Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI

ASAM AMINO DAN PROTEIN

Disusun oleh :
KELOMPOK 6
FARMASI E

AnnisaAmelyaMarganingrum 201610410311100
LailatulKhoiriyah 201710410311128
SitiNuraini 201710410311142
FitriaFebriIndarwati 201710410311151
AlqiyaMuhuDhisi 201710410311159
Gozsa A. A 201710410311212

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017 – 2018
I. TUJUAN
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara mengidentifikasi sifat dan reaksi asam
amino dan protein.
II. TEORI UMUM

Asam amino adalah unit molekuler dasar yang membentuk polimer protein panjang.
Ada 20 jenis asam amino dalam protein yang menjadi dasar struktur dan fungsi tubuh
manusia. Setiap asam amino mengandung sedikitnya satu gugus asam karboksil (-
COOH) dan sedikitnya satu gugus amino (-NH3). Kedua gugus tersebut terikat pada atom
karbon yang sama. Setiap asam amino mempunyai anak rantai yang disebut sebagai satu
gugus R. Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus R nya yang emmberi cirri
khas dan mempengaruhi sifat protein tempat asam amino tersebut bergabung. Gugus R
yang polar atau bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut dalam air (Sloane,
2004).
Asam amino pembangun atau penyusun protein adalah alfa asam amino, yaitu asam
amino yang gugus aminonya terikat pada pada atom karbon beta maka disebut asam beta
amino. Hanyaalfa asam amino yang ditemukan bebas di alam (Sumardjo, 2009). Asam
amino yang diperoleh dari hidrolisis protein ialah asam amino alfa. Dengan demikian,
semua asam amino alfa kecuali glisin bersifat aktif optis. Asam amino itu mempunyai
konfigurasi I relative terhadap gliseraldehid (Hart, 2003).
Pada uji Biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer ditambahkan
pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah test yang umum
untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret
dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur peptida
dari protein (Routh, 1969)
Pereaksi Millon adalah laruran merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila
pereaksi ini ditambah pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat
berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-
fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna
(Jalip, 2008).
Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida dengan bantuan asam kuat
dan membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan
dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang emngandung asam glioksilat.
Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan
sehingga membentuk lapisan dibawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan
terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan. Reaksi Hopkins-Cole memberikan
hasil positif khas untuk gugus indol dalam protein (Poedjiadi, 1994).
Ninhidrin bereaksi dengan asam amino bebas dan protein menghasilkan warna ungu.
Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein dan
produk hasil hidrolisisnya. Apabila ninhidrin (triketohidrin) dipanaskan bersama asam
amino maka akan terbentuk kompleks berwarna ungu. Kompleks berwarna ungu
dihasilkan dari reaksi ninhidrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrinduntin dan ammonia.
Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan kompleks yang berbeda warnanya dengan asam
amino lainnya, yaitu berwarna kuning (Fitria,2013)
Uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin dapat mengubah asam amino
menjadi siatu aldehida. Ninhidrin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan
ninhidrin yang terlihat tidak berwarna kedalam sampel, kemudian dipanaskan beberapa
menit. Adanya protein ditandai dengan adanya perubahan warna ungu ( Setiawan, 2013).
Uji xanthoprotein adalah uji untuk menentukan apakah suatu protein mengandung
gugus benzene (cincin fenil). Ada 20 jenis asam amino esensial dalam organism
kehidupan yang mengandung gugus benzena ada tiga yaitu fenilalanin, triptofan, dan
tirosin. Maka uji xanthoprotein ini hanya positif jika asam amino tirosin, triptofan ddan
fenilalanin ditambahkan asam nitrat pekat dan terbentuk endapan putih dan berubah
menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawwa nitro yang terbentuk dalam suasana basa
akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga (Lafita, 2013).
Protein adalah suatu biomolekul besar yang terdapat disetiap organism kehidupan,
yang jenisnya bermacam-macam dan mempunyai fungsi biologis yang berbeda-eda.
Keratin sebagai contoh, merupakan suatu protein yang dap ada kulit dan kuku, sedangkan
fibroin terdapat pada sutra dan sarang laba-laba. Enzim polymerase DNA yang
mengkatalisis sintesis DNA dalam sel adalah protein (Franisal, 2004).
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsure C, H, O, dan N yang
tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor
belerang, dan ada jenis nprotein yang mengandung unsure logam seperti besi dan
tembaga (Winarno, 1997).
Protein yang ditemukan kadang-kadang berkonjugasi dengan makromolekul atau
mikromolekul seperti lipid, polisakarida, dan mungkin fofat. Protein terkonjugasi yang
dikenal antara lain nucleoprotein, fosfoprotein, metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein,
dan glikoprotein. Protein yang diperlukan organism dapat diklarifikasikan menjadi dua
golongan utama, ialah pertama; protein sederhana, yaitu protein yang apabila terhidrolisi
hanya menghasilakn asam amino, dan kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang
dalam hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam amino, tetapi juga menghasilkan
komponen organik ataupun komponen anorganik yang disebut “gugus prosthetic”
(Sumarno, dkk., 2002).
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka
dikatakan protein ini terdenaturasi. Sebagian besar protein globuler mudah mengalami
denaturasi. Jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak,
molekul akan mengembang. Kadang-kadang perubahan ini memang dikehendaki dalam
pengolahan makanan, tetapi sering pula dianggap merugikan sehingga perlu dicegah
(Winarno, 2008).
III. PRINSIP REAKSI BIOKIMIA
1. Test Biuret
Uji biuret mendeteksi adanya protein didalam suatu larutan secara kualitatif dengan
indikasi warna ungu (violet). Dalam kondisi alkalin, biuret bereaksi dengan senyawa
yang mengandung dua atau lebih ikatan peptide dan bentuk kompleks berwarna
violet.
2. Test Millon
Reaksi ini disebabkan oleh derivate-derivat monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang
digunakan adalah larutan ion merkuri/merkuro dalam asam nitrat atau nitrit. Warna
merah yang terbentuk mungkin disebabkan oleh garam merkuri dari tirosin yang
ternitrasi.
3. Test Hopkins-Cole
Pereaksi yang digunakan mengandung asam glioksilat. Triptofan berkondensasi
dengan aldehida dan dengan asam pekat membentuk kompleks berwarna dari ejnis
asam 2,3,4,5-tetrahidri-karbolin-4-karboksilat.
4. Test Ninhidrin
Semua asam amino alfa bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehid dengan satu
atom C lebih rendah dan melepaskan NH3 dan CO2. Disamping itu, terbentuk
kompleks berwarna biru yang disebabkan oleh 2 molekul ninhidrin yang bereaksi
dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi. Garam-garam ammonium,
amina, peptida, dan protein juga ereaksi tetapi tanpa melepaskan CO2 dan NH3
5. Test Xanthoprotein
Reaksi ini berdasarkan nitrasi inti benzen yang terdapat dalam molekul protein.
Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam lingkungan alkalis akan
terionisasi dengan bebas dan warnanya menjadi lebih tua atau menjadi jingga.
6. Pengaruh Logam Berat
Apabila protein direaksikan dengan logam berat, maka protein akan mengalami
koagulasi.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
 Tabung reaksi + rak tabung  Kertas saring
reaksi  Batang pengaduk
 Pipet tetes  Gelas ukur
 Beaker glass  Pembakar spiritus
 Penangas air  Kaki tiga dan kasa
 Corong

