Anda di halaman 1dari 29

PENGENALAN PUPUK

(Laporan Praktikum Teknologi Pemupukan)

OLEH:
ABDI NORGANI
1810512310002
KELOMPOK 6

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2
2020
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL....................................................................................... i

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................. 1


Tujuan ............................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

Pengertian.......................................................................................... 4
Pupuk.................................................................................... 4
Pemupukan........................................................................... 4
Jenis................................................................................................... 4
Berdasarkan Fase.................................................................. 4
Berdasarkan Senyawa........................................................... 5
Berdasarkan Jumlah Unsur Hara.......................................... 5
Sifat.................................................................................................... 6
Pupuk NPK Mutiara ......................................................................... 7
Perhitungan Pupuk dalam Pertanian ................................................. 7

BAHAN DAN METODE .......................................................................... 9

Bahan dan Alat................................................................................... 9


Bahan.................................................................................... 9
Alat........................................................................................ 10
Waktu dan Tempat............................................................................ 10
Pelaksanaan ...................................................................................... 10

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 12

Hasil................................................................................................... 12
Pembahasan ...................................................................................... 15

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 21

Kesimpulan........................................................................................ 21
4
Saran.................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 22
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pengamatan berbagai jenis pupuk................................................ 12


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempunyai fungsi menyediakan air,

udara dan unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman namun demikian

kemampuan tanah menyediakan unsur hara sangat terbatas. Hal tersebut di atas

mendorong manusia berpikir dan berusaha untuk melestarikan kesuburan

tanahnya. Salah satu dari usaha manusia untuk melestarikan tanahnya adalah

dengan penammbahan bahan pupuk yang dikenal dengan istilah pemupukan

(Syafruddin et al., 2012).

Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada

tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi

setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut

memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi

salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian (Dwi,

2007).

Salah satu penyebab kegagalan dalam menyuburkan tanah dengan pupuk

ialah akibat salah pupuk. Pupuk itu semacam racun, sebab pupuk, khususnya

pupuk buatan, tak lain dari bahan-bahan kimia yang diramu sedemikian rupa

meniru zat yang dikandung tanah. Oleh sebab itu,dengan mengenal jenis, cara

pakainya, dosisnya dan khasiatnya harus diketahui dahulu secara benar sebelum

memupuk. Celakanya hal-hal seperti ini yang sering tidak diperhatikan petani,

akibatnya pupuk sering memberikan hasil yang aneh-aneh bagi tanah maupun
2
tanaman. Ada tanaman yang tumbuh setelah di pupuk, tetapi tidak mau berbuah.

Jikalau berbuah, tidak akan kuat bertahan sampai di panen (rontok) (Syafruddin et

al., 2012).

Sebagai seorang petani dan orang yang mau bercocok tanam tentulah harus

mengetahui tentang pupuk dan pemupukan secara mendalam pupu terdiri berbagai

dari berbagai jenis, ada pupuk padat dan cair, pupuk organik dan anorganik, serta

pupuk yang cara aplikasinya melalui daun dan akar. Terkait sifat pupuk itu sendiri

digolongkan menjadi sifat fisik yang merupakan tampilan luar dari pupuk

tersebut, dan sifat kimia merupakan sifat dari kandungan dari pupuk tersebut

beserta reaksinya (Lingga, 2011).

Agar kita bisa mengetahui sifat-sifat apa saja yang dikandung pada pupuk

yang kita berikan pada tanaman seperti pupuk organik, pupuk yang tersusun dari

sisa makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia.

Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang dapat digunakan untuk

memperbaiki sifat fisik sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Sutedjo, 2000).

Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan

berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap

jenis tanah, memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda.

Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efesiensi dalam

pemupukan antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut,

waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan

(Sukamto, 2010).
3
Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:

1. Mahasiswa mampu mengenal berbagai jenis pupuk atau pembenahan tanah

dan mencirikan sifat-sifat pupuk.

