Anda di halaman 1dari 45

MODUL PRAKTIKUM

PENYAKIT TANAMAN DAN PENGENDALIANNYA

OLEH:

TIM PENGAJAR
TIM ASISTEN

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Setiap peserta praktikum harus hadir tepat pada waktu yang

telah ditentukan. Apabila peserta praktikum terlambat lebih

dari 10 menit dari waktu yang ditentukan, maka ia tidak

diperkenankan mengikuti praktikum pada hari tersebut dan

diwajibkan mengikuti praktikum pada hari lain yang

ditentukan asisten.

2. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai sandal

laboratorium dan jas praktikum.

3. Setiap peserta praktikum wajib membuat laporan praktikum

sementara yang diisi di hasil praktikum pada penuntun

praktikum ini dan ditandatangani asisten setelah selesai suatu

acara praktikum.

4. Setiap peserta praktikum wajib membuat laporan praktikum

dari setiap materi praktikum dengan format mengikuti

Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2013 dan Lampiran 1 pada

penuntun praktikum ini.

5. Setiap laporan yang copy paste dengan peserta praktikum

lainnya, maka nilai laporannya adalah 0. Untuk penilaian

laporan praktikum berkisar antara 70-85.

6. Setiap peserta praktikum harus mengembalikan alat-alat yang

telah dipakai dalam keadaan bersih dan kering.


7. Setiap peserta praktikum harus menjaga kebersihan

laboratorium, bekerja dengan tertib, tenang, dan teratur.

8. Selama mengikuti praktikum, peserta harus bersikap sopan,

baik berbicara maupun bergaul.

9. Setiap peserta harus melaksanakan semua materi praktikum

dan mematuhi budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

10. Bagi peserta praktikum yang tidak dapat mengikuti praktikum

pada hari yang telah dijadwalkan, diperbolehkan menunda

praktikum apabila ada surat izin dari orang tua atau wali.

11. Penundaan praktikum tidak dapat lebih dari tiga kali. Apabila

lebih dari tiga kali, maka kegiatan praktikum yang

bersangkutan akan ditunda hingga tahun ajaran berikutnya.

12. Butir ke 11 tidak berlaku bagi peserta praktikum yang sakit

atau diopname di Rumah Sakit (surat sakit harus ada).

13. Apabila peserta praktikum melanggar hal-hal yang telah diatur

di atas, maka yang bersangkutan dapat dikeluarkan dari

laboratorium dan tidak diperkenankan untuk melanjutkan

praktikum pada hari itu (dianggap batal) dan tidak diizinkan

untuk menunda praktikum ke lain hari.

14. Hal-hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk

kelancaran proses praktikum, akan diatur di kemudian hari.


DAFTAR MATERI PRAKTIKUM

Nomor Halaman

1. Diagnosis penyakit (Pertemuan 1, PJ All Asisten) .. 1

2. Sterilisasi dan cara pembuatan media (Pertemuan


2, PJ Nur Ridhawati Novita Sari) …………..………… 5

3. Isolasi dan pemurnian patogen (Pertemuan 3 dan


4, PJ Maulida Jumati Azmi) …………………………... 11

4. Media kubus dan pengujian Gram bakteri


(Pertemuan 5, PJ Sain M. Alfian)……………………… 15

5. Enumerasi konidia atau spora cendawan


(Pertemuan 6, PJ Putri Wulan Cahyani)…………….. 20

6. Uji antagonis Trichoderma spp. dan Pseudomonas


berfluorescens terhadap patogen (Pertemuan 7 dan
8, PJ Sofiya Irsalina) ……………………………………. 24

7. Pengendalian penyakit dengan menggunakan


pestisida nabati (Pertemuan 9 dan 10, PJ
Anselmus Pramudya D.P.) ……................................ 28
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Format laporan praktikum ……................................ 33

2. Kelompok praktikum, asisten praktikum, tempat,


dan waktu ………………………………………………….… 34

3. Tugas penanggungjawab materi praktikum ……….… 39

4. Penilaian praktikum …………………………………….… 40


DIAGNOSIS PENYAKIT

Dasar Teori

Diagnosis penyakit tanaman yaitu upaya untuk mengetahui

jenis penyakit yang diderita oleh tanaman. Biasanya tumbuhan

sakit menunjukkan gejala yang khsus. Gejala adalah perubahan-

perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri, sebagai

akibat dari adanya penyebab penyakit. Seringkali penyakit

tertentu tidak hanya menyebabkan timbulnya satu gejala, tetapi

serangkaian gejala, yang disebut sindroma.

