Anda di halaman 1dari 34

PENUNTUN PRAKTIKUM

PENYAKIT TANAMAN DAN PENGENDALIANNYA

OLEH:

TIM PENGAJAR
TIM ASISTEN

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Setiap peserta praktikum harus hadir tepat pada waktu yang

telah ditentukan. Apabila peserta praktikum terlambat lebih

dari 10 menit dari waktu yang ditentukan, maka ia tidak

diperkenankan mengikuti praktikum pada hari tersebut dan

diwajibkan mengikuti praktikum pada hari lain yang

ditentukan asisten.

2. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai sandal

laboratorium dan jas praktikum.

3. Setiap peserta praktikum wajib membuat laporan praktikum

sementara yang diisi di hasil praktikum pada penuntun

praktikum ini dan ditandatangani asisten setelah selesai

suatu acara praktikum.

4. Setiap peserta praktikum wajib membuat laporan praktikum

dari setiap materi praktikum dengan format mengikuti

Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2013 dan Lampiran 1 pada

penuntun praktikum ini.

5. Setiap laporan yang copy paste dengan peserta praktikum

lainnya, maka nilai laporan paling tinggi adalah 60. Untuk

penilaian laporan praktikum berkisar antara 70-85.

6. Setiap peserta praktikum harus mengembalikan alat-alat yang

telah dipakai dalam keadaan bersih dan kering.


3

7. Setiap peserta praktikum harus menjaga kebersihan

laboratorium, bekerja dengan tertib, tenang, dan teratur.

8. Selama mengikuti praktikum, peserta harus bersikap sopan,

baik berbicara maupun bergaul.

9. Setiap peserta harus melaksanakan semua materi praktikum

dan mematuhi budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

10. Bagi peserta praktikum yang tidak dapat mengikuti praktikum

pada hari yang telah dijadwalkan, diperbolehkan menunda

praktikum apabila ada surat izin dari orang tua atau wali.

11. Penundaan praktikum tidak dapat lebih dari tiga kali. Apabila

lebih dari tiga kali, maka kegiatan praktikum yang

bersangkutan akan ditunda hingga tahun ajaran berikutnya.

12. Butir ke 11 tidak berlaku bagi peserta praktikum yang sakit

atau diopname di Rumah Sakit (surat sakit harus ada).

13. Apabila peserta praktikum melanggar hal-hal yang telah diatur

di atas, maka yang bersangkutan dapat dikeluarkan dari

laboratorium dan tidak diperkenankan untuk melanjutkan

praktikum pada hari itu (dianggap batal) dan tidak diizinkan

untuk menunda praktikum ke lain hari.

14. Hal-hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk

kelancaran proses praktikum, akan diatur di kemudian hari.


DAFTAR MATERI PRAKTIKUM

Nomor Halaman

1. Diagnosis penyakit (Pertemuan 1) …….............................. 5

2. Sterilisasi dan cara pembuatan media (Pertemuan 2) …… 9

3. Isolasi dan pemurnian patogen (Pertemuan 3 dan 4) ...... 15

4. Media kubus dan pengujian Gram bakteri (Pertemuan 5


dan 6) ............................................................................... 19

5. Uji patogenisitas Trichoderma spp. dan Pseudomonas


berfluorescens terhadap patogen (Pertemuan 7 dan 8) ..... 24

6. Pengendalian penyakit dengan menggunakan pestisida


nabati (Pertemuan 9 dan 10) ……...................................... 29
DIAGNOSIS PENYAKIT

Dasar Teori

Diagnosis penyakit tanaman yaitu upaya untuk mengetahui

jenis penyakit yang diderita oleh tanaman. Biasanya tumbuhan

sakit menunjukkan gejala yang khsus. Gejala adalah perubahan-

perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri, sebagai

akibat dari adanya penyebab penyakit. Seringkali penyakit

tertentu tidak hanya menyebabkan timbulnya satu gejala, tetapi

serangkaian gejala, yang disebut sindroma.

Dalam banyak hal, dengan memperhatikan gejala atau

serangkaian gejala itu saja seorang yang berpengalaman telah

dapat menentukan penyakitnya dengan cepat atau cukup tepat.

