Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL....................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. iii

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................. 1


Tujuan ............................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

Jenis – Jenis Pigmen ......................................................................... 4


Tempat Ditemukan Pigmen .............................................................. 4
Komponen Penyerapan Cahaya oleh Pigmen ................................... 5
Pigmen Tumbuhan ............................................................................ 6
Klorofil a................................................................................ 6
Klorofil b .............................................................................. 7
Antosianin ............................................................................. 7
Karotenoid ............................................................................ 7
Xantofil ................................................................................. 8
Karoten ................................................................................ 9
Fikoeretrin ............................................................................ 9
Fikosianin ............................................................................. 9
Fikosantin ............................................................................. 10

BAHAN DAN METODE .......................................................................... 11


Bahan dan Alat................................................................................... 11

Bahan.................................................................................... 11
Alat........................................................................................ 11
Waktu dan Tempat............................................................................ 12
Pelaksanaan ...................................................................................... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 13

Hasil................................................................................................... 13
Pembahasan....................................................................................... 14
Daun Bayam Hijau ............................................................... 14
Halaman

Daun Erpah Bayam Merah ................................................... 16


Kulit Buah Naga .................................................................. 17

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 19

Kesimpulan........................................................................................ 19
Saran.................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20

LAMPIRAN ................................................................................................ 21
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pengamatan uji pigmen ................................................................... 13


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

2. Dokumentasi foto praktikum uji pigmen sampel pada kulit buah


naga ................................................................................................. 21

3. Dokumentasi foto praktikum uji pigmen sampel pada daun bayam


hijau ................................................................................................. 23

4. Dokumentasi foto praktikum uji pigmen sampel pada daun erpah


bayam merah ................................................................................... 25
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.

Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam

organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan

dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau

mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam

daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta

kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis

tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian

besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin

yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari

ataupun penguapan air yang berlebiha (Salisbury, 2000).

Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b.

perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada

protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya

atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping

hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Santoso, 2004).

         Klorofil a yang dapat berperan serta langsung dalam reaksi terang, yang

mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Klorofil b hanya dalam satu

gugus fungsional yang di ikat pada porfirin (Campbell, 2000).

Klorofil sebagaimana dikenal pada umumnya berperan dalam proses

fotosintesis. Dalam proses ini, ada tiga fungsi utama dari klorofil yaitu dengan
2
memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan

menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Kekuatan mesin

fotosintetik ini luar biasa hebat, produk yang dihasilkannya mampu memberikan

manfaat yang besar bagi kehidupan manusia (Gardiner, 1991).

Antosianin merupakan salah satu senyawa hasil metabolisme sekunder

yang paling melimpah sebagai pigmen warna pada tumbuhan. Antosianin

merupakan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan.

Umumnya senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan primer, chelator dan

scavenger terhadap superoksida anion. Antosianin dalam bentuk aglikon lebih

aktif daripada bentuk glikosidanya (Santoso, 2006).

Senyawa antosianin dapat terkandung dalam tanaman yang berwarna

merah, ungu, dan biru Senyawa ini terkandung dalam berbagai jenis berry seperti

blueberry, raspberry, strawberry, cranberry, blackberry, black currants, ceri, dan

buah - buahan lain seperti anggur, apel, kiwi, serta terdapat pada beberapa sayuran

seperti kol merah dan bawang merah dan terkandung dalam tanaman non pangan

seperti tumbuhan adam hawa (Rhoeo discolor) (Giusty, 2011).

Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis

klorofil hijau, yakni klorofil a dan klorofil b. Juga terdapat pigmen kuning sampai

jingga yang digolongkan sebagai karotenoid. Ada dua macam karotenoid, yaitu

karotenoid hidrokarbon murni dan xantofil yang mengandung oksigen.

Karotenoid tertentu juga ditemukan pada sellimut kloroplas yang memberinya

warna kekuningan, sedangkan klorofil tidak dijumpai  pada selimut tersebut.