2. Mahasiswa mampu mengukur kadar air pupuk atau bahan pembersih tanah.
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara

bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh

kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Pupuk berguna untuk

menunjang unsur hara bagi tanaman baik yang diperoleh dari pupuk organik

ataupun pupuk anorganik (Simanugkalit et al., 2006).

Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah.

Dengan pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara

pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur

akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan

permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian

pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta

menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari (Simanugkalit et al., 2006).

Jenis

Berdasarkan Fasenya

Berdasarkan fasenya pupuk dibedakan menjadi golongan pupuk cair,

padat, dan gas. Pupuk fase cair adalah pupuk yang sifatnya mudah larut pada

pengaplikasian ke tanaman. Salah satu kelebihannya yaitu pengaplikasiannyya

lebih merata dan mudah diatur kepekatannya, contohnya adalah Di Grow yang
5
digunakan untuk menambah nutrisi pada tanah. Pupuk fase padat adalah pupuk

yang terbuat dari bahan organik atau anorganik yang hasil akhirnya berbentuk

padat, contohnya adalah pupuk NPK yang digunakan untuk memenuhi hara

tanaman. Pupuk fase gas sebenarnya bukan dalam artian gas, tetapi adalah pupuk

yang bisa berubah wujud ke gas, misalnya urea yang mudah menguap apabila

dibiarkan diudara terbuka (Lingga, 2011).

Berdasarkan senyawa

Berdasarkan senyawanya ada dua jenis pupuk yaitu: pupuk organik (alami)

dan pupuk anorganik (buatan) seperti yang kita ketahui pupuk alami adalah pupuk

yang tidak dibuat oleh tangan manusia, pupuk ini secara langsung terbentuk akibat

penguraian dari alam. Sedangkan pupuk buatan pastinya ada campur tangan

manusia dan tambahan zat kimia lainyaJenis-jenis pupuk yaitu, pupuk organik

pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa tanaman,

hewan dan bahan alam lainnya. Baik yang diproses secara alami maupun melalui

rekayasa manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat maupun cair. Yang

termasuk pupuk organik antara lain, pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau,

humus, dan pupuk organik buatan. Pupuk anorganik adalah pupuk buatan maupun

pupuk alam yang terbuat dari bahan kimia. Misalnya pupuk NPK, ZA, urea, TSP

dan, lain-lain (Roidah, 2013).

Berdasarkan Jumlah unsur hara

Jika dalam pupuk terkandung hanya satu komponen zat kimia, maka dapat

dikatakan pupuk tunggal. Contoh nya pupuk K, N, dan lain sebagainya. Jika

dalam pupuk terkandung lebih dari satu zat kimia, maka dikatdapat pupuk

majemuk contoh nya pupuk NPK. Untuk pupuk majemuk sendiri disetiap zat
6
kimia memiliki rasio yang berbeda karna ini mempengaruhi jenis pupuk yang

dihasilkan (Pangaribuan et al., 2012).

Sifat

Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya

berasal dari atau seluruhnya berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui

proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan

organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik

memiliki sifat yang memberikan sumber nutrisi tanaman lengkap, memperbaiki

struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan daya simpan

air, dan meningkatkan aktivitas biologi tanah (Roidah, 2013).

Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dari pabrik. Bahannya

berasal dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia. Salah satu jenis

pupuk ini adalah pupuk ZA, atau disebut dengan pupuk kalium sulfat. Pupuk

anorganik mempunyai sifat yaitu mudah tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh

sinar matahari, reaksi kerjanya lambat, dan mudah diserap oleh tanaman (Roidah,

2013).

Pupuk NPK Mutiara

Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang

mengandung unsur hara makro yang penting bagi tanaman. Pupuk NPK

mengandung tiga senyawa penting antara lain ammonium nitrat (NH4NO3),

amonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl). Pupuk NPK
7
Mutiara (16:16:16) adalah pupuk majemuk yang memiliki komposisi unsur hara

yang seimbang dan dapat larut cara perlahan-lahan (Prasetya, 2014).