Tetapi seringkali beberapa macam penyakit pada tumbuhan

tertentu menunjukkan gejala yang sama, sehingga dengan

memperhatikan gejala saja kita tidak dapat menentukan diagnosis

dengan pasti. Dalam hal ini, di samping mnemperhatikan gejala,

kita juga harus memperhatikan tanda dari penyakit. Adapun yang

dimaksud dengan tanda adalah semua pengenal dari penyakit

selain reaksi tumbuhan inang, misalnya bentuk tubuh buah

parasit, miselium, warna spora, damar (blendok), lendir, dan

sebagainya.
6

Tujuan

Mendiagnosis penyakit yang terdapat pada tanaman di sekitar

kampus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

tanaman sakit, peralatan tulis, dan kamera.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat

2. Mencatat semua gejala dan tanda penyakit (masing-masing

kelompok minimal menemukan 3 gejala dan 3 tanda)

3. Mendokumentasikan gejala dan tanda penyakit pada tanaman

4. Mendiagnosis penyakit yang ada pada tanaman

5. Membereskan alat
7

Hasil Praktikum
8
STERILISASI DAN CARA PEMBUATAN MEDIA

Dasar Teori

Sterilisasi Alat dan Media

Sterilisasi yaitu kegiatan membebaskan suatu bahan atau

alat dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi harus dapat

membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora

bakteri. Jika sterilisasi dilakukan tidak sempurna, maka

pertumbuhan mikroorganisme masih dapat berlangsung. Apabila

penanaman spesimen dalam media, petri, ose, maupun media

yang digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk

membedakan apakah mikroorganisme yang berhasil diisolasi

tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi

dari alat-alat atau media yang digunakan.

Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai

maupun medianya dan hampir semua tindakan yang dilakukan

dalam diagnosa mikrobiologi melakukan kegiatan sterililisasi ini.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu

pemanasan, penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan kimia.

Sedangkan sterilisasi dengan cara panas dapat dilakukan dengan

panas basah, panas kering, pemanasan bertahap, dan perebusan.


10

Pembuatan Media

Sebelum melakukan pengamatan terhadap bakteri dan jamur

di laboratorium, terlebih dahulu kita harus menumbuhkan atau

membiakan bakteri atau jamur tersebut. Mikroorganisme dapat

berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.

Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya

melalui substrat yang disebut media.

Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis

nutrisi yang diisyaratkan oleh bakteri atau jamur dan juga macam

lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi

pertumbuhannya. Jenis-jenis nutrisi harus sesuai dengan

kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.

Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang

sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik

ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan

mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat

kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-

bahan kompleks lainnya.


11

Tujuan

Mengetahui cara sterilisasi dan cara pembuatan media (PDA

dan NA) untuk media tumbuh patogen tanaman.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

Sterilisasi Alat: kapas, kertas label, kertas koran, cawan petri,

labu Erlenmeyer, dan oven.

Pembuatan Media: kentang 100 gram, agar 40 gram, dextrose 20

gram, aquades 2.000 ml, 3 gram ekstrak daging, 5 gram pepton,

2,5 gram glukosa, kapas, aluminium foil, cling warp, kertas label,

pisau, timbangan, cawan petri, panci, pemanas elektrik, labu

Erlenmeyer 1 liter, pengaduk, dan autoclave.

Prosedur Kerja

Sterilisasi Alat

Mempersiapkan alat dan bahan, mencuci bersih cawan petri

dan labu Erlenmeyer, menyumbat mulut labu Erlenmeyer dengan

menggunakan kapas, membungkus cawan petri dan labu

Erlenmeyer dengan kertas koran serta memberikannya kertas

label, mensterilkannya menggunakan oven dengan suhu 170 °C


12

selama 1 jam. Langkah terakhir yaitu membereskan alat dan

bahan.

Pembuatan Media

Langkah pertama membuat media biakan yaitu

mempersiapkan alat dan bahan.

Untuk membuat media PDA, langkah selanjutnya yaitu

mencuci 100 gram kentang sampai bersih, kemudian

memotongnya kecil-kecil, dan merebusnya dengan 1000 ml air

aquades sampai empuk. Langkah selanjutnya menunggunya

sampai mendidih, setelah itu menyaring ekstrak kentang tersebut

dan memasukkannya ke dalam gelas beaker, dan berikutnya

kembali mendidihkannya serta menambahkan air aquades jika

cairan PDA tersebut kurang. Menambahkan 10 gram dextrode dan

10 gram agar serta mengaduknya rata. Kemudian setelah

mendidih cairan tersebut dituang ke dalam labu Erlenmeyer,

kemudian menyumbat mulut labu dengan kapas dan aluminium

foil. Selanjutnya mensterilkannya dengan menggunakan autoklaf

pada tekanan 2 atm (suhu 121 °C) selama 30 menit.

