TUGAS AKHIR I
GHINA HANIFAH
24041116027
UNIVERSITAS GARUT
2020
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH
(Syzygium aromaticum L.) PADA MENCIT BETINA GALUR
SWISS – WEBSTER
TUGAS AKHIR
Oleh:
Ghina Hanifah
24041116027
Disetujui Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan
Proposal Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Prodi S1 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Penyelesaian proposal penelitian tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik sehingga dengan kerendahan
hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Siva
Hamdani, MARS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Garut; Genialita Fadhilla, M.Si., Apt selaku pembimbing utama, Asman
Sadino, M.Farm., Apt selaku pembimbing serta yang telah memberikan bimbingan,
petunjuk serta saran dalam penyusunan proposal ini; Segenap civitas Akademika
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
II TINJAUAN PUSTAKA… ................................................................. 4
2.1 Tinjauan Botani ........................................................................ 4
2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan ...................................................... 4
2.1.2 Nama Daerah ................................................................... 4
2.1.3 Morfologi Tumbuhan ....................................................... 5
2.1.4 Kandungan Kimia. ........................................................... 5
2.1.5 Aktivitas Farmakologi. ..................................................... 5
2.1.6 Ekologi dan Penyebaran. .................................................. 6
2.2 Toksikologi .............................................................................. 6
2.2.1 Uji Toksisitas ................................................................... 6
2.2.2 Cara Pemberian Sediaan Uji ............................................. 9
2.3 Ekstraksi ................................................................................... 10
2.3.1 Metode Ekstraksi ............................................................. 10
2.4 Dosis Lethal 50. ........................................................................ 13
III METODE PENELITIAN ................................................................... 15
IV RENCANA PENELITIAN ................................................................ 17
4.1 Alat .......................................................................................... 17
4.2 Bahan ....................................................................................... 17
4.3 Hewan Uji ................................................................................ 17
4.4 Penyiapan Bahan. ..................................................................... 17
4.4.1 Pengumpulan Bahan ........................................................ 17
4.4.2 Determinasi ...................................................................... 18
4.4.3 Pengolahan Bahan. ........................................................... 18
iii
4.5 Karakteristik Simplisia.............................................................. 18
4.5.1 Penetapan Kadar Air. ....................................................... 19
4.5.2 Penetapan Kadar Abu Total. ............................................. 19
4.5.3 Penetapan Kadar Abu Larut Air. ...................................... 20
4.5.4 Penetapan Kadar Abu Larut Asam. .................................. 20
4.5.5 Susut Pengeringan. ........................................................... 20
4.5.6 Penetapan Kadar Sari Larut Etanol. .................................. 21
4.5.7 Penetapan Kadar Sari Larut Air. ....................................... 21
4.6 Penafisan Fitokimia. ................................................................. 21
4.6.1 Alkaloid. .......................................................................... 22
4.6.2 Flavonoid. ........................................................................ 22
4.6.3 Saponin. ........................................................................... 22
4.6.4 Tanin. .............................................................................. 23