Pupuk NPK Mutiara berbentuk padat, memiliki warna kebiru-biruan

dengan butiran mengkilap seperti mutiara. Pupuk NPK Mutiara memiliki

beberapa keunggulan antara lain sifatnya yang lambat larut sehingga dapat

mengurangi kehilangan unsur hara akibat pencucian, penguapan, dan penjerapan

oleh koloid tanah. Selain itu, pupuk NPK mutiara memiliki kandungan hara yang

lebih efisien dalam pengaplikasian, dan sifatnya tidak terlalu higroskopis sehingga

tahan simpan dan tidak mudah menggumpal (Prasetya, 2014).

Keuntungan menggunakan pupuk majemuk adalah penggunaannya yang

lebih efisien baik dari segi pengangkutan maupun penyimpanan. Selain itu, pupuk

majemuk seperti NPK dapat menghemat waktu, ruangan dan biaya, keuntungan

lain dari pupuk majemuk adalah bahwa unsur hara yang dikandung telah lengkap

sehingga tidak perlu menyediakan atau mencampurkan berbagai pupuk tunggal

(Prasetya, 2014).

Perhitungan Pupuk dalam Pertanian

Besar dan kecilnya takaran pupuk yang diberikan untuk setiap perlakuan

pada penelitian kesuburan tanah di lapangan sudah ditentukan di dalam proposal

penelitian. Dimana jumlah takaran pupuk dan hara yang diberikan berdasarkan

luasan/ha atau 10.000 m2. Sedangkan penelitian kesuburan tanah dilaksanakan

menggunakan luasan petakan perlakuan yang sempit dengan luasan 20 m2, 30 m2,

60 m2,sangat jarang menggunakan ukuran 10.000 m2. Oleh karena itu, sebelum

pupuk diaplikasikan ke dalam petakan harus dihitung dan ditimbang agar sesuai
8
dengan ketentuan di dalam proposal penelitian. Cara menghitung takaran pupuk

untuk penelitian kesuburan tanah dilahan sawah atau pada lahan kering adalah

sama. Dalam penelitian kesuburan tanah di lapangan, pupuk yang digunakan

adalah pupuk yang beredar di pasaran dimana tempat penelitian dilakukan. Dalam

beberapa kasus, penelitian juga menggunakan pupuk khusus yang tidak ada atau

dijual dipasaran umum. Pupuk yang demikian biasanya pupuk yang baru untuk

diuji baik mutu dan efektivitasnya. Pendekatan yang biasa dilakukan untuk

menghitung besarnya pupuk setiap petakan adalah berdasarkan luas tanah, tetapi

pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menghitung takaran pupuk /petaka

dalah dengan populasi tanaman (Sukamto, 2010).


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Pupuk NPK mutiara, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk organik kotoran kambing, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk organik kotoran ayam, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk organik kotoran sapi, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk kompos, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk urea, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk ZA, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk SP-36, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk TSP, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk KCl, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk kascing, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk guano, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk hijau, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Pupuk hayati, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Arag sekam, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Arang tandan kosong kelapa sawit, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Abu sekam, digunakan sebagai ampel pupuk.

Abu tandan kosong kelapa sawit, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Zeolit, digunakan sebagai bahan pengamatan.


10
Dolomit, digunakan sebagai bahan pengamatan.

Alat

Toples plastik 1 L, digunakan untuk tempat wadah pupuk.

Kertas label, digunakan sebagai memberi nama bahan pengamatan.

Alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil yang didapatkan.

Kamera, digunakan untuk mendokumentasi hal-hal yang penting.

Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Maret 2020 pukul

16.50 WITA – selesai. Tempat pelaksanaan di Ruang Melati Fakultas Pertanian

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Pelaksanaan

1. Praktikan Mata Kuliah Teknologi Pemupukan Semester Genap TA 2019/2020

terbagi menjadi 20 kelompok praktikum.

