• Timbangan analitik
• Blender
• Ayakan
• Desikator
• Petridish
• Batang pengaduk
• Pipet
• Labu Erlenmeyer
• Evaporator
• Kertas saring
• Alumunium foil
• Vortex
• Spektrofotometer UV-Vis
ALAT DAN BAHAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
METODE DIFUSI
PERSIAPAN UJI AKTIVITAS
SAMPEL ANTIMIKROBA
PROSEDUR PENELITIAN
1. Persiapan Sampel Daun Jambu Biji. Daun jambu biji dikeringkan dengan cara
diangin- anginkan selama 1 minggu. Setelah kering, haluskan hingga menjadi
bubuk dan saring menggunakan saringan.
2. Ekstraksi daun jambu biji. Ekstraksi sampel dengan cara maserasi. Ditimbang
sebanyak 50 g daun jambu biji, direndam dalam 150 mL etanol dengan
konsentrasi 30%, 50% dan 70% selama 24 jam kemudian disaring untuk
mendapatkan filtrat. Perlakuan dilakukan selama 3 hari. Filtrat yang diperoleh
disatukan kemudian diuapkan untuk mendapatkan ekstrak etanol. Ekstrak yang
diuapkan didinginkan dalam desikator sebelum dianalisa lebih lanjut.
PROSEDUR PENELITIAN
3. Uji Fitokimia Tanin Menggunakan FeCl3 1% Uji fitokimia merupakan uji
kualitatif untuk menduga adanya kandungan tanin dalam ekstrak daun
jambu biji Uji fitokimia yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
menambahkan ekstrak dengan pereaksi FeCl3 1% yang ditunjukkan dengan
perubahan warna tinta menjadi hijau atau biru kehitaman. Uji fitokimia
dengan menggunakan FeCl3 1% digunakan untuk mengetahui apakah
suatu sampel mengandung gugus fenol yang ditunjukkan dengan warna
hijau kehitaman atau biru tua setelah ditambahkan dengan FeCl3 1%,
sehingga apabila uji fitokimia dengan FeCl3 1% memberikan hasil yang
positif maka memungkinkan sampel mengandung senyawa fenolik dan
kemungkinan salah satunya adalah tanin. Karena tanin merupakan senyawa
polifenol Hal. Terbentuknya warna hijau atau biru kehitaman pada ekstrak
setelah ditambahkan dengan FeCl3 1% karena tanin akan membentuk
kompleks dengan ion Fe 3+
4. Penentuan Kadar Tanin Total Pembuatan Larutan Standar ditimbang
dengan seksama 10 mg asam galat kemudian dilarutkan dalam akuades
dan dicukupkan volumenya hingga 10 ml sehingga diperoleh kadar 1
mg/ml sebagai larutan stok dan larutan stok dipipet masing-masing 10,
15, 20, 25 dan 30 ml ditambahkan 0,2 ml Folin Ciocalteu (setelah
diencerkan dengan akuades 1:1) dicampur secara homogen selama 10
detik lalu didiamkan selama 5 menit kemudian ditambahkan 2 ml
Na2CO3 7% w/v (dalam akuades) dicampur secara homogen selama
30 detik, kemudian dicukupkan volumenya hingga 5 ml dengan
akuades dalam labu takar sehingga diperoleh konsentrasi akhir 2, 3, 4,
5, dan 6 mg/ml didiamkan selama 95 menit diukur pada
spektrofometer UV-Vis panjang gelombang maksimum.
Persiapan sampel
Ditimbang dengan hati-hati 0,1 mg ekstrak daun jambu biji kemudian
ditambahkan ke dalam 0,2 ml Folin Ciocalteu (setelah diencerkan
dengan akuades 1:1) lalu didiamkan selama 5 menit kemudian
ditambahkan 2 ml Na₂CO3 7% w/v (dalam akuades), dicampur secara
homogen selama 30 detik, kemudian dicukupkan volumenya dengan
akuades hingga 10 ml dalam labu takar. Dari larutan stok ini dipipet 1
ml dan diencerkan dengan air hingga 10 ml air suling. Didiamkan
selama 95 menit. Diukur pada spektrofometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali
Metode difusi Uji Aktivitas
Antimikroba
Media padat yang telah dipanaskan hingga meleleh
didinginkan hingga suhu ± 40°C, dan dituang ke dalam
bakteri dan jamur 35° C selama 48 jam diameter zona
hambat yang terbentuk diukur dengan menggunakan
jangka sorong (Volk dan Wheeler, 1993)[7].
HASIL DAN PEMBAHASAN
EKSTRAK TANIN
Bahan yang akan dimaserasi sebanyak 50 g direndam dalam campuran
pelarut organik (etanol) air (1:3) dengan konsentrasi 30%, 50% dan 70%
selama 24 jam dan perlakuan diulang sampai 3 kali (Harborne, 1987)[6].
Maserasi digunakan karena proses ini memiliki efektifitas penyerapan yang
cukup tinggi terhadap zat-zat aktif yang terkandung di dalam daun jambu biji
termasuk tanin. Cairan hasil maserasi kemudian diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga diperoleh ekstrak kasar daun jambu biji yang kental
dan berwarna coklat, kemudian dikeringkan dengan menggunakan
freezdryer. Pemekatan bertujuan untuk mengetahui % rendemen serta
kemudahan dalam hal penyimpanan jika dibandingkan pada ekstrak yang
masih kental (masih terdapat pelarut). Perbedaan yield pada salah satu dari
keenam sampel disebabkan karena kandungan bioaktif yang terekstrak oleh
pelarut, sehingga hasil yield yang diperoleh bervariasi. Rendemen yang
diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1 Presentase yield dihitung dari berat
ekstrak kering yang terekstrak dengan melihat berat sampel awal.
TABEL 1. hasil sampel Ekstraktif Daun Jambu Biji dengan variasi
konsentrasi pelarut
Tabel 2 menunjukkan Bahwa kadar tanin total tertinggi terdapat pada ekstrak
etanol 30% yang kadarnya lebih tinggi dibandingkan
dengan ekstrak lainnya
Tabel 2. Pengujian Kandungan Tanin Total Pada Daun Jambu Biji Pengujian Kadar Tanin Total
Pada Daun Jambu Biji Rata-rata Jumlah Pelarut (mg/g)