B. BAHAN
 Albumin 2%  Larutan ninhidrin 0.1%
 Kasein 0.2%  NaOH 10%
 Putih telur  Larutan CuSo4
 Fenol 2%  HNO3 pekat
 Serbuk albumin  Larutan alkali pekar (NaOH
 Urea atau NH4OH)
 Aquadest  HgCl2 2%
 Pereaksi millon  Pb-asetat 2%
 H2SO4pekat  FeCl3 2%
 Larutan Hopkins-cole
 Larutan (NH4)2SO4
V. PROSEDUR KERJA
a. TEST HOPKINS-COLE
Prinsip :
Pereaksi yang digunakan menagandung asam glioksilat. Triptofan berkondensasi
dengan aldehida dan dengan asam pekatmembentuk kompleks berwarna dari jenis asam
2,3,4,5-tetrahidro-karbonil-4-karboksilat.
Prosedur :
Campurlah 2 ml larutan albumin 2%,kasein, fenol, dan putih telur dengan larutan
Hopkins-Cole 1 ml. tambahkan dengan hati-hati melalui dinding tabung asam sulfat pekat
10 tetes. Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan.
b. TEST NINHIDRIN
Prinsip :
Semua asam amino alfa bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehid dengan
satu atom C lebih rendah dan melepaskan NH3 dan CO2. Di samping itu, terbentuk
kompleks berwarna biru yang disebabkan oleh 2 molekul ninhidrin yang bereaksi dengan
NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi. Garam-garam ammonium, amina, peptida,
dan protein juga bereaksi tetapi tanpa melepaskan CO2 dan NH3.

