Dosen Pengampu:
Zaldy Rusli, M.Farm
Oleh:
Mia Zami’atul Latifah
066117057
i
BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15
LAMPIRAN .................................................................................................... 16
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Perhitungan .......................................................................................... 17
1.1 Eluen (Fase gerak).......................................................................... 17
1.2 Standar induk ................................................................................. 18
1.3 Deret standar .................................................................................. 18
1.4 Sampel ............................................................................................ 19
1.5 % Kadar kuersetin dalam sampel ................................................... 19
2. Data hasil kromatogram ....................................................................... 20
2.1 Standar 21 PPM ............................................................................. 20
2.2 Standar 48 PPM ............................................................................. 21
2.3 Standar 168 PPM ........................................................................... 21
2.4 Sampel 1 ......................................................................................... 22
2.5 Sampel 2 ......................................................................................... 22
2.6 Sampel 3 ......................................................................................... 23
3. Proses penetapan kadar kuersetin ........................................................ 24
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dan mengetahui pengopersian alat HIGH
PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)
2. Menetapkan kadar kuersetin pada tanaman daun sirsak (Annona
muricata L.)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.3 Morfologi
Daun sirsak berbentuk bulat dan berukuran panjang, bagian
ujung daunnya meruncing dan bentuk dan menyirip, memiliki
permukaan daun yang mengkilap dan berwarna hijau muda
sampai dengan hijau tua. Termasuk kedalam bunga berpistil
amjemuk karena memiliki putik bunga yang banyak. Susunan
bunganya hemisklik dimana sebagian bunganya terdapat dalam
lingkaran dan sebagian lagi membentuki spiral. Mahkota
bunga berjumlah 6 dimana apabila sudah tua akan lepas dari
dasar bunganya. Pada daun sirsak bunga akan muncul dari
ketiak daunnya, cabang, atau ranting. (Sunarjono, 2005)
2.1.4 Kuersetin
Kuersetin merupakan salah satu senyawa golongan
flavonoid yang amat kuat secara biologis. Memiliki kandungan
anti oksidan yang tinggi dimana apabila vitamin c memiliki
kandungan antioksidan 1 maka kuersetin mengandung
antioksidan sebanyak 4,7. Kuersetin termasuk kedalam
senyawa flavonoid golongan flavonol yang merupakan
sekelompok besar antioksidan bernama polifenol. Yang terdiri
dari antosianidin, biflavon, katekin, flavanon, flavonon, flavon,
dan flavonol.
Berbagai macam penyakit degenerative dipercaya dapat
dicegah dengan adanya kuersetin, kuersetin ini dapat
mencegah terjadinya peroksidasian lemak dengan cara
menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi
sehingga dapat mencegah proses oksidasi dari Low Density
Lipoproteins (LDL).
4
Gambar 2. Struktur Kuersetin
2.1 High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
High Performance Liquid Chromatografi (HPLC) merupakan
suatu metode pemisahan kromatografi yang didasarkan pada perbedaan
distribusi dari campuran komponen tersebut diantara dua fase yaitu
terdiri dari fase diam (stationary) dan fase gerak (mobile). Zat padat
atau zat cair merupakan fase diamnya dan zat cair atau gas berupa fase
geraknya. (Acun,dkk. 2010)
Prinsip dasar dari HPLC yaitu memisahkan suatu komponen
dalam sampel dimana selanjutnya akan diidentifikasi dan dihitung
konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (analisa
kuantitatif). Identifikasi kimia dilakukan untuk analisis kualitatif dari
analit didalam sampel. (Riyadi, 2009).
5
Komponen utama HPLC menurut (Adnan,1997):
1. Reservoir pelarut (Solvent)
Zat pelarut yang digunakan dengan variasi polaritas yang
digunakan, variasi polaritasnya tergantung dari senyawa yang akan
dianalisa. Hal penting yang harus diperhatikan yaitu tempat pelarut
harus memungkinkan untuk proses menghilangkan gasyang ada
didalampelarut yang digunakan.
2. Pompa
Dengan kecepatan dan tekanan yang tetap pompa ini digunakan
sebagai alat yang digunakan untuk mengalirkan fase gerak.
3. Injektor
Injeksi yang digunakan berupa syringe. Alat ini digunakan untuk
memasukan sampel ke dalam kolom, pada saat penginjekisian
sampel diharapkan pelarut tidak mengganggu masuknya sampel
kedalam kolom.
4. Kolom kromatografi
Kolom ini terbuat dari logam atau stainlessteel dengan ukuran
panjang sekitar 10-25 cm dan diameter 4,5-5 mm. Kolom ini diisi
dengan fase diam (stasioner) yang memiliki ukuran 5-10
mikrometer.
5. Detektor
Alat ini memiliki sensitivitas yang tinggi, linear untuk jangka
konsentrasi tertentu dan dapat mendeteksi eluen tanpa
mempengaruhi resolusi kromatografi. Alat ini dapat digunakan
untuk mendeteksi sampel yang digunakan pada analisa.
6. Waste
Tempat penampung pembuangan eluen
7. Recorder
Menampilkan data yang diperoleh dari hasil analisis dalam bentuk
kromatogram dalam komputer.
6
BAB III
METODE KERJA
7
2.1.4 Pembuatan Larutan Standar dan Deret Standar Kuersetin
Pembuatan larutan induk standar 200 PPM: Ditimbang
secara tertutup 21 mg kuersetin murni dengan menggunakan
kaca arloji, kemudian dimasukan kedalam labu ukur dan
dilarutkan menggunakan fase gerak ad tanda batas 100 ml, lalu
disaring sebanyak 5 ml dengan millipore dan didegassing.
Pembuatan deret standar (5 PPM, 10 PPM, 20 PPM, 40
PPM, 80 PPM, 160 PPM): Dilakukan pemipetan dari larutan
induk 200 ppm sebanyak 240 µl, 480 µl, 950 µl, 1900 µl, 3810
µl, 7620 µl. Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 10ml
ditambahkan fase gerak ad tanda batas 10 ml kocok ad
homogeny. Kemudian disaring sebanyak 5ml menggunakan
millipore dan didegassing.
2.1.5 Preparasi sampel
Preparasi sampel yang sudah jernih: Dilakukan penyaringan
dengan Millipore kemudian dimasukkan kedalam vial dan
didegassing.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Sampel
Tabel 2. Sampel
Sampel Area [µV.Sec] tR [min] Height [µV]
Sampel 1 4767 1.750 906
Sampel 2 5194 1.750 1019
Sampel 3 6398 1.758 1245
x Area 5453
FP 10
Kadar 0,027135%
sebenarnya (%)
9
4.2 Grafik
Deret standar
30000
15000
Series1
10000
Linear (Series1)
5000
0
0 50 100 150 200
Konsentrasi
10
Proses pertama dilakukan pembuatan eluen atau fase gerak
menggunakan asetonitril dan asam ortofosfat dengan perbandinngan
80:20. Sampel yang digunakan yaitu senyawa kuersetin pada daun sirsak,
kuersetin sendiri memiliki kelarutan yang bersifat polar oleh karena itu,
fase gerak yang digunakan bersifat polar. Eluen pada proses
pembuatannya dilakukan penyaringan dengan menggunakan millipore dan
didegas untuk menghilangkan gas dan membuat larutan lebih homogen.
Eluen berperan penting dalam metode HPLC karena merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan proses pemisahan dimana terjadi difusi pada
analit dalam fase gerak kedalam kolom.
Proses selanjutnya yaitu pembuatan larutan standar dengan
menimbang kuersetin murni sebanyak 20mg, karena terjadi kelebihan
penimbangan 21mg maka konsentrasi larutan induk yang dibuat menjadi
210 PPM dengan melakukan perhitungan balik. Deret standar yang dibuat
yaitu 5 PPM, 10 PPM, 20 PPM, 40 PPM, 80 PPM, 160 PPM, namun
karena adanya perhitungan balik konsentrasi deret standar menjadi 5,25
PPM, 10,5 PPM, 21 PPM, 42 PPM, 84 PPM, 168 PPM. Tujuan dibuatnya
deret standar yaitu agar sampel dapat masuk kedalam range standar.
Setelah itu dilakukan penyaringan dengan menggunakan millipore dan
didegas untuk menghilangkan gas dan membuat larutan lebih homogen.
Sampel yang akan digunakan dibuat sebanyakan 500 PPM
kemudian diencerkan menjadi 50 PPM.Pengenceran ini dilakukan dengan
memipet 10ml lekstrak dari 500 PPM kemudian dimasukan kedalam labu
100ml dan di ad sampai garis batas. Kemudian dilakukan penyaringan
dengan menggunakan millipore dan didegas untuk menghilangkan gas dan
membuat larutan lebih homogen.
11
Setelah semua preparasi selesai maka dilakukan penentuan kadar
dengan menggunaka metode High Performance Liquid Chromatography
(HPLC). Komponen utama HPLC menurut (Adnan,1997):
1. Reservoir pelarut (Solvent)
Zat pelarut yang digunakan dengan variasi polaritas yang digunakan,
variasi polaritasnya tergantung dari senyawa yang akan dianalisa. Hal
penting yang harus diperhatikan yaitu tempat pelarut harus
memungkinkan untuk proses menghilangkan gasyang ada
didalampelarut yang digunakan.
2. Pompa
Dengan kecepatan dan tekanan yang tetap pompa ini digunakan
sebagai alat yang digunakan untuk mengalirkan fase gerak.
3. Injektor
Injeksi yang digunakan berupa syringe. Alat ini digunakan untuk
memasukan sampel ke dalam kolom, pada saat penginjekisian sampel
diharapkan pelarut tidak mengganggu masuknya sampel kedalam
kolom.
4. Kolom kromatografi
Kolom ini terbuat dari logam atau stainlessteel dengan ukuran panjang
sekitar 10-25 cm dan diameter 4,5-5 mm. Kolom ini diisi dengan fase
diam (stasioner) yang memiliki ukuran 5-10 mikrometer.
5. Detektor
Alat ini memiliki sensitivitas yang tinggi, linear untuk jangka
konsentrasi tertentu dan dapat mendeteksi eluen tanpa mempengaruhi
resolusi kromatografi. Alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi
sampel yang digunakan pada analisa.
6. Waste
Tempat penampung pembuangan eluen
12
7. Recorder
Menampilkan data yang diperoleh dari hasil analisis dalam bentuk
kromatogram dalam computer.
Pertama kali dimasukan eluen sebagai fase gerak kedalam
erlemeyer yang dihubungkan dengan selang yang telah diatur laju alirnya
1ml/menit. Sebelum dilakukannya penginjeksian deret standar dan sampel,
selang dicuci dengan tujuan untuk menghindari udara didalamnya dan
memastikan bahwa alirannya lancer. Kemudian setelah pencucian
diinjeksikan standar dan sampel kedalam lubang injector, standar
diinjeksikan dimulai dari konsentrasi terendah sampai terbesar yaitu
dimulai dari 21 PPM, 42 PPM, dan 168 PPM. Dari data yang diperoleh
didapatkan luar area deret standar yang menghasilkan persamaan regresi
linier y= 99.205x+ 8141.8 dengan nilai R2= 0,9986. Nilai R2 dapat
dikatakan baik apabila nilai R2 0,998.
Dari hasil pengolahan data analisis rata-rata luas area sampel yang
diperoleh yaitu sebesar 5453 dengan % kadar keursetin yang terkandung
didalam tanaman daun sirsak (Annona muricata L.) yaitu sebesar
0,0271%.
13
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diperoleh kesimpulan:
1. Kuersetin merupakan salah satu senyawa golongan flavonoid yang amat
kuat secara biologis. Kuersetin termasuk kedalam senyawa flavonoid
golongan flavonol
2. Eluen berperan penting dalam metode HPLC karena merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan proses pemisahan dimana terjadi difusi pada
analit dalam fase gerak kedalam kolom.
3. Degas dilakukan untuk menghilangkan gas dan membuat larutan lebih
homogen.
4. Tujuan dibuatnya deret standar yaitu agar sampel dapat masuk kedalam
range standar.
5. Dari data yang diperoleh didapatkan luar area deret standar yang
menghasilkan persamaan regresi linier y= 99.205x+ 8141.8 dengan nilai
R2= 0,9986.
6. Dari hasil pengolahan data analisis rata-rata luas area sampel yang
diperoleh yaitu sebesar 5453 dengan % kadar keursetin yang terkandung
didalam tanaman daun sirsak (Annona muricata L.) yaitu sebesar
0,0271%.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
1 Perhitungan
1.1 Eluen (600 ml)
V1.N1 = V2.N2
V1.145 = 00.0,1
V1 = 0,138 ml ~ 138 µl ad 200 ml aquadest
Untuk eluen 60 ml
17
1.2 Standar induk 200 PPM
20 𝑚𝑔 20.000 µg
= = 200 PPM
100 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙
Hitung balik:
21 𝑚𝑔
x 200 PPM= 210 PPM
20 𝑚𝑔
Hitung balik deret 5 PPM, 10 PPM, 20 PPM, 40 PPM, 80 PPM dan 160 PPM
1. Konsentrasi 5 PPM
210 𝑃𝑃𝑀 𝑋 0,25 𝑚𝑙
= 5,25 PPM
10 𝑚𝑙
2. Konsentrasi 10 PPM
210 𝑃𝑃𝑀 𝑋 0,5 𝑚𝑙
= 10, 5 PPM
10 𝑚𝑙
3. Konsentrasi 20 PPM
210 𝑃𝑃𝑀 𝑋 1 𝑚𝑙
= 21 PPM
10 𝑚𝑙
4. Konsentrasi 40 PPM
210 𝑃𝑃𝑀 𝑋 2 𝑚𝑙
= 42 PPM
10 𝑚𝑙
5. Konsentrasi 80 PPM
210 𝑃𝑃𝑀 𝑋 4 𝑚𝑙
= 84 PPM
10 𝑚𝑙
6. Konsentrasi 160 PPM
210 𝑃𝑃𝑀 𝑋 8 𝑚𝑙
= 168 PPM
10 𝑚𝑙
18
1.4 Sampel
Dalam bahan:
0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,50%= 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
Dalam ekstrak:
0,125 𝑔𝑟𝑎𝑚
= =0,0005 g/ml = 500 µg/ml (PPM)
250 𝑚𝑙
Pengenceran:
V1.N1 = V2.N2
10.500 = 100. N2
N2 = 50 PPM
Kadar sebenarnya = X x FP
= 0,0027135%x10
=0,027135%
=0,027135 gram/100 ml
19
2. Data Hasil kromatogram
2.1 Standar 21 PPM
20
2.2 Standar 48 PPM
21
2.4 Sampel 1
Gambar 8. Sampel 1
Gambar 9. Sampel 2
22
2.6 Sampel 3
23
3. Proses Penentuan Kadar Kuersetin
24
Gambar 13. Pembuatan larutan induk dan deret standar
25
Gambar 15. Degas
26