Dalam banyak hal, dengan memperhatikan gejala atau

serangkaian gejala itu saja seorang yang berpengalaman telah

dapat menentukan penyakitnya dengan cepat atau cukup tepat.

Tetapi seringkali beberapa macam penyakit pada tumbuhan

tertentu menunjukkan gejala yang sama, sehingga dengan

memperhatikan gejala saja kita tidak dapat menentukan diagnosis

dengan pasti. Dalam hal ini, di samping mnemperhatikan gejala,

kita juga harus memperhatikan tanda dari penyakit. Adapun yang

dimaksud dengan tanda adalah semua pengenal dari penyakit

selain reaksi tumbuhan inang, misalnya bentuk tubuh buah

parasit, miselium, warna spora, damar (blendok), lendir, dan

sebagainya.
2

Tujuan

Mendiagnosis penyakit yang terdapat pada tanaman di sekitar

kampus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

tanaman sakit, peralatan tulis, dan kamera.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat

2. Mencatat semua gejala dan tanda penyakit (masing-masing

kelompok minimal menemukan 3 gejala dan 3 tanda)

3. Mendokumentasikan gejala dan tanda penyakit pada tanaman

4. Mendiagnosis penyakit yang ada pada tanaman

5. Membereskan alat
3

Hasil Praktikum
4
STERILISASI DAN CARA PEMBUATAN MEDIA

Dasar Teori

Sterilisasi Alat dan Media

Sterilisasi yaitu kegiatan membebaskan suatu bahan atau

alat dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi harus dapat

membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora

bakteri. Jika sterilisasi dilakukan tidak sempurna, maka

pertumbuhan mikroorganisme masih dapat berlangsung. Apabila

penanaman spesimen dalam media, petri, ose, maupun media

yang digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk

membedakan apakah mikroorganisme yang berhasil diisolasi

tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi

dari alat-alat atau media yang digunakan.

Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai

maupun medianya dan hampir semua tindakan yang dilakukan

dalam diagnosa mikrobiologi melakukan kegiatan sterililisasi ini.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu

pemanasan, penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan kimia.

Sedangkan sterilisasi dengan cara panas dapat dilakukan dengan

panas basah, panas kering, pemanasan bertahap, dan perebusan.


6

Pembuatan Media

Sebelum melakukan pengamatan terhadap bakteri dan jamur

di laboratorium, terlebih dahulu kita harus menumbuhkan atau

membiakan bakteri atau jamur tersebut. Mikroorganisme dapat

berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.

Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya

melalui substrat yang disebut media.

Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis

nutrisi yang diisyaratkan oleh bakteri atau jamur dan juga macam

lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi

pertumbuhannya. Jenis-jenis nutrisi harus sesuai dengan

kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.

Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang

sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik

ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan

mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat

kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-

bahan kompleks lainnya.


7

Tujuan

Mengetahui cara sterilisasi dan cara pembuatan media (PDA

dan NA) untuk media tumbuh patogen tanaman.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

Sterilisasi Alat: kapas, kertas label, kertas koran, cawan petri,

labu Erlenmeyer, dan oven.

Pembuatan Media: kentang 100 gram, agar 40 gram, dextrose 20

gram, aquades 2.000 ml, 3 gram ekstrak daging, 5 gram pepton,

2,5 gram glukosa, kapas, aluminium foil, cling warp, kertas label,

pisau, timbangan, cawan petri, panci, pemanas elektrik, labu

Erlenmeyer 1 liter, pengaduk, dan autoclave.

Prosedur Kerja

Sterilisasi Alat

Mempersiapkan alat dan bahan, mencuci bersih cawan petri

dan labu Erlenmeyer, menyumbat mulut labu Erlenmeyer dengan

menggunakan kapas, membungkus cawan petri dan labu

Erlenmeyer dengan kertas koran serta memberikannya kertas

label, mensterilkannya menggunakan oven dengan suhu 170 °C


8

selama 1 jam. Langkah terakhir yaitu membereskan alat dan

bahan.

Pembuatan Media

Langkah pertama membuat media biakan yaitu

mempersiapkan alat dan bahan.

