DISUSUN OLEH
TUGAS AKHIR
Universitas Garut
Oleh:
Disetuju Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
memenuhi salah satu syarat untuk dapat mengikuti Tugas Akhir II pada Prodi S1
Dalam menyelesaikan Proposal Tugas Akhir I ini tentunya tidak lepas dari
dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga Proposal Tugas Akhir I ini dapat terselesaikan
dengan baik sehingga dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima
1. dr. Siva Hamdani, MARS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
4. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa, motivasi
i
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih
kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, penulis harapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga amal baik semua pihak yang
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................ . 1
iii
4.6 Pemeriksaan karakteristik Simplisia ............................................... 33
LAMPIRAN ................................................................................................. 42
iv
BAB I
PENDAHULUAN
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang tidak normal dalam tubuh.
tahun 2030 mencapai 21,3 juta jiwa. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
peringkat dua sebagai penyebab kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di
1
2
sebagai obat diabetes melitus dengan efek samping yang relatif tidak berbahaya
yang berasal dari bahan alam. Tanaman yang memiliki khasiat sebagai
dalam ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum) dapat bertindak sebagai
penangkap radikal hidroksil sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
mencit yang diinduksi aloksan secara signifikan. Tanaman jambu air (Syzygium
yaitu 200 mg/KgBB. Ekstrak etanol daun jambu mawar (Syzygium jambos (L)
100 mg/KgBB. Ekstrak n-heksan dan etil asetat daun jambu mawar mengandung
senyawa steroid, terpenoid, fenol, tanin dan flavonoid. Flavonoid merupakan salah
satu jenis metabolit sekunder yang memberikan efek dalam upaya penurunan
glukosa darah sebagai antioksidan yakni mampu melindungi sel-β pankreas dan
mengetahui aktivitas antihiperglikemia fraksi etil asetat dan air dari daun jambu
3
mawar (Syzygium jambos (L.) Alston) terhadap mencit jantan galur swiss webster
secara in vivo serta menentukan dosis fraksi etil asetat dan air dari daun jambu
informasi mengenai efek pemberian fraksietil asetat dan air dari daun jambu
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan botani dari daun jambu mawar (Syzygium jambos (L.) Alston)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Mangnoliophyta
Kelas : Mangnoliopsida
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
4
5
jambu kraton dan jambu air mawar, sedangkan di Inggris dikenal dengan
memiliki aroma yang wangi khas seperti mawar. Jambu mawar ini dapat
sampai pegunungan setinggi 1.200 mdpl. Pohon jambu mawar tidak terlalu
bentuk mata lembing, memiliki panjang 9-26 cm, lebar 1,5-6 cm,
permukan daun atas berwarna hijau tua dan berkilau, warna daun
terletak dalam jambak, 5-10 cm panjang, 4-10 kuntum bunga besar, lebar
5-10 cm, putih atau hampir kehijau-hijauan, memiliki banyak stamen yang
6
bagus. Jambu mawar juga memiliki buah bulat atau bulat telur, dengan
garis tengah antara 2,5-5 cm, bermahkota daun kelopak dan tangkai putik
wangi seperti aroma bunga mawar pada umumnya, isi warna merah jambu
atau kuning, memiliki warna biji coklat, dan jumlahnya 1-2 biji.9
dan subtropis. Batas biofisika yaitu pada ketinggian 0-2300 meter dan
Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara dan paling banyak di daerah
1.2 Fraksinasi
pelarut tak bercampur yang ditambahkan kedalam ekstrak tersebut, hal ini dapat
dilakukan secara terus menerus dengan menggunakan dua pelarut tak bercampur
yang kepolarannya meningkat. Fraksi biasanya melalui dua tahap: (1) air/n-heksan
untuk menghasilkan fraksi non-polar di lapisan organik, (2) air/etil asetat untuk
7
menghasilkan fraksi agar polar dilapisan organik. Lapisan air yang tersisa akan
mengandung bahan alam larut air yang polar. Fraksi dapat memberikan pemisahan
yang sangat baik, terutama untuk senyawa-senyawa yang memiliki kelarutan yang
sangat berbeda.11
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronik dan gangguan
berbagai sistem organ, terutama ginjal, mata, saraf, dan pembuluh darah.12
1.3.1 Definisi
(DM) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh poliuri, polidipsi
tidak segera diatasi akan terjadi gangguan metabolisme lemak dan protein,
meningkat.13
8
1.3.2 Patofisiologi
tipe-2. Belakangan diketahui bahwa kegagalan sel-β terjadi lebih dini dan
lebih berat dari pada yang diperkirakan sebelumnya. Selain otot, liver dan
konsep tentang :
2.