Prosedur :
Dalam tabung reaksi yang berisi 1 ml larutan (NH4)2SO4 , albumin 2%, kasein 2%,
dan putih telur ditambah 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1%. Letakkan pada penangas air
mendidih selama 10 menit.
c. TEST XANTHOPROTEIN
Prinsip :
Reaksi ini berdasarkan netrasi inti bensen yang terdapat dalam molekul protein.
Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam lingkungan alkalis akan
terionisasi dengan bebas dan warnanya lebih tua atau menjadi jingga.
Prosedur :
Campurlah 2 ml larutan albumin 2% dengan 1 ml HNO3 pekat. Perhatikan
terbentuknya endapan berwarna putih. Panaskan hati-hati, endapan akan larut kembali
dan larutan tersebut akan berubah menjadi kuning. Dinginkan dibawah kran dengan hati-
hati (tetes demi tetes). Tambahkan larutan alkali pekat (NAOH atau NH4OH). Ulangi
percobaan dengan larutan kasein, larutan fenol 2% dan larutan putih telur.
d. TEST BURET
Prinsip :
Prinsip uji biuret adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks Cu
dengan gugus –CO dan –NH berwarna ungu. Pada uji biuret semua protein yang di ujikan
memberikan hasil positif.
Prosedur :
Kedalam semua tabung reaksi yang berisikan albumin, kasein, fenol dan juga
putih telur, dimasukkan NaOH pekat 1 ml kemudian dikocok sampai homogen. setelah
itu, kemudian ditambahkan 1 tetes CuSO4 ke dalam masing-masing tabung. Amati warna
yang terbentuk pada setiap tabung.
e. PENGARUH LOGAM BERAT
Prinsip :
Apabila protein direaksikan dengan logam berat, maka protein akan mengalami
koagulasi.
Prosedur :
Kedalam 3 ml larutan albumin 2% tambahkan 5 tetes larutan HgCL2 2%. Ulangi
percobaan dengan menggunakan Pb asetat 2% dan FeCl3 2%.
VI. SKEMA KERJA
 Test Hopkins-Cole

siapkan 2 tabung bersih

tabung 1 berisikan 2ml putih telur, tabung 2 berisikan 2 ml kasein

tambahkan 1 ml larutan Hopkins-cole

(+) tambahkan 10 tetes asam sulfat pekat melalui dinding tabung ,


agar dapat membentuk cincin

Amati warna yang terbentuk dan lihat cincin warna


ungu

 Test Ninhidrin

siapkan 2 tabung bersih

 tabung 2 berisikan 1 ml
Tabung 1 berisikan 1 ml putih telur,
kasein

(+) tambahkan 0,5ml larutan Ninhidrin 0,1% pada masing-


 diatas
masing tabung reaksi
Kemudian, letakkan semua larutan dalam tabung reaksi diatas yang
sudah tercampur rata kedalam beker glass yang berisika air yang sudah
di panaskan diatas hot plate

Panaskan selama 10 menit atau sampai terbentuk


warna biru atau ungu

 Test Xanthoprotein

siapkan 3 tabung bersih

Kemudian masukkan 2ml larutan kasein, larutan fenol, dan putih telur
ke dalam masing-masing tabung reaksi yang tersedia

(+) tambahkan masing masing larutan diatas dengan 1ml HNO3 pekat
(lewat dinding).

