PROPOSAL SEMINAR
Oleh :
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3. Pendekatan Masalah ........................................................................ 4
1.4. Tujuan dan Manfaat......................................................................... 5
1.4.1. Tujuan..................................................................................... 5
1.4.2. Manfaat................................................................................... 5
1.5. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan........................................................ 5
ii
vi
iv
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi kimia Sargassum sp..........................................................
11
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Diagram Alir Pembuatan Produk Teh Sargassum sp...................................
26
v
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai aktivitas biologis atau zat bioaktif. Senyawa aktif biologis itu
banyak lemak, protein, vitamin dan mineral. Selain itu, Sargassum sp. memiliki
alkaloid yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Diperkuat oleh Hidayati et al.,
(2019) yang menyatakan bahwa rumput laut cokelat memiliki potensi sumber
bioaktif senyawa seperti alkaloid, glikosida, tanin dan steroid yang dapat
radikal bebas, baik yang berasal dari produk samping metabolisme yang terjadi di
dalam tubuh maupun yang berasal dari lingkungan seperti asap rokok, polusi
udara, obat-obatan tertentu, sinar ultraviolet, dan radiasi. Antioksidan alami lebih
1
2
karsinogenesis. Selain, antioskidan dari Sargassum sp. bahan alami yang memiliki
Daun salam (Syzygium polyanthum) adalah salah satu tanaman yang dapat
digunakan sebagai obat asam urat. Menurut Ningtiyas dan Ramadhian (2016),
bahwa daun salam mampu memperbanyak produksi urin (diuretik) sehingga dapat
menurunkan kadar asam urat darah. Daun salam memiliki kandungan senyawa
kimia seperti tanin, minyak atsiri dan flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa
sistem pertahanan tubuh. Menurut Meirista et al., (2020) menyatakan bahwa daun
pertahanan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa daun salam berpotensi untuk
harum dan rasa yang khas. Teh memiliki kandungan yang bermanfaat bagi
sejumlah mineral. Teh merupakan jenis minuman herbal yang baik untuk
3
tubuh mengingat khasiat dan potensi yang terkandung dalam teh dapat
umumnya, teh dibuat dari pucuk daun teh (Camelia sinensis) yang melalui
proses pengolahan tertentu. Namun saat ini, mulai dimunculkan teh yang
dibuat bukan dari daun teh melainkan dari alga coklat jenis Sargassum sp. Teh
dapat membuang zat-zat sisa dalam tubuh, seperti lemak dan sel-sel mati
akibat radikal bebas (Firdhayani, 2010). Pembuatan Sargassum sp. menjadi teh
Sargassum sp. karena rumput laut ini memiliki banyak manfaat yang baik
untuk kesehatan. Hal ini diperkuat oleh Supirman et al., (2013) yang
mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu kandungan klorofil
fenol, dan triterpenoid berfungsi sebagai antibakteri, antivirus, dan anti jamur.
Senyawa fenol memiliki sifat yang sensitif terhadap perlakuan panas. Selain itu,
yaitu sifat bahan asal yang dikeringkan dapat berubah, misalnya bentuk atau
dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sinurat dan
4
(blanching) dengan waktu 1 menit, 3 menit, 5 menit. Kekurangan dari produk teh
Sargassum sp. adalah memiliki aroma dan rasa yang amis karena adanya
kandungan amina yang terdapat dalam rumput laut. Pembuatan teh Sargassum sp.
untuk menghilangkan aroma dan rasa amis. Hasil dari penelitian tersebut
aktif dari suatu produk pangan, hal ini bisa juga terjadi pada saat pengeringan teh,
polifenol. Menurut Wicaksono et al., (2014) bahwa waktu perendaman yang lebih
Berdasarkan penelitian Bahriul et al., (2014), ekstrak daun salam yang meliputi
daun muda, daun setengah tua dan daun tua memiliki daya antioksidan yang
sangat kuat yaitu masing-masing 37,441 ppm, 14,889 ppm dan 11,001 ppm.