2. Setiap kelompok praktikum diberikan tugas untuk membawa satu jenis pupuk

atau pembenah tanah yang ditempatkan dalam toples berukuran 1 L yang diberi

tutup.

3. Toples diberi label sesuai dengan jenis pupuk atau pembenah tanah yang

ditugaskan.

4. Masing-masing kelompok praktikum ditugaskan untuk mengamati dan

mencatat informasi pupuk/pembenah tanah baik secara langsung maupun dari

keterangan pada label pupuk yang tersedia sebelumnya.


11
5. Pengamatan yang harus dilakukan sebagai berikut:

a. sifat fisik: bentuk/struktur, ukuran, warna, mengukur kadar air

(lihat prosedur kerja analisis kadar air).

b. sifat kimia: kadar hara (berdasarkan label pupuk atau referensi).

c. aplikasi: cara dan dosis aplikasi.

d. klasifikasi: jenis pupuk/pembenah tanah.

e. keterangan lain: merk dagang, perusahaan pembuat, dll.

6. Prosedur kerja analisa kadar air pupuk/ pembenah tanah

 Ambil sampel pupuk/ pembenah tanah dan timbang 5,00 g (mtl).

 Masukkan ke dalam pinggan aluminium yang telah diketahui bobotnya

(mc).

 Keringkan dalam oven pada suhu 105º C selama 3 jam.

 Angkat pinggan, kemudian dinginkan.

 Setelah dingin kemudian timbang (mtkc).

 Bobot yang hilang adalah bobot air.

 Kandungan air kompos dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kadar air (%) = mtl – (mtkc - mc) x 100%


(mtkc - mc)

7. Hasil pengamatan dicatat pada tabel pengamatan deskriptif


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil berupa

tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Pengamatan berbagai jenis pupuk


No Pupuk Sifat fisik Sifat kimia Aplikasi Klasifikasi
1 Padat, N 16 %, P 16 Ditabur atau Pupuk
butiran, %, K 16 %, dilarutkan Anorganik
dan
berwarna
biru

NPK Mutiara
2 Padat, Basa, Ditebar Pupuk
bubuk, dan CaMg(CO3) Organik
berwarna pupuk
putih, abu- organik Ca
abu sampai 30% dan Mg
pink. 19%
Dolomit

3 Padat, Masam, Dicampur air, Pupuk


granula, N 45-46% , ditanam pada Anorganik
berwarna tanah, atau
putih disebar.

Urea
4 Padat, Higroskopis, Sistem tabur, Pupuk
kristal, dan 60 % K2O dan sistem Anorganik
berwarna kocor.
merah atau
putih

KCl
5 Padat, Kadar hara Dicampur ke Pupuk
granular, cukup tinggi air. Anorganik
dan dan bersifat
berwarna higroskopis.
merah atau S 24 %, N 21
13
Pupuk ZA putih %
Tabel. 1 lanjutan
6 Padat, 52 % SIO2 C Dicampurkan Pupuk
butiran 31%, ke tanah Organik
halus, dan memiliki pH dengan bahan
berwarna tinggi organik
abu-abu lainnya.

Abu Sekam
7 Padat, Unsur hara Campur ke Pupuk
solid, tinggi, pH media Organik.
berwarna netral. tanaman
hitam N 2,19%, P sebagai
kecoklatan 0,69, K pupuk.
1,67%
Kompos
8 Padat, Memiliki Ditabur atau Pupuk
butiran, dan unsur hara dicampur Organik
berwarna tinggi, N 1,5 langsung ke
kehitaman %, P 0,5 %, media
K 7,3 %, Mg tanaman
0,9 %, pupuk
Abu tandan organik
kosong kelapa
sawit
9 Padat, Memiliki Dicampur Pupuk
butiran, unsur hara langsung ke Organik
berwarna rendah dan media
kehitaman bersifat tanaman,
dan higroskopis, sebagai pupuk
kecoklatan N 0,7%, P2O5 dasar
POK kambing kadar air 0,4%, K2O
64% 0,25%,