Fungsi utama sejumlah pigmen karotenoid tertentu ialah melindungi tumbuhan


3
terhadap solarisasi dengan  cara menyerap kelebihan energi cahaya dan kemudian

dilepas sebagai bahan (Salisbury, 1995).

Xantofil adalah pigmen yang merupakan turunan karotema yang

beroksigen dengan rumus C40H56O2 yang berfungsi sebagai pigmen pembantu

dalam proses fotosintesis, misalnya Fukoxantin dan Peridin. Xantofil juga

merupakan pigmen kuning pada daun dari jenis karoten yang berfungsi untuk

menerima cahaya matahari. Xantofil merupakan pigmen warna dengan biasanya

berada bersama-sama dengan klorofil yang bila jumlahnya dominan akan tampak

warna kuning pada tanaman (Agustini, 2017).

Kromatografi merupakan teknik yang paling umum dan yang paling

sering digunakan untuk analisis kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang

farmasi, lingkungan, industry, pertanian dan sebagainya. Dalam bidang pertanian

sendiri seiring dipakai untuk uji pigmen (Gandjar, 2007).

Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas

dengan sifat sifat tertentu sebagai alat sekaligus media untuk memisahkan

campuran komponen dalam pelarut. Kertas merupakan selulosa yang dapat

menyerap eluen sehingga sistem yang terjadi adalah adsorpsi (Gandjar, 2007).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara uji

pigmen pada daun tumbuhan.


TINJAUAN PUSTAKA

Jenis – Jenis Pigmen

Pigmen atau zat warna adalah yang mengubah warna cahaya tampak sebagai

akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang. Pada kisaran tertentu.

Warna pada tanaman disebabkan oleh pigmen yang dikandungnya pada tilakoid

yang terdapat di dalam stroma (Salisbury, 1995).

Pigmen merupakan suatu molekul yang dapat menyerap serta memantulkan

cahaya matahari. Susunan warna ditemukan dalam jaringan tanaman seperti pada

daun, bunga, dan buah, yang mana bertanggung jawab atas keberadaan dari ribuan

berbagai jenis pigmen tumbuhan. Klorofil dan karotenoid dianggap bertanggung

jawab atas warna hijau tumbuhan (Singh, 2012).

Tempat Ditemukan Pigmen

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan internal. Faktor – faktor eksternal utama adalah tanah, kelembaban,

cahaya, dan air. Faktor – faktor internal dapat mencakup gen, hormon, struktur

anatomi, dan morfologi organ tumbuhan serta kandungan klorofil dan pigmen

lainnya (Lakitan, 2001).

Pigmen berwarna hijau berasal dari klorofil yang terdapat pada dalam

kloroplas. Pada tumbuhan tingkat tinggi, kloroplas terutama terdapat pada

jaringan parenkim palisade dan parenkim spons daun. Dalam kloroplas, pigmen

utama klorofil serta karotenoid dan xantofil terdapat pada membran tilakoid. Pada

tumbuhan tingkat tinggi, klorofil a dan b merupakan pigmen utama fotosintetik,


5
yang berperan menyerap cahaya violet, biru, merah, dan memantulkan cahaya

hijau, molekul klorofil adalah suatu derivat porfirin yang mempunyai struktur

tetrapirol siklis dengan satu cincin pirol yang sebagian tereduksi (Sumaenda,

2011).

Pigmen yang menyebabkan warna merah, ungu, dan biru berasal dari

antosianin. Serta banyak ditemukan pada buah dan bunga. Antosianin ini

merupakan zat warna yang bersifat polar dan akan larut dengan baik pada pelarut

– pelarut polar. Faktor – faktor yang mempengaruhi kestabilan antosianin non

enzimatik adalah pengaruh dari pH, suhu, dan juga cahaya (Salibury, 1995).

Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid, merupakan kelompok

terbesar pigmen alami pada tumbuhan yang larut dalam air yang bertanggung

jawab untuk memberikan warna pada bunga, buah, dan sayuran. Antosianin dapat

juga bermanfaat bagi kesehatan sebagai sumber antioksidan. Hal ini disebabkan

senyawa polifenolik ini merupakan glikosida turunan polihidroksi dan polimetoksi

(Salisbury, 1995).

Komponen Penyerapan Cahaya oleh Pigmen

Warna daun berasal dari klorofil, yaitu pigmen warna hijau yang terdapat

di dalam kloroplas. Warna hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat

tipe utama pigmen di dalamnya yaitu klorofil a, dan b, berwarna hijau karena

banyak menyerap cahaya dengan berbagai panjang gelombang sampai pada

tingkat tertentu, dan warna yang timbul pada warna tersebut adalah cahaya yang

diserap paling sedikit. Pada proses fotosintesis warna yang paling sedikit diserap
6
adalah warna dengan cahaya hijau, warna ini lah tersebar dipantulkan oleh

tumbuhan sehingga tampak warna hijau (Campbell, 2000).

Karotenoid mampu menyerap cahaya biru kehijauan dan biru keunguan.

Karotenoid memantulkan cahaya merah, jingga, dan kuning. Karotenoid ini

banyak ditemukan pada bunga, buah, dan sayuran. Antosianin dan fikobilin

merupakan pigmen merah dan biru. Antosianin banyak ditemukan pada bunga.

Fikobilin banyak ditemukan pada kelompok ganggang merah dan cynobacteria

(Legender, 1998).

Pigmen Tumbuhan

Beberapa pigmen yang penting yaitu yang tergolong dalam kelompok

klorofil, karotenoid, antosianin, antosiantin, serta tanin. Pigmen – pigmen

golongan karoten sangat penting, yang dilihat dari segi kebutuhan gizi manusia

maupun hewan. Hal ini disebabkan karena sebagian karotenoid dapat diubah

menjadi vitamin A. dimana pigmen – pigmen ini banyak ditemukan di dalam

tanaman bersama – sama dengan klorofil (Apriyantono, 1989).

Klorofil a

Klorofil atau yang biasa dikenal dengan zat hijau daun, sama seperti

namanya merupakan kandungan yang menyebabkan warna hijau pada tanaman.

Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis klorofil hijau,

yaitu klorofil a dan klorofil b (Salisbury, 1995).

Klorofil a mampu menyerap spektrum cahaya merah, ungu dan biru dalam

proses fotosintesis. Klorofil a juga merupakan indikator kelimpahan fitoplankton


7
di perairan yang berperan dalam proses fotosintesis. Fitoplankton berkontribusi

secara besar untuk mengetahui produktivitas primer di perairan/tumbuhan

(Behrenfald, 2005).

Klorofil b

Klorofil atau yang biasa dikenal dengan zat hijau daun, sama seperti

namanya merupakan kandungan yang menyebabkan warna hijau pada tanaman.

Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis klorofil hijau,

yaitu klorofil a dan klorofil b (Salisbury, 1995).

Klorofil b mampu menyerap cahaya jingga dan biru serta memantulkan

cahaya hijau dan kuning dalam proses fotosintesis. Klorofil ini akan menyerap

energi dari matahari untuk memfasilitasi berlangsungnya proses fotosintesis pada

tumbuhan (Campbell, 2000).

Antosianin

Antosianin merupakan pigmen yang dapat memberikan warna biru, ungu,

violet, magenta, merah, dan jingga pada bagian tanaman seperti buah, sayuran,

bunga, daun, akar, umbi, legum, dan sereal. Antosiain ditemukan di vakuola

dalam sel tanaman (Pitijo, 2012).

Senyawa ini bersifat reaktif, mudah teroksidasi maupun tereduksi, serta

ikatan glikosida mudah terhidrolisis. Pigmen ini tidak bersifat toksik dana man

dikonsumsi. Antosianin dapat berfungsi sebagai melawan proses oksidasi dalam

tubuh, melindungi dari bahaya kerusakan DNA pada tubuh, meningkatkan system

imun atau kekebalan tubuh dengan cara memproduksi sitokinin dalam jumlah

besar (Pitijo, 2012).