Permasalahan sediaan teh dari rumput laut biasanya pada aroma amis yang
kurang disukai oleh konsumen. Sumber aroma amis berasal dari senyawa
5
mengurangi aroma dan rasa amis dari teh Sargassum sp. diberikan perlakuan
variasi lama perendaman dengan air panas (blanching). Selain itu, dilakukan
mengurangi aroma dan rasa amis. Cara lainnya untuk mengurangi aroma dan rasa
minyak atsiri seperti daun salam. Selain itu, daun salam juga memiliki kandungan
pada teh Sargassum sp. Menurut penelitian Hasanah (2015), daun salam dalam
aktivitasnya sebagai antioksidan dapat menangkal radikal bebas 50% lebih besar
dan memiliki nilai IC50 89,627 ppm dimana konsentrasi yang terkandung dalam
daun salam memiliki efek antioksidan yang besar. Pembuatan teh Sargassum sp.
dilakukan perlakuan penambahan daun salam dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%
akseptabilitas (warna, rasa, aroma, total penerimaan) pada daging ayam broiler
dengan konsentrasi 0%, 10%, 15%, dan 20%. Selain itu, penambahan daun salam
diharapkan mampu mengurangi aroma dan rasa amis pada teh Sargassum sp.
hedonik, kadar air, kadar abu, gc ms, aktivitas antioksidan, dan aktivitas
pengujian kadar air, kadar abu, hedonik, serta uji prediksi PASS dilakukan di
Universitas Diponegoro.
7
Perumusan Masalah
B
Penelitian A
L
I
Teh Sargassum sp. diberi perlakuan konsentrasi daun salam yang
K
P berbeda yaitu 0%, 10%, 15%, dan 20%.
R
O Perlakuan konsentrasi daun salam terbaik berdasarkan nilai
S aktivitas antioksidan.
E
S
Pengujian
Uji kadar air4. Uji Gc Ms
Uji kadar abu5. Uji prediksi analisis PASS
Uji aktivitas antioksidan
O Data
U
T
P Analisa Data
U
T
Kesimpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumput laut adalah salah satu komoditas unggulan yang kaya nutrisi dan
senyawa bioaktif potensial untuk kesehatan manusia. Produksi rumput laut tahun
2016 mencapai 11 juta ton dan tahun 2017 ditargetkan naik menjadi 13,4 juta ton
(KKP 2017). Rumput laut berdasarkan pigmen yang dikandungnya dibagi dalam
tiga kelompok yaitu rumput laut hijau, merah dan cokelat. Rumput laut cokelat
adalah salah satu sumber daya yang tumbuh di dataran terumbu karang. Rumput
laut cokelat memiliki beberapa jenis salah satunya adalah Sargassum sp.
Sargassum merupakan salah satu jenis yang termasuk dalam Kelas Phaeophyceae.
Sargassum sp. ditemukan sebanyak 150 jenis yang dijumpai di daerah perairan
tropis, subtropis dan daerah bermusim dingin. Beberapa jenis Sargassum yang
Ciri – ciri Sargassum sp. yaitu alga ini tumbuh di daerah tubir membentuk
rumpun besar, panjang thallus utama mencapai 0,5 - 3 m dengan cabang thalli
terdapat gelembung udara (vesicle) yang selalu muncul di permukaan air. Tipe
(Kadi, 2005). Pada umumunya Sargassum sp. memiliki bentuk thallus silindris atau
coklat (Aslan 1999). Sargassum biasanya dicirikan oleh tiga sifat yaitu adanya
pigmen coklat yang menutupi warna hijau, hasil fotosintesis terhimpun dalam
bentuk laminaran dan algin serta adanya flagel. Sargassum pada umumnya
tumbuh di daerah terumbu karang (coral reef) terutama di daerah rataan pasir
(sand flat). Habitat Sargassum sp. tumbuh di perairan pada kedalaman 0,5 - 10 m
yang terdapat arus dan ombak. Pertumbuhan alga ini sebagai makroalga bentik
melekat pada substrat dasar perairan. Daerah ini akan kering pada saat surut
rendah, mempunyai dasar berpasir, secara sporadis terdapat pula pada karang
dan mineral dalam bentuk makro dan mikro elemen yaitu kalium (K), natrium
(Na), magnesium (Mg), fosfat (P), iodin (I) dan besi (Fe). Alga cokelat juga
senyawa alkaloid, glikosida, tanin dan steroid yang banyak digunakan dalam
pengobatan dan industri farmasi serta senyawa fenolik dan flavonoid yang
degeneratif yang dapat terjadi terutama kanker (Gazali et al, 2018). Sargassum sp.
sudah dikaji secara luas bahwa potensi antioksidan yang tinggi secara in vitro.
metabolit sekunder lebih baik sebagai suatu sistem proteksi terhadap radiasi sinar
ini lebih efektif dibanding αtokoferol dan hampir sebanding dengan antioksidan
protein, lemak, serat kasar, polisakarida (non-starch), dan mineral seperti K, Ca,
P, Fe, I, dan Na, serta mengandung vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B6, B12,
rumput laut dapat meningkakan asupan serat dan mengurangi resiko penyakit
Komposisi kimia Sargassum menurut Yunizal (2004) dapat dilihat pada Tabel 1.
