Anda di halaman 1dari 91

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR DAN

EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae


(L.) Sweet) PADA TIKUS GALUR WISTAR JANTAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Farmasi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jenderal Achmad Yani

DERA ARIANI
3311081019

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2012
HALAMAN PENGESAHAN

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR DAN


EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae
(L.) Sweet) PADA TIKUS GALUR WISTAR JANTAN

September 2012

DERA ARIANI
3311081019

Disetujui oleh :

Prof. Dr. Elin Yulinah, MS. Sri Wahyuningsih, Dra., M.Si.


Pembimbing Pembimbing

Mengetahui :

Dekan Fakultas MIPA Ketua Jurusan Farmasi

Eddie Krishna Putra, Drs., MT. DR. Afifah B. Sutjiatmo, MS., Apt.
NID : 412110561 NID : 412162949
ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antiinflamasi ekstrak air dan ekstrak etanol
daun tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) pada tikus galur Wistar jantan.
Digunakan metode penghambatan pembentukan udem pada telapak kaki tikus yang
diinduksi dengan menyuntikkan 0,05 mL suspensi karagenan lambda 1% secara
intraplantar. Pemberian ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda dilakukan
secara oral 1 jam sebelum penyuntikan karagenan. Pembentukan udem diukur
volumenya dengan alat pletismometer. Sebagai pembanding digunakan natrium
diklofenak dosis 4,5 mg/kg bb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air
daun tapak kuda dengan dosis 162,81 mg/kg bb dan ekstrak etanol daun tapak
kuda dengan dosis 285,66 mg/kg bb memberikan aktivitas yang paling baik
sebagai antiinflamasi pada p<0,05 dengan menggunakan uji T-student
dibandingkan dengan kontrol.

Kata kunci : Antiinflamasi, Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet, ekstrak air, ekstrak
etanol.
ABSTRACT

Antiinflammatory activity test of water extract and etanol extract of tapak kuda
(Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) leaves was performed in male Wistar rats.
Using the method of inhibition of edema formation in the rat was induced by
injecting 0.05 mL suspension of 1% lambda carrageenan intraplantar. Water
extract and etanol extract of tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) leaves
was administered orally one hour before injection of carrageenan. Formation of
edema volume was measured by means of plethysmometer. Diclofenac sodium at
a dose of 4.5 mg/kg bw was used as a standard drug. The results showed that
water extract of tapak kuda leaves at a dose of 162.81 mg/kg bw and etanol
extract of tapak kuda leaves at a dose of 285.66 mg/kg bw showed
antiinflammatory activity with p <0.05 using paired student-t test compared with
controls.

Key word : Anti-inflammatory, Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet, water extract,


etanol extract.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya dengan judul ”Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Air dan Ekstrak
Etanol Daun Tapak Kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) pada Tikus Galur
Wistar Jantan”.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mendapatkan gelar
sarjana Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Jenderal Achmad Yani.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Eddie Krishna Putra, Drs., MT. selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Achmad Yani.
2. Ibu DR. Afifah B. Sutjiatmo, MS. selaku ketua Jurusan Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Achmad Yani
dan dosen wali yang telah memberikan dukungan semangat dan bantuan
pemikiran selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Prof. Elin Yulinah, MS. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan dukungan semangat dan bantuan pemikiran selama penyusunan
skripsi ini.
4. Ibu Sri Wahyuningsih, Dra., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan dukungan semangat dan bantuan pemikiran selama penyusunan
skripsi ini.
5. Staf pengajar dan karyawan jurusan farmasi.
6. Kedua orang tua saya, papah Ary Hartono, SKM., MKM. dan mamah Lia
Yuliani yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan berupa
moril maupun materil.

i
7. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi jurusan farmasi angkatan 2008 yang
selalu memberikan semangat sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
8. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya penulisan
skripsi ini.

Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat pahala dari


Allah SWT. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa mendatang yang lebih baik.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat dijadikan bahan


pertimbangan dalam melakukan penelitian lebih lanjut dalam rangka
pengembangan ilmu dan wawasan.

Cimahi, Agustus 2012

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tapak Kuda (Ipomoea pes-caparae (L.) Sweet) ........................ 3
2.2 Inflamasi ..................................................................................... 4
2.3 Natrium Diklofenak .................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 14
BAB IV ALAT, BAHAN DAN HEWAN PERCOBAAN ...................... 16
BAB V PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN
5.1 Pengumpulan Bahan Uji dan Determinasi Bahan Uji ................ 17
5.2 Pembuatan Ekstrak Air Daun Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caparae (L.) Sweet).............................................. 17
5.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caparae (L.) Sweet).............................................. 17
5.4 Pemeriksaan Karakteristik Serbuk Simplisia .............................. 18
5.5 Kadar Sari Larut Air dan Larut Etanol ........................................ 19
5.6 Penapisan Fitokimia .................................................................... 19
5.7 Penyiapan Sediaan ..................................................................... 22
5.8 Penyiapan Hewan Percobaan ..................................................... 23
5.9 Pengujian Aktifitas Antiinflamasi Ekstrak air dan Ekstrak
Etanol Daun Tapak Kuda ........................................................... 23
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................... 26
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................. 34

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. HASIL DETERMINASI DAUN TAPAK KUDA .................................. 34
2. SERTIFIKAT PENGUJIAN NATRIUM DIKLOFENAK ..................... 36
3. MORFOLOGI TUMBUHAN DAUN TAPAK KUDA .......................... 37
4. ALAT SOXHLET DAN ALAT PLETISMOMETER ............................ 38
5. HASIL PEMERIKSAAN KARAKTERISTIK SIMPLISIA,
EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA ... 39
6. BAGAN PEMBUATAN EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK
ETANOL DAUN TAPAK KUDA .......................................................... 40
7. BAGAN PENGUJIAN EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR
DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA ............................. 42
8. HASIL PENGUKURAN VOLUME TELAPAK KAKI TIKUS
EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA .. 43
9. PERSEN RADANG EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL
DAUN TAPAK KUDA ........................................................................... 51
10. PERSEN INHIBISI RADANG EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK
ETANOL DAUN TAPAK KUDA .......................................................... 59
11. PERSEN RADANG RATA-RATA EKSTRAK AIR DAN
EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA ....................................... 66
12. PERSEN INHIBISI RADANG RATA-RATA EKSTRAK AIR
DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA ............................ 67
13. GRAFIK AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR
DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA ............................. 68
14. DATA STATISTIK PERSEN RADANG EKSTRAK AIR DAN
EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA ....................................... 70
15. DATA STATISTIK PERSEN INHIBISI RADANG EKSTRAK AIR
DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA ............................. 75