10 Cair, Unsur hara Dicampur Pupuk


berwarna untuk kedalam Organik
kuning tanaman media cair
kehijauan tinggi, N, P, untuk
dan K tinggi pemupukan
tanaman
Pupuk hayati

Tabel. 1 lanjutan
14
11 Padat, Kadar hara Dicampur Pupuk
granular, rendah. N langsung ke Organik
berwarna 1,70%, P media
coklat 1,90%, K tanaman,
1,50% sebagai
pupuk dasar
POK ayam
12 Padat atau Memiliki Dibenamkan Pupuk
lembek, unsur hara ditanah, Organik
butiran, yang tinggi, disebar
berwarna bersifat ditanah.
hitam higroskopis.
kecoklatan N 2,5%,
Pupuk hijau pupuk
organik

13 Padat, Kadar hara Dicampur ke Pupuk


granular, tinggi. C tanah. Organik
berwarna 1,33%, H
hitam 1,54%, K2O
2,50%, SiO2
90%
Arang sekam

14 Padat, N 1,5 %, P Dicampur ke Pupuk


butiran atau 0,5 %, K 7,3 tanah sebagai Organik
serbuk, dan %, Mg 0,9 media tanam.
berwarna %,
kehitaman

Arang tandan
kosong kelapa
sawit
15 Padat, P2O5 44- Ditabur. Pupuk
butiran, 46% Anorganik
dan
berwarna
abu-abu

Pupuk TSP

Tabel. 1 lanjutan
15
16 Padat, P2O5 36% Dilarutkan. Pupuk
butiran, dan Anorganik
berwarna
abu-abu

Pupuk SP-36
17 Padat,butiran N 1,79%, 10 g/ lubang Pupuk
atau granula K 1,79%, tanaman. Organik
berwarna P 0,85%, Dicampur
hitam Ca pada media
kecokelatan 30,52%, tanam
C 27,13%,
Pupuk Kascing N 1,79%,
K 1,79%,
P 0,85%,
Ca
30,52%
C 27,13%
18 Padat, K2O 2,44% 10-20 ton/h Pupuk
butiran CaO 2,62 Dicampur Anorganik
berwarna % pupuk
abu-abu Na2O 0,22 lainnya
kebiruan % Disebar
MgO 1,42 pada media
Zeolit % tanam
Mn O2
0,07 %
TiO2 0,28
%

19 Padat, 0,97 % 10 – 20 Pupuk


granula, N ton/ha Organik
berwarna 0,69 % P Dicampur
hitam 1,66% K pada media
kecoklatan tanam

POK Sapi

Tabel. 1 lanjutan
16
20 Padat, 1,82 % Dicampur / Pupuk
butiran besar, N ditabur pada Organik
berwarna 56,71 % media
kuning P tanam.
kecokelatan 0,68 %
K

Pupuk guano

Pembahasan

Menurut Prasetya (2014), pupuk NPK Mutiara berbentuk padat, memiliki

warna kebiru-biruan dengan butiran mengkilap seperti mutiara. Pupuk NPK

Mutiara memiliki beberapa keunggulan antara lain sifatnya yang lambat larut

sehingga dapat mengurangi kehilangan unsur hara akibat pencucian, penguapan,

dan penjerapan oleh koloid tanah. Selain itu, pupuk NPK mutiara memiliki

kandungan hara yang lebih efisien dalam pengaplikasian, dan sifatnya tidak terlalu

higroskopis sehingga tahan simpan dan tidak mudah menggumpal.

Pupuk urea merupakan pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar

tinggi sebesar 45% - 56%. Pupuk ini termasuk salah salah satu jenis pupuk

higroskopis sehingga lebih mudah menguap di udara. Bahkan pada kelembaban

73%, urea sudah dapat menarik uap air dari udara sehingga mudah larut dalam air

serta mudah diserap oleh tanaman. Pemberian urea dengan disebar akan cepat

terhidrolisis (dalam 2-4 hari) dan ini rentan terhadap kehilangan melalui

volatilisasi.