Untuk membuat media NA, cara pembuatannya adalah 3

gram ekstrak daging, 5 gram pepton, 20 gram agar, 2,5 gram

glukosa, dan 1000 ml dilarutkan hingga menjadi larutan yang


13

homogen. Kemudian memanaskannya di atas kompor hingga

larutan mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam labu

Erlenmeyer, kemudian menyumbat mulut labu dengan kapas dan

aluminium foil. Selanjutnya mensterilkannya dengan

menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm (suhu 121 °C) selama

30 menit.

Langkah terakhir yaitu membersihkan alat dan

membereskan bahan praktikum.

Hasil Praktikum
14
ISOLASI DAN PEMURNIAN PATOGEN

Dasar Teori

Koch pada tahun 1882, telah mengadakan postulat

(ketentuan) yang harus dipenuhi untuk menetapkan penyebab

penyakit infeksi. Postulat-postulat tersebut meliputi:

1. Penyebab penyakit harus selalu terdapat pada tanaman atau

bagian tanaman yang menunjukkan gejala penyakit;

2. Penyebab penyakit tersebut harus dapat diisolasi dan dipelajari

dalam biakan murni;

3. Biakan murni tersebut harus dapat diinokulasikan pada

tanaman yang sama dan menimbulkan gejala yang sama pula;

4. Penyebab penyakit tersebut harus dapat dire-isolasi dari

tanaman yang diinokulasi (3) dalam biakan dan menunjukkan

organisme yang sama dengan biakan yang diperoleh dari

biakan pertama.

Postulat-postulat tersebut di atas terutama berlaku untuk

patogen yang bukan tergolong parasit obligat. Sebelum

melaksanakan identifikasi berdasarkan Postulat Koch, perlu

diketahui terlebih dahulu cara isolasi dan pemurnian patogen.


16

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui cara isolasi

dan pemurnian patogen.

Bahan dan Alat

Media PDA, media NA, spritus, alkohol, kapas, tisu, cling

warp, bagian tanaman yang bergejala, cawan petri, botol kaca,

oven, autoclave, LAF, gunting, pinset, jarum ent, jarum ose, gelas

beaker, aluminium foil, bunsen burner, dan kamera.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Menuangkan PDA dan NA ke cawan petri

3. Mengisolasi patogen tanaman

Membersihkan bagian tanaman yang sakit dengan

alkohol dan air destilata, mengeringkannya di tisu, memotong

daun menjadi 4 bagian kecil dan pada masing-masing

potongan yang akan diisolasi terdapat bagian sakit dan bagian

yang sehat, memasukkan 4 potongan tersebut ke dalam media

biakan PDA atau NA pada sudut yang berbeda,

mensterilisasikan tepi cawan petri dengan api bunsen burner,


17

menutup tepi cawan petri dengan cling warp, dan

menginkubasinya selama 2 hari.

4. Memurnikan patogen tanaman

Cendawan atau bakteri yang keluar pada potongan

bagian bagian yang sakit diambil dengan menggunakan ose

atau jarun ent dan memindahkannya ke cawan petri yang

berisikan PDA atau NA. Selanjutnya dilakukan penginkubasian

patogen selama 7 hari.

Hasil Praktikum
18
MEDIA KUBUS DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN SERTA
PENGUJIAN GRAM BAKTERI

Dasar Teori

Media Kubus dan Identifikasi Cendawan

Ciri-ciri identifikasi jamur didasarkan pada beberapa kriteria

yaitu waktu yang diperlukan untuk membentuk koloni, bau dan

warna jamur khususnya spora yang dihasilkan koloni, masing-

masing spora mempunyai morfologi yang khas pada pewarnaan

Gram, pewarnaan cotton blue, pewarnaan periodic acid-schiff,

pewarnaan kapsul atau pewarnaan methenamine silver, tipe

pembentukan spora dan reaksi biokimia terhadap karbohidrat,

dan uji serologi untuk menentukan antigen spesifik pada jamur.

Sebelum diidentifikasi sebaiknya jamur atau cendawan

tersebut dimasukkan ke media kubus agar pada media tersebut

hanya terdapat cendawan yang murni serta dengan memindahkan

media biakan murni cendawan maka jamur tersebut semakin

mudah untuk diidentifikasi karena jumlah biakannya yang masih

sedikit dan tidak bergerombol.

Pengujian Gram Bakteri

Bakteri mempunyai morfologi, struktur, dan sifat-sifat yang

khas. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran

mikroskopik. Selain itu, bakteri juga hampir tidak berwarna dan


20

mengamati bakteri dalam keadaan hidup juga sangat sulit. Untuk

mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik

pengujian Gram bakteri dengan menggunakan KOH.

Pengujian gram bakteri adalah suatu metode empiris untuk

membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar yaitu

bakteri gram positif dan bakteri Gram negatif. Perbedaan

klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan

pada perbedaan struktur, sifat kimia, dan fisika dinding sel

bakteri. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, seorang

ilmuwan Denmark bernama Hans Cristian Gram (1853-1938).

Tujuan

Mengidentifikasi cendawan yang telah dimurnikan dengan

menggunakan metode media kubus dan mengklasifikasikan

bakteri patogen berdasarkan jenis gram dengan menggunakan uji

KOH.

Bahan dan Alat

Media Kubus dan Identifikasi Cendawan

Media PDA, isolat cendawan patogen, tisu, cling warp, koran,

pipet, jarum ent, cawan petri, tusuk gigi, cover glass, dan slide

glass, mikroskop, dan kamera.


21

Pengujian Gram Bakteri

KOH 3 %, isolat bakteri, slide glass, jarum ose, dan kamera.

Prosedur Kerja

Media Kubus dan Identifikasi Cendawan

1. Mensterilkan alat dan bahan

Memasukkan tissue ke dalam cawan petri, kemudian

memasukkan 2 buah tusuk gigi secara berjajar, kemudian

meletakkan slide glass dan cover glass di atasnya,

membungkus dengan kertas koran, dan mensterilkannya

dengan oven.

2. Isolasi isolat patogen

Mengambil cawan petri yang telah dioven dan

meletakkan media PDA menggunakan pipet di bagian tengah

slide glass, meletakkan isolat cendawan patogen dengan

menggunakan jarum ent steril. Meletakkan cover glass di

atasnya sambil menekannya untuk meratakan isolat dan

membasahi tissu steril di bawah slide glass. Kemudian

menutup cawan petri dan membungkusnya dengan cling warp.

Setelah 3 hari kemudian, dan mengamati cendawan dengan

mikroskop.
22

3. Mengidentifikasi jenis cendawan patogen

Pengujian Gram Bakteri

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Mengambil 1 ose biakan bakteri, mencampurkannya dengan 2

tetes larutan KOH 3 % di atas slide glass.

3. Mengaduk hingga rata dengan jarum ose, menarik jarum ose

ke atas slide glass dan mengamati pembentukan lendir. Jika

terbentuk lendir maka bakteri tergolong ke dalam bakteri Gram

negatif, sedangkan jika tidak terbentuk lendir maka bakteri

tergolong ke dalam bakteri Gram positif.

4. Membereskan alat dan bahan.

Hasil Praktikum
23
PENGARUH PENGAPLIKASIAN Trichoderma spp.
DAN Pseudomonas berfluorescens TERHADAP PATOGEN

Latar Belakang

Dalam proses berbudidaya tanaman, banyak sekali

didapatkan kendala-kendala yang dapat menyebabkan

produktivitas tanaman yang dibudidayakan menurun, salah

satunya yaitu keberadaan patogen. Untuk mengendalikan patogen

tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan, walaupun cara-cara

tersebut juga hanya efektif di beberapa tempat atau di waktu-

waktu tertentu.

Salah satu cara pengendalian patogen yaitu dengan cara

hayati, artinya pengendalian patogen dilakukan dengan

menggunakan mikroorganisme ataupun makroorganisme yang

hidup. Hingga sekarang ini mikroorganisme yang banyak

digunakan untuk mengendalikan patogen yaitu Trichoderma spp.

dan Pseudomonas berfluorescens. Salah satu cara pengujian daya

saing Trichoderma spp. dan Pseudomonas berfluorescens di

laboratorium terhadap patogen yaitu dengan uji antagonis in vitro.

Tujuan

Mengetahui pengaruh pengaplikasian Trichoderma spp. dan

Pseudomonas berfluorescens terhadap patogen.


25

Bahan dan Alat

Media PDA dan NA, isolat cendawan dan bakteri patogen,

isolat Trichoderma spp. dan Pseudomonas berfluorescens, cawan

petri, cling warp, ose, jarum ent, penggaris, spidol, alkohol, dan

kamera.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Berilah tiga garis pada cawan petri dengan diameter 9 cm yang

telah diisi NA atau PDA. Garis pertama diletakkan di tengah

cawan petri. Garis kedua dan ketiga diletakkan di 3 cm dari

sisi kanan dan sisi kiri cawan petri.

3. Tanamlah patogen pada sisi kiri dan mikroorganisme antagonis

pada sisi kanan.


26

Gambar 1. Uji antagonis in vitro

4. Inkubasi dan amati pengaruh pengaplikasian Trichoderma

spp. dan Pseudomonas berfluorescens terhadap patogen pada

hari ke 3, 5, dan 7 hsa (hari setelah aplikasi).

5. Hitung uji antagonis in vitro berdasarkan rumus berikut:

P = ((r1 – r2)/r1) x 100 %

Keterangan:

P = persentase penghambatan (%)

r1 = jari-jari koloni patogen yang tumbuh ke arah

berlawanan dengan agen antagonis (mm)

r2 = jari-jari koloni patogen yang tumbuh ke arah agen

antagonis (mm)

6. Membereskan alat dan bahan.


27

Hasil Praktikum
28
PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN
PESTISIDA NABATI

Latar Belakang

Pestisida merupakan semua substansi yang mampu

mengendalikan hama dan penyakit. Pestisida yang sekarang ini

banyak digunakan adalah jenis pestisida kimia, namun

meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak pestisida

kimiawi, menyebabkan terdapatnya pergeseran kepercayaan

penggunaan pestisida kimiawi ke pestisida nabati.

Pestisida nabati adalah substansi yang mampu

mengendalikan hama dan penyakit yang berbahan dasar

tumbuhan. Keistimewaan dari pestisida nabati ini adalah sifatnya

yang mudah terurai di lingkungan dan relatif aman untuk hewan

ternak, manusia, dan agens antagonis lainnya.

Salah satu yang mampu dijadikan pestisida nabati yaitu

bawang dayak yang merupakan tanaman khas Kalimantan.

Bawang dayak mengandung alkaloid, tanin, steroid, dan flavonoid

yang diketahui bersifat antimikroba.

Tujuan

Mengetahui pengaruh pengaplikasian pestisida nabati dari

bawang dayak terhadap patogen.


30

Bahan dan Alat

Media PDA dan NA, isolat cendawan dan bakteri patogen,

larutan bawang dayak, cawan petri, cling warp, ose, jarum ent,

penggaris, spidol, alkohol, dan kamera.

Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Berilah 2 ml larutan bawang dayak ke media PDA atau NA dan

homogenkan.

3. Tuangkan PDA dan NA modifikasi ke cawan petri dan inkubasi

selama 24 jam.

4. Tanamlah patogen di empat sisi cawan petri.

5. Amati perkembangan patogen pada hari ke 3 dan 6 hsa.

6. Membereskan alat dan bahan.


31

Hasil Praktikum
32
DAFTAR PUSTAKA

Emerson. 1953. Basic Botany. The maple press company of York,


PA. United States of America

Kimbal, W. J. 1999. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta

Sastrahidayat, I. R. 2011. Fitopatologi (Ilmu Penyakit Tanaman).


UB Press. Malang.

Semangun, H. 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta.

Pradika, I. 2010. Sterilisasi. At The Bench, A Laboratory


Navigator. Cold Spring Harbor Laboratory Press. New York.

Waller, J.M., B.J. Ritchie, and M. Holderness. 1998. Plant Clinic


Handbook. International Mycological Institute. New York.
34

Lampiran 1. Format Laporan Penyakit Tanaman dan


Pengendaliannya

FORMAT LAPORAN

PENDAHULUAN (MAKSIMAL 4 LEMBAR)

TINJAUAN PUSTAKA (MAKSIMAL 5 LEMBAR)

BAHAN DAN METODE (MAKSIMAL 4 LEMBAR)

HASIL DAN PEMBAHASAN (MAKSIMAL 10 LEMBAR)

KESIMPULAN DAN SARAN (MAKSIMAL 2 LEMBAR)

DAFTAR PUSTAKA (MINIMAL 3 LITERATUR)

Anda mungkin juga menyukai