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
V.1 Hasil pemeriksaan kadar air, kadar abu total, kadar sari larut air dan
larut etanol daun tapak kuda ….............................................................. 39
V.2 Hasil penapisan fitokimia daun tapak kuda …………………………... 39
V.3 Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus kelompok
kontrol gom arab 2% ............................................................................. 43
V.4 Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus kelompok
pembanding natrium diklofenak 4,5 mg/kg bb ...................................... 44
V.5 Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus kelompok
uji ekstrak air daun tapak kuda 81,40 mg/kg bb .................................... 45
V.6 Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus kelompok
uji ekstrak air daun tapak kuda 162,81 mg/kg bb .................................. 46
V.7 Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus kelompok
uji ekstrak air daun tapak kuda 325,62 mg/kg bb .................................. 47
V.8 Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus kelompok
uji ekstrak etanol daun tapak kuda 142,83 mg/kg bb ............................ 48
V.9 Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus kelompok
uji ekstrak etanol daun tapak kuda 285,66 mg/kg bb ............................ 49
V.10 Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus kelompok
uji ekstrak etanol daun tapak kuda 571,32 mg/kg bb ............................ 50
V.11 Persen radang pada kelompok gom arab 2% .......................................... 51
V.12 Persen radang pada kelompok pembanding natrium diklofenak
4,5 mg/kg bb .......................................................................................... 52
V.13 Persen radang pada kelompok uji ekstrak air daun tapak kuda
81,40 mg/kg bb ……………………………………………………... .... 53
V.14 Persen radang pada kelompok uji ekstrak air daun tapak kuda
162,81 mg/kg bb .................................................................................... 54
V.15 Persen radang pada kelompok uji ekstrak air daun tapak kuda
325,62 mg/kg bb .................................................................................... 55
V.16 Persen radang pada kelompok uji ekstrak etanol daun tapak kuda
142,83 mg/kg bb .................................................................................... 56
V.17 Persen radang pada kelompok uji ekstrak etanol daun tapak kuda
285,66 mg/kg bb .................................................................................... 57
V.18 Persen radang pada kelompok uji ekstrak etanol daun tapak kuda
571,32 mg/kg bb .................................................................................... 58

v
V.19 Persen inhibisi radang pada kelompok pembanding natrium
diklofenak 4,5 mg/kg bb ........................................................................ 59
V.20 Persen inhibisi radang pada kelompok uji ekstrak air daun tapak kuda
81,40 mg/kg bb ……………………………………………………... .... 60
V.21 Persen inhibisi radang pada kelompok uji ekstrak air daun tapak kuda
162,81 mg/kg bb .................................................................................... 61
V.22 Persen inhibisi radang pada kelompok uji ekstrak air daun tapak kuda
325,62 mg/kg bb .................................................................................... 62
V.23 Persen inhibisi radang pada kelompok uji ekstrak etanol daun tapak
kuda 142,83 mg/kg bb ........................................................................... 63
V.24 Persen inhibisi radang pada kelompok uji ekstrak etanol daun tapak
kuda 285,66 mg/kg bb ........................................................................... 64
V.25 Persen inhibisi radang pada kelompok uji ekstrak etanol daun tapak
kuda 571,32 mg/kg bb ........................................................................... 65
V.26 Persen radang rata-rata ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda 66
V.27 Persen inhibisi radang rata-rata ekstrak air dan ekstrak etanol daun
tapak kuda .............................................................................................. 67
V.28 Data hasil uji statistik persen radang pembanding natrium diklofenak
4,5 mg/kg bb terhadap kontrol gom arab 2% secara uji T-student ........ 70
V.29 Data hasil uji statistik persen radang ekstrak air daun tapak kuda
dosis 81,40 mg/kg bb, 162,81 mg/kg bb dan 325,62 mg/kg bb
terhadap kontrol gom arab 2% dan pembanding natrium diklofenak
4,5 mg/kg bb secara uji T-student .......................................................... 71
V.30 Data hasil uji statistik persen radang ekstrak etanol daun tapak
kuda dosis 142,83 mg/kg bb, 285,66 mg/kg bb dan 571,32 mg/kg bb
terhadap kontrol gom arab 2% dan pembanding natrium diklofenak
4,5 mg/kg bb secara uji T-student .......................................................... 73
V.31 Data hasil uji statistik persen inhibisi radang pembanding natrium
diklofenak 4,5 mg/kg bb terhadap kontrol gom arab 2% secara uji
T-student ................................................................................................ 75
V.32 Data hasil uji statistik persen inhibisi radang ekstrak air daun tapak
kuda dosis 81,40 mg/kg bb, 162,81 mg/kg bb dan 325,62 mg/kg bb
terhadap kontrol gom arab 2% dan pembanding natrium diklofenak
4,5 mg/kg bb secara uji T-student .......................................................... 76
V.33 Data hasil uji statistik persen inhibisi radang ekstrak etanol daun tapak
kuda dosis 142,83 mg/kg bb, 285,66 mg/kg bb dan 571,32 mg/kg bb
terhadap kontrol gom arab 2% dan pembanding natrium diklofenak
4,5 mg/kg bb secara Uji T-student ......................................................... 78

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
II.1 Patogenesis dan gejala peradangan……………………………………. 7
II.2 Penghambatan sintesis prostaglandin oleh obat dalam bagan yang
disederhanakan ………………………………………………………... 11
II.3 Struktur kimia natrium diklofenak.......................................................... 12
II.4 Tanaman tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) ......................... 37
II.5 Daun tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) ............................... 37
III.6 Alat Soxhlet……………………………………………………………. 38
III.7 Alat pletismometer…………………………………………………….. 38
V.8 Bagan pembuatan ekstrak air daun tapak kuda....................................... 40
V.9 Bagan pembuatan ekstrak etanol tapak kuda .......................................... 41
V.10 Bagan pengujian efek antiinflamasi ekstrak air dan ekstrak etanol
daun tapak kuda ..................................................................................... 42
V.11 Grafik persen radang rata-rata ekstrak air daun tapak kuda ................... 68
V.12 Grafik persen radang rata-rata ekstrak etanol daun tapak kuda .............. 68
V.13 Grafik persen inhibisi radang rata-rata ekstrak air daun tapak kuda ..... 69
V.14 Grafik persen inhibisi radang rata-rata ekstrak etanol daun tapak kuda 69

vii
BAB I

PENDAHULUAN

Inflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi atau mengurung
suatu agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu. Inflamasi atau radang
merupakan proses sentral dalam patogenesis dan juga merupakan suatu fungsi
pertahanan tubuh terhadap masuknya organisme maupun gangguan lain (1).

Kasus inflamasi seringkali dijumpai pada masyarakat. Untuk mengatasi gangguan


yang berkaitan dengan inflamasi, masyarakat dihadapkan pada pilihan antara
menggunakan obat sintesis dari bahan kimia atau dengan menggunakan tanaman
obat yang berasal dari alam. Terdapat sejumlah pertimbangan yang dijadikan
alasan oleh masyarakat di dalam penggunaannya, antara lain efek terapi dan efek
samping yang ditimbulkan serta dilihat dari segi ekonominya.

Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies yang
diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat. Penggunaan
obat tradisional, telah meluas sejak zaman nenek moyang dan hingga kini terus
dilestarikan sebagai warisan budaya(2). Sebagian masyarakat menggunakan
tanaman obat tradisional sebagai pengobatan radang, dikarenakan lebih ekonomis,
lebih mudah didapat, dan pada umumnya mempunyai efek samping yang relatif
kecil. Pengembangan obat-obat alternatif sangat penting. Pencarian obat-obat
antiinflamasi baru yang efektif dan memiliki toksisitas yang rendah terus-menerus
dilakukan.

Tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) adalah salah satu tanaman obat
yang dipakai untuk antiinflamasi (antiradang). Tumbuh liar dipantai atau tempat-
tempat yang tanahnya berbatu-batu dan mengandung pasir. Tumbuhan berbatang
basah, licin, merambat atau merayap di tanah. Pada pemakaiannya, herba tapak
kuda digunakan dalam keadaan segar maupun dikeringkan, direbus, untuk

1
2

kemudian digunakan ekstrak hasil rebusannya. Untuk daun kering digunakan


sebanyak 15-30 gram (2).

Berdasarkan data empiris tersebut dilakukan penelitian khasiat dari daun tapak
kuda sebagai obat antiinflamasi yang berasal dari bahan alam, agar diperoleh data
secara ilmiah bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda memiliki
aktivitas antiinflamasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Tapak Kuda


2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan (3)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet

2.1.2 Sinonim (2)


Ipomoea brasiliensis (Linn.) Sweet. Convolvulus brasiliensis, Linn

Nama Daerah (2)


Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet memiliki nama lokal tapak kuda, katang-katang
(Bali) tang katang, daun katang, alere (Bugis), leleri, dalere, batata pantai
(Manado), andah arana, daredei, watata-ruruan, dolodoi, tilalade, mari-mari,
wedor, tati raui, ngemir ngamir, loloro, bulalingo, wedule, dan ma an teng
(China).

2.1.4 Dekripsi Tanaman (2)


Tumbuh liar di daerah pantai atau di tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu
dan mengandung pasir. Tumbuhan berbatang basah, licin, merambat atau merayap
di tanah, warna batang hijau kecoklatan. Daun tunggal, bulat, tebal, licin
mengkilat tidak berambut, berbagi di kedua ujung daun, warna hijau, letak

3
4

tersebar panjang dan lebar daun 3 cm, tangkai daun panjang sekitar 2-3 cm, bila
dipatahkan keluar getah warna putih. Bunga warna ungu, bentuk seperti corong
atau terompet.

2.1.5 Ekologi dan Penyebaran Tanaman (2)


Tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) tumbuh liar di dearah pantai atau di
tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu dan mengandung pasir.

2.1.6 Kandungan Kimia (4)


Menurut Wijatmoko A. (2008) uji fitokimia kelima ekstrak (heksan, kloroform,
etil asetat, aseton, metanol) menunjukkan adanya kandungan senyawa golongan
alkaloid, flavonoid, sedangkan senyawa tanin hanya terdapat pada ekstrak
metanol.

2.1.7 Khasiat (2)


Khasiat dari tapak kuda antara lain untuk mengobati: rheumatic, bisul dan koreng,
wasir berdarah, sakit gigi dan eczema.

2.2 Inflamasi
2.2.1 Definisi Inflamasi
Istilah inflamasi yang berasal dari kata inflammation yang artinya radang,
peradangan. Sedang istilah inflamasi sendiri asalnya dari bahasa latin yaitu:
Inflamation: Inflammare yang artinya membakar. Inflamasi adalah respon
protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang
berfungsi menghancurkan, mengurangi atau mengurung suatu agen pencedera
maupun jaringan yang cedera itu. Inflamasi atau radang merupakan proses sentral
dalam patogenesis dan juga merupakan suatu fungsi pertahanan tubuh terhadap
(1)
masuknya organisme maupun gangguan lain . Inflamasi atau radang adalah
suatu respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal jejas
sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan
asal (5). Bila sel-sel tubuh mengalami cedera atau mati, jaringan hidup disekitarnya
membuat suatu respon yang mencolok yang disebut peradangan. Yang lebih
5

khusus, peradangan adalah reaksi vaskuler yang menimbulkan pengiriman cairan,


zat-zat yang terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringn-jaringan interstisial
di daerah cedera atau nekrosis (6).

Inflamasi, proses peradangan melibatkan sederet peristiwa yang dapat disebabkan


oleh berbagai stimulus (misalnya zat-zat penginfeksi, iskemia, interaksi antigen-
antibodi, serta cedera karena panas atau cedera fisik lain) (7).

Respon peradangan terjadi dalam tiga fase yang berbeda: fase singkat akut,
ditandai oleh vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas kapiler; fase
subakut lambat, tanda yang paling menonjol berupa infiltrasi sel leukosit dan sel
fagosit; fase proliferative kronik, pada fase ini terjadi kerusakan jaringan dan
fibrosis (7).

2.2.2 Jenis Inflamasi


Inflamasi terbagi menjadi dua pola dasar, yaitu inflamasi akut dan inflamasi
kronik.

Inflamasi akut
Inflamasi akut adalah radang yang berlangsung relatif singkat, dari beberapa
menit sampai beberapa hari, dan ditandai dengan eksudasi cairan dan protein
plasma serta akumulasi leukosit neutrofilik yang menonjol (5).

Inflamasi kronik
Inflamasi kronik berlangsung lebih lama (berhari-hari sampai bertahun-tahun) dan
ditandai khas dengan influks limfosit dan makrofag disertai dengan proliferasi
pembuluh darah dan pembentukan jaringan parut (5).
6

2.2.3 Gejala Inflamasi


Beberapa gejala proses inflamasi yang sudah dikenal yaitu :

Rubor (Kemerahan)
Rubor atau kemerahan, biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah
yang mengalami peradangan. Seiring dengan dimulainya reaksi peradangan,
arteriol yang memasok daerah tersebut berdilatasi sehingga memungkinkan lebih
banyak darah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang
sebelumnya kosong, atau mungkin hanya sebagian meregang, secara cepat terisi
penuh dengan darah. Keadaan ini, disebut hyperemia atau kongesti, menyebabkan
kemerahan lokal pada peradangan akut. Tubuh mengontrol produksi hyperemia
pada awal reaksi peradangan, baik secara neurologis maupun kimiawi melalui
pelepasan zat-zat seperti histamin (6).

Kalor (Panas)
Kalor atau panas, terjadi bersamaan dengan kemerahan. Sebenarnya, panas secara
khas hanya merupakan reaksi peradangan yang terjadi pada permukaan tubuh,
yang secara normal lebih dingin dari 37ºC yang merupakan suhu inti tubuh.
Daerah peradangan kulit menjadi lebih hangat dari sekelilingnya karena lebih
banyak darah dialirkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang terkena
dibandingkan dengan ke daerah yang normal (6).

Dolor (Nyeri)
Dolor atau nyeri, pada suatu reaksi peradangan tampaknya ditimbulkan dalam
berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu,
pelepasan zat-zat kimia tertentu seperti histamin atau zat-zat kimia bioaktif lain
dapat merangsang ujung-ujung saraf. Selain itu, pembengkakkan jaringan yang
meradang menyebabkan peningkatan tekanan lokal yang tidak diragukan lagi
dapat menimbulkan nyeri (6).
7

Tumor (Pembengkakan)
Aspek paling mencolok pada peradangan adalah tumor, atau pembengkakan lokal
yang dihasilkan oleh cairan dan sel-sel yang berpindah dari aliran darah ke
jaringan interstisial. Campuran cairan dan sel-sel ini tertimbun didaerah
peradangan disebut eksudat (6).