Protein 5,53
Lemak 0,74
Air 11,71
Abu 34,57
alkaloid, dan minyak atsiri. Flavonoid termasuk golongan senyawa polifenol yang
oksidatif, dan anti inflamasi. Minyak atsiri secara umum mempunyai efek sebagai
harum. Minyak atsiri daun salam terdiri dari fenol sederhana, asam fenolat misal
asam galat seskuiterpenoid, dan lakton. Selain itu, daun salam juga berkhasiat
untuk mengatasi penyakit asam urat dengan cara menurunkan kadar asam urat
dalam darah. Pada penelitian sebelumnya ekstrak etanol daun salam dapat
menurunkan kadar asam urat dalam darah yang didukung dengan adanya senyawa
Ramadhian, 2016).
2.4. Teh
Teh merupakan salah satu minuman yang popular di dunia, dan posisinya
berada pada urutan kedua setelah air. Perkembangan teh ke berbagai belahan
dunia menunjukkan bahwa teh telah menyatu dengan tradisi setempat. Teh adalah
minuman yang mengandung kafein, sebuah infuse yang dibuat dengan cara
menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman
Camellia sinensis dengan air panas. Istilah “teh” juga digunakan untuk minuman
yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh. Teh
yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal (Winarti, 2010).
Teh herbal pada dasarnya adalah teh yang terbuat dari daun, biji, atau akar
berbagai tanaman, selain tanaman teh biasa. Teh herbal juga ada yang digunakan
12
sebagai obat. Beberapa teh herbal juga dikonsumsi karena kandungan energinya
sistem kekebalan tubuh. Teh herbal yang popular adalah teh kamomil, teh jahe,
teh gingseng, teh peppermint, dan teh kayu manis. Teh herbal tidak mengandung
kafein seperti teh biasanya. Selain itu, teh herbal juga memiliki rasa yang enak
dan mudah untuk diminum. Teh herbal dapat terdiri dari satu bahan herbal atau
perpaduan berbagai bahan herbal, yang dibuat untuk mewujudkan tujuan khusus
Teh hitam merupakan teh yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat
senyawa katekin pada teh dikatalisa oleh enzim polifenol oksidase yang
menghasilkan theaflavin dan thearubigin. Produk teh yang praktis sangat disukai
oleh masyarakat salah satunya pada penyeduhan teh. Penyeduhan teh yang efesien
dan mudah dilakukan dapat memberikan peluang usaha bagi produsen sehingga
tercipta teh celup. Teh celup merupakan bubuk teh yang dikemas ke dalam
kantong dengan tali atau tanpa tali maupun perekat untuk dicelup, dimana proses
Teh yang biasanya terbuat dari daun teh mengandung beberapa senyawa
bioaktif yang diyakini memiliki berbagai ikatan fisiologis yang tepat, termasuk
sejenis antioksidan yang bernama katekin. Daun teh segar mengandung kadar
katekin hingga mencapai 30% dari berat kering. Teh juga mengandung kafein
sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir, teofilin, dan
bioaktif polifenol, yang mengandung senyawa flavonoid, tanin, kafein, dan asam
fenalat. Selain itu, teh juga mengandung vitamin B1, B2, C, E, dan K serta kaya
akan mineral, fluor, mangan, kalsium, potassium, dan kalium. (Winarti, 2010).
hidroksil fenolik yang dimiliki oleh katekin merupakan donor elektron yang
Teh merupakan salah satu minuman herbal karena khasiat dan potensi
pengolahan teh tidak hanya dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun,
atau tangkai daun yang dikeringkan dari daun Camelia sinensis dengan air
panas. Pada saat ini, mulai muncul teh yang dibuat dari bahan selain dari daun
(Camelia sinensis) yaitu bebungaan, bebijian, dedaunan atau akar dari berbagai
pengolahan teh yang berasal dari bunga lotus (Nymphaea nucifera) sebagai
minuman teh herbal (Kusumaningrum, et al. 2013). Pada umumnya teh dibuat
dari pucuk (daun muda) yang melalui proses pengolahan tertentu. Namun,
seiring berjalannya waktu sudah mulai ada penelitiaan yang membuat teh dari
14
bahan utama Sargassum sp. Olahan rumput laut coklat berupa teh bisa
disajikan dengan dicelup (seperti teh celup), serbuk (powder), instan dalam
steroida, alkaloida, fenol, dan triterpenoid. Senyawa - senyawa aktif ini diduga
bioaktif Sargassum sp. salah satunya senyawa polifenol dan tergolong sebagai
flavonoid yang memiliki sifat tidak tahan terhadap panas yang terlalu tinggi.