4.6.5 Kuinon. ............................................................................ 23
4.6.7 Steroid dan Triterpenoid. .................................................. 24
4.7 Ekstraksi. .................................................................................. 24
4.8 Perhitungan Dosis. .................................................................... 24
4.9 Penyiapan Hewan Uji. .............................................................. 25
4.10 Pengujian Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Cengkeh. ........ 26
4.10.1 Pengelompokan Hewan. ................................................. 26
4.10.2 Batas Uji. ....................................................................... 26
4.10.3 Penyiapan Sediaan Uji.................................................... 27
4.10.4 Pemberian Sediaan Uji. .................................................. 27
4.10.5 Pengamatan. ................................................................... 27
4.10.6 Analisis Data. ................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, selain itu juga obat
meningkatnya harga obat dan terbatasnya daya beli masyarakat, menjadikan obat
data WHO, sistem pengobatan tradisional masih melekat pada masyarakat sekitar
pinene, oleanolic acid & fixed oil). Eugenol merupakan salah satu kandungan yang
diduga mempunyai efek toksik yaitu flavonoid. Flavonoid adalah salah satu jenis
senyawa yang bersifat racun atau alelopati. Flavonoid mempunyai sifat khas yaitu
bau yang sangat tajam, rasanya pahit, dapat larut dalam air dan pelarut organic, serta
1
2
farmasi cengkeh digunakan sebagai bahan obat seperti anestetik, obat rematik dan
obat batuk. Selain itu juga cengkeh berkhasiat sebagai antiseptik, antibakteri,
Uji toksisitas akut adalah salah satu uji praklinik, uji ini dilakukan untuk
menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadi dalam waktu yang singkat
setelah pemberian dalam dosis tertentu. Data kuantitatif yang diperoleh dari uji
toksisitas akut ini adalah LD50, suatu senyawa dapat digolongkan sebagai bahan
yang sangat toksik hingga bahan yang tidak toksik. Pada penelitian sebelumnya
mengenai ekstrak bunga cengkeh dengan LD50 didapatkan 1,75 g/kgbb dimana
berdasarkan derajat ketoksikan termasuk pada kategori sedikit toksik dengan nilai
rentang LD50 yaitu sebesar 1,2 g/kgbb – 2,4 g/kgbb. Maka dari itu penulis akan
menguji toksisitas akut dari daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) untuk
berkaitan dengan derajat bahaya sediaan uji bila terjadi pemaparan pada manusia.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang dapat
aromaticum L.) mengandung efek toksik secara akut pada mencit betina Galur
3
Swiss Webster dan berapakah nilai LD50 pada pengujian ekstrak etanol daun
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan nilai LD50 ekstrak etanol
daun cengkeh pada mencit betina Galur Swiss Webster . Manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai bahan rujukan ilmiah mengenai tingkat keamanan ekstrak etanol
TINJAUAN PUSTAKA
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Genus : Syzygium
4
5
Tanaman ini mampu bertahan hidup hingga lebih dari 100 tahun dan
tumbuh dengan baik di daerah tropis dengan ketinggian 600 – 1000 meter
akar, bertangkai tebal dengan Panjang tangkai sekitar 2-3 cm. Daun
cengkeh berbentuk lonjong dengan ujung yang runcing, bertepi rata tulang
dan daun menyirip, Panjang daun 6-13 cm, lebarnya 2,5-5 cm. Daun
tropis lembab atau subtropis dengan curah hujan sebesar 2.332 mm/tahun.
mencapai 20-30 meter. Tanaman ini mampu bertahan hidup hingga lebih
dari 100 tahun dan tumbuh dengan baik di daerah tropis dengan ketinggian
2.2 Toksisitas
kerusakan pada organisme baik saat digunakan atau saat berada dalam
lingkungan.5
Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat
pada sistem biologi dan untuk memperoleh data dosis respon yang khas
dari sediaan uji. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memberi
uji sebagai model untuk melihat adanya reaksi biokimia, fisiologik dan
uji yang diberikan secara oral dalam dosis tunggal, atau dosis
dengan dosis berulang yang diberikan secara oral pada hewan uji
selama sebagian umur hewan, tetapi tidak lebih dari 10% seluruh
umur hewan.
8
hewan uji dengan satu dosis per kelompok selama 28 atau 90 hari,
dan histopatologi.6
diberikan selama tidak kurang dari 12 bulan. Tujuan dari uji toksisitas
histopatologi.6
dll. Pada pengujian ini, pemberian sediaan uji nya melalui oral.6
Tabel 1.1
2 1 – 50 mg Toksik
6 ≥ 15 g Relatif Tidak
Membahayakan
adalah skala hodge dan stemer yang memberikan ukuran toksisitas zat
10
2.3 Ekstraksi
Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah
metode ekstraksi, pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan
menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan cara
Proses ekstraksi khususnya untuk bahan yang berasal dari tumbuhan adalah
sebagai berikut :
2. Pemilihan pelarut
1) Cara Dingin
a. Maserasi
keseimbangan.9
termolabil.7
b. Perkolasi
metode ini jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka pelarut
akan sulit menjangkau seluruh area, selain itu metode ini membutuhkan
2) Cara Panas
a. Refluks
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbesar yang relatif
proses pada residu sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses
terdegradasi.9
b. Soxhlet
pendingin balik.9
karena sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi dan tidak
c. Digesti
temperatur 40-50°C.9
13
d. Infus
e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30°C) dan
LD50 (lethal dose) adalah besarnya dosis tunggal sediaan uji yang diperoleh
50% akibat pemberian sediaan uji. LD50 dinyatakan sebagai berat sediaan uji
LD50 (lethal dose) dilakukan untuk mengetahui klasifikasi zat kimia sesuai
dengan toksisitas relatifnya, selain itu LD50 juga berguna dalam evaluasi
dan kronik pada hewan, dan juga memberikan informasi tentang mekanisme
toksisitas, pengaruh umur, seks, faktor lingkungan serta variasi respon antar
spesies dan antar strain hewan, memberikan informasi tentang reaktivitas suatu
pengujian obat pada manusia dan dalam pengendalian mutu zat kimia, deteksi
Rumus :
m = a – b ( ∑ Pi – 0,5 )
14
Keterangan :
m = log LD50
Pi = jumlah hewan yang mati yang menerima dosis sebanyak i dibagi jumlah
METODE PENELITIAN
alternatif yaitu Fixed Dose Method. Penelitian ini meliputi pengumpulan bahan dan
Dalam penelitian ini, hewan uji diberi sediaan uji dengan masing-masing
dosis terendah sampai dosis terbesar (5 mg/kgbb, 50 mg/kgbb, 300 mg/kgbb, 2000
mg/kgbb) dan uji kontrol PGA 1%. Parameter yang diamati yaitu perilaku hewan,
Pada pengujian toksisitas akut yang dilakukan pada hewan mencit betina
Galur Swiss Webster. Mencit dibagi kedalam 5 kelompok yaitu 4 kelompok uji dan
ditimbang, dan dicatat setiap hari selama 14 hari. Dilakukan juga pengamatan
perilaku hewan terhadap gejala toksik seperti efek motorik, gelantung, retablismen,
15
16
RENCANA PENELITIAN
4.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain sonde oral, timbangan
gelas ukur, gelas kimia, oven 40°C, maserator, vakum evaporator, cawan
penguap, kaki tiga kasa, pembakar spirtus, thermometer, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, kawat gantung, pinset, meja platform, set alat bedah.
4.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain daun cengkeh
(Syzygium aromaticum L.), Etanol 96%, PGA 1%, toluene, kloroform p, eter,
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit betina Galur
Swiss Webster dengan bobot badan 20-25 gram yang berumur 6-8 minggu
17
18
4.4.2 Determinasi
Bandung.
bagian pengotor dari daun cengkeh dan bagian simplisia yang akan
penetapan abu total, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar abu tidak
destilasi, yaitu dengan cara memasukan sejumlah sampel uji yang sudah
kedalam labu yang berisi sampel uji, lalu labu dipanaskan selama 15
seluruh air telah disuling. Untuk memastikan masih ada air yang belum
daun cengkeh sebanyak 2,5 gram dan digerus halus, lalu dimasukan
kedalam cawan krus silikat yang telah dipijar dan ditara sebelumnya.
