Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
PRODUKSI PERTANIAN
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
LABORATORIUM PERLINTAN

LAPORAN PRAKTIKUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI


Acara : Perbanyakan Agens Hayati Media Padat
Nama Praktikan : SUMIANI
NIM : A42171543
Golongan :C
Tempat : Laboratorium Perlintan 1

Pengampu : 1. Dr. Ir. M. Syarief, MP

2. Iqbal Erdiansyah Sp. MP

3. Sekar Utami Putri,Sp. M.Sc.


Teknisi : 1. Kaidi, SP
2. Yeni Suprapti, A.Md

Telah diterima dan diperiksa

Kaidi, SP Yeni Suprapti, A.Md

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2019
1. Tujuan
1. Mengetahui fungsi Trichoderma sp. dalam dunia pertanian.
2. Mengetahui cara mengembangbiakkan Trichoderma sp melalui media padat.

2. Waktu dan Tempat


Praktikum tentang “ Perbanyakan Agensia Hayati Media Padat ” ini dilaksanakan
pada tanggal 25 Maret dan 1 April 2019, pukul 15.00-17.00. Bertempat di Laboratorium
Perlindungan Tanaman Politeknik Negeri Jember.

3. Alat dan Bahan

 Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media tumbuh Trichoderma
sp :

Alat : Bahan :
1. Panci/ dandang
2. Spatula / Pengaduk Kayu 1. Beras Jagung
3. Kompor gas 2. Air
4. Ring pipa
5. Kapas
6. Plastik “PP”
7. Tali Benang woll
8. Autoclave
9. Tissue
10. Kain Saring
11. Alat tulis menulis
12. Keranjang Bambu

 Alat dan bahan yang digunakan dalam inokulasi Trichoderma sp :

Alat :
1. Laminar Air Flow
2. Jarum ose Bahan :
3. Tissue 1. Alkohol 70%
4. Hand sprayer 2. Isolat Tricodherma sp
5. Lampu Bunsen 3. Media Tumbuh (Beras jagung)
6. Kertas Label 4. Spirtus
7. Cawan petri
8. Alat tulis menulis
4. Cara Kerja
 Prosedur kerja pembuatan media tumbuh Trichoderma sp

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mencuci Beras jagung terlebih dahulu, kemudian direndam selama 24 jam.


3. Mencuci kembali dan tiriskan setengah kering.
4. Memaasukkan air secukupnya pada panci hingga mendidih, kemudian masukkan
beras jagung kedalam panci dengan pembatas saringan kain, hal ini bertujuan supaya
beras jagung tidak tercampur dengan air secara langsung.
5. Memasak beras jagung setengah matang
6. Meniriskan beras jagung setengah matang, kemudian dinginkan beberapa menit.
7. Membuat kemasan untuk pembuatan media tumbuh Trichoderma sp, yaitu ring pipa,
tali benang , kapas, dan plastik.
8. Memasukkan beras jagung kedalam kemasan, kemudian tutup rapat ring pipa
menggunakan kapas dan ditali dengan benang.
9. Mensterilkan bahan media tumbuh diautoclave dengan suhu 121 derajat celcius,
tekanan 15 psi selama 40 menit.

 Prosedur Inokulasi Trichoderma sp


1.   Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Mensterilisasi ruang dengan membersihkannya dengan alcohol 70%
3. Menyemprot telapak tangan menggunakan bahan alcohol 70%
4. Mensterilisasi alat-alat yang akan digunakan dengan menyemprot dengan alcohol dan
dipanaskan / disterilisasi di lampu bunsen
5. Membuka tutup media asal Trichoderma sp, kemudian ambil sampel sedikit
menggunakan jarum isolat.
6. Membuka kemasan media tumbuh (beras jagung) yang sudah diautoclap selama 40
menit.
7. Memasukkan sampel Trichoderma sp kedalam media tumbuh baru (beras jagung).
8. Menutup kembali kemasan media tumbuh (media tumbuh baru) dan beri label nama
sebagai identitas, kemudian simpan pada ruangan tertutup yang kelembapannya
sesuai dengan Trichoderma sp. / ruang inkubasi (penumbuhan media)
9. Mengamati dan mencatat setiap hari perkembangan Trichoderma sp untuk
mendapatkan data yang akurat.

5. Hasil

Tabel Pengamatan :

No % Pertumbuhan
Hari / Tanggal Warna Keterangan
. Misellia
1. Kamis, 4 April 2019 Kuning jingga 5% Media belum terkontaminasi
keputihan
2. Senin, 8 April 2019 Kuning 55% Media masih belum
kehijauan terkontaminasi
3. Senin, 15 April 2019 Hijau tua 90% Media sudah terkontaminasi
ditandai dengan adanya
bercak-bercak hitam dan
putih
\

6. Pembahasan

Trichoderma sp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan parasit
yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian
luas). Jamur Trichoderma sp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur
penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit
untuk tanaman tingkat tinggi. Mekanisme antagonis yang dilakukan adalah berupa
persaingan hidup, parasitisme, antibiosis dan lisis (Harman et al., 2004).
Potensi Jamur Trichoderma sp. sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif
terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas
digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme penggangu tumbuhan (OPT).
Disamping karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma sp. juga
berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik.
Dalam upaya penggunaan Trichoderma sp. skala besar, maka perlu adanya
perkembangbiakkan Trichoderma sp. itu sendiri. Dalam praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui cara-cara mengembangbiakkan Trichoderma sp pada media padat, salah
satunya yaitu menggunakan beras jagung yang telah diautoclap selama 40 menit. Jagung
memilki fungsi sebagai penyedia nutrisi bagi Trichoderma sp. dan memiliki kandungan
yang baik bagi kelangsungan hidupnya. Kondisi beras jagung yang digunakan harus
dalam kondisi setengah matang. Hal ini bertujuan supaya bahan medium yang digunakan
tidak terlalu becek yang akan menyebabkan terkontaminasi oleh bakteri. Ciri- ciri bahan
yang baik digunakan dalam pembuatan media tumbuh cendawan ini  yaitu tekstur kasar
tetapi agak lunak, memiliki tingkat kebasahan yang sedang, serta memiliki kandungan
karbohidrat (gula) yang cukup.
Inokulasi merupakan kegiatan pemindahan mikroorganisme termasuk bakteri atau
jamur dari media asal ke media baru dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Dalam
kegiatan ini praktikan harus hati-hati dalam melakukan kerja dan juga harus steril dari
alat-alat dan bahan yang digunakan serta praktikan. Hal ini bertujuan supaya bahan tetap
steril meskipun disentuh dan menghindari kecelakaan mekanis. Penyimpanan hasil
inokulasi yaitu disimpan pada ruangan tertutup serta suhu harus disesuaikan dengan
perkembangan Trichoderma sp.
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa dalam proses perkembangannya,
cendawan ini memiliki ciri-ciri berwarna hijau tua agak kebiru-biruan, selain itu aroma
yang dikeluarkan apabila sudah terjadi perkembangbiakkan secara sempurna yaitu berbau
khas jamur. Pertumbuhan misellia yang tumbuh sampai tahap akhir pengamtan yaitu
sekitar 90% dikarenakan masih terdapat beberapa media beras jagung yang masih kuning
dan juga ada yang terkontaminasi. Perkembangan dari cendawan ini cepat dalam waktu 2
minggu cendawan sudah menyebar luas ke semua media beras jagung dan merubah
warna dari beras jagung dari kuning jingga ke hijau tua. Dalam perbanyakan agen hayati
ini media mengalami kontaminasi dengan ditandai dengan adanya bintik-bintik hitam dan
putih yang merupakan jamur yang tidak diinginkan tumbuh dalam media tersebut.
Kontaminasi dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam proses sterilisasi alat
dan ruamg, sehingga media yang digunakan terkontaminasi oleh mikroba lain yang tidak
diinginkan. Kondisi ruangan yang kurang aseptic untuk tempat tumbuh agen hayati juga
memperngaruhi dapat terkontamnya media tersebut. Factor lain yaitu seperti tangan yang
belum disterilkan menggunkan alcohol dan berbicara saat proses inokulasi karena udara
dapat membawa masuk mikroba ke dalam media.

7. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah :

1. Trichoderma sp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan parasit
yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum
pengendalian luas).
2. Potensi Jamur Trichoderma sp. sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif
terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas
digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme penggangu tumbuhan
(OPT).
3. Inokulasi merupakan kegiatan pemindahan mikroorganisme termasuk bakteri atau
jamur dari media asal ke media baru dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
4. Dalam proses perkembangannya, cendawan ini memiliki ciri-ciri berwarna hijau tua
agak kebiru-biruan
5. Pertumbuhan misellia yang tumbuh sampai tahap akhir pengamtan yaitu sekitar 90%
dikarenakan masih terdapat beberapa media beras jagung yang masih kuning dan juga
ada yang terkontaminasi
6. Perkembangan dari cendawan ini cepat dalam waktu 2 minggu cendawan sudah
menyebar luas ke semua media beras jagung
7. media mengalami kontaminasi dengan ditandai dengan adanya bintik-bintik hitam
dan putih yang merupakan jamur yang tidak diinginkan tumbuh dalam media tersebut
8. Kontaminasi dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam proses sterilisasi
alat dan ruamg, sehingga media yang digunakan terkontaminasi oleh mikroba lain
yang tidak diinginkan.
Lampiran
 Proses Pembuatan Media Tumbuh Trichoderma sp

Ring dan kapas sebagai penutup Benang woll digunakan untuk


media beras jagung menali tutup media dengan plastik

Proses pemasakan beras jagung Beras jagung yang telah masak di


hingga setengah matang bagi menjadi beberapa bagian
Proses memasukkan Penutupan dan Beras jagung telah dikemas dan
beras jagung ke penalian kemasan siap untuk disterilisasikan di
dalam kemasan beras jagung autoclave
plastik
 Proses Inokulasi Trichoderma sp

Isolat Trichoderma sp Media beras jagung yang akan di


inokulasi

Hasil dari proses inokulasi media


berubah warna menjadi hijau tua

Anda mungkin juga menyukai