satu bentuk senyawa oksigen reaktif, yang secara umum diketahui sebagai
senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan. Senyawa ini terbentuk
didalam tubuh yang dipicu oleh bermacam-macam faktor. Radikal bebas dapat
terbentuk ketika komponen makanan diubah menjadi bentuk energi melalui proses
metabolisme. Radikal bebas berada di dalam tubuh akibat adanya proses respirasi
hidroperoksil, peroksil, dan alkosil radikal. Radikal bebas juga dapat terbentuk
dari senyawa lain yang sebenarnya bukan radikal bebas, tetapi mudah berubah
menjadi radikal bebas. Senyawa lain tersebut yaitu hydrogen peroksida (H2O2),
dipengaruhi jumlah dan posisi gugus hidroksil aromatik atau hidroksil dari
penghambatan reaksi berantai pada proses oksidasi lemak semakin efektif dengan
cara mendonorkan atom hidrogen atau berperan sebagai akseptor radikal bebas.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah ukuran molekul yaitu semakin besar
2.6. Antioksidan
molekul radikal bebas sehingga menghambat reaksi oksidatif dalam tubuh yang
menjaga kesehatan karena mampu menangkap molekul radikal bebas dan spesies
disfungsi otak dan arthritis. Status antioksidan dalam tubuh merupakan parameter
tergantung pada ion logam. Antioksidan enzimatis bekerja dengan cara mencegah
16
Antioksidan sintetik memiliki efektivitas yang tinggi namun belum tentu aman
antioksidan ini bersifat aman karena tidak terkontaminasi zat kimia dan mudah
diperoleh sehingga aman untuk dikembangkan lebih luas sehingga antioksidan ini
aman untuk tubuh. Diperkuat oleh Lung dan Destiani (2017) yang menyatakan
bahwa antioksidan sintetik seperti BHA (Butylated Hidroxy Aniline) dan BHT
(Butylated Hidroxy Toluen) telah diketahui memiliki efek samping yang besar
antara lain dapat menyebabkan kerusakan hati. Di sisi lain alam menyediakan
sumber antioksidan yang efektif dan relatif aman seperti flavonoid, vitamin C,
bersih dari kotoran garam dan batu – batuan. Sargassum sp. yang sudah
melakukan proses perendaman dengan air panas mendidih selama 1 menit. Setelah
Sargassum sp. tidak berbau amis, langkah berikutnya yaitu proses pengeringan
dilakukan dengan kering angin pada suhu sekitar 29˚C selama 5-6 hari.
Sargassum sp. yang sudah kering ditambahkan dengan daun salam kering
17
berbagai konsentrasi yaitu 0%, 10%, 15%, dan 20%. Proses selanjutnya yaitu
itu, untuk penyajian teh celup dimasukkan ke dalam 100 mL air mendidih dan
Daud et al., (2019), kadar air adalah salah satu metode uji
mungkin terjadi. Kadar air yang semakin tinggi pada suatu bahan pangan
pangan akan dapat bertahan lebih lama dari kerusakan. Pengaturan kadar
air merupakan salah satu basis dan kunci terpenting dalam teknologi
pangan. Kadar air pada teh hitam celup yaitu maksimal 10% berdasarkan
SNI-3753:2014.