b) Liver
glukoneogenesis.
c) Otot
d) Sel Lemak
tiazolidindion.
e) Usus
g) Ginjal
h) Otak
1.3.3 Epidemiologi
tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Berdasarkan data Badan
yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa. Dengan mengacu
13
10,2%.14
1.3.4 Diagnosis
seperti:
Plasma
< 100 100-199 ≥ 200
Kadar glukosa Vena
darah sewaktu
(mg/dl) Darah
< 90 90-199 ≥ 200
Kapiler
Plasma
< 100 100-125 ≥ 126
Kadar glukosa Vena
darah Puasa
(mg/dl) Darah
< 90 90-99 ≥ 100
Kapiler
(GDPT).14
Tabel 1.2. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan
prediabetes
1.3.5 Klasifikasi
DM tipe ini terjadi karena efek genetik fungsi sel –β, defek
lain.15
melahirkan.15
1.3.6 Komplikasi
i) Komplikasi Makrovaskular
dan stroke.17
dan amputasi.16
1.3.7 Terapi
i) Terapi Non-Farmakologi
a. Diet
b. Latihan fisik/Olahraga
1. Sulfonilurea
2. Glinid
3. Biguanida
gejala dispesia.14
4. Tiazolidindion (TZD)
Pioglitazone.14
acarbose.14
b. Insulin
darah harian.14
POCT (Point Of Care Testing) adalah salah satu kemajuan teknologi yang
paling penting dalam monitoring kadar glukosa darah pada pasien. POCT (Point
gawat darurat, bahkan di rumah pasien. Alat ini banyak digunakan karena selain
mudah dan praktis untuk digunakan, hasil dari pemeriksaan glukosa darah juga
dapat diketahui dalam hitungan detik dan membutuhkan sampel yang sedikit.18
23
yang mana muatan listrik yang dihasilkan oleh interaksi kimia antara zat tertentu
dalam darah dan zat kimia pada reagen kering (strip) yang akan diukur dan
dikonversi menjadi angka yang sesuai dengan jumlah muatan listrik. Angka yang
dihasilkan dianggap setara dengan kadar zat yang diukur dalam darah. Beberapa
METODE PENELITIAN
aetat dan air dari daun jambu mawar (Syzygium jambos (L.) Alston). Penelitian ini
penetapan kadar abu total, pemeriksaan kadar abu larut air, pemeriksaan kadar abu
tidak larut asam, penetapan susut pengeringan, pemeriksaan kadar sari larut
etanol, dan pemeriksaan kadar sari larut air. Selain dilakukan pemeriksaan
Pengujian aktivitas antihiperglikemia fraksi etil asetat dan air dari daun
jambu mawar Syzygium jambos (L.) Alston) dilakukan pada hewan percobaan
glukosa mencit terlebih dahulu dahulu dipuasakan 18 jam dengan tetap diberikan
24
25
air minum. Mencit ini kemudian dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari,
5mg/70kgBB, kelompok dosisi I diberikan fraksi etil asetat dan air daun jambu
mawar dengan dosis 100 mg/KgBB, kelompok dosis II diberikan fraksi etil asetat
dan air daun jambu mawar dengan dosis 200 mg/KgBB, dan kelompok dosis III
diberikan fraksi etil asetat dan air daun jambu mawar dengan dosis 400 mg/KgBB.
Semua perlakuan diberikan secara oral. Sebelum diberikan sediaan uji semua
mencit diambil darahnya sebagai t-0. Kemudian mencit diberi perlakuan berupa
pada semua kelompok uji kecuali kelompok kontrol negatif. Pengambilan darah
dilakukan pada menit ke-30, 60, 90 dan 120 setelah pemberian glukosa. Parameter
yang dilihat pada penelitian ini adalah kadar glukosa darah hewan pada waktu-
Touch®).
program SPSS (Statistical Program For Social Science). Analisis yang digunakan
adalah uji normalitas dengan tarap kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah
data ini terdapat perbedaan bermakna atau tidak berbeda bermakna. Jika data yang
Variant) dengan syarat jumlah sampel lebih dai tiga kelompok. Kemudian analisis
26
dilanjutkan dengan uji LSD (Last Significant Different). Jika data dinyatakan tidak
homogen analisis dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney.
BAB IV
RENCANA PENELITIAN
4.1.1 Alat
laboratorium, mortir dan stamper, gelas ukur, rotary evaporator, satu set
alat fraksinasi, spatula, botol vial, syringe 1 ml, dan sonde oral untuk tikus.
4.1.2 Bahan
5 mg, aquades, tragakan 1%, etanol 96%, n-heksan, etil asetat, ammoniak
hjantan sehat dengan bobot rata-rata 22-35 gram yang diperoleh dari
27
28
4.2.2 Determinasi
bandung.
i) Sortasi Basah
digunakan.19
ii) Pencucian
iii) Perajangan
iv) Pengeringan
v) Sortasi Kering
vi) Penggilingan
serbuk.19
vii) Penyimpanan
Ekstrak etanol daun jambu mawar diperoleh dengan cara ekstrasi cair
dingin, yaitu maserasi selama 3 x 24 jam yang menggunakan pelarut etanol 96%.
ditambahkan etanol sebanyak 5000 mL. kemudian dimaserasi selama satu hari
sambil sesekali diaduk, campuran disaring dengan kain dan kertas saring. Residu
30
yang telah diperoleh dimaserasi kembali dengan etanol 3500 mL selama satu hari,
kemudian residu hasil dari maserasi ini dimaserasi kembali dengan etanol 1750
mL selama satu hari. Ekstrasi cair atau/filtrat yang diperoleh dari proses maserasi
di atas dipekatkan dengan alat penguap vakum rotory evaporator dan di atas
asetat dan air. Ekstrak kental hasil maserasi dilarutkan dalam air panas (1:4)
yang tidak saling tercampur sama lain yaitu n-heksan, yang dilanjutkan dengan
ditunjukan dengan perubahan warna merah atau jingga pada kertas saring.
Filtrat diekstraksi kembali dengan larutan HCl 10% dan larutan airnya
memisah. Warna merah jingga atau kuning pada lapisan amil alkohol
adanya warna biru tua atau kehijauan), filtrat dalam tabung reaksi kedua
NaOH 1N, hasil positif ditunjukan dengan terbentuknya warna merah. Bila
selam 1 jam. Larutan disaring dan dibagi dua, satu bagian diekstraksi
dengan benzene dan bagian lain diekstraksi dengan larutan campuran eter-
ditunjukan dengan terbentuknya warna jingga, merah atau violet pada pase
air.19
33
merah/hijau/biru/violet.19
penetapan kadar abu tidak laurut asam, penetapan kadar abu larut air, penetapan
kadar air, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar sari larut air, dan
seksama, dimasukan ke dalam cawan krus yang telah dipijar dan ditara.
dan ditimbang. Bila dengan cara ini arang tidak hilang, maka ditambahkan
air panas lalu disaring melalui kertas saring bebas abu, dan kertas saring
teteap. Kadar abu total dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di
udara.20,21
34
menggunakan kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas dan
dipijarkan selama 15 menit pada suhu 450oC samapai bobot tetep. Kadar
abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap berat bahan uji,
tidak larut disaring melalui kertas saring bebas abu, bahan yang tidak larut
dicuci dengan air panas, lalu di masukan ke dalam cawan krus, dipijarkan,
dan ditimbang hingga bobot tetap. Perbedaan bobot sesuai dengan jumlah
abu yang larut dalam air. Kadar abu yang larut dalam air dihitung terhadap
sejumlah 200 mL toluen dimasukan ke dalam labu yang berisi sampel uji
kecepatan lebih kurang 2 tetes per detik pada awal penyulingan dan
dinaikan 4 tetes per detik. Penyulingan dihentikan saat seluruh air telah
35
tersuling. Untuk mengatasi masih adanya air yang belum tersuling, maka
dilakukan penyulingan selama 5 menit. Setelah air dan toluen pada tabung
cawan krus yang sudah dipanaskan selama 30 menit dan telah ditara.