Untuk membuat media PDA, langkah selanjutnya yaitu

mencuci 100 gram kentang sampai bersih, kemudian

memotongnya kecil-kecil, dan merebusnya dengan 1000 ml air

aquades sampai empuk. Langkah selanjutnya menunggunya

sampai mendidih, setelah itu menyaring ekstrak kentang tersebut

dan memasukkannya ke dalam gelas beaker, dan berikutnya

kembali mendidihkannya serta menambahkan air aquades jika

cairan PDA tersebut kurang. Menambahkan 10 gram dextrode dan

10 gram agar serta mengaduknya rata. Kemudian setelah

mendidih cairan tersebut dituang ke dalam labu Erlenmeyer,

kemudian menyumbat mulut labu dengan kapas dan aluminium

foil. Selanjutnya mensterilkannya dengan menggunakan autoklaf

pada tekanan 2 atm (suhu 121 °C) selama 30 menit.

Untuk membuat media NA, cara pembuatannya adalah 3

gram ekstrak daging, 5 gram pepton, 20 gram agar, 2,5 gram

glukosa, dan 1000 ml dilarutkan hingga menjadi larutan yang


9

homogen. Kemudian memanaskannya di atas kompor hingga

larutan mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam labu

Erlenmeyer, kemudian menyumbat mulut labu dengan kapas dan

aluminium foil. Selanjutnya mensterilkannya dengan

menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm (suhu 121 °C) selama

30 menit.

Langkah terakhir yaitu membersihkan alat dan

membereskan bahan praktikum.

Hasil Praktikum
10
ISOLASI DAN PEMURNIAN PATOGEN

Dasar Teori

Koch pada tahun 1882, telah mengadakan postulat

(ketentuan) yang harus dipenuhi untuk menetapkan penyebab

penyakit infeksi. Postulat-postulat tersebut meliputi:

1. Penyebab penyakit harus selalu terdapat pada tanaman atau

bagian tanaman yang menunjukkan gejala penyakit;

2. Penyebab penyakit tersebut harus dapat diisolasi dan dipelajari

dalam biakan murni;

3. Biakan murni tersebut harus dapat diinokulasikan pada

tanaman yang sama dan menimbulkan gejala yang sama pula;

4. Penyebab penyakit tersebut harus dapat dire-isolasi dari

tanaman yang diinokulasi (3) dalam biakan dan menunjukkan

organisme yang sama dengan biakan yang diperoleh dari

biakan pertama.

Postulat-postulat tersebut di atas terutama berlaku untuk

patogen yang bukan tergolong parasit obligat. Sebelum

melaksanakan identifikasi berdasarkan Postulat Koch, perlu

diketahui terlebih dahulu cara isolasi dan pemurnian patogen.


12

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui cara isolasi

dan pemurnian patogen.

Bahan dan Alat

Media PDA, media NA, spritus, alkohol, kapas, tisu, cling

warp, bagian tanaman yang bergejala (padi, jagung, edamame,

cabai, tomat, bawang merah, jeruk, pisang, karet, kelapa sawit,

labu madu, mangga, buah naga, daun bawang, dan mawar),

cawan petri, botol kaca, oven, autoclave, LAF, gunting, pinset,

jarum ent, jarum ose, gelas beaker, aluminium foil, bunsen

burner, dan kamera.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Menuangkan PDA dan NA ke cawan petri

3. Mengisolasi patogen tanaman

Membersihkan bagian tanaman yang sakit dengan

alkohol dan air destilata, mengeringkannya di tisu, memotong

daun menjadi 4 bagian kecil dan pada masing-masing

potongan yang akan diisolasi terdapat bagian sakit dan bagian

yang sehat, memasukkan 4 potongan tersebut ke dalam media


13

biakan PDA atau NA pada sudut yang berbeda,

mensterilisasikan tepi cawan petri dengan api bunsen burner,

menutup tepi cawan petri dengan cling warp, dan

menginkubasinya selama 2 hari.

4. Memurnikan patogen tanaman

Cendawan atau bakteri yang keluar pada potongan

bagian bagian yang sakit diambil dengan menggunakan ose

atau jarun ent dan memindahkannya ke cawan petri yang

berisikan PDA atau NA. Selanjutnya dilakukan penginkubasian

patogen selama 7 hari.

Hasil Praktikum
14
MEDIA KUBUS DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN SERTA
PENGUJIAN GRAM BAKTERI

Dasar Teori

Media Kubus dan Identifikasi Cendawan

Ciri-ciri identifikasi jamur didasarkan pada beberapa kriteria

yaitu waktu yang diperlukan untuk membentuk koloni, bau dan

warna jamur khususnya spora yang dihasilkan koloni, masing-

masing spora mempunyai morfologi yang khas pada pewarnaan

Gram, pewarnaan cotton blue, pewarnaan periodic acid-schiff,

pewarnaan kapsul atau pewarnaan methenamine silver, tipe

pembentukan spora dan reaksi biokimia terhadap karbohidrat,

dan uji serologi untuk menentukan antigen spesifik pada jamur.

Sebelum diidentifikasi sebaiknya jamur atau cendawan

tersebut dimasukkan ke media kubus agar pada media tersebut

hanya terdapat cendawan yang murni serta dengan memindahkan

media biakan murni cendawan maka jamur tersebut semakin

mudah untuk diidentifikasi karena jumlah biakannya yang masih

sedikit dan tidak bergerombol.

Pengujian Gram Bakteri

Bakteri mempunyai morfologi, struktur, dan sifat-sifat yang

khas. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran

mikroskopik. Selain itu, bakteri juga hampir tidak berwarna dan


16

mengamati bakteri dalam keadaan hidup juga sangat sulit. Untuk

mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik

pengujian Gram bakteri dengan menggunakan KOH.

Pengujian gram bakteri adalah suatu metode empiris untuk

membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar yaitu

bakteri gram positif dan bakteri Gram negatif. Perbedaan

klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan

pada perbedaan struktur, sifat kimia, dan fisika dinding sel

bakteri. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, seorang

ilmuwan Denmark bernama Hans Cristian Gram (1853-1938).

Tujuan

Mengidentifikasi cendawan yang telah dimurnikan dengan

menggunakan metode media kubus dan mengklasifikasikan

bakteri patogen berdasarkan jenis gram dengan menggunakan uji

KOH.

Bahan dan Alat

Media Kubus dan Identifikasi Cendawan

Media PDA, isolat cendawan patogen, tisu, cling warp, koran,

pipet, jarum ent, cawan petri, tusuk gigi, cover glass, dan slide

glass, mikroskop, dan kamera.


17

Pengujian Gram Bakteri

KOH 3 %, isolat bakteri, slide glass, jarum ose, dan kamera.

Prosedur Kerja

Media Kubus dan Identifikasi Cendawan

1. Mensterilkan alat dan bahan

Memasukkan tissue ke dalam cawan petri, kemudian

memasukkan 2 buah tusuk gigi secara berjajar, kemudian

meletakkan slide glass dan cover glass di atasnya,

membungkus dengan kertas koran, dan mensterilkannya

dengan oven.

2. Isolasi isolat patogen

Mengambil cawan petri yang telah dioven dan

meletakkan media PDA menggunakan pipet di bagian tengah

slide glass, meletakkan isolat cendawan patogen dengan

menggunakan jarum ent steril. Meletakkan cover glass di

atasnya sambil menekannya untuk meratakan isolat dan

membasahi tissu steril di bawah slide glass. Kemudian

menutup cawan petri dan membungkusnya dengan cling warp.

Setelah 3 hari kemudian, dan mengamati cendawan dengan

mikroskop.
18

3. Mengidentifikasi jenis cendawan patogen

Pengujian Gram Bakteri

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Mengambil 1 ose biakan bakteri, mencampurkannya dengan 2

tetes larutan KOH 3 % di atas slide glass.

3. Mengaduk hingga rata dengan jarum ose, menarik jarum ose

ke atas slide glass dan mengamati pembentukan lendir. Jika

terbentuk lendir maka bakteri tergolong ke dalam bakteri Gram

negatif, sedangkan jika tidak terbentuk lendir maka bakteri

tergolong ke dalam bakteri Gram positif.

4. Membereskan alat dan bahan.

Hasil Praktikum
19
ENUMERASI SPORA ATAU KONIDIA CENDAWAN

Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan organisme yang berukuran

sangat kecil yang salah satunya terdiri dari cendawan.

Perhitungan kerapatan spora atau konidia cendawan ini dapat

dilakukan secara langsung dan dapat dengan tidak langsung.

Perhitungan kerapatan spora atau konidia secara langsung dapat

dengan plate count (hitungan cawan), turbidimetri

(spektrofotometer), dan haemacytometer.

Haemacytometer merupakan alat hitung dengan kotak-kotak

skala yang terdiri dari kotak besar sebanyak 25 buah dan di dalam

masing-masing kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil. Alat ini

digunakan di bawah mikroskop dan sebelum dilakukan

perhitungan, dilakukan pengenceran.

Kelebihan dari penggunaan metode perhitungan dengan

haemacytometer yaitu menghemat biaya dan mempersingkat

waktu perhitungan sel, sedangkan kekurangannya adalah sel yang

terhitung tidak dapat dibedakan mana yang hidup dan mana yang

mati.
21

Tujuan

Menghitung kerapatan spora atau konidia cendawan dengan

menggunakan haemacytometer.

Bahan dan Alat

Media PDA, isolat cendawan, mikropipet, jarum ose, vortex,

gelas beker, aquades, tabung reaksi, tempat tabung reaksi,

haemacytometer, tisu, alkohol, mikroskop, dan alat tulis.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan bahan dan alat;

2. Memasukkan 1 ml air aquades ke dalam cawan petri berisi

media PDA dan cendawan;

3. Mengerik bagian atas PDA yang ditumbuhi cendawan dengan

menggunakan ose;

4. Menuangkan 1 ml larutan tersebut ke dalam 9 ml air aquades

di tabung reaksi dan vortex;

5. Ambil kembali air 1 ml tadi dan masukkan kembali ke dalam 9

ml air aquades di tabung reaksi dan vortex;

6. Lakukan kembali hingga pengenceran keenam atau hingga

pada tabung reaksi keenam;


22

7. Bersihkan haemacytometer dengan menggunakan alkohol dan

tutupkan cover glass ke haemacytometer;

8. Masukkan 1 μl larutan dan teteskan di haemacytometer;

9. Letakkan haemacytometer di bawah mikroskop dan hitung

spora atau konidianya pada 5 kotak besar yang dipilih dari 25

bidang dengan perbesaran 10 x 40;

10. Hasil perhitungan kemudian dimasukkan ke dalam rumus

berikut ini:
𝑡
C= 𝑥 106
𝑛 𝑥 0,25

Keterangan:
C = kerapatan konidia atau spora perml
t = jumlah total konidia atau spora dalam kotak sampel
yang diamati
n = jumlah kotak sampel yang diamati (5 kotak besar x
16 kotak kecil)
0,25 = faktor koreksi

Hasil Praktikum
23
UJI ANTAGONIS Trichoderma spp. DAN Pseudomonas
berfluorescens TERHADAP PATOGEN

Latar Belakang

Dalam proses berbudidaya tanaman, banyak sekali

didapatkan kendala-kendala yang dapat menyebabkan

produktivitas tanaman yang dibudidayakan menurun, salah

satunya yaitu keberadaan patogen. Untuk mengendalikan patogen

tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan, walaupun cara-cara

tersebut juga hanya efektif di beberapa tempat atau di waktu-

waktu tertentu.

Salah satu cara pengendalian patogen yaitu dengan cara

hayati, artinya pengendalian patogen dilakukan dengan

menggunakan mikroorganisme ataupun makroorganisme yang

hidup. Hingga sekarang ini mikroorganisme yang banyak

digunakan untuk mengendalikan patogen yaitu Trichoderma spp.

dan Pseudomonas berfluorescens. Salah satu cara pengujian daya

saing Trichoderma spp. dan Pseudomonas berfluorescens di

laboratorium terhadap patogen yaitu dengan uji antagonis in vitro.

Tujuan

Mengetahui pengaruh pengaplikasian Trichoderma spp. dan

Pseudomonas berfluorescens terhadap patogen.


25

Bahan dan Alat

Media PDA dan NA, isolat cendawan dan bakteri patogen,

isolat Trichoderma spp. dan Pseudomonas berfluorescens, cawan

petri, cling warp, ose, jarum ent, penggaris, spidol, alkohol, dan

kamera.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Berilah tiga garis pada cawan petri dengan diameter 9 cm yang

telah diisi NA atau PDA. Garis pertama diletakkan di tengah

cawan petri. Garis kedua dan ketiga diletakkan di 3 cm dari

sisi kanan dan sisi kiri cawan petri.