8
Karotenoid

Karotenoid dibagi menjadi karoten dan xantofil. Karoten adalah pigmen

yang menyebabkan warna jingga. Sedangka xantofil adalah pigmen yang

menyebabkan warna kuning. Karotenoid mampu melindungi tumbuhan terhadap

solarisasi dengan cara menyerap kelebihan energi cahaya dan kemudian dilepas

sebagai bahang (Yunia, 2011).

Karotenoid mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat tinggi dimana

akan memiliki dampak pada meningkatnya sistem imun atau kekebalan tubuh.

Karotenoid juga sebagai penghasil pro vitamin A. Warna merah pada daun acalipa

disebabkan karena daun tersebut mengandung pigmen antosianin (Yunia, 2011).

Xantofil

Xantofil merupakan karotenoid yang mengandung gugus hidroksil. Xantofil

umum biasanya berupa monohidroksikarotena, dihidroksikarotena, dan

dihidroksiepoksikarotena. Karoten dan xantofil keduanya tidak larut dalam larutan

alkohol, eter minyak bumi, aseton, dan banyak pelarut organik lainnya. Lebih dari

400 karoten yang berbeda telah ditemukan di alam. Fungsi dari xantofil pada daun

ini ialah untuk membantu dalam proses fotosintesis, pigmen tersebut membantu

menerima cahaya matahari (Susilowati, 2008).

Karoten

Karoten merupakan salah satu pigmen organik berwana kuning, oranye atau

merah jingga yang dapat terjadi secara alamiah dalam tumbuhan yang

berfotosintesis, ganggang, beberapa jenis jamur dan bakteri. Karoten juga dapat
9
larut dalam lemak, tidak larut dalam air, mudah rusak karena teroksidasi pada

suhu tinggi (Dutta, 2005).

Fikoeretrin

Fikoeretrin merupakan pigmen pemanen cahaya (light – harvesting) utama

karena memiliki phycobiliprotein dan alga merah. Fikoeretrin umumnya

digunakan sebagai label fluoresen (menyala dalam gelap) dalam immunologi dan

biologi sel. Selain itu, fikoeretrin digunakan pula sebagai pewarna makanan alami

dan juga sebagai penanda (marker) dalam gel elektroforesis dan iso elektrofokus

(Dutta, 2005).

Fikosianin

Fikosianin merupakan pigmen yang dapat digunakan untuk pewarna alami

dengan warna biru. Pigmen ini mudah larut pada pelarut polar seperti air.

Fikosianin mempunyai potensi sebagai pewarna alami, pemanfaatan pigmen

fikosianin sebagai bahan pewarna pada bahan pangan telah sedari dulu dilakukan.

Fikosianin juga memiliki potensi untuk produk kosmetika sebagai pewarna alami

juga yang mempunyai nilai jual tinggi (Amrun, 2007).

Fikosantin

Fikosantin merupakan plastid dari phaeoplas yang menghasilkan warna

coklat. Fikosantin berfungsi untuk mengabsorbsi (menyerap) cahaya, pigmen ini

mudah larut pada pelarut polar seperti air. Fikosantin sangat rentan terhadap
10
degradasi oleh faktor eksternal, seperti panas, pH, dan paparan sinar matahari

(Amrun, 2007).
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Daun erpah bayam merah. Digunakan sebagai sampel pada uji pigmen

sebanyak 9 g.

Daun bayam hijau. Digunakan sebagai sampel pada uji pigmen sebanyak

200 g.

Kulit buah naga. Digunakan sebagai sampel pada uji pigmen sebanyak 200

g.

Larutan alkohol 95 %. Digunakan sebagai pelarut pada uji pigmen sebanyak

10 mL.

Alat

Mortar dan Stamper. Digunakan sebagai penumbuk/penghalus sampel.

Pipet tetes. Digunakan untuk menteteskan senyawa - senyawa untuk

mereaksikan zat pada sampel uji pigmen.

Kertas saring. Digunakan sebagai pemisah partikel suspensi dengan cairan.

Cawan petri. Digunakan untuk sebagai wadah mentega saat dicairkan.

Corong. Digunakan untuk memasukkan larutan alkohol ke dalam botol

kaca.

Kamera. Digunakan untuk mendokumentasikan.

Spatula. Digunakan untuk mengambil/mengaduk larutan.

Alat tulis. Digunakan untuk mencatat hal - hal yang penting.


12
Penjepit. Digunakan untuk menjepit kertas saring.

Botol kaca. Digunakan untuk menaruh larutan.

Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 November 2019

pukul 13.00 WITA s/d selesai Tempat pelaksanaan di Laboratorium Terpadu

Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menghaluskan daun bayam hijau, daun erpah bayam merah, dan kulit buah

naga ke dalam mortar dan stamper.

2. Menambahkan larutan alkohol 95 % sebanyak 10 mL sampai zat dalam daun

bayam hijau, daun erpah bayam merah, dan kulit buah naga terlarut.

3. Menyaring bahan menggunakan kertas saring dan ditampung dalam botol

kaca melalui corong.

4. Menuangkan larutan ke dalam cawan petri.

5. Menyiapkan lembaran kertas saring dan penjepit kertas.

6. Mencelupkan kertas saring ke dalam larutan dan biarkan beberapa saat

sampai terjadi gradasi warna.

7. Mengamati perubahan yang terjadi.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Pengamatan uji pigmen


No. Pengamatan Warna Awal Degradasi
1. Daun erpah
bayam merah

Merah muda Degradasi warna yang


muncul yaitu antosianin
dengan warna merah
sampai kuning
2. Daun bayam
hijau

Hijau tua Degradasi warna xantofil


ada dua warna yaitu
warna diatas hijau muda
klorofil a, dan dibawah
warna hijau tua klorofil b
3. Kulit buah naga

Merah muda Degradasi warna yang


muncul yaitu antosianin
dengan warna merah
14
Pembahasan

Daun Bayam Hijau

Dalam praktikum yang telah dilakukan ,membahas tentang uji pigmen

terhadap daun bayam hijau, daun erpah bayam merah, dan kulit buah naga. Uji

pigmen sendiri bertujuan untuk melihat degradasi pigmen atau kandungan warna

pigmen apa yang terdapat di dalam daun bayam.

Adapun tahapan yang dilakukan sebelum pengujian pigmen tersebut ialah

pertama-tama mengambil 200 g daun bayam hijau yang telah ditimbang dengan

neraca analitik, kemudian mencuci daun bayam hijau dengan air mengalir yang

bertujuan untuk membuang kotoran yang tertempel pada tiap lembaran daun

bayam hijau. Kemudian memasukkan daun bayam hijau ke dalam mortar dan

gerus menggunakan stamper hingga halus, lalu menambahkan 10 mL alkohol

yang berkonsentrasi 95 % yang telah di ukur skalanya dengan gelas ukur. Larutan

alkohol yang telah dicampurkan ke dalam hasil gerusan daun bayam hijau berguna

melepaskan dan mengikat pigmen - pigmen di dalam daun ke dalam larutan

alkohol. Lalu mengaduk larutan tersebut dengan spatula agar larutan alkohol dapat

benar - benar meabsorpsikan pigmen - pigmen yang terdapat di dalam daun

bayam hijau.

Kemudian menyaring gerusan daun bayam hijau yang telah dicampurkan

larutan alkohol, dengan menggunakan kertas saring yang telah dibentuk bulat lalu

dilipat kerucut kemudian di letakkan ke dalam corong yang telah terhubung

dengan botol. Penyaringan ini sendiri dilakukan agar dapat memisahkan antar

ampas daun bayam hijau dengan ekstraknya.


15
Setelah hasil saringan larutan daun bayam tersebut terakumulasi di dalam

erlenmeyer. Lalu tuangkan ke dalam cawan petri sebagai wadah ekstrak dari

bayam tersebut. Kemudian ambil potongan kertas saring, jepit kertas saring

tersebut dengan menggunakan penjepit, lalu celupkan kertas saring tersebut ke

dalam larutan ekstrak bayam tadi selama 5 menit dan amati perubahan yang

terjadi.

Pada bayam hijau setelah dilakukan uji pigmen di dapatkan. Pada bayam

hijau pigmen yang terkandung di dalamnya ialah klorofil. Karena dapat dilihat

pada hasil gerusan di cawan porselin dan hasil ekstrak yang berada di cawan petri,

warna dari daun bayam hijau. Warna hijau sendiri di dapat dari klorofil yang

terdapat pada kloroplas. Namun klorofil terbagi atas 2 jenis yakni klorofil a dan

klorofil b. Itu bisa dilihat dari hasil gerusan yang terdapat di cawan porselin dan

ekstra pada cawan petri. Terdapat perbedaan warna meski pun sama - sama

memiliki warna hijau, namun jika dilihat secara teliti terdapat perbedaan yang

signifikan. Pada cawan porselin, gerusan berwarna hijau kebiruan dikarenakan

adanya klorofil a pada daun. Pada cawan petri, ekstrak bayam bewarna lebih pekat

dari pada cawan porselin dan bewarna hijau kekuningan yang artinya terdapat

klorofil b pada daun. Beberapa pigmen yang penting yaitu yang tergolong dalam

kelompok klorofil, karotenoid, antosianin, antosiantin, serta tanin. Pigmen –

pigmen golongan karoten sangat penting, yang dilihat dari segi kebutuhan gizi

manusia maupun hewan. Hal ini disebabkan karena sebagian karotenoid dapat

diubah menjadi vitamin A. dimana pigmen – pigmen ini banyak ditemukan di

dalam tanaman bersama – sama dengan klorofil (Apriyantono, 1989).


16
Daun Erpah Bayam Merah

Mengambil 9 g daun erpah bayam merah yang telah ditimbang dengan

neraca analitik, kemudian mencuci daun erpah bayam merah dengan air mengalir

yang bertujuan untuk membuang kotoran yang tertempel pada tiap lembaran daun

erpah bayam merah. Kemudian memasukkan daun erpah bayam merah ke dalam

mortar dan gerus menggunakan stamper hingga halus, lalu menambahkan 10 mL

alkohol yang berkonsentrasi 95 % yang telah di ukur skalanya dengan gelas ukur.

Larutan alkohol yang telah dicampurkan ke dalam hasil gerusan daun erpah

bayam merah berguna melepaskan dan mengikat pigmen - pigmen di dalam daun

erpah bayam merah ke dalam larutan alkohol. Lalu mengaduk larutan tersebut

dengan spatula agar larutan alkohol dapat benar - benar meabsorpsikan pigmen -

pigmen yang terdapat di dalam daun erpah bayam merah.

Kemudian menyaring gerusan daun erpah bayam merah yang telah

dicampurkan larutan alkohol, dengan menggunakan kertas saring yang telah

dibentuk bulat lalu dilipat kerucut kemudian di letakkan ke dalam corong yang

telah terhubung dengan botol. Penyaringan ini sendiri dilakukan agar dapat

memisahkan antar ampas daun merah dengan ekstraknya.

Setelah hasil saringan larutan daun erpah bayam merah tersebut

terakumulasi di dalam botol. Lalu tuangkan ke dalam cawan petri sebagai wadah

ekstrak dari daun erpah bayam merah tersebut. Kemudian ambil potongan kertas

saring, jepit kertas saring tersebut dengan menggunakan penjepit, lalu celupkan

kertas saring tersebut ke dalam larutan ekstrak bayam tadi selama 5 menit dan

amati perubahan yang terjadi.


17
Dan daun erpah bayam merah setelah dilakukan uji pigmen maka di

dapatkan hasil bahwa daun erpah bayam merah mengandung zat antosianin karena

warna pada hasil gerusan dan hasil ekstrak bewarna dominan merah. Meskipun

terpadat perbedaan ant ara gerusan dan ekstrak. Pada gerusan warnanya adalah

merah kecokelatan, sedangkan pada hasil ekstrak bewarna merah - cokelat muda.

Karotenoid mampu menyerap cahaya biru kehijauan dan biru keunguan.

Karotenoid memantulkan cahaya merah, jingga, dan kuning. Karotenoid ini

banyak ditemukan pada bunga, buah, dan sayuran. Antosianin dan fikobilin

merupakan pigmen merah dan biru. Antosianin banyak ditemukan pada bunga.

Fikobilin banyak ditemukan pada kelompok ganggang merah dan cynobacteria

(Legender, 1998).

Kulit Buah Naga

Mengambil 200 g kulit buah naga yang telah ditimbang dengan neraca

analitik, kemudian mencuci kulit buah naga dengan air mengalir yang bertujuan

untuk membuang kotoran yang tertempel pada kulit buah naga. Kemudian

memasukkan kulit buah naga ke dalam mortar dan gerus menggunakan stamper

hingga halus, lalu menambahkan 10 mL alkohol yang berkonsentrasi 95 % yang

telah di ukur skalanya dengan gelas ukur. Larutan alkohol yang telah dicampurkan

ke dalam hasil gerusan kulit buah naga berguna melepaskan dan mengikat pigmen

- pigmen di dalam kulit buah naga ke dalam larutan alkohol. Lalu mengaduk

larutan tersebut dengan spatula agar larutan alkohol dapat benar - benar

meabsorpsikan pigmen - pigmen yang terdapat di dalam kulit buah naga.


18
Kemudian menyaring gerusan kulit buah naga yang telah dicampurkan

larutan alkohol, dengan menggunakan kertas saring yang telah dibentuk bulat lalu

dilipat kerucut kemudian di letakkan ke dalam corong yang telah terhubung

dengan botol. Penyaringan ini sendiri dilakukan agar dapat memisahkan antar

ampas kulit buah naga dengan ekstraknya.

Setelah hasil saringan larutan kulit buah naga tersebut terakumulasi di

dalam botol. Lalu tuangkan ke dalam cawan petri sebagai wadah ekstrak dari kulit

buah naga tersebut. Kemudian ambil potongan kertas saring, jepit kertas saring

tersebut dengan menggunakan penjepit, lalu celupkan kertas saring tersebut ke

dalam larutan ekstrak kulit buah naga tadi selama 5 menit dan amati perubahan

yang terjadi.

Dan kulit buah naga setelah dilakukan uji pigmen maka di dapatkan hasil

bahwa kulit buah naga mengandung zat antosianin karena warna pada hasil

gerusan dan hasil ekstrak bewarna dominan merah. Meskipun terpadat perbedaan

antara gerusan dan ekstrak. Pada gerusan warnanya adalah merah kecokelatan,

sedangkan pada hasil ekstrak bewarna merah sampai kuning.

Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid, merupakan kelompok

terbesar pigmen alami pada tumbuhan yang larut dalam air yang bertanggung

jawab untuk memberikan warna pada bunga, buah, dan sayuran. Antosianin dapat

juga bermanfaat bagi kesehatan sebagai sumber antioksidan (Salisbury, 1995).


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Zat pemberi warna pada tanaman adalah pigmen.

2. Meskipun pigmen tanaman tidak bewarna hijau atau tidak dominan klorofil,

namun tetap memiliki klorofil meskipun tidak terlalu dominan.

3. Pada daun erpah bayam merah yang dominan berpigmen antosianin yang

membuat warna daun menjadi merah, tapi tetap tedapat klorofil di dalamnya.

4. Pada kulit buah naga yang dominan berpigmen antosianin yang membuat

warna menjadi merah.

5. Uji pigmen berguna untuk mengetahui jenis pigmen apa yang terdapat di

dalam tumbuhan, warna serta susunan pigmennya

Saran

Saran untuk praktikum ini adalah agar bisa memaksimalkan waktu agar

praktikum bisa tuntas materinya, dan agar bisa menambah alat – alat laboratorium

agar tidak memakan waktu dengan lama.


DAFTAR PUSTAKA

Becky. 2016. Prinsip – prinsip Ilmu Gizi. Kanisius. Yogyakarta.

Behrenfald. 2005. Kimia Organik dan Anorganik. Erlangga. Jakarta.

Chang. 2004. Kimia Dasar Konsep – konsep Inti. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Dewan. 2014. Kimia Organik Farmasi. EGC. Jakarta.

Dutta. 2005. Kimia Vitamin. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fassenden. 1986. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.

Gunawan. 2003. Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas pada
Minyak Kedelai dengan Variasi Menggoreng. Jurnal KSA. Vol 6 (3), 12
– 16.

Handayani. 2005. Kimia Organik Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

Kuchel. 2006. Biokimia. Erlangga. Jakarta.

Panangan. 2011. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh
Omega – 3 dan Minyak ikan. Jurnal Penelitian Sains. Vol 14 (4), 38 – 42.

Permana. 2016. Kimia Analisis Kualitatif. ECG. Jakarta.

Poedjiadi. 2005. Dasar – dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Pramarsh. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia. ANDI. Yogyakarta.

Sukmawati. 2015. Dasar – dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Saliswati. 2007. Belajar Kimia. Grasindo. Jakarta.

Salirawati. 2007. Belajar Kimia Menarik. Grasindo. Jakarta.

Sartika. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh dan Asam Lemak
Trans Terhadap Kesehatan. Jurnal Gizi Kesmas. Vol 4 (2), 154 – 160.

Suhardjo. 2010. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.

Winarno. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Yuniastuti. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia. Binarupa Aksara. Jakarta.


LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi foto praktikum uji pigmen sampel pada buah naga

Penimbangan kulit buah naga Pencucian kulit buah naga yang


seberat 200 g setelah ditimbang

Menghaluskan kulit buah naga Menambahkan larutan alkohol 95 %


hingga halus sebanyak 10 mL

Hasil saringan menggunakan kertas Menuangkan larutan ekstrak kulit


saring, lalu menuangkan dalam botol buah naga dari botol kaca, lalu
kaca menuangkan ke dalam cawan petri
22
Lampiran 1. Lanjutan

Mencelupkan kertas saring ke dalam Mengamati perubahan setelah beberapa


larutan ekstrak kulit buah naga tunggu menit, berubah menjadi warna merah
hingga beberapa menit

Lampiran 2. Dokumentasi foto praktikum uji pigmen sampel pada daun bayam
hijau
23

Penimbangan daun bayam hijau Menghaluskan daun bayam hijau


seberat 200 g hingga halus

Menambahkan larutan alkohol 95 % Menyaring daun bayam hijau


sebanyak 10 mL menggunakan kertas saring dan
ditampung dalam botol kaca

Menuangkan larutan ekstrak daun Mencelupkan kertas saring ke dalam


bayam hijau dari botol kaca, lalu larutan ekstrak daun bayam hijau
menuangkan ke dalam cawan petri tunggu hingga beberapa menit

Lampiran 2. Lanjutan
24

Mengamati perubahan setelah


beberapa menit, berubah menjadi
warna hijau muda dan hijau tua

Lampiran 3. Dokumentasi foto praktikum uji pigmen sampel pada daun erpah
bayam merah
25

Penimbangan daun erpah bayam Menghaluskan daun erpah bayam


merah seberat 9 g merah hingga halus

Menambahkan larutan alkohol 95 % Menyaring daun erpah bayam merah


sebanyak 10 mL menggunakan kertas saring dan
ditampung dalam botol kaca

Menuangkan larutan ekstrak daun Mencelupkan kertas saring ke dalam


erpah bayam merah dari botol kaca, larutan ekstrak daun erpah bayam
lalu menuangkan ke dalam cawan petri merah tunggu hingga beberapa menit

Lampiran 3. Lanjutan
26

Mengamati perubahan setelah beberapa


menit, berubah menjadi antosianin
dengan warna merah sampai kuning

Anda mungkin juga menyukai