Kemudian, dipanaskan endapan sampai larut sampai berubah menjadi


kuning, kemudian di dinginkan dengan air

(+) tambahkan larutan NaOH 2ml

Amati warna pada masing-masing tabung reaksi diatas,


hasilnya ditandai dengan warna jingga
 Test Buret

Siapkan 3 tabung reaksi bersih

Masukkan 2ml larutan kasein, fenol, dan putih telur dalam


masing-masing tabung reaksi

Kemudian, tambahkan 1ml larutan NaOH 10% kedalam masing-


masing tabung melewati dinding tabung , kocok sampai homogen

(+) ditambahkan CuSO4 3 tetes dan kocok langsung

 Pengaruh Logam Berat

Siapkan 4 tabung reaksi bersih

Masukkan 3 ml larutan putih telur dan kasein pada masing-


masing 2 tabung diatas

Kemudian, pada tabung yang berisi putih telur ditambahkan 5 tetes


larutan HgCl2 2%, lihat perubahan warna yang terbentuk

percobaan diatas dilakukan kembali dengan larutan Pb asetat 2%


sebanyak 5 tetes
Ulangi kembali percobaan diatas pada tabung berisi
larutan kasein

VII. HASIL PENGAMATAN

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan 5 uji terhadap protein dan asam amino yang
terdapat dalam putih telur juga kasein. Namun, kelompok kami mendapatkan 3 uji yaitu
test Hoopkins-Cole, uji ninhidrin serta uji logam berat.
Pada uji yang pertama yaitu test Hoopkins-Cole yang bertujuan untuk mengetahui
apakah senyawa protein mengandung asam amino triptofan ataupun tidak. Triptofan akan
berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuat sehingga akan membentuk cincin. Hal
pertama yang disiapkan 2 buah tabung yang masing-masing diisi dengan 2 ml putih telur
dan 2 ml kasein. Kemudian masing-masing tabung diisi dengan 1 ml pereaksi lalu
diberika 10 tetes H2SO4 pekat melewati masing-masing dinding tabung reaksi. Pada
kedua tabung ini dapat dilihat bahwa terdapat cincin yang terbentuk sehingga dapat
disimpulkan bahwa kasein dan putih telur mengandung triptofan.
Uji yang kedua yakni uji ninhdrin yang bertujuan untuk mengetes apakah ada atau
tidaknya gugus karboksil dan asam amino bebas atau alfa asam amino maupun gugus
hidroksil. Uji yang positif akan menunjukkan warna biru keunguan untuk prolin yang
terkandung didalamnya. Hal yang dilakukan pertama-tama adalah disiapkan 2 buah
tabung reaksi kemudian masing-masing tabung diisi dengan 1 ml kasein dan 1 ml putih
telur kemudian diberikan masing-masing 1 ml larutan ninhdrin 0,1% sebanyak 0,5
ml.kemudian dipanaskan diatas waterbath didalam beaker glass selama 10 menit. Pada
menit ke-2 sudah dapat terlihat perubahan warna terhadap 2 tabung ini dengan kasein
yang berwarna putih keunguan dan protein yang bagian bawah tabungnya berwarna putih
keunguan pekat. Setelah 10 menit terlihat warna ungu semakin pekat pada kedua tabung
reaksi ini. Hal ini disebabkan karena banyaknya ninhdrin yang digunakan banyak
bereaksi atau ter-reduksi dengan NH3 dan terbentuk warna biru keunguan. Dapat
dikatakan bahwa test ninhydrin yang kami lakukan memperlihatkan hasil positif.
Uji yang ketiga yakni uji logam berat untuk mengetahui apakah bahan-bahan
yang diujikan terdapat asam amino sistein atau metinoin atau tidak ada dalam bahan yang
diujikan. Reaksi Pb-asetat dengan asam amino akan memperlihatkan endapan warna
hitam atau kelabu. Larutan penguji yang digunakan adalah Pb-asetat dan HgCl2. Hal yang
dilakukan pertama adalah menyiapkan 4 tabung reaksi dimana 2 dari tabung reaksi ini
diberikan masing-masing 3 ml kasein ditambahkan dengan masing-masing 5 tetes larutan
HgCl2 2% dan juga 5 tetes Pb-asetat memiliki warna putih seperti susu keruh dan
terdapat endapan. Selanjutnya, 2 dari tabung reaksi ini diberikan masing-masing 3 ml
putih telur ditambahkan dengan masing-masing 5 tetes larutan HgCl2 2% dan juga 5 tetes
Pb-asetat dan endapan yang terlihat lebih jelas. Pada uji logam berat ini menunjukkan
hasil positif karena larutan berwarna keruhdan terdapat endapan. Hal ini disebabkan
karena terdapat reaksi antara Pb-asetat, HgCl2 dengan asam amino dan protein.
Pada kelompok 1

IX. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai