Anda di halaman 1dari 13

1. PENDAHULUAN cair.

Metode pemisahan merupakan suatu Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan


aspek penting untuk memisahkan satu solute dari suatu cairan pembawa
materi dengan materi yang lain dalam (diluen) menggunakan solven cair.
suatu campurn. Berbagai teknik Campuran diluen dan solven tersebut
pemisahan dapat diterapkan untuk tidak saling campur dan terdapat dua
memisahkan campuran. Metode fase saat dipisahkan.
pemisahan yang umumnya digunakan
salah satunya adalah ekstraksi. Ekstraksi ada dua jenis yaitu ekstraksi
crosscurrent (arus silang) dan ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses countercurrent (arus berlawanan).
pemisahan substansi atau zat dengan Ekstraksiarus silang merupakan stage
campuranya dengan menggunakan berturutan dengan rafinat dari suatu
pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini stage dikontakkan dengan penambahan
didasarkan padazat terlarut dengan larutan kedua yang masih baru pada
perbandingan tertentu antar dua pelarut stage berikutnya. Ekstraksi jenis ini
yang tidak saling melarutkan. banyak digunakan untuk skala
Pemisahan dengan metode ini dapat laboratorium. Ekstraksi arus berlawanan
dilakukan baik pada tingkat mikro rancangan ekstraksi dengan cara
maupun makro. memasukkan solven ekstrak ke dalam
tempat umpan masuk dan dua fase
Ekstraksi dapat digolongkan masing-masing masuk ke dalamstage
berdasarkan proses pelaksanaan dan secara berlawanan. Ekstraksi jenis ini
bentuk campurannya. Berdasarkan banyak digunakan dalam skala industri
pelaksanaannya, ekstraksi dibedakan karena lebih ekonomis.
menjadi dua yaitu ekstraksi kontinyu
(continues extraction) dan ekstraksi Oleh karena itu, percobaan ekstraksi
bertahap (batch) sedangkan berdasarkan cair-cair ini perlu dilakukan agar dapat
bentuk campurannya (yang diekstraksi), memahami bagaimana proses dan
ekstraksi dibedakan menjadi dua yaitu prinsip kerja dari ekstraksi cair-cair
ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair- serta untuk menentukan jumlah stage
yang diperlukan dalam proses ekstraksi pemisahan dengan operasi lain-lainnya
crosscurrent. tidak dapat dicapai seperti: destilasi,
evaporasi, kristalisasi dan lain.lain.
Tujuan pada percobaan ini adalah untuk Ekstraksi cair-cair adalah proses
mengetahui massa dari bahan-bahan pemisahan suatu komponen dari fasa
yang digunakan dalam percobaan untuk cair ke fasa cair lainnya. Operasi
mengetahui ratio berat asam asetat ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa
dalam fase rafinat bebas solut dalam tahap yaitu kontak antara pelarut
setiap stage, untuk mengetahui dengan fasa cair yang mengandung
perbandingan feed dengan solven dalam komponen yang akan diambil,
setiap stage dan untuk mengetahui ratio kemudian solute akan berpindah dari
berat bebas solut dalam fase ekstrak. fasa umpan ke fasa pelarut dan
berikutnya adalah pemisahan dua fasa
2. TINJAUAN PUSTAKA yang tidak saling melarutkan yaitu fasa
yang banyak mengandung pelarut
Pada ekstraksi cair-cair, zat yang disebut fasa ekstrak dan fasa yang
diekstraksi terdapat di dalam campuran banyak mengandung umpan disebut
yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair fasa reffinat [14].
sering juga disebut ekstraksi pelarut,
banyak dilakukan untuk memisahkan Prinsip yang digunakan dalam proses
zat seperti iod atau logam-logam ekstraksi cair-cair adalah pada
tertentu dalam larutan air [14]. perbedaan koefisien distribusi zat
terlarut dalam dalam dua larutan yang
Dalam ekstraksi, larutan atau cairan berbeda fase dan tidak saling bercampur
yang kana di ekstrak disebut umpan. atau pemisahan berdasarkan perbedaan
Cairan yang dikontakkan dengan umpan kelarutan [14].
disebut solvent (pelarut). Produk pada
ekstraksi ini adalah ekstrak dan sisa Ekstraksi ada dua jenis, yaitu ekstraksi
cairan yang terlarut di sebut raffinat crosscurrent dan ekstraksi
[11]. countercurrent. Ekstraksi crosscurrent
merupakan sebuah cascade atau stage
Ekstraksi cair-cair digunakan jika berurutan dengan rafinat dari suatu
stage dikontakkan dengan penambahan banding distribusi ini tak bergantung
larutan pelarut kedua yang masi baru pada spesi molekul lain apapun yang
pada stage berikutnya. Ekstraksi jenis mungkin ada. Harga angka banding
ini umumnya digunakan di dalam berubah dengan sifat dasar kedua
laboratorium karena fase ekstrak dan pelarut, sifat dasar zat terlarut dan
rafinat dapat di analisi setelah masing- temperatur [12].
masing stage menghasilkan dat
kesetimbangan, tetapi ekstraksi ini tidak Distribusi adalah metode yang
ekonomis bila digunakan untuk skala digunakan untuk menentukan aktifitas
industri. Ekstraksi countercurrent zat terlarut dalam pelarut lain diketahui,
merupakan ekstraksi yang dilakukan asalkan kedua pelarut tidak bercampur
dengan cara memasukkan solven sempurna satu sama lain [2].
ekstrak ke dalam stage atau akhir
ekstraksi terdahulu tempat umpan Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke
masuk dan dua fase masing-masing dalam dua pelarut yang tidak saling
masuk ke dalam stage secara larut di masukkan solute yang dapat
berlawanan. Ekstraksi ini banyak larut ke dalam kedua pelarut tersebut
digunakan dalam skala industri karena maka akan terjadi pembagian kelarutan.
lebih ekonomis [10]. Perbandingan konsentrasi solute di
dalam kedua pelarut tersebut tetap dan
Gambar 1. Ekstraksi Crosscurrent merupakan suatu tetapan pada suhu
tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan
Gambar 2. Ekstraksi Countercurrent distribusi atau koefisien distribusi [9].

Hukum distribusi atau partisi dapat Konsentrasi-konsentrasi itu selalu


dirumuskan sebagai berikut, bila suatu konstan asal temperatur konstan yakni:
zat terlarut terdistribusi antara dua Konsentrasi iod dalam karbon disulfida/
pelarut yang tak dapat-campur, maka konsentrasi ioa dalam air = C2/C1 =
pada suatu temperatur yang konstan Kd ............................ (1)
untuk tiap spesi molekul terdapat angka Atau
banding distribusi yang konstan antara Konsentrasi solut dalam fasa organik/
kedua pelarut tersebut dan angka konsentrasi solut dalam air =
Kd .............................(2) 1. Koefisien distribusi (Ki)
Tetapan Kd dikenal sebagai koefisien Sebaiknya dipilih pelarut yang
distribusi atau partisi [12]. mempunyai nilai Ki besar sehingga
jumlah solven yang dibutuhkan lebih
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sedikit.
ekstrak antara lain kualitas bahan baku 2. Yield
yang digunakan, jenis pelarut yang Solven harus dapat menghasilkan
digunakan, jenis pelarut yang digunakan yield yang besar dari hasil ekstraksi.
dalam proses ekstaksi, metode ekstraksi 3. Recoverability (kemampuan untuk
yang digunakan, ukuran partikel bahan, dimurnikan)
suhu, pH ekstrak dan metode Perbedaan titik didih dari solute dan
pemurniannya [3]. solven harus cukup jauh agar mudah
dipisahkan dengan cara distilasi.
Ada tiga faktor penting yang 4. Chemical Reactivity
berpengaruh dalam penignkatan Pelarut merupakan senyawa yang
karakteristik hasil dalam ekstraksi cair- stabil dan inert terhadap komponen -
cair, yaitu kenaikan jumlah pelarut yang komponen dalam sistem.
digunakan akan meningkatkan hasil 5. Selektivitas (faktor pemisahan = )
ekstraksi tetapi harus ditentukan rasio Agar proses ekstraksi dapat
perbandingan pelarut-umapan yang berlangsung, harga harus lebih
minimum agar proses ekstraksi menjadi besar dari satu. Jika nilai = 1
lebih ekonomis, waktu ekstraksi agar artinya kedua komponen tidak dapat
ekstraksi yang dilakukan lebih efisien dipisahkan.
dan kecepatan pengaduka agar hasil 6. Densitas
ekstraksi maksimum dengan kecepatan Perbedaan densitas dari fasa solven
pengadukan minimum sehingga dan fasa diluen harus cukup besar
konsumsi energi menjadi minimum [6]. agar mudah dipisahkan pada proses
separasi.
Parameter-parameter yang sering 7. Tegangan antar muka
dijadikan ukuran dalam pemilihan Tegangan antar muka yang besar
pelarut yang digunakan dalam proses akan membuat proses transfer massa
ekstraksi cair-cair adalah: akan menjadi lebih sulit, sedangkan
pelarut yang memiliki tegangan antar berbentuk cairan jernih tidak berwarna,
muka kecil akan mempermudah pH asam, memiliki titik beku 16,6 C
terjadinya proses transfer massa dan titik didih 118,1 C. Asam asetat
namun kontak antara solute dan memiliki rumus molekul CH3COOH
solven menjadi lebih kecil. dan bobot molekul 60,05 [4].
8. Pelarut tidak beracun dan mudah
didapat Sifat kimia dari dari aquadest
9. Pelarut tidak mudah terbakar dan diantaranya yaitu merupakan pelarut
murah yang baik, dan memiliki pH netral (7).
10. Viskositas, tekanan uap dan titik Air bukan merupakan zat pengoksidasi
beku [11]. kuat, lebih bersifat reduktor dari pada
oksidator. Reaksi oksidasi dari air
Sifat fisik dan kimia dari asam asetat sendiri dapat terjadi jika direaksikan
adalah sebagai berikut, asam asetat dengan logam alkali atau alkali tanah.
(CH3COOH) adalah suatu senyawa Sedangkan sifat fisik dari aquadest
berbentuk cairan, tak berwarna dan larut yakni memiliki rumus molekul H2O,
dalam air. Sifat kimia asam asetat massa molar: 18,0153 gr/mol, densitas
berwujud cair, tidak berwarna dan dan fase: 0,998 gr/cm3 dalam bentuk
berbau tajam. Asam asetat yang cairan dan 0,92 gr/cm3 dalam bentuk
menyusun sekitar 4-5% cuka, memberi padatan, memiliki titik lebur 0 C dan
ciri bau dan cita rasanya. Asam asetat titik didih 100 C, berupa cairan tak
mengurai dalam air menghasilkan anion berwarna dan tidak berbau [7].
karboksilat dan ion hidronium. Asam
asetat mudah larut dan bercampur Sifat fisik natrium hidroksida
dengan pelarut polar dan non polar diantaranya adalah memiliki rumus
lainnya seperti air, khloroform dan molekul NaOH, densitas dan fase: 2100
heksana. Asam asetat mudah menguap gr/cm3 dalam bentuk cairan, titik lebur:
di udara terbuka, mudah terbkar dan 318 C, titik didih:1390 C, berbentuk
dapat menyebabkan korosif pada logam cairan higroskopis tak berwarna. Sifat
[1]. kimia dari NaOH yakni sangat mudah
menyerap gas CO2, mudah larut dalam
Sifat fisik dari asam asetat adalah air, merupakan larutan basa kuat, sangat
korosif terhadap jaringan organik dan maupun hewan dapat menyebabkan
tidak berbau [7]. kerusakan pasa sistem pencernaan dan
perubahan yang mematikan pada
Sifat fisik asam oksalat diantaranya keasaman darah. Asam asetat dalam
memiliki rumus molekul H2C2O4, berat cuka secukupnya dilarutkan sehingga
molekul: 90,03 gr/mol, berat jenis: tidak korosif, walaupun demikian jika
2,408 gr/cm3, berbentuk padatan kristal, terus menerus makan makanan yang
tak berwarna, larut di dalam air panas mengandung cuka akan dapat merusak
dan dingin, sifat kimia asam oksalat email gigi [5].
yakni didapatkan dari reaksi pemanasan
gula dengan oksigen, memiliki afinitas Minyak tanah atau kerosene sangat
besar terhadap air, dapat menggantikan berbahaya bagi tubuh manusia. Bahaya
hidrogen dalam reaksinya dengan lain terkait minyak tanah atau kerosene
logam aktif dan membentuk garam bagi manusia adalah pneumonitis bahan
sulfat, dapat digunakan sebagai kimia apabila kerosene terminum.
pembersih racun dan bersifat racun [8]. Komplikasi jarang dari keracunan
minyak tanah mungkin aritnia jantung
Sifat fisik kerosene diantaranya adalah dan fibrilasi ventrikel yang dikaitkan
tidak berwarna dan mudah terbakar, dengan sensitivitas miokard yang
titik didih: 200 C dan 300 C, disebut meningkat terhadap endogen [15].
juga parafin, berat jenis 0,7-0,83
gr/cm3. Sifat kimia kerosene yakni Aplikasi ekstraksi cair-cair ditempatkan
mudah terbakar berdasarkan susunan ke beberapa kategori: dimana
kimianya, dapat mengakibatkan korosi perbandingan metode pemisahan satu
pada bagian logam seperti rusaknya dengan lainnya dan sesuai syarat-syarat
silinder-silinder yang disebabkan oleh yang dipenuhi. Aplikasi dalam di
asam yang mengembun pada dinding industri untuk melakukan pemisahan.
silinder, alkana-alkana dengan nyala api Dalam perbandingan dengan transfer
yang baik dan biasanya pada proses massa dan subtitusi untuk metode
pembakarannya menggunakan oksigen kimia, ekstraksi dapat menghasilkan
cair [15]. solusi beru yang harus dipisahkan, tidak
Bahaya asam asetat encer pada manusia mengkonsumsi banyak bahan kimia dan
lebih murah [11]. 3. Buret
4. Erlenmeyer
3. METODOLOGI PERCOBAAN 5. Corong pisah

Rangkaian Alat Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam percobaan
adalah asam asetat pekat (CH3COOH),
asam oksalat (H2C2O4), larutan NaOH
0,1 N, aquadest dan minyak tanah
(koresene). Alat yang digunakan dalam
percobaan diantaranya adalah coron
pisah 250 mL, 3 buah labu ukur 250
mL, 2 buah gelas ukur 100 mL, 1 buah
picnometer, pipet volume, bult, buret 50
mL, 1 buah klem da statif, 4 buah gelas
kimia, 3 buah pipet tetes, 1 buah
stopwatch, 1 buah botol semprot dan 1
buah termometer.

5
Prosedur percobaan
Disiapkan larutan asam asetat
(CH3COOH), larutan NaOH dan larutan
asam oksalat (H2C2O4), diukur densitas
masing-masing larutan menggunakan
picnometer, dititrasi 5 mL larutan
H2C2O4 dengan menambahkan indikator
Gambar 1. Skema Rangkaian Alat pp dan NaOH sebanyak 3 kali dan
Ekstraksi Cair-cair dilihat volume rata-rata NaOH yang
dihasilkan, dimasukkan larutan asam
Keterangan: asetat 100 mL ke dalam corong pisah
1. Statif dan ditambahkan 100 mL minyak tanah
2. Klem (kerosin), dikocok sampai terjadi
kesetimbangan (20 menit), didiamkan Volu Volume NaOH yang
Normalit
dan dipisahkan kedua lapisan yang me diperlukan (mL)
as
terbentuk dititrasi sebanyak 5 mL H2C2
H2C2O4 Rata-
O4 I II III
raffinat yang dihasilkan dengan larutan (N) rata
(mL)
volume NaOH dan indikator pp
6, 6, 6,
sebanyak 3 kali, dilihat berapa rata-rata 5 0,002 6,3333
3 3 4
volume NaOH yang digunakan untuk
titrasi, diukur densitas raffinat, Tabel 2. Data titrasi 5 mL larutan
dimasukkan sisa raffinat ke dalam CH3COOH 0,1 N dengan larutan NaOH
corong pisah dengan volume tertentu 0,1 N
(yang dihasilkan) dan ditambahkan pula Volume Normali Volume NaOH yang
minyak tanah baru dengan volume 100 CH3CO tas diperlukan (mL)
mL dikocok sehingga terjadi OH CH3CO Rata-
I II III
kesetimbangan lagi (20 menit), diulagi (mL) OH (N) rata
6, 6, 6, 6,733
sebanyak 3 kali, dipisahan kedua 5 0,1
9 8 5 3
lapisan , dititrasi sebanyak 5 mL raffinal
dengan indikator pp dan NaOH
Tabel 3. Data Raffinat dengan larutan
sebanyak 3 kali, diukur densitas
NaOH 0,1304
raffinal. Volu Volume NaOH yang
Raffi me Norma diperlukan (mL)
Adapun variabel dalam percobaan ini nat Raffi litas
Rata-
No nat NaOH I II III
adalah variabel tetap berupa waktu rata
(mL)
pencampuran, volume pelarut(solvent), 6, 6, 6, 6,26
pelarut, suhu dan massa piknometer. 5 2 1 67
Variabel bebas berupa volume titrat I 5 0,1
6, 6, 6, 6,23
(NaOH), massa raffinal, volume raffinal II 5 0,1
4 2 1 33
sisa dan massa aquadest. III 5 0,1
6, 6, 6, 6,20
4 2 0 00
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4. Data Densitas Raffinat
Tabel 1. Data titrasi 5 mL H2C2O4 Raffinat Volume Massa
dengan larutan NaOH 1,0 N No. Raffinat picnoraffinat
(mL) (gram) H2C2O4. Dari percobaan yang dilakukan
I 97 47,6366 didapatkan Normalitas NaOH adalah
II 81 47,6254 0,1 N dan 0,0791 N setelah pembakuan.
II 60 47,6075 Normalitas CH3COOH adalah 1,0091 N
dan normalitas H2C2O4 (asam oksalat)
dititrasi dengan larutan NaOH sebanyak
3 kali untuk mengetahui rata-rata
volume NaOH yang diperlukan untuk
titrasi. Titrasi itu sendiri adalah salah
satu metode untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan cara
mereaksikan sejumlah volume larutan
Gambar 2. Grafik Mc Cabe Thiele satu terhadap sejumlah volume larutan
lain yang konsentrasinya diketahui.
Tujuan titrasi ini adalah penetapan
kadar atau konsentrasi dalam suatu
larutan.

Kemudian larutan CH3COOH dititrasi


dengan larutan NaOH sebanyak 3 kali
Gambar 3. Hubungan Antara rasio pula. Dari titrasi yang dilakukan
berat asam asetat dalam raffinat didapatkan volume rata-rata larutan
bebas solute dengan rasio berat bebas NaOH yang diperlukan untuk mentitrasi
solut dalam fase ekstrak. larutan H2C2O4 adalah sebanyak 6,3333
mL, sedangkan untuk mentitrasi larutan
Ada percobaan ekstrasi cair-cair ini CH3COOH diperlukan larutan NaOH
digunakan larutan CH3COOH sebagai sebanyak 6,7333 mL.
feed, minyak tanah (kerosin) sebagai
solven dan larutan NaOH sebagai Setelah larutan H2C2O4 dan CH3COOH
pentitrasi. Hal pertama yang dilakukan dititrasi, selanjutnya adalah larutan
adalah menghitung normalitas dari CH3OOH sebanyak 100 mL
larutan NaOH , CH3COOH, dan dicampurkan dengan minyak tanah
sebanyak 100 mL di corong pisah yang 3 yang dihasilkan adalah sebanyak 60
kemudian dihomogenkan agar terjadi mL, dengan volume rata-rata NaOH
kesetimbangan. Proses ini merupakan yang diperlukan adalah sebanyak 6,200
salah satu tahap dalam ekstrasi cair-cair mL dan massanya adalah 47,6074 gram.
yaitu pencampuran feed dengan solvent
secara intensif. Setelah dikocok Prinsip pada metode ekstraksi cair-cair
selama 20 menit kemudian didiamkan ini ialah berdasarkan perbedaan
dan dipisahkan antara ekstrak dan kelarutannya antara dua pelarut yang
refinatnya. Hitung berapa volume tidak saling melarutkan satu dengan
reffinat yang didapatkan. Reffinat I lainnya.
yang didapatkan adalah sebanyak 97
mL. kemudian reffinat tersebut diambil Berdasarkan hasil percobaan dan
sebanyak 5 mL dan dititrasi dengan pehitungan yang dilkaukan di dapatkan
NaOH sebanyak 3 kali. Volume rata- massa aquadest adalah 24,6019 gram
rata NaOH yang diperlukan adalah dengan suhu 29C. volume picnometer
6,2667 mL. massa reffinat I yang yang didapatkan adalah 24,7920 mL.
didapatkan adalah sebesar 47,6366 Densitas kerosin adalah 0,7975
gram. Selanjutnya sisa reffinat gram/mL. untuk menghitung
dimasukkan kedalam corong pisah konsentrasi larutan asam asetat
dicampur dengan kerosin sebanyak 100 (CH3COOH) mula-mula masuk stage
mL, kemudian dihomogenkan kembali. adalah dengan mengethaui nilai larutan
NaOH yang telah dilakukan. Normalitas
Setelah dihomogenkan, campuran di atau konsentrasi mula-mula CH3COOH
diamkan dan dipisahkan hitung reffinat adalah 0,1065 N dengan densitas adalah
yang dihasilkan, kemudian di titrasi dan 0,9972 gram/mL. nilai rasio berat
dihitung kembali masa atau densitasnya. CH3COOH mula-mula adalag 6,4541 x
Refinat 2 yang dihasilkan adalah 10 -3.
sebanyak 81 mL, dengan volume rata-
rata NaOH yang diperlukan adalah Pada proses pencampuran dan
sebanyak 6,2333 mL dan densitas atau pengocokan pertama dihasilkan reffinat
massanya adalah 47,6254 gram. sebanyak 97 mL, dengan normalitas
Sedangkan pada kocokan ke 3, reffinat atau konsentrasi 0,0991 N dan densitas
0,9975 gram/mL. nilai rasio berat asam selanjutnya. Neraca massa pada jenis
asetat dalam fase refinat bebas solut aliran ini : Xo . F = Yo . s = Y1 . s = X1 .
-3
adalah 6,0012 x 10 . Pada proses F, sehingga dapat dihitung nilai X (rasio
pencampuran dan pengocokan kedua berat beas solute dalam fase ekstrak)
dihasilkan refinat sebanyak 81 mL, nilai Y1 yang didapatkan adalah 5,4643
dengan normalitas adalah 0,0986 N dan x 10 -4, Y2 adalah 2,8385 x 10-5 dan Y3 =
densitasnya adalah 0,9970 gram/mL. 2,4439 x 10-5.
nilai rasio berat asam asetat dalam fase
refinat berat solute adalah 5,9730 x 10 Untuk menentukan berapa jumlah stage
-3
. Dan pada proses pencampuran dan yang diperlukan dalam proses /
pengocokan terakhir dihasilkan reffinat percobaan ekstrasksi cair-cair jenis
sebanyak 60 mL dengan nomalitas cross current ini harus diketahui nilai
0,0980 N dan densitasnya adalah 0,9963 Kd (koefisien distribusinya) terlebih
gram/mL. adapun nilai rasio berat asam dahulu. Kd adalah koefisien zat solut di
asetat dalam fase refinat bebas solut fase organik per konsentrasi zat solut di
adalah 5,9402 x 10 -3. fase iar. Nilai Kd sama dengan nilai a
(slope). Jadi X = ax dengan a slope =
Selanjutnya adalah perbandingan nilai kd. Slope yang didapatkan pada
feed per solvent (F/s). pada volume dan percobaa ini ialah 0,034. Slope ini
densitas kerosin yang sama yaitu didapatkan dari gambar grafik. Dengan
masing-masing 100 mL dan 0,7975 nilai Kd yang didapatkan, diketahui
gram/mL didapatkan nilai feed /solvent nilai stage/jumlah stage di setiap stage,
di setiap stagenya. Pada stage 1 F/s, 1 nilai N1 pada stage 1 adalah 2,6184, N2
yang didapatkan adalah -1,2060 , pada pada stage 2 adalah 0,1417 dan nilai
stage 2 nilai F/s, 2 adalah -1,0066 dan stage 3 adalah 0,1234 sehingga nilai N
pada stage 3 nilai F/s, 3 adalah -,07451. total adalah N1 +N2+N3 SAMA
DENGAN 2,8833. Hubungan nilai
Pada percobaan ini digunakan jenis stage dengan grafik adalah dengan
aliran ekstraksi cross current adalah adanya grafik bisa diketahui berapa
ekstraksi dengan metode silang, jumlah stage dalam satu proses. Pada
sehingga reffinat yang dihasilkan percobaan nilai atau jumlah stage
digunakan kembali untuk stage teoritis yang didapatkan adalah 2,8833.
rasio berat bebas solute dalam fase
Faktor kesalahan pada percobaan ini ekstrak (Y) yakni Y1 pada stage 1
adalah kurang telitinya dalam adalah 5,643 x10-4, nilai Y2 pada stage 2
-5
melakukan pengukuran dan titrasi, buret adalah 2,8385 x 10 dan nilai Y3pada
yang digunakan bocor dan pengukuran stage 3 adalah 2,4439x10-5.
massa densitas bahan yang tidak teliti
6. SARAN
menyebabkan data yang didapatkan
kurang akurat. Hal ini menyebabkan
Sebaiknya pada percobaan berikutnya
nilai dari perhitungan yang dilakukan
dapat menggunakn jenis ekstraksi yang
tidak terlalu akurat seperti nilai stage 3,
lainnya seperrti ekstraksi countercurrent
nilai N3 (stage) nya bernilai negatif
agar lebih memahami perbedaan pada
sehingga berpengaruh pada hasil N
jenis ekstraksi dan cara menentukan
teoritisnya dan bentuk stage yang
banyaknya stage yang diperlukan dalam
dihasilkan.
satu proses ekstraksi cair-cair, selain itu
juga pada percobaan berikutnya dapat
5. KESIMPULAN
menggunakan pelarut lain seperti
kloroform, atau etanol untuk
Berdasarkan percobaan yang dilakukan
mengetahui tingkat kelarutan atau
dapat diambil kesimpulan bahwa, massa
tingkat tidak salng larut dengan umpan
pada setiap bahan-bahan yang
yang akan di ekstraksi.
digunakan diketahui dengan
menggunakan pickometer, massa
DAFTAR PUSTAKA
aquadest adalah 24,6919 gram, massa
pikno ditambah CH3COOH adalah
[1] Depkes, RI. 1995. Farmakope
47,6292 dan massa pikno ditambah
Indonesia, ed 4. Depkes RI.
kerosin adalah 47,6774 gram, nilai X0
Jakarta
-3
(pada stage 3) adalah 5,9402 x 10 ,
[2] Dogra, SK dan S. Dogra. 2009.
nilai perbandingan feed dengan solven
Kimia Fisik dan Soal-soal.
adalah sebagai berikut. nilai F/s pada
Penerbit UI. Depok
stage 1 adalah -1,2060 ,nilai F/s pada
[3] Endardjo, S. 1999. Efisiensi
stage 2 adalah -1,0066 dan nilai F/s
Teknologi Dalam
pada stage 3 adalah -,07451. Nilai dari
Pengembangan Obat
Tradisional/ Fitofarmaka Transfer Operation, 3 ed. Mc
Prosiding Seminar Tanaman Graw Hill Book Co. Singapore
Obat Indonesia XV. Bogor [12] Vogel. 1986. Buku Teks
[4] Hart, H., Craine, L. E dan Hart, Analisis Secara Kualitatif
D. J. 2003. Kimia Oeganik Makro dan Semimikro. PT.
Edisi Kesebelas. Erlangga. Kalman Media Pustaka. Jakarta
Jakarta [13] Wibawa, Indra. 2010. Ekstraksi
[5] Hewitt, P. G. 2003. Conceptual Cair-Cair. Jurnal Teknik Kimia.
Integrated Science Chemistry. Program Studi Teknik Kimia
Pearson Education, Inc. San Universitas Lampung.
Francisco Lampung
[6] Laddha, G. S. and Dagelesan, [14] Yazid, E. 2005. Kimia Fisika
T. E. 1976. Transport Untuk Paramedis. Andi.
Phenomena in Liquid Yogyakarta
Extraction. Tata Mc Graw Hill. [15] Zuhra, Cut Fatimah. 2003.
Publishing Co. Ltd, New Delhi Penyulingan, Pemprosesan dan
[7] Mulyono. 2006. Kamus Fisika Penggunaan Minyak Bumi.
Edisi Pertama. Bumi Aksara. Sumatra Utara
Jakarta
[8] Mulyono. 2005. Membuat
Reagen Kimia di Laboratorium.
Bumi Aksara. Jakarta
[9] Purwani, dkk. 2008. Ekstraksi
Konsentrat Neodimium
Memakai Asam Dietil Heksil.
Jakarta
[10] Timothy, C. Frank and Friends.
2008. Perrys Chemical
Engineers Hanbook *th
edition. The Mc Graw-Hills
Company, Inc. New York
[11] Treyball, R. E. 1985. Mass

Anda mungkin juga menyukai