Pupuk ZA (bahasa Belanda : zwavelzure ammoniak) merupakan pupuk

kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang

bagi tanaman. Pupuk ZA diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur


17
hara nitrogen (N) dan belerang (S). Unsur nitrogennya sebesar 21 % dan sulfur

(belerang) sebesar 24 % (Ihsan, 2012). Menurut Horties (2011), pupuk ZA aman

digunakan untuk semua jenis tanaman. Manfaat dari pupuk ZA adalah dapat

meningkatkan produksi dan kualitas panen, menambah daya tahan tanaman

terhadap gangguan hama, penyakit, dan kekeringan, serta memperbaiki rasa dan

warna hasil panen (Sukamto, 2010).

Menurut Sukamto (2010), pupuk SP 36 merupakan pupuk unggulan untuk

unsur hara Fosfor yang dibutuhkan tanaman, unsur Fosfor yang terkadung yaitu

sebesar 36%. Pupuk TSP 36 berbentuk butiran/granul berwarna abu-abu

kehitaman yang di produksi oleh PT Petrokimia Gresik.

Menurut Sukamto (2010), pupuk TSP merupakan salah satu pupuk

sumber hara fosfor pertama yang memiliki hasil analisa kandungan cukup tinggi

dan dipakai secara luas di masyarakat. Secara teknis di kenal sebagai calcium

dihydrogen phosphate dan juga monocalcium phosphate, [Ca(H2PO4)2H2O].

Meskipun pupuk TSP merupkan sumber pupuk P yang sempurna, tetapi

penggunaannya dapat disubstitusi dengan pupuk P varian yang lain seperti Rock

Phosphate, SP36, DAP dan lain-lain.

Pupuk KCl merupakan salah satu jenis pupuk yang sering digunakan untuk

memupuk tanaman padi. Pupuk KCL atau MOP mengandung kadar kalium (K2O)

sebesar 60% serta klorida sebesar 46%. Pupuk ini memiliki warna merah ataupun

putih dengan tekstur yang menyerupai kristal. Pupuk KCL memiliki sifat mudah

larut dalam air. Secara umum hara K tidak perlu diberikan setiap musim. Hara K

dapat diberikan tiap 6 musim sekali. Ini karena unsur K yang diberikan ke dalam

tanah hanya terserap tanaman ± 30 % dan sisanya terakumulasi dalam tanah.


18
Sementara itu sumbangan hara K dari air irigasi juga cukup tinggi ± 23 kg

K2O/ha/musim atau setara dengan 38 kg KCl/ha/musim (Sukamto, 2010).

Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan

untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dalam praktikum ini kita

menggunakan POK sapi, ayam, dan kambing. Pupuk kandang dari kotoran sapi

memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat atau selulosa merupakan senyawa

rantai karbon yang akan mengalami proses dekomposisi lebih lanjut. Proses

dekomposisi senyawa tersebut memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran.

Sehingga kotoran sapi tidak dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk segar,

perlu pematangan atau pengomposan terlebih dahulu. Apabila pupuk

diaplikasikan tanpa pengomposan, akan terjadi perebutan unsur N antara tanaman

dengan proses dekomposisi kotoran.

Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan

sekam padi, terutama untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi

digunakan para peternak ayam sebagai alas kandang. Ketika kandang dibersihkan

kotoran akan bercampur dengan sekam tersebut. Sekam padi ikut memperkaya zat

hara terutama untuk unsur K. Kotoran ayam broiler juga mengandung unsur P

yang lebih tinggi.

Pupuk kotoran kambing teksturnya berbentuk butiran bulat yang sukar

dipecah secara fisik. Kotoran kambing dianjurkan dikomposkan dahulu sebelum

digunakan hingga pupuk menjadi matang. Ciri-ciri kotoran kambing yang telah

matang suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau. Kotoran kambing

memiliki kandungan K yang lebih tinggi dibanding jenis pupuk kandang lain.
19
Pupuk ini sangat cocok diterapkan pada paruh pemupukan kedua untuk

merangsang tumbuhnya bunga dan buah.

