Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
Keterangan: 1. Menggulung
2. Pohon Tanjung
(Mimusops elengi)
Keterangan: 1. Klorosis
3. Pohon Tanjung
(Mimusops elengi)
Keterangan: 1. Gosong
9
Tabel 2. Tanda penyakit pada tanaman
No Nama tanaman Tanda
1. Babandotan
(Ageratum conyzoides)
Keterangan: 1. Misellium
2. Pohon Tanjung
(Mimusops elengi)
3. Kelapa Sawit
(Elaeis)
Keterangan: 1. Skelerotium
Pembahasan
10
Pada praktikum kali ini, praktikan menentukan 3 gejala dan 3 tanda
penyakit pada tanaman. Gejala dan tanda yang didapat yaitu pada tanaman pohon
(Elaeis) dan daun gulma. Gejala pertama yang ditemukan pada tanaman daun
gulma adalah menggulung, yang kedua adalah daun klorosis pada tanaman
Menurut Ahmad et al. (2014), proses menggulungnya daun yang seperti ini
merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh
dengan kondisi cekaman suhu pada lingkungan yang diawali dengan layunya
kebutuhan air.
Gejala yang kedua terdapat pada tanaman pohon tanjung yaitu terdapat
dua gejala sekaligus, yaitu gosong dan klorosis. Klorosis merupakan suatu
keadaan abnormal yang terjadi pada jaringan tumbuhan, khususnya pada daun,
sehingga daun tidak berwarna hijau, melainkan kuning atau pucat hampir putih
dan akhirnya rontok. Klorosis ini dapat disebabkan oleh kekurangan hara atau
serangan penyakit yang dialami oleh tumbuhan. Klorosis tidak selalu diikuti oleh
Pada gejala yang ketiga pada pohon tanjung yaitu gosong, gosong terjadi
11
di ujung daun dengan penglihatan nampak berupa kering dan kalau dipegang
rapuh. Menurut Ahmad et al. (2014), gosong pada tepi daun biasa terjadi saat
kelembaban nisbi atau relative humidity (RH) <70%, yaitu kondisi kandungan air
di udara rendah. Pada RH rendah <70%, penguapan atau evapo traspirasi terjadi
sangat cepat, jika tidak diimbangi oleh pasokan air dari akar maka tanaman akan
layu karena kekurangan air. Air diserap oleh akar kemudian diangkut keseluruh
bagian tanaman hingga ke ujung dan tepi daun melalui pembuluh xilem. Pada
bagian tepi daun terdapat bagian hidatoda yang berfungsi sebagai penyaring,
menahan hara agar tidak keluar namun air dapat keluar bebas. Jika konsentrasi
hara yang tertahan di tepi daun tersebut semakin tinggi, maka akan terjadi
plasmolisis, yaitu lepasnya ikatan sitoplasma dari dinding sel. Akibatnya sel
mengkerut, mati dan berubah menjadi hitam. Hidatoda yang berada ditepi daun
Pada tanda yang ditemukan pada tanaman sawit, tanaman tanjung, dan
tanaman dan babandotan, pada gejala pertama yang ditemukan pada babandotan
adalah misellium. Menurut Yulla (2011), jamur Cercospora sp. memiliki spora
berwarna abu-abu dan berbentuk oval dengan panjang 40– 60µm dan lebar 6–
8µm. Memiliki miselium yang berseptat dan berwarna hialin. Penyakit bercak
daun yang disebabkan oleh Cercospora sp. sering terjadi di lahan pertanaman
banyak ditemui. Suhu yang sesuai untuk perkembangan jamur Cercospora sp.
ialah pada suhu 28–32°C. Lokasi pertanaman memiliki suhu pada pagi berkisar
hitam tersebut tampak menutupi sebagian besar daun. Menurut Ahmad et al.
(2014), embun jelaga disebabkan oleh jamur Meliola mangifera. Gejala yang
ditimbulkan dari serangan jamur ini adalah daun tanaman mangga yang awalnya
berwarna hijau berubah warna menjadi warna hitam. Pada musim kemarau,
serangan jamur bisa menyebabkan daun menjadi kering dan mengeriting. Penyakit
embun jelaga ini muncul karena adanya aktivitas serangga yang menghasilkan
cairan manis atau yang biasa disebut dengan embun madu. Cairan manis ini
sangat disukai oleh jamur Meliola mangifera untuk tumbuh dan berkembang biak.
Pada gejala yang ketiga pada tanaman kelapa sawit, yaitu Skelerotium.
konsentris pada daun-daun yang letaknya dekat dengan tanah. Diameter bercak
dapat mencapai 2 cm, terdapat sklerotium pada sisi bawah bercak. Cendawan juga
dapat menginfeksi pangkal batang dan menyebabkan penyakit layu. Pada batang
yang terserang akan tampak miselium putih dari cendawan ini. Cendawan berupa
berwarna putih dan kelamaan akan berubah menjadi cokelat berdiameter 1mm.