3. Tanamlah patogen pada sisi kiri dan mikroorganisme antagonis

pada sisi kanan.

Patogen Antagonis

Gambar 1. Uji antagonis in vitro


26

4. Inkubasi dan amati pengaruh pengaplikasian Trichoderma

spp. dan Pseudomonas berfluorescens terhadap patogen pada

hari ke 3, 5, dan 7 hsa (hari setelah aplikasi).

5. Hitung uji antagonis in vitro berdasarkan rumus berikut:

𝑟1−𝑟2
P= x 100 %
𝑟1

Keterangan:

P = persentase penghambatan (%)

r1 = jari-jari koloni patogen yang tumbuh ke arah

berlawanan dengan agen antagonis (mm)

r2 = jari-jari koloni patogen yang tumbuh ke arah agen

antagonis (mm)

6. Membereskan alat dan bahan.

Hasil Praktikum
27
PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN
PESTISIDA NABATI

Latar Belakang

Pestisida merupakan semua substansi yang mampu

mengendalikan hama dan penyakit. Pestisida yang sekarang ini

banyak digunakan adalah jenis pestisida kimia, namun

meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak pestisida

kimiawi, menyebabkan terdapatnya pergeseran kepercayaan

penggunaan pestisida kimiawi ke pestisida nabati.

Pestisida nabati adalah substansi yang mampu

mengendalikan hama dan penyakit yang berbahan dasar

tumbuhan. Keistimewaan dari pestisida nabati ini adalah sifatnya

yang mudah terurai di lingkungan dan relatif aman untuk hewan

ternak, manusia, dan agens antagonis lainnya.

Salah satu yang mampu dijadikan pestisida nabati yaitu

bawang dayak yang merupakan tanaman khas Kalimantan.

Bawang dayak mengandung alkaloid, tanin, steroid, dan flavonoid

yang diketahui bersifat antimikroba.

Tujuan

Mengetahui pengaruh pengaplikasian pestisida nabati dari

bawang dayak terhadap patogen.


29

Bahan dan Alat

Media PDA dan NA, isolat cendawan dan bakteri patogen,

larutan bawang dayak, cawan petri, cling warp, ose, jarum ent,

penggaris, spidol, alkohol, dan kamera.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Berilah 2 ml larutan bawang dayak ke media PDA atau NA dan

homogenkan.

3. Tuangkan PDA dan NA modifikasi ke cawan petri dan inkubasi

selama 24 jam.

4. Tanamlah patogen di empat sisi cawan petri.

5. Amati perkembangan patogen pada hari ke 3 dan 6 hsa.

6. Membereskan alat dan bahan.


30

Hasil Praktikum
31
DAFTAR PUSTAKA

Emerson. 1953. Basic Botany. The maple press company of York,


PA. United States of America

Kimbal, W. J. 1999. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta

Sastrahidayat, I. R. 2011. Fitopatologi (Ilmu Penyakit Tanaman).


UB Press. Malang.

Semangun, H. 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta.

Pradika, I. 2010. Sterilisasi. At The Bench, A Laboratory


Navigator. Cold Spring Harbor Laboratory Press. New York.

Waller, J.M., B.J. Ritchie, and M. Holderness. 1998. Plant Clinic


Handbook. International Mycological Institute. New York.
33

Lampiran 1. Format Laporan Penyakit Tanaman dan


Pengendaliannya Per Acara

FORMAT LAPORAN

PENDAHULUAN (MAKSIMAL 4 LEMBAR)

TINJAUAN PUSTAKA (MAKSIMAL 5 LEMBAR)

BAHAN DAN METODE (MAKSIMAL 4 LEMBAR)

HASIL DAN PEMBAHASAN (MAKSIMAL 10 LEMBAR)

KESIMPULAN DAN SARAN (MAKSIMAL 2 LEMBAR)

DAFTAR PUSTAKA (MINIMAL 3 LITERATUR)


Lampiran 2. Kelompok Praktikum, Asisten Praktikum, Tempat, dan Waktu

KEL. NIM NAMA WAKTU TEMPAT ASPRAK


1 1710512220029 NOOR HIKMAH SELASA LAB. PRODUKSI ANSELMUS PRAMUDYA D.P.
1 1710512320024 MUSYARROFAH
1 1710512110017 MUHAMMAD IHSANUL FIKRI
1 1710512310015 MOHAMAD FAHMI
2 1710512210001 ABDI GUNAWAN SELASA LAB. PRODUKSI ANSELMUS PRAMUDYA D.P.
2 1710512320014 MAWADDAH
2 1710512110002 AHMAD GHAZALI
2 1710512310006 DEA HAVIS ARMANDA
2 1710512210037 SETIAWAN KANG SAPUTRA
3 1710512220030 NOOR SYIFA BADALLIAH SELASA LAB. PRODUKSI ANSELMUS PRAMUDYA D.P.
3 1810512120023 EGA PURNAMA
3 1710512320009 FLORENTINA NOFIANTI ARITONANG
3 1710512210014 LUTFI BAGAS PANGESTU
3 1710512110014 MUHAMAD ANDRE
4 1810512110020 AKHMAD SAYUTI SELASA LAB. PRODUKSI ANSELMUS PRAMUDYA D.P.
4 1710512110019 MUHAMMAD ZAINUDDIN
4 1610512310024 RIAN ARIANTO
4 1710512210020 MUHAMMAD FAUZAN AZHARI
4 1710512220038 TETANIA AINA SASONGKO
5 1710512220036 RIA RAHMAWATI SELASA LAB. TERPADU NUR RIDHAWATI NOVITA S.
5 1710512320013 MARSAPNAH
5 1710512210024 MUHAMMAD SIDQI
5 1710512220010 ELSA EVITA
5 1710512220028 NIKEN CRISTIORINI
35

6 1710512120022 NANDILA MAYASARI SELASA LAB. TERPADU NUR RIDHAWATI NOVITA S.


6 1710512320034 SUKMAWATI
6 1710512320030 RAHMAWATI
6 1710512120024 PUTERIA NARULITA
6 1710512320029 NURUL NURFITRIYANI
7 1710512120008 GABRIELLA BERTHA AYUSANTI SELASA LAB. TERPADU NUR RIDHAWATI NOVITA S.
7 1710512210023 MUHAMMAD RUSDIANSYAH
7 1710512220016 MARIATUL KIFTIAH
7 1710512120020 NADIA RAHMI
8 1710512210042 WALMILLENIARI EWTGS SELASA LAB. TERPADU NUR RIDHAWATI NOVITA S.
8 1710512210005 ALFI MAULANA
8 1710512320025 NADIYA AZHIMAH
8 1710512310037 WIRA MEGANTARA PUTRA
9 1810512220015 DIAH AYU NABILA KAMIS LAB. PRODUKSI MAULIDA JUMATI AZMI
9 1810512220019 NONI SEPTIANA
9 1810512110024 MUHAMMAD RIJALI
9 1810512220023 SYAFIRA ROSSA MEILIYANSARI
10 1810512310001 TAUFIQ RAMADHAN KAMIS LAB. PRODUKSI MAULIDA JUMATI AZMI
10 1810512120012 YULFIANA RAHMAN
10 1810512320009 MIMIE RAFIDA
10 1810512120019 NORLENA SAFFITRI
11 1810512120001 ANGGRES TRI CAHYANING KAMIS LAB. PRODUKSI MAULIDA JUMATI AZMI
11 1810512110010 MUHAMMAD RONNY HAKIM
11 1810512210009 FAWWAZ YUDHISTIRA
36

11 1810512220026 NOOR JANAH


12 1810512220011 LIDIA NUR AFIFAH KAMIS LAB. PRODUKSI MAULIDA JUMATI AZMI
12 1710512220015 MAHARATUN NIDA
12 1810512120028 TRI BUANA CAHYANTI
12 1810512210028 M. QUR`ANIL FAJRI
13 1810512120033 HALIMATUS SADIYAH KAMIS LAB. TERPADU SAIN M. ALFIAN
13 1710512210004 AKHMAD ZAKI
13 1810512210013 MUHAMMAD ABIL JANNAKY
13 1810512120005 AURELLIA NOOR
13 1810512220014 WIJAYANTI PURNAMA SARI
14 1810512310003 FERI NUR HASANNUDIN KAMIS LAB. TERPADU SAIN M. ALFIAN
14 1710512110018 MUHAMMAD IRVAN
14 1710512310005 DANU KURNIAWAN PUTRA
14 1810512220024 NUSHUSHIN ABIYATIN
14 1710512110003 AJI HERMAWAN
15 1810512210016 RAZ SAYYID MAUDODI KAMIS LAB. TERPADU SAIN M. ALFIAN
15 1810512220004 NIDA LUTHFINA
15 1810512110008 FERY SETYAWAN
15 1810512120013 UMI KULSUM
15 1710512220017 MAULIDA MESYILIA
16 1710512220027 NAMIRA ADINDA ZAINI KAMIS LAB. TERPADU SAIN M. ALFIAN
16 1810512210022 IDHAM MAYSAR PRATAMA
16 1810512120029 JAINATUL RAHMAH
16 1810512220003 NORYANTI
37

16 1810512120022 NUR LAILA MARDIATI


17 1710512210019 MUHAMMAD AHDI KAMIS LAB. PRODUKSI PUTRI WULAN CAHYANI
17 1810512110003 SAID MUHAMMAD SAMAN
17 1810512210010 MUHAMMAD IQBAL
17 1710512120005 AYU LESTARI
17 1710512220009 DEWI ARINI
18 1810512220007 PRANANDA HADY KUSUMA KAMIS LAB. PRODUKSI PUTRI WULAN CAHYANI
18 1710512310021 MUHAMMAD IQBAL
18 1810512120030 RIFKA PRANSISKA SINAGA
18 1810512220002 ALMA `ASHLIA
18 1810512220006 ALIFIA DEARTA YUNDA
19 1610512210026 MOCHAMMAD HIDAYATUS SOLIHIN KAMIS LAB. PRODUKSI PUTRI WULAN CAHYANI
19 1610512310018 MUHAMMAD HARTANI
19 1810512120006 NOVITA KURNIA SARI
19 1810512110002 SANDY MUSYAFIR
19 1810512210020 AKHMAD ADHARYANTO
20 1810512310002 ABDI NORGANI KAMIS LAB. PRODUKSI PUTRI WULAN CAHYANI
20 1710512120027 YUNITA
20 1810512210005 QUDSI RAMADANI
20 1810512220001 ELMAH FUZATUL IMANI
20 1810512210030 AKHMAD RIFALDA
21 1810512220018 NADIYA KAMILIN KAMIS LAB. TERPADU SOFIYA IRSALINA
21 1810512110021 BAYU ADI PRATHAMA
21 1710512110011 JUANDA SAPUTRA
38

21 1810512110016 MUHAMMAD RYAN NAPARIN


21 1710512120013 KRISJAYANTI
22 1810512320006 LUTFIA FITRI ARSIDA DEWI KAMIS LAB. TERPADU SOFIYA IRSALINA
22 1810512210017 M. FERRY SALIM
22 1810512120031 FINA MUFTIHAH DZULQOH
22 1710512120026 VIRGILIA RISKY SRIKANDI MOA
22 1810512120017 SARIPAH
23 1810512110027 LUKMAN NOL HAKIM KAMIS LAB. TERPADU SOFIYA IRSALINA
23 1810512220021 ANGELINA PUTERI FITRIANA KHOIRUL
23 1710512320028 NUR HIKMAH
23 1710512220031 NORJANAH
23 1710512320003 ANNISSA MILLENIA RAMADHANI
24 1810512320004 SITI FATIMAH KAMIS LAB. TERPADU SOFIYA IRSALINA
24 1810512120032 RISMA NUR HIKMAH
24 1810512110007 HADI LIARDI RAHMAN
24 1710512110006 DIKY HERNIKA MANGAN
24 1810512320012 RIKA NORHASIATY DEWI
Keterangan:

Selasa pukul 07.30-09.40 WITA

Kamis pukul 14.50-17.00 WITA


Lampiran 3. Tugas Penanggungjawab Materi Praktikum

Tugas penanggungjawab materi praktikum, terdiri dari:

1. Memimpin briefing acara praktikum

2. Mengeluarkan soal pretest dan posttest acara tersebut

3. Memberikan nilai laporan pada materi praktikum tersebut

4. Memimpin persiapan alat dan bahan untuk acara praktikum.


40

Lampiran 4. Penilaian Praktikum

Penilaian praktikum terdiri dari dua pokok penilaian, yaitu:

Pokok Subpokok
40 % Kerja
80 % praktek 40 % Laporan
20 % pretest dan post test
20 % ujian praktek 100 % Ujian Praktikum

Anda mungkin juga menyukai