ditimbang. Jika arangnya tidak dapat hilang, maka ditambahkan air panas,
diaduk dan dilakukan penyaringan dengan kertas saring bebas abu. Sisa
penyaringan dan kertas saring dipijarkan pada krus yang sama. Filtratnya
kemudian kadar abu ditimbang dan dihitung terhadap berat bahan uji yang
Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu total daun cengkeh
disaring melalui kertas saring bebas abu, kemudian dicuci dengan air
tetap, kemudian ditimbang kadar abu larut air dihitung terhadap berat
bebas abu dan dicuci dengan air panas lalu dipijarkan dalam cawan krus
selama 15 menit pada suhu 450°C sampai bobotnya tetap. Kadar abu yang
tidak larut dalam asam dihitung terhadap berat bahan uji dinyatakan dalam
% (b/b).7
tutupnya pada suhu 105°C hingga bobot tetap. Jika oven pengering
diuapkan sampai kering dalam cawan uap yang sudah ditara dan
kali selama 6 jam pertama dan dibiarkan selama 18 jam. Setelah 24 jam
kemudian disaring 20 ml, filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan uap
yang sudah ditara dan dipanaskan pada suhu 105°C, sisanya dipanaskan
4.6.1 Alkaloid
Mayer pada 5 ml larutan air, endapan yang terbentuk diamati dan hasil
4.6.2 Flavonoid
4.6.3 Saponin
4.6.4 Tanin
larutan FeCl3 1%. Hasil positif untuk tannin galat ditandai dengan
4.6.5 Kuinon
100 mL air panas dan dididihkan selama 15 menit lalu disaring. Sebanyak
dalam 10 mL HCl 10% selama beberapa jam. Larutan disaring dan dibagi
menjadi dua bagian, satu bagian (5 mL) diekstraksi dengan benzene dan
24
dengan terbentuknya warna jingga, merah atau violet pada fase air. 8
ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat
4.7 Ekstraksi
ekstrak etanol cair dipekatkan dengan cara diuapkan dengan penguap vakum
1. Kelompok kontrol
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 0,1
Konsentrasi : 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 0,2= 0,5 mg/mL
25
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 1
Konsentrasi : 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 0,2= 5 mg/mL
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 6
Konsentrasi : 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 0,2= 30 mg/mL
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 40
Konsentrasi : 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 0,2= 200 mg/mL
Mencit diberi minum dan makan. Jika mencit sudah dipelihara, dirawat dan
badan dan mengamati tingkah laku selama tujuh hari untuk menyesuaikan diri
yang dilakukan adalah mencit betina dengan berat badan 20-30 gram. Sebelum
percobaan, hewan dipuasakan makan selama 18 jam tetapi air minum tetap
diberikan.6
26
Syarat hewan uji adalah sehat dan berumur 5-6 minggu. Setelah itu,
dengan variasi berat badan tidak melebihi 20% dari rata rata berat badan. 6
Tabel 1.2
Pembanding 4 PGA 1%
I 4 5 mg/kgbb
II 4 50 mg/kgbb
IV 4 2000 mg/kgbb
betina dipuasakan selama 3-4 jam, air minum boleh diberikan). Setelah
dalam jangka waktu pemberian zat tidak boleh melampaui 24 jam. Setelah
diberikan perlakuan, pakan boleh diberikan kembali setelah 1-2 jam untuk
mencit. Bila sediaan uji diberikan beberapa kali, maka pakan boleh
4.10.5 Pengamatan
somatomotor, kulit dan bulu, mukosa, mata, dan sebagainya. Pada hari ke
salivasi, diare, letargi, lemah, tidur, dan koma. Selanjutnya diamati waktu
timbulnya gejala toksik serta saat terjadinya kematian. Hewan uji yang
yang mati. Hewan yang mati dan dikorbankan setelah masa pengamatan
(14 hari). Organ-organ yang diamati seperti jantung, hati, lambung, ginjal
28
86-93p
6. BPOM. Pedoman Uji Toksisitas Non Klinik secara in vivo. Jakarta. BPOM;
2014
1985.
29
30
Hlm.10-13.
15. Loomis, 1978, “Toksikologi Dasar”. Edisi ketiga, IKIP, Semarang Press.
Semarang.Hlm.143-245