2.8.2. Hedonik
18
mengukur tingkat kesukaan terhadap produksi. Tingkat kesukaan ini disebut skala
hedonik misalnya sangat suka, suka, tidak suka, dan sangat tidak suka. Instrumens
warna, aroma, rasa dan kenampakan. Skala hedonik dapat direntangkan atau
diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki. Dalam analisi datanya, skala
terhadap masing- masing sampel dengan memilih kategori yang sesuai (Suryono
et al., 2018).
menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Aplikasi
dalam bidang pangan dalam bidang pangan untuk uji hedonik ini digunakan
produk baru, hal ini diperlukan untuk mengetahui perlu tidaknya perbaikan lebih
mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari
mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu
19
terdapat dalam suatu bahan, kemurnian serta kebersihan suatu bahan yang
ion-ion organik yang terkandung dalam bahan menjadi komponen utama suatu
produk tergolong rendah. Kadar abu yang rendah juga disebabkan oleh kandungan
2.8.4. Gc - Ms
menggunakan dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk
pola antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen-komponen
(molekul) yang terdapat pada sebuah larutan. Prinsip utama pemisahan dalam
pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin
terjadi antara solute dengan fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan
gas yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom partisi yang merupakan
fase diam. Senyawa yang memiliki kesesuaian kepolaran dengan bahan yang
berada di dalam fase diam yang diletakkan di dalam kolom (Faricha et al., 2014).
semua aksi senyawa meskipun terdapat perbedaan dalam kondisi esensial dari
properti intrinsik suatu senyawa yang hanya bergantung pada struktur dan
karakteristik fisika-kimianya.
pengaturan yang mengandung lebih dari 35.000 senyawa yang memiliki lebih dari
500 jenis aktivitas biologis. Oleh karena itu, PASS setelah diatur mampu
tentang senyawa aktif biologis dikumpulkan secara permanen dari kertas dan
sumber elektronik. Setelah itu, dilakukan evaluasi para ahli, secara teratur
sebagai input dan hasil prediksi (output) dapat diperoleh sebagai file TXT atau SD
karena prediksi spektrum aktivitas biologis untuk 1.000 senyawa dalam PC biasa
membutuhkan waktu sekitar 1 menit. PASS dapat diterapkan secara efektif untuk
21
metode uji kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar suatu aktivitas antioksidan
pada bahan. Metode DPPH merupakan metode yang konvensional dan telah lama
pengerjaannya juga mudah, cepat dan sensitif untuk menguji aktivitas antioksidan
antioksidan dari suatu senyawa dapat digolongkan berdasarkan nilai IC50 yang
diperoleh. Jika nilai IC50 berada dibawah 50 ppm maka aktivitas antioksidannya
dikategorikan sangat kuat, nilai IC50 berada diantara 50-100 ppm berarti aktivitas
antioksidannya kategori kuat, nilai IC50 berada di antara 100-150 ppm berarti
aktivitas antioksidannya kategori sedang, nilai IC50 berada di antara 150-200 ppm
berada diatas 200 ppm maka aktivitas antioksidannya dikategorikan sangat lemah
BAB III
cara yaitu metode parametrik dan non parametrik, dengan kaidah pengambilan
a. Parametrik
b. Non parametrik
3.2.1. Bahan
a. Bahan
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan produk teh Sargassum sp.
diperoleh dari perairan Pantai Selatan, Gunung Kidul, Yogyakarta. Bahan yang
Tabel 3. Komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatan teh Sargassum sp.
Bahan Jumlah (gram)
K A B C
0% 10% 15% 20%
Sargassum sp. 100 90 85 80
Daun salam tua - 10 15 20
Total 100 100 100 100
3.2.2. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian tersaji pada Tabel 3 berikut ini :
dan lebar 5 cm
Network System
berupa perbedaan konsentrasi daun salam 0%, 10%, 15%, dan 20% dan variabel
terikat berupa uji kadar air, uji kadar abu, uji Gc Ms, uji hedonik, uji aktivitas
antioksidan dan uji prediksi PASS. Menurut Arikunto (2002), metode experimental
laboratories sendiri merupakan salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu obyek yang diteliti, dengan
penelitian yang diberi perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan
sebagai pembanding. Berikut diagram alir proses pembuatan teh Sargassum sp.
dengan air panas selama 1 menit untuk menghilangkan bau dan rasa amis dari
angin pada suhu sekitar 29˚C selama 5-6 hari. Proses selanjutnya penambahan
terakhir yaitu pengemasan dengan menggunakan kantong teh sebanyak 3 gr. Proses
26
penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian yang dilakukan oleh Sinurat dan
Suryaningrum (2019).
Sargassum sp.
Pencucian
dalam produk teh maksimal yaitu 10%. Pengujian kadar air dihitung berdasarkan
bobot yang hilang selama pemanasan dalam oven pada suhu 130˚C selama 1 jam.