Menurut pangaribuan et al. (2012), pupuk kompos merupakan salah

satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan

hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk

kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai.

Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme

Pupuk kascing merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran cacing

atau bekas cacing yang sudah difermentasi langsung oleh cacing itu sendiri.

Pupuk ini memiliki tekstur yang halus seperti pasir, berwarna hitam, homogen,

tidak berbau dan ringan. Bila dilihat dengan kaca pembesar, kotoran cacing akan

terlihat seperti pelet ikan namun dalam ukuran yang sangat kecil.

Pupuk guano merupakan bahan yang efektif untuk penyubur tanah

maupun mesiu karena kandungan fosfor dan nitrogennya tinggi. Superfosfat yang

terbuat dari guano digunakan untuk topdressing.

Pupuk hijau merupakan pupuk organik yang berasal dari

tanaman/tumbuhan atau berupa sisa panen. Bahan dari tanaman ini dapat

dibenamkan pada waktu masih hijau atau segera setelah dikomposkan. Tujuan

pemberian pupuk hijau adalah untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan

unsur hara dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi

tanah, yang akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan

ketahanan tanah terhadap erosi.

Pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup

yang ketika diterapkan pada benih, permukaan tanaman, atau tanah, akan


20
mendiami rizosfer atau bagian dalam dari tanaman dan mendorong pertumbuhan

dengan meningkatkan pasokan nutrisi utama dari tanaman. Pupuk hayati mirip

dengan kompos teh, dan bisa dikatakan sebagai kompos teh yang

direkayasa karena hanya mikroorganisme tertentu yang bermanfaat bagi tanah

yang digunakan.

Arang sekam merupakan limbah pertanian yang memiliki sifat porous,

ringan, tidak kotor, sehingga sangatlah cukup dapat menahan air. Penggunaan

arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias ataupun sayuran

(terutama budidaya secara hidroponik). Arang sekam memiliki fungsi mengikat

logam berat. Selain itu sekam berfungsi untuk menggemburkan tanah sehingga

bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya. sehingga

masih tetap perlu campuran media lain dalam media tanaman tersebut.

Tandan kosong kelapa sawit ada yang berbentuk dan juga abu. Tandan

kosong kelapa sawit adalah limbah utama berlignoselulosa yang belum

termanfaatkan secara optimal, sehingga banyak tandan kosong yang dibiarkan

begitu saja tanpa ada proses pengolahan. TKKS merupakan 23% dari tandan buah

segar yang mengandung bahan Lignoselulosa sebesar 55-60% berat kering. Ini

merupakan komponen utama penyusun TKKS yang memilki kemampuan

mengadsorpsi logam berat karena mengandung gugus-gugus aktif seperti –OH

dan –COOH (Simanungkalit et al., 2006).

Sekam padi dapat berfungsi untuk menggemburkan tanah. Abu dari sekam

padi ternyata memiliki berbagai jenis unsur-unsur kimia yang baik untuk

kesuburan dan juga dapat menggemburkan tanah. Dengan mencampurkan media

tanam dengan kompos dan pupuk yang berasal dari abu sekam padi, maka kondisi
21
tanah tersebut akan menjadi lebih baik dan juga dapat menjadi lebih gembur,

terutama untuk keperluan penyemaian biji. Sedangkan arang sekam, ini dibuat

dari pembakaran tak sempurna atau pembakaran parsial sekam padi. Bahan baku

arang sekam bisa didapatkan dengan mudah di tempat-tempat penggilingan beras.

Bahkan di beberapa tempat, sekam padi dianggap sebagai limbah. Sebanyak 20-

30% dari proses penggilingan padi akan dibuang dalam bentuk sekam padi.

Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang

mempunyai struktur kerangka tiga dimensi terbentuk dari tetrahedral [SiO4] 4-

dan [AlO4] 5- . Kedua tetrahedral di atas dihubungkan oleh atom-atom oksigen,

menghasilkan struktur tiga dimensi terbuka dan berongga yang didalamnya diisi

oleh atom-atom logam biasanya logam-logam alkali atau alkali tanah dan molekul

air yang dapat bergerak bebas.

  Pupuk Dolomit adalah pupuk dengan kandungan hara Kalsium (CaO) dan

Magnesium (MgO). Pupuk dolomit berfungsi untuk menetralkan keasaman tanah

atau menaikkan pH tanah.

Zeolit terdapat secara alami didaerah batuan sedimen di sekitar daerah

gunung api ataumengendap sebagai batuan sedimen, pada bagian tanah jenis

basalt didaerah sumber air panas (hot spring). Pertukaran ion pada zeolit

disebabkan substitusi “isomorf “ Al pada tertrahedra Si dan semua atom Al pada

zeolit adalahdalam bentuk tetrahedra, bukan dalam bentuk oktahedra seperti pada

batuan lempung.

Pupuk kandang dari kotoran sapi memiliki kandungan serat yang tinggi.

Serat atau selulosa merupakan senyawa rantai karbon yang akan mengalami

proses dekomposisi lebih lanjut. Proses dekomposisi senyawa tersebut


22
memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran. Sehingga kotoran sapi tidak

dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk segar, perlu pematangan atau

pengomposan terlebih dahulu. Apabila pupuk diaplikasikan tanpa pengomposan,

akan terjadi perebutan unsur N antara tanaman dengan proses dekomposisi

kotoran.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pupuk dibedakan menjadi pupuk organik (yang berasal dari bahan alami) dan

pupuk anorganik (buatan pabrik). Pupuk organik dari praktikum ini ialah

pupuk hijau, POK ayam, POK kambing, pupuk hayati, Abu tandan kosong

kelapa sawit, kompos, abu sekam, arang tandan kosong kelapa sawit, dolomit

dan arang sekam. Sedangkan pupuk anorganik yaitu pupuk TSP, pupuk ZA,

KCI, Urea, pupuk SP-36 dan NPK merek Mutiara.

2. Pupuk ada yang padat, cair maupun yang cepat menguap ke udara menjadi

gas. Pupuk memiliki sifat fisik yang merupakan tampilan luar dari pupuk dan

sifat kimia yang merupakan kandungan dari pupuk tersebut.

Saran

Pada praktikum ini ditekankan efesiensi waktu agar praktikum tepat waktu

dan tidak molor, dan untuk beberapa pupuk yang tidak dibawa diusahakan agar

kendala dalam mendapatkan pupuk dapat diatasi agar semua pupuk yang diminta

tersedia.
DAFTAR PUSTAKA

Lingga, P. 2011. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Niaga Swadaya. Bandung

Pangaribuan, D. H., Yasir, M., dan Utami, N. K. 2012. Dampak bokashi kotoran
ternak dalam pengurangan pemakaian pupuk anorganik pada budidaya
tanaman tomat. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy). Jakarta.

Prasetya, M. E. 2014. Pengaruh pupuk NPK mutiara dan pupuk kandang sapi
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah keriting varietas
arimbi (Capsicum annuum L.). Agrifor. Medan.

Roidah, I. S. 2013. Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan tanah.


Jurnal Bonorowo. Surabaya.

Simanungkalit, R. D. M., Suriadikarta, D. A., Saraswati, R., Setyorini, D., dan


Hartatik, W. 2006. Pupuk organik dan pupuk hayati. Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Sukamto. 2010. Terobosan Teknologi Pupuk. Kanisius. Yogyakarta.

Sutedjo. 2000. Petunjuk Pupuk. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Syafruddin, S., Nurhayati, N., dan Wati, R. 2012. Pengaruh jenis pupuk terhadap
pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung manis. Jurnal Floratek.
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai