tuberosum L.)
SARJANA FARMASI
Oleh
SITI ISTIQOMAH
NIM. 1648201100
2020
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................i
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................4
A. Logam Berat.........................................................................................5
C. Adsorpsi................................................................................................10
D. Adsorben...............................................................................................11
E. Kentang.................................................................................................13
F. Pati.........................................................................................................15
B. Rancangan Penelitian............................................................................26
D. Cara Kerja.............................................................................................27
ii
E. Analisis Data.........................................................................................32
F. Jadwal Penelitian...................................................................................32
BAB IV HASIL....................................................................................................33
A. Determinasi...........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Spesifikasi dari Pati Kentang Berdasarkan Pharmaceutical grade dan
Food Grade...........................................................................................19
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembuatan tablet, pil dan kapsul. Kegunaan pati berfungsi sebagai eksipien
Pada sistem budidaya umbi kentang tidak terlepas dari penggunaan pupuk
kentang dan menjaga umbi kentang agar terhindar dari hama. Penggunaan
logam berat dan dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan. Hal ini sejalan
logam berat umbi kentang yang awalnya kurang dari 0,01 ppm pada saat panen
akumulasi logam berat naik mencapai 0.078 ppm. Hal ini sejalan dengan
penelitian Lestari (2010) yang mengidentifikasi logam berat pada umbi wortel
bahwa akumulasi logam berat juga dapat disebabkan oleh gas buangan dari
asap kendaraan, jika hal itu terus berlanjut akan mengakibatkan efek toksik.
Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kategori sayur serta hasil olahannya
yaitu 1,0 mg/kg. Sedangkan batas maksimum logam timbal (Pb) yang
(Abernethy et al, 2010). Dari penelitian sebelumnya, kadar logam timbal (Pb)
2019). Hal itu juga sesuai dengan penelitian Victor (2016) yang juga
berat dengan metode adsopsi dapat menyerap logam Zn dengan baik hingga
mencapai 89,58%. Hal ini juga sejalan dengan penelitian terkait mengenai
menyerap logam berat hingga 80% (Elysabeth et al 2015). Selain itu, peneliti
logam berat dilaporkan dapat menurunkan logam Timbal (Pb) sebesar 57,47%
(Supriyantini,2018).
sebesar 2.25 mg. Dan juga Arang aktif sebagai adsorben dapat menyerap
sebesar 1,715 mg/g dan 2,49 mg/g (Haura, Razi, & Meilina, 2017).
pengurangan kadar logam timbal (Pb) pada pati kentang (Solanun tuberosum)
dengan metoda adsorbsi menggunakan kitosan, zeolit dan arang aktif sebagai
adsorben
B. Rumusan Masalah
1. Apakah metode adsorpsi dapat menurunkan kadar logam timbal (Pb) pada
C. Tujuan Penelitian
kadar logam timbal (Pb) pada pati kentang (Solanum tuberosum) yang
D. Manfaat Penelitian
arang sebagai adsorben pada pati kentang (Solanum tuberosum L.) dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Logam berat
Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar
dari 5 g/cm³. Logam berat merupakan zat pencemar yang berbahaya karena
terakumulasi dalam air, sedimen dasar perairan, dan tubuh organisme. Logam
a. Timbal (Pb)
periodik unsur kimia dengan nomor atom 82, berat atom 207,2 g/mol,
berat jenis 11.4 g/cm³, titik leleh 327,4ᵒC, dan titik didih 1725ᵒC. Secara
2017).
Timbal didalam tubuh terikat pada gugus –SH dalam molekul protein
dan hal ini menyebabkan hambatan pada aktifitas kerja sistem enzim.
b. Chrom (Cr)
Chrom adalah logam dalam kelompok IVB dengan nomor atom 24,
berat atom 52g/mol, berat jenis 7,19 g/cm³, titik leleh 1875ᵒC, dan titik
c. Arsen (As)
Arsen adalah logam dalam periode 4 dari tabel priodik unsur kimia
Cu,Pb,Zn, dan Ag. Arsen juga dijumpai dalam abu batubara. Arsen
memiliki sifat: nomor atom 33, berat atom 74,92 g/mol, berat jenis 5,72
g/cm³, titik leleh 817ᵒC, dan titik didih 613ᵒC. (Festri Istarani dan Ellina
S. Pandebesie, 2014).
d. Tembaga (Cu)
kelompok IB . Pada tabel periodik dengan nomor atom 29, berat atom
63,5 g/mol, berat jenis 8,96 g/cm³, titik leleh 1083ᵒC, dan titik 2595ᵒC.
Tembaga banyak dijumpai pada air minum dari pipa Cu, serta dari bahan
e. Merkuri (Hg)
tabel periodik. Merkuri meiliki nomor atom 80, berat atom 200,6
gram/mol, berat jenis 13,6 g/cm³, dan titik didih 357ᵒC. Perlepasan Hg
yang cukup serius, karena logam berat tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh
Cemaran logam berat dapat dikurangi dengan berbagai metode, antara lain:
1. Metode Pengendapan
berat. Metode ini bisa dipakai pada hampir seluruh logam berat dan
karena sampel yang cocok untuk metode ini adalah sampel yang
2009).
dibutuhkan untuk modal awal, perawatan alat, dan operasi alat cukup
dapat digunakan untuk perairan yang tercemar logam berat juga dapat
9
sampel air dan sampel padat. Metode adsorpsi cocok digunakan untuk
berat dari bentuk terlarut menjadi bentuk tidak larut. Metode adsorpsi
logam berat dari air limbah. Metode adsorbsi bisa bersifat reversibel
C. Adsorpsi
Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan
maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film
dimana fluida terserap oleh fuida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari
Sumber utama pembuatan serbuk kitosan adalah kitin yang diisolasi dari
kepiting dan udang. Dalam proses penyerapan logam berat kitosan bersifat
mekanisme pengikatan antara kitosan dan logam berat adalah prinsip penukar
ion. Gugus amina khususnya nitrogen yang terdapat dalam kitosan akan beraksi
dan mengikat ion logam. Kitosan sebagai polimer kationik yang dapat
mengikat logam dimana gugus amino yang terdapat pada kitosan berikatan
dengan logam dapat membentuk ikatan kovalen. Gaya yang bekerja yaitu gaya
Van der Walls, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan ikatan kovalen.
2015)
dengan sampel yang digunakan bisa berupa cair atau padat. Keuntungan dari
menggunakan metoda ini adalah dapat dipakai untuk berbagai macam target
cemaran logam dalam kapasitas besar, selain itu reaksi kinetiknya cepat, dan
D. Adsorben
1. Kitosan
udang, kepiting dan kerang. Kitosan merupakan senyawa polimer alam dari
demineralisasi.
rumus umum molekul (C2 H11NO4 )n atau disebut sebagai poli-(2 amino-
amino bebas (-NH2) dan hidroksil yang berfungsi sebagai situs chelation
Gambar 2.1 Struktur Kimia Kitosan (Asni, Saadilah, & Saleh, 2014)
timbal. Gugus amino sebagai chealting agent akan mengikat logam timbal
12
yang terdapat pada berbagai sumber. Logam timbal yang terikat dengan
gugus amino (NH2) akan membentuk Pb(NH2)2, yang mana pada kondisi
tersebut logam timbal bersifat stabil Interaksi kitosan dengan ion logam
logamnya.
2. Zeolit
memasukkan gugus H+ yang akan menjadi sisi aktif zeolit sebagai penukar
(Atikah, 2017)
3. Karbon Aktif
E. Kentang
1. Klasifikasi Kentang
Kindom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta/Spermatophyta
SubKelas : Asteridae
Genus : Solanum
2. Morfologi Kentang
a. Daun
untuk proses fotosintesis. Pada satu tangkai daun majemuk terdiri dari 8-
b. Batang
yaitu: (a) xylem yang berfungsi untuk membawa bahan nutrisi dan air
yang akan diserap oleh akar ke daun, (b) floem yang berfungsi untuk
kentang. (Rochdjatun,ika.2011)
c. Stolon
tanah. (Rochdjatun,ika.2011)
d. Bunga
tanam dengan warna yang berbeda tergantung varetas nya, ada yang
e. Buah
berikutnya akan menjadi buah. Bentuk buah bulat dengan diameter 1-2
(Rochdjatun,ika.2011)
15
Komposisi Jumlah
Protein 2.00
Lemak (mg) 0.10
Karboidrat (mg 19.10
Kalsium (mg) 11.00
Fosfor (mg) 56.00
Serat (mg) 0.30
Zat besi (mg) 0.70
Vitamin B1 (mg) 0.90
Vitamin B2 (mg) 1.03
Vitamin C (mg) 16.00
Niasin (mg) 1.40
Energi (kal) 83.00
F. Pati
banyak ditemukan pada banyak organ tumbuhn seperti biji, buah, umbi dan
akar yang berfungsi sebagai sumber energi. Pati terdiri dari amilosa dan
tidak berbau dan tidak berasa. Granul pati bervariasi dalam bentuk dan ukuran,
ada berbentuk bulat, oval, atau bentuk tak beraturan. Ukurannya mulai dari 1
1. Monografi Pati
tanaman.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air
2. Karakteristik Pati
digunakan sebagai sumber karbon dan energi. Pati dapat diperoleh dari
gandum, sagu, ganyong, ubi kayu, jagung, kentang, ubi jalar, dan pisang.
sehingga perlu adanya peningkatan nilai guna pati melalui proses kimia
(Herawati, 2011).
Sumber Diameter
Kisaran (μm) Rata-rata (μm)
Jagung 21 - 96 15
Kentang 15 - 100 33
Ubi jalar 15 - 55 25 – 50
Tapioka 6 - 36 20
Gandum 2 - 38 20 – 22
Beras 3-9 5
Dalam bentuk aslinya secara alami pati berbentuk butiran kecil atau
granul. Pati memiliki bentuk dan ukuran granul yang berbeda tergantung
85%, dan material antara 5-10%. Dalam keadaan murni, pati berwarna
putih, mengkilat, tidak berbau, tidak berasa, dan halus. Secara mikroskopik
pati berbentuk bulat, oval, atau bentuk tak beraturan dengan ukuran kurang
(Koswara,2009)
memutus ikatan α-(1,4) dari rantai amilosa ujung non pereduksi yang
unit glukosa dan memeiliki satu titik cabang ikatan α-(1,6) glikosida. Bila
direaksikan dengan larutan iod, maka amilosa akan membentuk warna biru
CH2O CH2O
O O
H H H H
O O
H OH H OH
atau lebih unit molekul glukosa pada setiap rantai dengan sifat fisik yang
warna merah. Struktur kimia dari amilopektin dapat dilihat pada Gambar
2.3
19
CH 2OH
O H
H
OH H
O
H OH
CH 2OH CH2
O O
H H H
H H H
OH H OH H
O O
H OH H OH
4. Persyaratan Pati
sehingga pati dapat memberikan kualitas yang baik pada sediaan farmasi.
Pharmaceutcal
No Parameter Food Grade SNI
Grade
1. Bentuk Serbuk halus Serbuk halus Serbuk halus
2. Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
3. Warna Putih Putih Putih
4. Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa
5. pH 5.0 – 8.0 6.0-8.0 6.0-8.0
6. Susut ≤ 20% - -
pengeringa
n
7. Cemaraan Pb: 1.0 mg/kg Pb: 0,1 mg/kg Pb: 1,0 mg/kg/
logam Cu: 10.0 mg/kg - Cd: 0,4 mg/kg
Hg: 0.05 mg/kg Hg: 0,05 mg/kg Hg: 0,5 mg/kg
As: 0.5 mg/kg As: 0,05 mg/kg As: 0,5 mg/kg
Eksipien adalah Zat selain obat atu prodrug yang ditambahkan pada saat
20
formulasi suatu sediaan untuk tujuan tertentu. Eksipient dalam sediaan obat
harus mempunyai syarat tertentu yaitu stabil secara kimia, bersifat inert,
a. Macam-macam eksipient
pada konsentrasi 3-15 w/w. Namun, pati yang tidak dimodifikasi tidak
medium disolusi sehingga bahan aktif obat pun dapat keluar dari
bahan pengisi , produk akan memiliki berat dan ukuran yang memadai
Bahan pengisi harus bersifat inert, kompatibel dengan zat obat atau
1. Uji Organoleptik
warna, bau, dan rasanya. Uji organoleptik dilakukan secara visual dan
2. Susut Pengeringan
besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Nilai untuk susut
(Oktavia,arifin.2015)
3. Uji pH
pada pati. Alat untuk mengukur pH yaitu pH meter. Menurut literatur, pati
kentang syarat untuk pH untuk pati kentang yaitu 5.0 - 8.0 (Angelia, 2017)
kalibrasi terlebih dahulu dengan standar warna putih pada alat tersebut.
2017).
(khopkar,2008).
resonasi. Garis-garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spektrum
yang berasosiasi dengan tingkat energi molekul, biasanya dapat berupa pita-
pita lebar. Keberhasilan analisis tergantung dari proses eksitasi dan cara
a) Sumber Sinar
(bollow cathoda lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup
yang mengandung sutau katoda dan anoda. Tabung logam ini diisi
dengan gas mulia (neon atau argon). Bila antar anoda dan katoda
diberi selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan
b) Monokromator
(Rohman.2007)
c) Detektor
d) Recorder
BAB III
METODE PENELITIAN
Teknologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi yang
B. Rancangan Penelitian
1. Alat
2. Bahan
26
HCl 0,15N.
D. Cara Kerja
1. Pengambilan Bahan
2. Determinasi Bahan
Pada bagian ini, Zeolit terlebih dahulu digerus dan diayak dengan
kecepatan 400 rpm selama 3 jam. Setelah itu, zeolit dipisahkan disaring
HCl 0,5 N untuk proses netralisasi, lalu tambahkan aquades panas dan
karbon aktif dimasukkan ke dalam oven pada suhu 110ºC selama 2 jam.
28
Kitosan
2016)
e. Adsorbsi Logam Berat dalam Sampel Larutan Pati Kentang oleh Zeolit
Aktivasi
Spectrofotometric (AAS)
f. Adsorbsi Logam Berat dalam Sampel Larutan Pati Kentang oleh Arang
Aktif
29
1 20 10 10 10
b. Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan secara visual yang diamati bentuk, warna, bau
c. Uji pH
d. Susut Pengeringan
30
pengeringan pada pati kentang tidak lebih dari 20% (Hartesi, et al 2016)
(Depkes.2014)
E. Analisis Data
berikut :
S=
√ ∑ (x i− x́ )2
i=1
n−1
F. Jadwal Pelaksanaan
Bulan Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Persiapan/Pelaksanaan
penelitian
2. Pengolahan data
3. Penulisan skripsi/makalah
Seminar
31
5. Penyempurnaan skripsi
dan persiapan ujian akhir
6. Ujian akhir
BAB IV
HASIL
A. Determinasi
menunjukan bahwa umbi kentang yang digunakan pada penelitian ini adalah
Isolasi pati kentang dari 8 kg. Hasil rendemen dari isolasi pati kentang
dapat dilihat pada tabel 4.1. Proses isolasi pati kentang dapat dilihat pada
Lampiran 5.
0.12
0.1
Konsentrasi (mg/L)
0.08
0.06
0.04
0.02
0
PA PK PZ PR
Sampel
Gambar 4.1 Rata-rata kadar logam berat timbal (Pb) setelah penambahan
adsorben
Keterangan:
PA = Pati Alami
PK = Pati + Kitosan
PZ = Pati + Zeolit
PR = Pati + Arang
1. Organoleptis
perbedaan dari warna dan aroma. Hasil organoleptis dapat dilihat pada Tabel
4.2
No Parameter PA PK PZ PR
1 Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
5. Bentuk
2. pH
perbedaan pH. pH paling tinggi yaitu pada pati dengan penambahan zeolit
dan pH paling rendah yaitu pada pati dengan penambahan arang aktif. Hasil
12
10
8
6
pH
4
2
0
PA PK PZ PR
3. Susut pengeringan
pengeringan terendah yaitu pada pati dengan penambahan zeolit. Hasil susut
16
0
PA PK PZ PR
Sampel
BAB V
PEMBAHASAN
Rendemen pati kentang alami diperoleh nilai rendemen yaitu 2,51%. Hasil
rendemen pati yang didapatkan cukup kecil hal ini diduga pada saat proses
pemerasan yang dilakukan kurang optimal sehingga sel pati tidak terekstraksi
pati alami dan pati setelah dilakukan penambahan adsorben. Bahan yang
digunakan benar merupakan pati dilihat dari ciri-ciri fisiknya yaitu warna, bau,
bentuk dan rasa yang sesuai dengan literatur Pharmacope Indonesia Edisi V
menunjukkan bahwa pati kentang alami berupa serbuk halus berwarna putih, tidak
berbau serta tidak berasa sedangkan untuk pati kentang alami yang ditambahkan
adsorben memiliki warna yang berbeda dari literatur, dikarenakan oleh warna
adsorben itu sendiri yang memiliki warna yang pekat sehingga dapat mengubah
warna pati alami. Pati alami yang ditambahkan kitosan memiliki bau yang khas,
hal ini dikarenakan bahwa kitosan diisolasi dari kulit udang melalui proses
Literatur standart pati kentang alami yaitu 5,0-8,0 (Rowe et al 2009). Hasil
pengujian pH pati alami diperoleh nilai sebesar 7,5. Dari data yang diperoleh
Pati alami ditambah adsorben arang memiliki pH yang rendah, hal ini disebabkan
penambahan asam pada saat proses aktivasi arang dan pada hasil pH pati dengan
zeolit memiliki pH yang tinggi, hal ini disebabkan oleh penambahan basa pada
bagian zat yang mudah menguap pada proses pengeringan. Untuk pati kentang
alami berdasarkan standart dari literatur yaitu <20%. Berdasarkan data yang
diperoleh bahwa pada pengujian susut pengeringan telah memenuhi syarat yang
tertera yaitu rata-rata pati alami 10,56%. Susut pengeringan pati kentang alami
37
yang ditambahkan adsorben juga telah memenuhi standart. Pati kentang alami
yang ditambahkan kitosan dan arang menghasilkan susut pengeringan yang lebih
penambahan asam yang menyebabkan tingginya kadar air pati yang terhidrolisis.
Tingginya kadar air pati disebabkan proses hidrolisis asam menghasilkan rantai-
rantai linear yang memliki daya ikat air lebih tinggi. (Polnaya, Huwae, &
Tetelepta, 2018)
kitosan, zeolit dan arang aktif sebagai adsorben. Penelitian Supriyantini (2018)
sebesar 8,09%. Hasil penurunan logam berat pada pati dengan kitosan sebagai
adsorben didapatkan hasil sebesar 0,0171 mg/L. Penurunan logam berat oleh
kitosan dikarenakan adanya sifat kitosan yang dihubungkan dengan gugus amino
kimia yang tinggi dan menyebabkan sifat polielektrolit kation. Akibatnya kitosan
dapat berperan sebagai penukar ion (ion exchanger) dan dapat berperan sebagai
adsorben terhadap logam berat Pb. Gugus amino merupakan kation yang mampu
berikatan dengan logam berat Pb. Gugus amino sebagai chealating agent akan
mengikat logam berat Pb yang terdapat pada pati. Sehingga gugus amino pada
larutan kitosan akan mengikat logam yang terdapat pada pati. (Riswanda,
Pb ¿, yang mana pada kondisi tersebut logam berat Pb bersifat stabil, sehingga
Penelitian Ngapa & Gago (2019) mengenai adsorpsi ion Pb dengna zeolit
dapat menurunakan Logam Pb sebesar 21,21 mg/g. Hasil penurunan logam berat
pada pati dengan zeolit sebagai adsorben didapatkan yaitu 0,0855 mg/L. Zeolit
anorganik yang menutup pori-pori pada zeolit serta mengurangi jumlah kation
dalam zeolit. Kation-kation tersebut mengalami pertukaran ion H +¿¿ dari asam
sulfat. Adanya ion H +¿¿ pada permukaan zeolit akan menyebabkan zeolit menjadi
aktif karena mempunyai situs H +¿¿ aktif. Ion H +¿¿ inilah yang nantinya akan
menyerap logam Pb sebesar 3,1622 mg/g. Hasil penurunan logam berat pada pati
kentang dengan arang aktif sebgai adsorben dapat menurunkan logam berat
sebesar 0,0979 mg/L. Pada proses aktivasi akan menyebabkan zat pengotor yang
menyumbat pori-pori arang akan hilang sehingga jumlah pori-pori arang semakin
besar. Semakin besar luas permukaan arang aktif maka semakin tinggi daya
adsorpsinya. Proses adsorpsi yang terjafi pada arang aktif yaitu proses adsorpsi
secara fisika dimana pada penjerapan ion Pb(II) terjadi pada permukaan karbon
dengan adanya gaya Van Der Walls pada pori-poi karbon maka partikel ion logam
tercemar yang terdapat pada sampel akan tertarik dan terjerap pada pori-pori arang
BAB VI
A. Kesimpulan
Cemaran logam timbal (Pb) pada pati kentang (Solanum tuberosum L.)
arang aktif sebagai adsorben. Adsorben yang paling efektif dalam menurunkan
B. Saran
lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Abernethy, D. R., DeStefano, A. J., Cecil, T. L., Zaidi, K., & Williams, R. L.
(2010). Metal impurities in food and drugs. Pharmaceutical Research, 27(5),
750–755. https://doi.org/10.1007/s11095-010-0080-3
Achmad Suhaeri, Maryono, S. S. (2014). Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Kulit
Singkong Terhadap Ion Cr 6 + Adsorption Capacity Of Activated Carbon
41
and Time To Quantity and Quality of Potato. Jurnal Teknologi Dan Industri
Pertanian Indonesia, 4(3), 26–30.
Ni Made Heni Epriyanti, Bambang Admadi Harsojuwono, I. W. A. (2016).
Pengaruh Suhu Dan Lama Pengeringan Terhadap Karakteristik Komposit
Plastik Biodegradable Dari Pati Kulit Singkong Dan Kitosan. Jurnal
Rekayasa Dan Managemen Agroindustri, 4(1), 21–30.
Ngapa, Y. D., & Gago, J. (2019). Adsorpsi Ion Pb (Ii) Oleh Zeolit Alam Ende
Teraktivasi Asam: Studi Pengembangan Mineral Alternatif Penjerap Limbah
Logam Berat. Cakra Kimia, 7(Ii), 84–91.
Prasasti, C. I., Mukono, J., & Sudarmaji, S. (2006). Toksikologi Logam Berat B3
dan Dampaknya terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Unair,
2(2), 129–143.
Pratomo, S. W., Mahatmanti, F. W., & Sulistyaningsih, T. (2017). Pemanfaatan
Zeolit Alam Teraktivasi H 3 PO 4 sebagai Adsorben Ion Logam Cd ( Ii )
dalam Larutan. Indo. J. Chem. Sci, 6(2).
Polnaya, F. J., Huwae, A. A., & Tetelepta, G. (2018). Karakteristik Sifat Fisiko-
Kimia dan Fungsional Pati Sagu Ihur (Metroxylon sylvestre) Dimodifikasi
dengan Hidrolisis Asam. Agritech, 38(1), 7.
https://doi.org/10.22146/agritech.16611
Restika Eria Putri, P. H. (2012). Potensi Pati Asal Tanaman Waluh( Sechium
edule) Sebagai Alternatif Eksipien Farmasi. Farmaka. 15, 42–52.
Riswanda, T., Rachmadiarti, F., & Kuntjoro, S. (2014). Pemanfaatan Kitosan
Udang Putih ( Lithopannaeus vannamei ) sebagai Bioabsorben Logam berat
Timbal ( Pb ) pada Daging kerang Tahu di Muara Sungai Gunung Anyar
Utilization of Chitosan White Shrimp ( Lithopannaeus vannamei ) as
Bioabsorben of Heavy metals Le. Lentera Bio, Vol.3 No., 266–271.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Owen, S. C. (2006). Handbook Of Pharmaceutical
Excipient (5th Ed.). London: Pharmaceutical Press.
Sanjaya Okky Wijayanto, A. . B. (2013). Analisis Kegagalan Material Pipa
Ferrule Nickel Alloy N06025 Pada Waste Heat Boiler Akibat Suhu Tinggi
Berdasarkan Pengujian : Mikrografi Dan Kekerasan. Jurnal Teknik Mesin
Undip, 1(4), 33–39.
Sari, T. A., Hamdi, & Mufit, F. (2014). Identifikasi Mineral Magnetik Pada
Guano Di Gua Bau-Bau Kalimantan Timur Menggunakan Scanning
Electron Microscope (Sem). 1(April), 97–104.
Sandi, A (2014). Pengaruh Waktu Aktivasi Menggunakan H3po4 Terhadap
Struktur Dan Ukuran Pori Karbon Berbasis Arang Tempurung Kemiri
(Aleurites Moluccana). Jurnal Fisika Unand, 3(2), 115–120.
Https://Doi.Org/10.25077/Jfu.3.2.115-120.2014
44
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema penelitian isolasi pati alami
Determinasi Sampel
46
Pati Alami
(Pb)
pati alami
Umbi kentang dipotong kecil direndam dan diamkan pati yang sudah
dan dicuci diperas terbentuk
dioven
digerus
diayak
Pengulangan
No Sampel Rata2 ± SD
P1 (mg/L) P2 (mg/L)
Lampiran 7. Pengukuran pH
Pengulangan
No Sampel Rata±SD
P1 P2 P3
Pengulangan
No Sampel Rata2 ± SD
P1 P2 P3
1 Pati Alami
11,61 10,39 9,79 10,59 ± 0,92
2 Pati + Kitosan
17,1 16,41 16,68 16,73 ± 0,34
3 Pati + Zeolit
10,29 10,08 9,8 10,05 ± 0,24
Lampiran 9. Hasil penurunan cemaran logam Timbal (Pb) pada pati kentang
57
58
Lam
piran
10.
Data
peng
ulan
gan
Penu
runa
n
Cem
aran
Loga
m
Timb
al
(Pb)
59
Lam
piran
10
Lanj
utan.
.
Data
peng
ulan
gan
Penu
runa
n
Cem
aran
Loga
m
Timb
al
(Pb)
i