tutupnya terbuka dan dikeringkan pada suhu 105oC hingga bobot tetap.
kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selam 18 jam.
cawan penguap yang telah ditara, residu dipanaskan pada sushu 105oC dan
ditimbang hingga bobot teteap, kadar sari yang larut dalam air dihitung
dalam cawan penguap yang telah ditara lalu sisa pengguapan dipanaskan
pada suhu 105oC dan ditimbang hingga bobot tetap. Kadar sari yang larut
diudara.20,21
Hewan yang digunakan adalah mencit jantan yang diperoleh dari Sekolah
dan pemberian sediaan uji, mencit diaklimatisasi diplihara selama kurang lebih 7
dengan berat badan 22-35 gram. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hewan sehat yang selama pemeliharaan bobot badannya tetap atau
dibagi mejadi 6 kelompok yang terdiri darikelompok kontrol negatif yang diberi
kelompok dosisi I diberikan fraksi etil asetat dan air daun jambu mawar dengan
dosis 100 mg/KgBB, kelompok dosis II diberikan fraksi etil asetat dan air daun
jambu mawar dengan dosis 200 mg/KgBB, dan kelompok dosis III diberikan
fraksi etil asetat dan air daun jambu mawar dengan dosis 400 mg/KgBB.
Pada hari percobaan, semua mencit ditimbang berat badannya, setelah itu
diambil darahnya untuk mengukur kadar glukosa awal. Kemudian, mencit diberi
negatif. Pengambilan darah mencit dilakukan pada menit ke-30, 60, 90 dan 120
Parameter yang diamati adalah kadar glukosa darah pada hewan dengan waktu-
program SPSS (Statistical Program For Social Science). Analisis yang digunakan
adalah uji Normalitas dengan tarap kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah
data tersebut terdapat perbedaan bermakna atau tidak berbeda bermakna. Jika data
untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak homogen. Jika data
38
Variant) dengan syarat jumlah sampel lebih dai tiga kelompok. Kemudian analisis
dilanjutkan dengan uji LSD (Last Significant Different). Jika data dinyatakan tidak
homogen analisis dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney.
DAFTAR PUSTAKA
5. Tandi J. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Jambu Air (Syzygium aqueum (Burm
f.) Alston) Terhadap Glukosa Darah, Ureum Dan Kreatinin Tikus Putih
(Ratus norvegicus). Jurnal of tropical Pharmacy and chemistry. Desember
2017;4(2).
9. Chooi H. O., Buah Khasiat Makanan dan Umbatan, Penerbit Yeohprinco sdn.
Bdh, Kuala Lumpur,2014;60.p
39
40
10. Kingston dan Wcaldren, 2003, The Plant Comunities and Enviromenntal
Gradients of Pitcam Island: The Significance of Invasive Spesies and the
Need for Corservation Management, Annals of Botany, 92(1), Hlm 31-40.
11. Agoes, Goeswin. Teknologi Bahan Alam : Serial Farmasi Industri 2ed.
Revisi, Bandung: penerbit ITB, 2009 ; 1p.
12. Desy Kurniawati., dkk. Uji Penurunan Kadar Glukosa Oleh Ekstrak Etanol
70% Daun Buncis (Phaseolus vurgaris L.) Pada kelinci Jantan Yang
Dibebani. Jurnal biomedika, Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah
Surakarta Vol 4 No,1,February 2012.
LAMPIRAN I
Ekstraksi kental
Gambar11.Baganpembuatanekstrak
43
LAMPIRAN 2
- Dikocok secukupnya
- Dibiarkan sampai terbentuk dua
lapisan
- Diuapkan
Fraksi kental
Gambar22.Baganpembuatan fraksi
44
LAMPIRAN 3
1PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA
Gambar2.Baganpengujian aktivitasantihiperglikmia
45
LAMPIRAN 4
PERHITUNGAN DOSIS
1. Glukosa
2. Glibenklamid
Volume pemberian rute peroral pada mencit 0,2 ml, maka konsentrasi
0,013
glibenklamid yang dibuat = 0,2 𝑚𝑙 = 0,065 mg/mL.
1 tablet = 5 mg
5 𝑚𝑔
Jadi, dibuat = 0,065 𝑚𝑔 x 1 ml = 76,92 mL