Tahap pertama yang dilakukan adalah cawan dan tutupnya dipanaskan dalam oven
27
pada suhu (130 ± 3)˚C selama satu jam. Kemudian dinginkan pada desikator selama
30 menit lalu timbang (A). Setelah itu, masukan sampel 5 g kedalam cawan, tutup
dan timbang (B). Cawan yang berisi sampel kemudian dimasukkan ke dalam oven
dengan keadaan terbuka. Oven dengan suhu (130 ± 3)˚C selama satu jam. Tutup
cawan dalam oven, kemudian pindahkan ke dalam desikator dan dinginkan selama
30 menit kemudian timbang (C). Persentase kadar air dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
B−C
Kadar air (%) = x 100%
B− A
Keterangan :
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kadar abu dan komposisinya tergantung pada jenis bahan dan cara pengabuan.
tentang teh hitam celup, kandungan kadar abu dalam produk teh maksimal yaitu 4 –
8%. Pengujian kadar abu dilakukan dengan cawan porselen kosong dipanaskan
dalam oven lalu didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan timbang
Cawan porselen kemudian dimasukkan kedalam muffle furnace dengan suhu 600˚C
filtrasi dengan mikrofilter. Pelarut yang dibandingkan adalah heptan, metanol, dan
isopropanol dengan konsentrasi 0.5, 1.0, dan 2.0 mg/mL pelarut. Volume injeksi
yang dibandingkan adalah 0.1, 0.5, 0.7, dan 0.8 µL. Sampel yang digunakan untuk
optimasi adalah PFAD. Metode dinilai optimum apabila dapat menampilkan peak
dalam PFAD sesuai dengan referensi dengan intensitas peak yang dapat
meminimalkan munculnya ghost peak atau peak asing. Dengan metode optimum
yang diperoleh, selanjutnya dilakukan injeksi zat standar FAME Mix C4 - C24 dan
ketebalan 0,25 µm dengan fasa diam CP-Sil 5CB dengan temperatur oven
pembawa Helium bertekanan 12 kPa, total laju 30 mL/menit dan split ratio sebesar
1:50.
Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah GC-MS. Kolom yang
masing diperoleh dari Restek Co., Bellefonte, PA. GC-MS yang digunakan adalah
Shimadzu QP2010S (Shimadzu Corp, Kyoto, Jepang). Adapun carrier gas yang
29
digunakan adalah helium grade GC-MS yang diperoleh dari PT Air Liquide
membuat larutan induk masing-masing sampel sebesar 100 ppm dengan melarutkan
6 ppm, 7 ppm, 8 ppm dan 9 ppm pada tiap masing-masing sampel. Menyiapkan
larutan stock DPPH 50 ppm. Larutan stock DPPH dibuat dengan melarutkan 5 mg
sampel dan 2 ml larutan DPPH. Inkubasi selama 30 menit pada suhu 27˚C hingga
terjadi perubahan warna dari aktivitas DPPH. Semua sampel yaitu sampel ekstrak
semua elektron DPPH berpasangan dengan elektron pada sampel ekstrak maka akan
terjadi perubahan warna sampel dimulai dari ungu tua hingga kuning terang. Sampel
30
Absorbansi blanko
aktivitas biologi pada suatu senyawa. PASS digunakan sebagai software yang
sintesis dalam pencarian obat baru. Analisis software PASS berdasarkan pada
antara struktur aktivitas dari sekumpulan percobaan yang berjumlah lebih dari
205.000 senyawa yang menunjukkan lebih dari 3.750 macam aktivitas biologi. Uji
PASS dilakukan dengan mencari SMILE dari senyawa ligan yang digunakan
Pengujian hedonik adalah salah satu uji yang menggunakan indra manusia
sebagai alat utamanya. Uji hedonik digunakan untuk pengukuran daya penerimaan
terdiri dari angka 3, 5, 7, dan 9 dimulai dari sangat tidak suka hingga sangat suka.
Spesifikasi yang diamati adalah kenampakan, rasa, dan aroma (BSN SNI
3638:2013).
31
mendidih 100˚C selama 5 menit dan ditutup. Panelis kemudian diminta untuk
Diperkuat oleh Chiang et al., (2011) bahwa panelis diundang untuk mengevaluasi
sampel teh dalam bilik terpisah. Sampel tersebut diberi kode dengan angka dan
disajikan hangat. Evaluasi dilakukan dibawah cahaya neon putih normal karena
penampilan adalah atribut yang dinilai dari survei. Para panelis kemudian menulis
tingkat kesukaan mereka terhadap warna, aroma, rasa, dan kenampakan teh.
Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yang terdiri dari tiga taraf dan kontrol
dengan tiga kali ulangan. Faktor yang diamati adalah faktor pengaruh perbedaan
konsentrasi daun salam. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah uji
hedonik, Gc Ms, kadar air, kadar abu, aktivitas antioksidan dan PASS analisis.
Penelitian ini dilakukan tanpa menggunakan pengulangan uji dan didapatkan hasil
Hedonik 30 Panelis
dengan sidik ragam atau Analysis of Varians untuk mengetahui ada atau tidaknya
taraf uji 95%, maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur. Uji lanjutan tersebut
digunakan untuk mengetahui perlakuan mana yang paling berpengaruh pada suatu
percobaan.
Kruskal Wallis menggunakan SPSS 16. Jika analisis tersebut menunjukkan hasil
yang berbeda nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf uji 95%, untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan,
DAFTAR PUSTAKA
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2014. SNI 3753 : 2014. Syarat Mutu Teh
Hitam Celup : Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Ariviani, S. 2010. Anti radical capacity of anthosianin extract from fresh salam
(Syzygium polyanthum [Wight.] Walp) fruits with varied solvent
Proportion. Caraka Tani. 25 (1) : 43-49.
Daud, A., Suriati., dan Nuzulyanti. 2019. Kajian Penerapan Faktor yang
Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri.
Jurnal Lutjanus. 12 – 16.
Dias, TR., Tomas G., Teixeira NF., Alves MG., Oliveira PF., and Silva BM. 2013.
White Tea (Camellia sinensis L. O. Kuntze) : Antioxidant Properties and
33
Beneficial Health Effects. Int J Food Sci. Nutrition and Dietetics 1 (2) :
1-15.
Faricha, A., M. Rivai., dan Suwito. 2014. Sistem Identifikasi Gas Menggunakan
Sensor Surface Acoustic Wave dan Metoda Kromatografi. Jurnal Teknik
ITS. 3 (2) : 157 – 162.
Gazali, M., Nurjanah., dan N. P. Zamani. 2018. Eksplorasi Senyawa Bioaktif Alga
Cokelat Sargassum sp. Agardh Sebagai Antioksidan Dari Pesisir Barat
Aceh. JPHPI. 21 (1) : 167 – 178.
Hanafiah, K.A. 2005. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo
Persda. Jakarta.
KKP. 2017. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka. Kementrian Kelautan dan
Perikanan.
Lagunin A., Stepanchikova A., Filimonov D., Poroikov V., 2000 PASS:
prediction of activity spectra for biologically active substances.
Bioinformatics. 16 (8) : 747-748.
Meirista, I., A. Fitri., N. Intan L., S. Fratika S., T. P. Yeva L. 2020. Pemanfaatan
Bahan Herbal Dalam Upaya Pengendalian Hipertensi Melalui Penyuluhan
Dan Pembuatan Produk Teh Daun Salam. 4 (2) : 300-307.
Pakidi, C. S., dan H. S. Suwoyo. 2016. Potensi dan Pemanfaatan Bahan Aktif
Alga Cokelat Sargassum sp. OCTOPUS Jurnal Ilmu Perikanan. 5 (2) :
489 – 498.
Rohmat, N., R. Ibrahim., dan P. H. Riyadi. 2014. Pengaruh Perbedaan Suhu Dan
Lama Penyimpanan Rumput Laut Sargassum Polycystum Terhadap
Stabilitas Ekstrak Kasar Pigmen Klorofil. Jurnal Pengolahan dan
Bioteknologi Hasil Perikanan. 3 (1) : 118-126.
Septiana, A. T., dan A. Asnani. 2013. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut
Sargassum duplicatum. Jurnal Teknologi Pertanian. 14 (2) : 79-86.
Sine, Y., dan E. S. Soetarto. 2018. Perubahan Kadar Vitamin dan Mineral pada
Fermentasi Tempe Gude (Cajanus cajan L.). Jurnal Saintek Lahan
Kering. 1 (1) : 1 – 3.
Sinurat, E., dan Th. D. Suryaningrum. 2019. Aktivitas Antioksidan Dan Sifat
Sensori Teh Sargassum Sp. Berdasarkan Variasi Lama Perendaman.
JPHPI. 22 (3) : 581 – 588.
35