918949
2−1
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
5,918949
= 79,40377 × 100% = 7,454242 mg GAE/g

5. Sampel Teh 2 Etanol


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,569 − 0,052 = 0,517
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,611 − 0,052 = 0,559
0,517+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1= = 0,039mg GAE
13,619
0,559+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2 = = 0,042mg GAE
13,619
0,039
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 0,787mg GAE/g
0.05
0,042
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,849mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsetrasi asam galat x 1
100
= 0,787𝑥 = 78,74293 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,849 𝑥 = 84,91079 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
78,74293+ 84,91079
= = 81,82686mg GAE/g
2
(78,74293)2 +(84,91079)2
• Standar Deviasi =√ = 4,361331
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
4,361331
= 81,82686 × 100% = 5,329951 mg GAE/g

6. Sampel Teh 3 Etanol


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,532 − 0,021 = 0,511
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,456 − 0,021 = 0,435
0,511+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1= = 0,039mg GAE
13,619
0,435+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2= = 0,033mg GAE
13,619
0,039
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 0,779mg GAE/g
0.05
0,033
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,667mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
= 0,779𝑥 = 77,86181 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,667 𝑥 = 66,70093 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
77,86181+ 66,70093
= = 72,28137mg GAE/g
2
(77,86181)2 +(66,70093)2
• Standar Deviasi =√ = 7,891933
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
7,891933
= 72,28137 × 100% = 10,91835mg GAE/g

7. Sampel Teh 4 Etanol


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,108 − 0,031 = 0,077
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,135 − 0,031 = 0,104
0,077+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1= = 0,007mg GAE
13,619
0,104+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2= = 0,009mg GAE
13,619
0,007
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 0,141mg GAE/g
0.05
0,009
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,181mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
=0,141𝑥 = 14,12732 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,181 𝑥 = 18,09237 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
14,12732+ 18,09237
= = 16,10985mg GAE/g
2
(14,12732)2 +(18,09237)2
• Standar Deviasi =√ = 2,803713
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
2,803713
= × 100% = 17,40372 mg GAE/g
16,10985

8. Sampel Teh 5 Etanol


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,107 − 0,013 = 0,094
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,113 − 0,013 = 0,1
0,094+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1= = 0,008mg GAE
13,619
0,1+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2 = = 0,009mg GAE
13,619
0,008
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1 = = 0,166mg GAE/g
0.05
0,009
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,175mg GAE/g
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
=0,166𝑥 = 16,62383 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,175 𝑥 = 17,50496 mg GAE/g
1

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2


• Rata-rata kadar As. Galat = 2
16,62383+ 17,50496
= = 17,0644mg GAE/g
2
(16,62383)2 +(17,50496)2
• Standar Deviasi =√ = 0,623047
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
0,623047
= × 100% = 3,651154 mg GAE/g
17,0644

9. Sampel Teh 6 Etanol


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,235 − 0,107 = 0,128
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,306 − 0,107 = 0,199
0,128+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1 = = 0,011mg GAE
13,619
0,199+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2 = = 0,016mg GAE
13,619
0,011
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1 = = 0,216mg GAE/g
0.05
0,016
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,320mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
=0,216𝑥 = 21,61686 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,320 𝑥 = 32,04347 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
21,61686+ 32,04347
= = 26,83016mg GAE/g
2
(21,61686)2 +(32,04347)2
• Standar Deviasi =√ = 7,372727
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
7,372727
= 26,83016 × 100% = 27,47925mg GAE/g

10. Sampel Teh 7 Etanol


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,444 − 0,066 = 0,378
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,543 − 0,066 = 0,477
0,378+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1 = = 0,029mg GAE
13,619
0,477+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2 = = 0,036mg GAE
13,619
0,0297
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1 = 0.05

= 0,583mg GAE/g
0,036
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = 0.05 = 0,729mg GAE/𝑔
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
=0,583𝑥 = 58,33027 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,729 𝑥 = 72,86879 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
58,33027+ 72,86879
= = 65,59953mg GAE/g
2
(58,33027)2 +(72,86879)2
• Standar Deviasi =√ = 10,28028
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
10,28028
= 65,59953 × 100% = 15,67127mg GAE/g

11. Sampel Teh 8 Etanol


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,351 − 0,069 = 0,282
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,381 − 0,069 = 0,312
0,282+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1= = 0,022mg GAE
13,619
0,312+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2 = = 0,024mg GAE
13,619
0,022
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1= = 0,442mg GAE/g
0.05
0,024
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,486mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
=0,442𝑥 = 44,23232 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,486 𝑥 = 48,63793 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
44,23232+ 48,63793
= = 46,43513mg GAE/g
2
(44,23232)2 +(48,63793)2
• Standar Deviasi =√ = 3,115237
2−1

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
3,115237
= 46,43513 × 100% = 6,708793 mg GAE/g

12. Sampel Teh 9 Etanol


• Absorbansi ulangan 1 – Absorbansi Blanko = 0,469 − 0,015 = 0,454
• Absorbansi ulangan 2 – Absorbansi Blanko = 0,46 − 0,015 = 0,445
0,454+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 1= = 0,035mg GAE
13,619
0,445+0,0192
• Jumlah As. Galat Ulangan 2= = 0,034mg GAE
13,619
0,0345
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 1 = = 0,695mg GAE/g
0.05
0,034
• Konsentrasi As. Galat Ulangan 2 = = 0,682mg GAE/𝑔
0.05
100
• Kadar As. Galat ulangan 1 = konsentrasi asam galat x 1
100
=0,695𝑥 = 69,49115 mg GAE/g
1
100
• Kadar As. Galat ulangan 2 = 0,682 𝑥 = 68,16947 mg GAE/g
1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠.𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 + 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2
• Rata-rata kadar As. Galat = 2
69,49115+ 68,16947
= = 68,83031mg GAE/g
2
(69,49115)2 +(68,16947)2
• Standar Deviasi =√ 2−1
= 0,934571
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
• Relatif Standar Deviasi = × 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
0,934571
= 68,83031 × 100% = 1,35779 mg GAE/g

Analisa Antioksidan
1. Sampel Teh 1 Metanol + Evaporasi
a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,914 – 0,754 = 2,16
2,16
• % Penghambatan = 2,914 𝑥 100 = 74,1249

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,914 – 0,643 = 2,271
2,271
• % Penghambatan = 2,914 𝑥 100 = 77,9341
74,12+77,94
c. Rata – Rata = = 76,0295
2

(74,12)2 + (77,94)2
d. SD = √ = 2,6935
2−1
2,69
e. RSD = 76,03 𝑥 100 = 3,5427

2. Sampel Teh 1 Metanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,976 – 0,773 = 2,203
2,203
• % Penghambatan = 2,976 𝑥 100 = 74,0255

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,976 – 0,992 = 1,984
1,984
• % Penghambatan = 2,976 𝑥 100 = 66,6667
74,03+66,67
c. Rata – Rata = = 70,3461
2

(74,03)2 + (66,67)2
d. SD = √ = 5,2035
2−1
5,20
e. RSD = 70,35 𝑥 100 = 7,3970

3. Sampel Teh 1 Etanol + Evaporasi


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,927 – 1,422 = 1,505
1,505
• % Penghambatan = 2,927 𝑥 100 = 51,4178

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,927 – 1,44 = 1,487
1,487
• % Penghambatan = 2,927 𝑥 100 = 50,8029
51,41+50,8
c. Rata – Rata = = 51,1104
2

(51,4)2 + (50,8)2
d. SD = √ = 0,4348
2−1
0,43
e. RSD = 51,11 𝑥 100 = 0,8508

4. Sampel Teh 1 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,977 – 0,751 = 2,226
2,226
• % Penghambatan = 2,977 𝑥 100 = 74,7733

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,977 – 0,849 = 2,218
2,218
• % Penghambatan = 2,977 𝑥 100 = 71,4814
74,77+71,48
c. Rata – Rata = = 73,1273
2

(74,77)2 + (71,48)2
d. SD = √ = 2,3277
2−1
2,33
e. RSD = 73,13 𝑥 100 = 0,6804

5. Sampel Teh 2 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,946 – 0,774 = 2,172
2,172
• % Penghambatan = 2,946 𝑥 100 = 73,7271

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,946 – 0,753 = 2,193
2,193
• % Penghambatan = 2,946 𝑥 100 = 74,4399
73,73+74,44
c. Rata – Rata = = 74,0835
2

(73,73)2 + (74,44)2
d. SD = √ = 0,5040
2−1
0,5
e. RSD = 74,08 𝑥 100 = 0,6804

6. Sampel Teh 3 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,952 – 0,903 = 2,049
2,049
• % Penghambatan = 2,952 𝑥 100 = 69,4106

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,952 – 1,016 = 1,936
1,936
• % Penghambatan = 2,952 𝑥 100 = 65,5827
69,41+65,58
c. Rata – Rata = = 67,4966
2

(69,41)2 + (65,58)2
d. SD = √ = 2,7067
2−1
2,71
e. RSD = 67,49 𝑥 100 = 4,0102

7. Sampel Teh 4 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 3,011 – 2,472 = 0,539
0,539
• % Penghambatan = 3,011 𝑥 100 = 17,9010

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 3,011 – 2,545 = 0,466
0,466
• % Penghambatan = 3,011 𝑥 100 = 15,4766
17,90+15,98
c. Rata – Rata = = 16,6888
2

(17,90)2 + (15,98)2
d. SD = √ = 1,7143
2−1
1,71
e. RSD = 16,69 𝑥 100 = 10,2724

8. Sampel Teh 5 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,873 – 2,516 = 0,357
0,357
• % Penghambatan = 2,873 𝑥 100 = 12,4260

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,873 – 2,414 = 0,459
0459
• % Penghambatan = 2,873 𝑥 100 = 15,9763
12,43+15,98
c. Rata – Rata = = 14,2012
2

(12,43)2 + (15,98)2
d. SD = √ = 2,5104
2−1
2,51
e. RSD = 14,20 𝑥 100 = 17,6777

9. Sampel Teh 6 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 3,063 – 1,76 = 1,303
1,303
• % Penghambatan = 3,063 𝑥 100 = 42,5400

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 3,063 – 1,721 = 1,342
1,342
• % Penghambatan = 3,063 𝑥 100 = 43,8133
42,54+43,81
c. Rata – Rata = = 43,1766
2

(42,54)2 + (43,81)2
d. SD = √ = 0,9003
2−1
0,9
e. RSD = 43,18 𝑥 100 = 2,0852

10. Sampel Teh 7 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,955 – 0,76 = 2,195
2,195
• % Penghambatan = 2,955 𝑥 100 = 74,2809

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,955 – 0,874 = 2,081
2,081
• % Penghambatan = 2,955 𝑥 100 = 70,4230
74,28+70,42
c. Rata – Rata = = 72,3519
2

(74,28)2 + (70,42)2
d. SD = √ = 2,7279
2−1
2,73
e. RSD = 72,35 𝑥 100 = 3,7704

11. Sampel Teh 8 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,92 – 1,096 = 1,824
1,824
• % Penghambatan = 𝑥 100 = 62,4658
2,92

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,92 – 0,909 = 2,011
2,011
• % Penghambatan = 𝑥 100 = 68,8699
2,92
62,47+68,87
c. Rata – Rata = = 65,6678
2

(62,47)2 + (68,87)2
d. SD = √ = 4,5284
2−1

4,53
e. RSD = 65,67 𝑥 100 = 6,9

12. Sampel Teh 9 Etanol


a. Ulangan 1
• Absorbansi blanko = 2,935 – 0,905 = 2,03
2,03
• % Penghambatan = 2,935 𝑥 100 = 69,1652

b. Ulangan 2
• Absorbansi blanko = 2,935 – 1,105 = 1,83
1,83
• % Penghambatan = 2,935 𝑥 100 = 62,3509
69,17+62,35
c. Rata – Rata = = 65,7581
2

(69,17)2 + (62,35)2
d. SD = √ = 4,8184
2−1
4,82
e. RSD = 65,76 𝑥 100 = 7,3275
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Ekstraksi Senyawa Polifenol


Kurva Standar Polifenol
Uji Kadar Polifenol
Uji Aktivitas Antioksidan

Anda mungkin juga menyukai