Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Sterilisasi adalah proses yang dilakukan untuk memusnahkan mikroorganisme
baik berbentuk vegetatif, maupun berbentuk spora pada suatu alat atau media.
Mikroorganisme ini dapat berbentuk bakteri, virus, hingga jamur. Metode
sterilisasi dulu dilakukan dengan cara destruksi atau pemanasan menggunakan api
bebas atau uap air panas. Namun air mendidih dianggap kurang baik karena tidak
memiki tekanan, oleh karena itu uap air bertekanan tinggi paling banyak
digunakan dalam proses sterilisasi. Selain itu, sterilisasi dapat dilakukan dengan
cara pemanasan kering, pemanasan basah, penambahan zat-zat tertentu,
meggunakan gas, dengan penyinaran, hingga menggunakan penyaring bakteri
(Ma’at, 2009).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari berbagai macam campuran
nutrisi/nutrien yang digunakan suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembangbiak pada media tersebut. Nutrisi yang dimanfaatkan oleh
mikroorganisme berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen selnya dan memperbanyak diri. Adanya media ini dapat digunakan
untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan menghitung jumlah
mikroba. Media memiliki syarat untuk menciptakan lingkungan yang dapat
ditumbuhi oleh mikoorganisme yaitu media harus mengandung semua unsur hara
yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme, media
memiliki pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme (Putri, 2021).
Perbedaan media dan medium ini hanya terletak pada perbedaan banyaknya
komposisi yang digunakan. Apabila komposisi yang digunakan hanya satu jenis
maka disebut medium (tunggal), namun apabila digunakan banyak komposisi atau
lebih dari satu jenis komposisi maka disebut media (jamak). Media dan medium
memiliki pengertian yang sama yaitu substrat yang terdiri atas campuran nutrisi
yang diperlukan suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang (Hafsan,
2014).
Potato Dextrose Agar (PDA) adalah salah satu media semisintetik karena
terususun atas bahan alami yaitu kentang, bahan sintetik dextrose, dan agar.
Kentang mengandung karbohidrat, vitamin, dan makronutrien yang dapat
dimanfaatkan oleh mikroorganisme dan dextrose berfungsi sebagai karbohidrat
sederhana yang menjadi sumber energi dan dapat segera digunakan. Sedangkan
agar berfungsi sebagai bahan pemadat, serta adapun penambahan
chloramphenicol yang berfungsi sebagai antibiotik untuk menghambat
pertumbuhan bakteri. PDA memiliki pH berkisar 4.5-5.5 yang mana dengan
keadaan pH yang asam akan menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak tahan
asam dan suhu optimum untuk pertumbuhannya antara 25-30°C. Adapun cara
pembuatan media PDA yaitu pertama-tama ditimbang media PDA sebanyak 60 g
dan didihkan ketang di dalam erlenmeyer yang berisi 300 ml aquades hingga
lunak. Setelah itu, ditambahkan 4 gram agar, 4 gram dextrose, dan 0,7 gram
chloramphenicol ke dalam ekstrak kentang dan dihomogenkan. Lalu diukur pH
media (4.5-5.5), jika kurang asam dapat ditambahkan dengan asam tartat 10% ke
dalam media. Setelah itu mulut erlenmeyer ditutup dengan kapas, kasa, dan kertas
kopi/alumunium foil. Kemudian disterilkan dalam autoclave dengan suhu 121°C
dengan tekanan 1 atm. Lalu media dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan
memadat (Azzahra et al., 2020).
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini berfungsi, cawan petri sebagai
wadah dari medium penumbuhan, Labu Erlenmeyer sebagai tempat ekstraksi
kentang dan juga tempat menghomogenkan agar agar, chloramphenicol, dan
juga PDA. Kapas berfungsi sebagai penutup labu Erlenmeyer, Gunting digunakan
untuk memotong kapas, neraca tiga lengan digunakan untuk mengukur massa
kentang yang akan digunakan. Neraca analitik digunakan untuk menimbang agar
agar, chloramphenicol, dan juga PDA. Autoklaf digunakan untuk sterilisasi bahan
dan alat yang akan digunakan. Cutter atau pisau digunakan untuk memotong
kentang sebelum ditimbang. Hot plate digunakan untuk memanaskan kentang yg
dicampur dengan aquades aga didapatkan hasil ekstraksi. PH parameter
digunakan untuk mengukur PH hasil pencampuran ekstraksi kentang dengan
agar agar, chloramphenicol, dan juga PDA. Dan tabung reaksi digunakan sebagai
wadah sementara sebelum media dipindahkan ke Cawan petri. Adapun fungsi
bahan ialah, ekstraksi kentang sebagai salah satu media tumbuh, agar agar,
chloramphenicol, dan juga PDA merupakan nutrisi untuk mikroorganisme yang
akan ditumbuhkan, aquades digunakan dalam proses ekstraksi kentang.
Adapun fungsi perlakuan pada praktikum ini yaitu, ditutup mulut Erlenmeyer
agar ekstraksi tidak terkontaminasi dari organisme luar. Penimbangan Media
dilakuan agar didapatkan media yang sesuai agar mikroorganisme dapat tumbuh.
Pemanasan dengan hotplate dilakukan agar didapatkan ekstraksi kentang.
Disterilisasi dengan autoklaf agar bahan dan alat yang digunakan bebas dari
mikroorganisme luar yang dapat menghambat pertumbuhan.
prinsip kerja Autoklaf yaitu menghasilkan uap panas yang sumbernya dari
panas yang berasal dari api atau listrik, kemudian dioperasikan pada suhu sekitar
115-121oC dan jika sterilisasi yang dilakukan efektif sesuai dengan lama
wakktunya yang mencapai 121oC, maka perhitungan sterilisasi dimulai sesuai
dengan ketebalan dan banyaknya objek. Dan adapun suhu autoclave mencapai
121o C adalah agar membuat organisme secara keseluruhan.

DAPUS:
Azzahra, N., Jamilatun, M., dan Aminah, A. 2020. Perbandingan Pertumbuhan
Aspergillus fumigatus pada Media Instan Modifikasi Carrot Sucrose Agar
dan Potato Dextrose Agar. Jurnal Mikologi Indonesia. Vol. 4 (1): 168–
174.
Hafsan. 2014. Mikrobiologi Analitik. Makassar: Alauddin University Press
Ma’at, S. 2009. Sterilisasi dan Disinfektan. Surabaya: Airlangga University Press.
Putri, M. H. 2021. Mikrobiologi Keperawatan Gigi. Pekalongan: PT Nasya
Expanding Management.

Anda mungkin juga menyukai