Fungsio Laesa (Perubahan atau hilangnya Fungsi)


Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar
ataupun secara reflek akan mengalami hambatan oleh rasa sakit. Pembengkakkan
yang hebat secara fisik mengakibatkan berkurangnya gerak jaringan (8).

Radang dapat dihentikan dengan reaksi-reaksi awal yaitu dengan meniadakan


noksi (misalnya dengan transpor toksin keluar) atau dengan menghentikan kerja
yang merusak. Proses-proses ini juga berfungsi primer pada perlawanan terhadap
kerusakan serta pemulihan kondisi asal (9).

Noksius

Kerusakan Sel

Pembebasan Emigrasi leukosit


bahan mediator
Proliferasi sel

Gangguan Eksudasi Perangsangan


Sirkulasi Lokal reseptor nyeri

Pemerahan Panas Pembengkakkan Nyeri Gangguan fungsi

Gambar II.1 Patogenesis dan gejala peradangan (9)


8

2.2.4 Mediator Inflamasi


Pada sebagian besar kasus cedera mencetuskan pembentukkan atau pelepasan zat-
zat kimia di dalam tubuh, dikenal sebagai mediator. Mediator-mediator ini
menimbulkan peradangan (6).

Berapa mediator inflamasi akut, diantaranya (1,10,11):


Histamin : kegiatannya yaitu vasodilatasi, kontraksi sel-sel endotel,
meningkatkan permeabilitas.
Serotonin : vasodilatasi, permeabilitas vaskuler. Serotonin memberi
dampak yang sama seperti histamin pada binatang pengerat, tetapi peranannya
sebagai mediator pada manusia tidak terbukti.
Bradykinin : vasodilatasi, permeabilitas vaskular, potensiasi nyeri.
Prostaglandin : sebagai bronkokonstriktor, kemoatraktan, penghambat
agregasi trombosit, vasodilatasi.
Leukotrien : vasokontriksi, spasmus bronkus, dan meningkatkan
permeabilitas vaskuler.

Beberapa mediator inflamasi kronis (11):


Interleukin-1, 2, 3 : sumber makrofag, limfosit T. Berperan dalam aktivasi
limfosit, produksi prostaglandin.
GM-CSF1 : sumber limfosit T, sel endotel, fibroblas. Aktivasi
makrofag dan granulosit.
TNF-α2 : sumber makrofag. Berperan dalam produksi
prostaglandin.
Interferon : sumber makrofag, sel endotel, limfosit T.
PDGF3 : sumber makrofag, sel endotel, fibroblas, patelet. Efek
kemotaksis fibroblast, proliferasi.

2.2.5 Metode Pengujian Antiinflamasi


i. Metode Penghambat Pembentukan Udema
Metode yang digunakan adalah metode peradangan kaki tikus yang ditimbulkan
oleh zat kimia seperti formalin, putih telur, karagenan, dekstran, kaolin, ragi,
9

serotonin, dan histamin. Senyawa antiradang dapat dideteksi oleh kemampuan


mengurangi atau mencegah udema yang diukur dengan alat pletismometer.
Induktor udem diberikan secara subkutan pada kaki belakang sedangkan bahan uji
diberikan secara oral atau intra parenteral (12).

ii. Metode Luka Bakar


Berdasarkan pada pembentukan luka bakar yang diakibatkan oleh stabilitas panas
dalam jangka waktu dan intensitas tertentu pada tikus yang telah dianestesi.
Kemudian udem diukur dengan cara mengisolasi daerah udem pada kulit (12).

iii. Metode Penanaman Butiran Kapas


Metode ini dilakukan dengan menginplantasi kapas steril yang sudah dibasahi
dengan larutan ampisilin pada punggung tikus, selama 6 hari obat uji diberikan
terus-menerus setiap hari dan pada hari ketujuh tikus dibunuh. Kapas dan jaringan
sekitarnya dikeringkan pada suhu 70ºC selama 24 jam kemudian ditimbang,
metode ini dikenal dengan metode cotton pellet selain kapas dapat juga digunakan
asbes (12).

iv. Metode Peningkatan Permeabilitas Pembuluh Darah


Metode yang digunakan adalah dengan cara menyuntikan larutan biru evan 0,05%
secara intra vena pada tikus, 5 menit kemudian diberi asam asetat 0,7% secara
intra parenteral. Setelah 30 menit tikus dibunuh dan konsentrasi larutan biru evan
diukur pada absorban 590 nm (12).

v. Metode Emigrasi Leukosit.


Metode ini dilakukan dengan cara menyuntik hewan percobaan dengan
menggunakan senyawa iritan secara intra dermal atau subkutan. Setelah 6 jam
jaringan yang rusak dipotong dan jumlah leukosit yang dihasilkan dihitung
sehingga efek antiradang dapat ditentukan (12).
10

2.2.6 Obat-obat Antiinflamasi


Obat-obat antiinflamasi merupakan suatu golongan obat yang memiliki aktivitas
menekan atau mengurangi peradangan. Aktivitas ini dapat dicapai melalui
berbagai cara, yaitu menghambat pembentukan mediator radang prostaglandin,
menghambat migrasi sel-sel leukosit ke daerah radang, dan menghambat
pelepasan prostaglandin dari tempat pembentukannya (9).
Berdasarkan efek terapeutiknya maka obat anti radang dibagi menjadi 2 golongan
utama yaitu :

Obat antiinflamasi steroid


Merupakan obat antiinflamasi yang bekerja dengan cara menghambat enzim
fosfolipase A2 yaitu enzim yang membebaskan asam arakidonat, dari membran
fosfolipid, seperti kortison, hidrokortison, betametason dan deksametason. Efek
obat antiinflamasi golongan steroid yaitu menghambat motilitas makrofag,
menghambat permeabilitas vaskuler, menghambat motilitas neutrofil,
menghambat aktivitas komplemen dan menstabilkan lisosom (13).

ii. Obat antiinflamasi non steroid (AINS)


Merupakan suatu obat antiinflamasi yang tidak termasuk steroid adrenal dan
bukan merupakan penghambat fosfolipase A2. Golongan obat ini menghambat
enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2
(13)
terganggu . Nasib produk siklooksigenase, yaitu PGG2/PGH2, berbeda dari
jaringan ke jaringan, bergantung pada aktivitas enzimatik metabolisme
PGG2/PGH2 yang ada. Asam arakidonat dapat juga diubah, melalui jalur
lipooksigenase, menjadi berbagai leukotrien, NSAID menghambat pembentukan
enzim siklooksigenase dan prostaglandin, obat tersebut tidak menghambat jalur
lipooksigenase, dan dengan demikian tidak menekan pembentukan leukotrien (7).

Obat antiinflamasi non steroid (AINS) dibagi menjadi :


1. Turunan asam salisilat : asam asetil salisilat, benorilat, diflusinal
2. Turunan asam propionat : asam tioprofenat, fenbufen, ibuprofen
3. Turunan asam fenamat : asam mefenamat, meklofenamid
11

4. Turunan asam fenil asetat : diklofenak, fenklofenak


5. Turunan asam asetat inden/indol : indometasin, sulindak, tolmetin
6. Turunan pirazolon : azapropazon, fenil butazon, oksifenbutazon
7. Turunan oksikam : piroksikam, tenoksikam (14).

Lipid membran
Glukokortikoid Fosfolipase A2

Lipooksigenase
Asam arakidonat -------------------- Leukotrien
Analgetika Siklo-oksigenase
antipiretika

Endoperoxid siklik

Prostasiklin Prostaglandin E Prostaglandin F2a Tromboksan A2

Gambar II.2 Penghambatan sintesis prostaglandin oleh obat dalam bagan yang
disederhanakan (9)
12

Natrium Diklofenak

NaOCCH2 Cl

NH

Cl

Gambar II.3 Struktur Kimia Natrium Diklofenak

Natrium diklofenak adalah garam monosodium asam benzenasetat 2-{(2-6-


diklorofenil)amino} dengan formula kimia C14H10Cl2NNaO2 dan bobot molekul
318,13. Natrium diklofenak mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
dari 101,0% C14H10Cl2NNaO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Natrium diklofenak berupa serbuk kristal berwarna putih atau sedikit kekuningan,
sedikit higroskopis, sedikit larut air, mudah larut dalam metanol, alkohol, sedikit
larut dalam aseton, praktis tidak larut dalam eter. Melebur pada suhu sekitar
280ºC (15).

Sifat Farmakologis dari diklofenak adalah mempunyai aktivitas analgesik,


antipiretik, dan antiradang. Senyawa ini merupakan inhibitor siklooksigenase, dan
potensinya jauh lebih besar daripada indometasin, naproksen, atau beberapa
senyawa lain. Selain itu, diklofenak tampak menurunkan konsentrasi intrasel
arakidonat bebas dalam leukosit, mungkin dengan mengubah pelepasan atau
pengambilan asam lemak tersebut (7).

Farmakokinetika dan metabolisme diklofenak, diabsorpsi dengan cepat dan


sempurna setelah pemberian oral, konsentrasi puncak dalam plasma tercapai
dalam waktu 2 sampai 3 jam. Pemberian bersama dengan makanan memperlambat
laju absorpsi tetapi tidak mengubah jumlah yang diabsorpsi. Ada efek lintas
13

pertama yang bermakna, sehingga sekitar 50% diklofenak yang tersedia secara
sistemik. Obat ini banyak yang terikat pada protein plasma (99%), dan waktu
paruhnya dalam plasma 1 sampai 2 jam. Diklofenak berakumulasi dalam cairan
sinovial setelah pemberian oral, yang mungkin menjelaskan durasi efek terapeutik
yang jauh lebih lama daripada waktu paruhnya dalam plasma. Diklofenak
dimetabolisme di hati oleh isozim sitokrom P450 subfamili CYP2C menjadi 4-
hidroksidiklofenak, metabolit utama, serta bentuk terhidroksilasi lain. Setelah
mengalami glukuronidasi dan sulfasi, metabolit tersebut dieksresi dalam urin
(65%) dan empedu (35%) (7).

Penggunaan terapeutik Natrium Diklofenak diizinkan di Amerika Serikat untuk


penanganan simtomatik jangka lama pada arthritis rheumatoid, osteoarthritis, dan
spondilitis ankilosa. Dosis lazim untuk indikasi tersebut 100 samapai 200 mg,
diberikan dalam beberapa dosis terbagi. Senyawa ini mungkin juga berguna untuk
penanganan jangka pendek cedera otot rangka akut, bahu nyeri akut, nyeri
pascaoperasi, dan dismenorea (7).

Efek samping yang lazim ialah mual, gastritis, eritema kulit, dan sakit kepala
sama seperti semua obat AINS, pemakaian obat ini harus berhati-hati pada
penderita tukak lambung. Peningkatan enzim transaminasi dapat terjadi pada 15%
pasien dan umumnya kembali ke normal. Pemakaian selama kehamilan tidak
dianjurkan (14).
14

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini meliputi pengumpulan daun tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.)
Sweet). Kemudian dideterminasi untuk memeriksa kebenaran tumbuhan yang
akan diteliti. Pemeriksaan simplisia, meliputi penapisan fitokimia dan penentuan
karakteristik simplisia, yang terdiri dari penetapan kadar air, penetapan kadar abu
total, penetapan kadar sari larut air dan larut etanol. Simplisia diekstraksi dengan
dua metode, yaitu ekstraksi menggunakan air mendidih untuk mendapatkan
ekstrak air, dan ekstraksi dengan menggunakan seperangkat alat Soxhlet untuk
mendapatkan ekstrak etanol. Setelah diperoleh hasil ekstrak, kemudian
dilanjutkan dengan pengujian aktivitas antiinflamasi.

Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan metode penghambatan


pembentukan udem. Pada metode ini yang diamati terdiri dari awal terjadinya
udem, jangka waktu pengukuran terjadinya udem tiap 15 menit selama 3 jam, dan
volume udem. Pada metode pengujian antiinflamasi ini, masing-masing dibagi
dalam 8 kelompok, yaitu satu kelompok kontrol diberikan suspensi gom arab 2%,
satu kelompok pembanding diberikan suspensi natrium diklofenak dengan dosis
4,5 mg/kg bb, dan enam kelompok dosis uji diberikan dosis suspensi ekstrak air
dan ekstrak etanol daun tapak kuda, pemilihan dosis adalah berdasarkan
pemakaian di masyarakat, setelah dikonversikan ke tikus untuk ekstrak air adalah
dosis 81,40 mg/kg bb, dosis 162,81 mg/kg bb dan dosis 325,62 mg/kg bb,
sedangkan untuk ekstrak etanol daun tapak kuda adalah dosis 142,83 mg/kg bb,
dosis 285,66 mg/kg bb dan dosis 571,32 mg/kg bb. Masing-masing kelompok
terdiri dari 5 ekor tikus. Induktor udem diinduksi oleh zat kimia karagenan
lambda, diberikan secara intraplantar pada kaki belakang tikus sedangkan bahan
uji diberikan secara oral. Volume kaki tikus diukur sebelum dan sesudah
penyuntikan induktor udem dengan menggunakan alat pletismometer setiap
selang waktu 15 menit selama 3 jam.
15

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SPSS dengan metode uji T-
student.
BAB IV

ALAT, BAHAN DAN HEWAN PERCOBAAN

Alat Percobaan
Pletismometer, timbangan tikus, timbangan analitik (Sartorius BI 210 S, ketelitian
0,1 mg), jarum suntik, sonde oral tikus, alat-alat gelas (pyrex), penangas air,
cawan penguap, spatel, oven, kaki tiga, kasa, bunsen, mortir dan stamper.

Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia daun tapak
kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet). Air suling, air kemasan, gom arab,
natrium diklofenak, karagenan lambda, asam klorida 2 N, pereaksi Mayer, peraksi
Dragendorff, eter, vanilin, asam sulfat, natrium asetat, serbuk magnesium, amil
alkohol, KOH 5%, kloroform, besi(III)klorida 1%, larutan gelatin 1%, pereaksi
Liebermann-Burcharad.

Hewan Percobaan
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih galur Wistar jantan
dengan bobot 180 – 210 gram dengan usia rata-rata 2 bulan, yang diperoleh dari
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB.

16
BAB V

PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN

5.1 Pengumpulan Bahan Uji dan Determinasi Bahan Uji


Dilakukan pengumpulan bahan tanaman daun tapak kuda (Ipomoea pes-caprae
(L.) Sweet), dari daerah pantai di Semarang. Determinasi bahan dilakukan di
Laboratorium Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB. Hasil determinasi dapat
dilihat pada Lampiran 1.

5.2 Pembuatan Ekstrak Air daun tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.)
Sweet)
Sebanyak 230,0 g serbuk simplisia dimasukkan dalam kain belacu kemudian
direbus dengan menggunakan pelarut air, perebusan dilakukan dalam panci
selama 20 menit. Perebusan dilakukan 3x dengan menggunakan pelarut yang
baru. Ekstrak dipekatkan diatas penangas air sampai diperoleh ekstrak kental.
Ekstrak kental tersebut kemudian dikeringkan didalam oven pada suhu 600C
hingga didapatkan ekstrak kering kemudian ditimbang. Ekstrak kering daun tapak
kuda sebanyak 27,75 g dengan rendemen 12,06% b/b.

5.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda (Ipomoea pes-caprae (L.)
Sweet)

Sebanyak 200,0 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam alat soxhlet, kemudian


diekstraksi dengan pelarut etanol 95% sampai larutan berwarna jernih. Ekstrak
dipekatkan dengan menggunakan alat ratovapory, kemudian diuapkan diatas
penangas air sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut kemudian
dikeringkan di dalam oven pada suhu 600C hingga diperoleh ekstrak kering
kemudian ditimbang. Ekstrak kering daun tapak kuda sebanyak 21,16 g dengan
rendemen 10,58% b/b.

17
18

5.4 Pemeriksaan Karakteristik Serbuk Simplisia


5.4.1 Penetapan Kadar Air
Sebanyak 2,0 g serbuk simplisia daun tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.)
Sweet) dimasukkan dalam cawan penguap yang sebelumnya telah ditara dan
ditimbang. Kemudian serbuk simplisia dan cawan penguap ditimbang kembali
untuk mendapatkan bobot keseluruhan. Masukkan cawan penguap yang berisi
serbuk simplisia kedalam oven 105ºC selama 5 jam, kemudian didinginkan pada
desikator dan ditimbang bobot serbuk simplisia, kemudian dimasukkan kembali
ke dalam oven pada suhu yang sama selama 1 jam, setelah 1 jam didinginkan pada
desikator dan ditimbang sampai bobot konstan. Kadar air dihitung terhadap bahan
awal (16).

(simplisia awal+berat cawan)-(simplisia konstan+berat cawan)


Kadar air = X100%
Berat simplisia

Hasil penetapan kadar air daun tapak kuda sebesar 7,88% b/b. Hasil dapat dilihat
pada Lampiran 5, Tabel V.1.

5.4.2 Penetapan Kadar Abu Total


Sebanyak 3,0 g simplisia daun tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) yang
telah digerus, dimasukkan ke dalam krus yang telah dipijar dan ditara sebelumnya,
lalu serbuk diratakan. Krus dipijarkan secara perlahan-lahan pada suhu 500oC
hingga arang habis, didinginkan dan ditimbang hingga bobot tetap. Kadar abu
dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara (16).

Berat abu total


Kadar abu total = X 100%
Berat simplisia

Hasil penetapan kadar abu total daun tapak kuda sebesar 7,79% b/b. Hasil dapat
dilihat pada Lampiran 5, Tabel V.1.
19

5.5 Kadar Sari Larut Air dan Larut Etanol


5.5.1 Kadar Sari Larut Air
Sebanyak 5,0 gram simplisia di maserasi selama 24 jam dengan 100 mL air
sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama
18 jam, disaring, dan diuapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan yang
telah ditara, kemudian dipanaskan pada suhu 105oC hingga bobot tetap (16)
. Hasil
penetapan kadar sari larut air daun tapak kuda sebesar 16,32% b/b. Hasil dapat
dilihat pada Lampiran 5, Tabel V.1.

5.5.2 Kadar Sari Larut Etanol


Sebanyak 5,0 gram simplisia di maserasi selama 24 jam dengan 100 mL etanol
sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama
18 jam, disaring, dan diuapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan yang
telah ditara, kemudian dipanaskan pada suhu 105oC hingga bobot tetap (16)
. Hasil
penetapan kadar sari larut etanol daun tapak kuda sebesar 4,52% b/b. Hasil dapat
dilihat pada Lampiran 5, Tabel V.1.

5.6 Penapisan Fitokimia


5.6.1 Uji Alkaloid
Sebanyak 1,0 gram simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda
dibasakan dengan 5 mL ammonia encer, kemudian ditambahkan 20 mL
kloroform, digerus kuat-kuat. Lapisan kloroform disaring, kemudian kedalamnya
ditambahkan 1 mL asam klorida 2 N. Campuran dikocok kuat-kuat sehingga
terjadi pemisahan fase. Fase air diambil, dibagi menjadi 3 bagian. Masing-masing
ditempatkan dalam tabung reaksi terpisah.
Bagian 1 : Ditambahkan 2-3 tetes pereaksi Mayer. Adanya alkaloid bila
terbentuknya endapan atau kekeruhan berwarna putih.
Bagian 2 : Ditambahkan 2-3 tetes pereaksi Dragendorff. Adanya alkaloid bila
terbentuk endapan atau kekeruhan berwarna jingga coklat
Bagian 3 : Digunakan sebagai blanko (17).
20

Hasil pengujian menunjukkan daun tapak kuda mengandung alkaloid (Lampiran


5, Tabel V.2).

5.6.2. Uji Flavanoid


Sebanyak 1,0 gram simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda
ditambahkan 20 mL air dalam tabung reaksi dipanaskan diatas tangas air,
kemudian disaring. Kedalam 5 mL filtrat dicampur dengan serbuk magnesium dan
asam klorida 2 N. Campuran dipanaskan ditangas air, lalu disaring. Pada filtrat
dalam tabung reaksi ditambahkan amil alkohol, lalu kocok kuat-kuat dan biarkan
memisah. Adanya flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna kuning pada
(17)
lapisan amil alkohol . Hasil pengujian menunjukkan daun tapak kuda
mengandung flavanoid (Lampiran 5, Tabel V.2).

5.6.3 Saponin
Sebanyak 1,0 gram simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda
ditambahkan air dipanaskan sampai mendidih selama 5 menit, disaring diambil
filtratnya setelah dingin filtrat dikocok kuat-kuat sampai terbentuk busa. Adanya
saponin ditandai dengan terbentuknya buih yang mantap selama tidak kurang 10
menit setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N,
(17)
buih tidak hilang . Hasil pengujian menunjukkan daun tapak kuda
mengandung saponin (Lampiran 5, Tabel V.2).

5.6.4. Tanin
Sebanyak 1,0 gram simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda
ditambahkan 20 mL air dalam tabung reaksi dipanaskan ditangas air, kemudian
disaring. Sebanyak 1 mL filtrat ditambahkan larutan gelatin 1%. Adanya senyawa
(17)
tanin ditandai dengan terjadinya endapan putih . Hasil pengujian menunjukkan
daun tapak kuda mengandung tanin (Lampiran 5, Tabel V.2).

5.6.5. Polifenol
Sebanyak 1,0 gram simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda
ditambahkan 20 mL air dalam tabung reaksi diatas tangas air sampai mendidih
21

selama 5 menit. Kemudian disaring. Pada filtrat ditambahkan 2-3 tetes larutan
pereaksi besi(III)klorida. Adanya senyawa polifenol ditandai dengan terjadinya
(17)
warna hijau-biru kehitaman . Hasil pengujian menunjukkan daun tapak kuda
mengandung polifenol (Lampiran 5, Tabel V.2).

5.6.6. Kuinon
Sebanyak 1,0 gram simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda
ditambahkan 20 mL air dalam tabung reaksi dipanaskan ditangas air, kemudian
disaring. Kedalam filtrat ditambahkan 2-3 tetes larutan kalium hidroksi 5%.
(17)
Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning . Hasil
pengujian menunjukan daun tapak kuda mengandung kuinon (Lampiran 5, Tabel
V.2).

5.6.7. Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid


Sebanyak 1,0 gram simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda
ditambahkan 20 mL eter, kemudian disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan
penguap diatas penangas air hingga kering. Kemudian diteteskan vanilin 10%
dalam asam sulfat pekat. Terjadinya warna coklat menunjukkan adanya
monoterpenoid dan seskuiterpenoid (17). Hasil pengujian menunjukkan daun tapak
kuda mengandung monoterpenoid dan seskuiterpenoid (Lampiran 5. Tabel V.2).

5.6.8. Steroid dan Triterpenoid


Sebanyak 1,0 gram simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda
ditambahkan 20 mL eter, kemudian disaring. Filtrat dimasukkan dalam cawan
penguap lalu diuapkan diatas penangas air hingga kering, kemudian diteteskan
pereaksi Liebermann-Buchard. Terjadinya warna ungu menunjukkan adanya
(17)
senyawa steroid . Hasil pengujian menunjukkan daun tapak kuda tidak
mengandung steroid dan triterpenoid (Lampiran 5, Tabel V.2).
22

5.7 Penyiapan Sediaan


5.7.1. Pembuatan Suspensi Gom Arab 2%
Sebanyak 0,2 gram gom arab dimasukkan ke dalam mortir, kemudian
ditambahkan 10 mL air suling hangat sedikit demi sedikit sambil digerus sampai
didapatkan suspensi yang homogen.

5.7.2. Pembuatan Suspensi Karagenan 1%


Sebanyak 0,1 gram karagenan ditambahkan 10 mL air suling sedikit demi sedikit
sampai didapatkan larutan yang homogen. Larutan dimasukkan ke dalam botol
vial dan dibiarkan selama 24 jam dalam suhu kamar agar terbentuk larutan yang
mengembang.

5.7.3. Pembuatan Suspensi Natrium diklofenak dalam Gom Arab 2%


Sebanyak 112,5 mg Natrium diklofenak ditambahkan larutan gom arab 2% sedikit
demi sedikit hingga volume 250 mL, sehingga diperoleh sediaan dosis 0,9 mg/2
mL.

5.7.4. Pembuatan Sediaan Uji Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Daun Tapak
Kuda
Sediaan uji yang digunakan adalah ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda.
Dosis yang digunakan untuk ekstrak air daun tapak kuda yaitu 81,40 mg/kg BB,
162,81 mg/kg BB dan 325,62 mg/kg BB. Pada ekstrak etanol dosis yang
digunakan adalah 142,83 mg/kg BB, 285,66 mg/kg BB dan dosis 571,32 mg/kg
BB.

Dosis ekstrak air daun tapak kuda dibuat dengan cara pengenceran dari larutan
induk 65,12 mg/2 mL (ekstrak air daun tapak kuda dengan dosis 325,62 mg/kg
BB) dan ekstrak etanol daun tapak kuda dibuat dari pengenceran larutan induk
114,26 mg/2 mL (ekstrak etanol daun tapak kuda dengan dosis 571,32 mg/kg
BB).
23

Larutan induk 65,12 mg/2 mL (ekstrak air daun tapak kuda) dibuat dengan cara
ditimbang 1628,1 mg kemudian disuspensikan dalam gom arab 2 % hingga
volume 50 mL.
Larutan induk 114,26 mg/2 mL (ekstrak etanol daun tapak kuda) dibuat dengan
cara ditimbang 2856,6 mg kemudian disuspensikan dalam gom arab 2 % hingga
volume 50 mL.

Untuk memperoleh sediaan ekstrak air daun tapak kuda (162,81 mg/kg BB)
dengan cara diambil 10 mL dari larutan induk (65,12 mg/2 mL) dan ditambahkan
dengan dengan gom arab 2 % hingga volume 20 mL, untuk memperoleh dosis
(81,40 mg/kg BB) dengan cara diambil 10 mL dari larutan dosis (162,81 mg/kg
BB) dan ditambahkan dengan dengan gom arab 2 % hingga volume 20 mL,
sedangkan untuk memperoleh dosis (325,62 mg/kg BB) dengan cara diambil 2
mL dari larutan induk (65,12 mg/2 mL).

Sedangkan untuk membuat sediaan ekstrak etanol daun tapak kuda dosis (285,66
mg/kg BB) dengan cara diambil 10 mL dari larutan induk (114,26 mg/2 mL) dan
ditambahkan dengan suspensi gom arab 2 % hingga volume 20 mL, untuk
memperoleh dosis (142,83 mg/kg BB) dengan cara diambil 10 mL larutan dosis
(285,66 mg/kg BB) dan ditambahkan dengan suspensi gom arab 2 % hingga
volume 20 mL, sedangkan untuk memperoleh dosis (571,32 mg/kg BB) dengan
cara diambil 2 ml dari larutan induk (114,26 mg/2 mL).

5.8 Penyiapan Hewan Percobaan


Hewan percobaan yaitu tikus galur wistar jantan dengan bobot 180-210
gram. Hewan percobaan diadaptasi selama satu minggu sebelum percobaan
dilakukan, dimana setiap hari bobot badan ditimbang dan hanya hewan
yang sehat dan normal yang digunakan, kemudian 18 jam sebelum
percobaan tikus dipuasakan tetapi air minum tetap diberikan.
24

5.9 Pengujian Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol


Daun Tapak Kuda
Ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda diuji dengan menggunakan metode
penghambatan pembentukan udem pada kaki tikus yang diinduksi oleh zat kimia.
Induktor yang digunakan adalah suspensi karagenan lambda 1 %. Induktor
tersebut disuntikkan pada telapak kaki belakang tikus secara intraplantar,
pengukuran udem kaki dilakukan dengan memakai alat pletismometer. Pemberian
zat uji, pembanding dan suspensi gom arab dilakukan secara oral satu jam
sebelum induktor udem disuntikkan.

Pengukuran volume udem dilanjutkan setiap 15 menit selama 3 jam. Aktivitas


antiinflamasi bahan uji dan obat pembanding ditunjukkan oleh kemampuannya
menghambat pembentukan udem yang diinduksi pada telapak kaki tikus tersebut.

Tikus dibagi menjadi 8 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 ekor, yang
setiap kelompoknya berat badan antar tikus tidak jauh berbeda.

Pengelompokan hewan untuk pengujian antiinflamasi adalah :


1. Kelompok kontrol, diberi suspensi gom arab 2%
2. Kelompok pembanding, diberi suspensi Natrium diklofenak dosis 4,5 mg/kg
BB
3. Kelompok uji 1, diberi suspensi ekstrak air daun tapak kuda dosis 81,40
mg/kg BB
4. Kelompok uji 2, diberi suspensi ekstrak air daun tapak kuda dosis 162,81
mg/kg BB
5. Kelompok uji 3, diberi suspensi ekstrak air daun tapak kuda dosis 325,62
mg/kg BB
6. Kelompok uji 4, diberi suspensi ekstrak etanol daun tapak kuda dosis
142,83 mg/kg BB
7. Kelompok uji 5, diberi suspensi ekstrak etanol daun tapak kuda dosis
285,66 mg/kg BB
8. Kelompok uji 6, diberi suspensi ekstrak etanol daun tapak kuda dosis
571,32 mg/kg BB
25

Prosedur pengujian aktivitas antiinflamasi menurut metode penghambatan


pembentukan udem yaitu sebagai berikut :
Tikus dikelompokkan secara acak, kaki kiri belakang tikus diberi tanda dengan
spidol, volume kaki tikus diukur dengan menggunakan alat pletismometer sebagai
volume awal (Vo) untuk setiap tikus.
Pada kelompok kontrol setiap tikus diberi suspensi gom arab 2%, pada kelompok
pembanding setiap tikus diberi suspensi Natrium diklofenak dosis 4,5 mg/Kg BB,
dan pada kelompok uji setiap tikus diberi suspensi ekstrak air dan ekstrak etanol
daun tapak kuda secara oral.
Setelah satu jam pemberian suspensi gom arab 2%, suspensi Natrium diklofenak
4,5 mg/Kg BB, suspensi ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda, telapak
kaki kiri semua tikus disuntik secara intraplantar dengan 0,05 mL larutan
karagenan lambda 1%.
Selanjutnya setiap selang waktu 15 menit selama 3 jam, volume kaki tikus diukur
dengan alat pletismometer. Dicatat volume kaki untuk setiap pengukuran (Vt).
Hasil pengamatan, volume kaki pada setiap pengukuran untuk masing-masing
tikus dihitung persentase kenaikan volume kakinya dan dibandingkan terhadap
volume awal sebelum penyuntikkan dengan karagenan.
Data dianalisis secara statistika dengan metode T-student menggunakan perangkat
lunak SPSS 19.0 for windows.
BAB VI

PEMBAHASAN

Hasil determinasi menunjukkan bahwa daun tapak kuda yang digunakan adalah
benar daun tapak kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet). Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan karakteristik simplisia dan ekstrak yang bertujuan untuk memberikan
batasan atau sebagai standarisasi bahan dan mengetahui kriteria umum kualitas
bahan yang akan digunakan meliputi penetapan kadar air dengan metode
gravimetri, kadar abu total, kadar sari larut air dan larut etanol, dan penapisan
fitokimia.

Penetapan kadar air dilakukan untuk mengetahui jumlah air yang terdapat dalam
simplisia. Kadar air yang terkandung dalam simplisia dipersyaratkan harus kurang
dari 10%, jika kadar air simplisia lebih besar dari 10% maka harus dikeringkan
kembali untuk mencegah pertumbuhan jamur dan kapang pada simplisia selama
proses penyimpanan. Penetapan kadar abu ditujukan untuk mengetahui jumlah
kandungan mineral serta unsur anorganik dari simplisia. Penentuan kadar sari
menunjukkan jumlah senyawa yang dapat tersari oleh kedua pelarut tersebut.
Umumnya senyawa metabolit sekunder dapat tersari oleh air yang merupakan
pelarut yang umum digunakan secara tradisional dan etanol sebagai pelarut
universal. Penapisan fitokimia bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit
sekunder yang terdapat dalam simplisia yang dapat digunakan sebagai prediksi
awal efek farmakologi dari simplisia tumbuhan tersebut. Hasil penapisan tersebut
menunjukkan bahwa daun tapak kuda mempunyai kandungan metabolit sekunder
yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, polifenol, monoterpenoid dan
seskuiterpenoid.

Pada ekstrak air daun tapak kuda, cara ekstraksi dengan air panas ini dilakukan
karena merujuk dari pemakaian secara tradisionalnya. Ekstrak air kering daun
tapak kuda yang diperoleh sebanyak 27,75 g dengan rendemen sebesar 12,06%
b/b. Sedangkan ekstrak etanol dibuat dengan menggunakan seperangkat alat

26
27

Soxhlet, yang mempunyai kelebihan dari sisi pelarut yang digunakan lebih sedikit
daripada menggunakan alat ekstraksi panas lainnya. Ekstrak etanol kering yang
diperoleh sebanyak 21,16 g dengan rendemen 10,58% b/b.

Metode pengujian aktivitas antiinflamasi menggunakan metode penghambatan


pembentukan udem. Pembanding yang digunakan adalah natrium diklofenak.
Natrium diklofenak dipilih sebagai pembanding karena merupakan obat
Antiinflamasi Non Steroid (AINS) yang aktivitasnya dengan jalan menghambat
enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Diabsorbsi secara cepat dan lengkap setelah pemberian peroral dan kadar puncak
dalam plasma dicapai dalam 2-3 jam, mempunyai efek antiinflamasi yang besar
dibandingkan dengan obat-obat AINS lainnya dan penumpukkan AINS di dalam
tubuh pasien tidak banyak karena memiliki masa kerja yang panjang dengan
waktu paruh singkat.

Pada pengujian menggunakan sediaan ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak
kuda ini masing-masing menggunakan tiga dosis yaitu untuk sediaan ekstrak air,
yang digunakan adalah dosis 81,40 mg/kg bb, dosis 162,81 mg/kg bb dan dosis
325,62 mg/kg bb, sedangkan untuk sediaan ekstrak etanol yang digunakan adalah
dosis 142,83 mg/kg bb, dosis 285,66 mg/kg bb dan dosis 571,32 mg/kg bb. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa puncak persen radang kelompok kontrol,
pembanding, ekstrak air dosis 81,40 mg/kg bb, 162,81 mg/kg bb, 325,62 mg/kg
bb, ekstrak etanol dosis 142,83 mg/kg bb, 285,66 mg/kg bb dan dosis 571,32
mg/kg bb berturut-turut adalah 82,74%, 41,35%, 57,01%, 40,96%, 46,84%,
70,13%, 46,05% dan 49,64%. Semua puncak radang terjadi pada menit ke 180,
kecuali pada ekstrak air dosis 162,81 mg/kg bb dan 325,62 mg/kg bb terjadi pada
menit ke 165. Untuk melihat kemampuan suatu obat dalam menghambat radang
yang timbul karena proses inflamasi atau aktifitas antiinflamasi dari obat atau
ekstrak dapat dihitung dari persen inhibisi radang. Hasil perhitungan persen
inhibisi radang kelompok pembanding menunjukkan bahwa puncak persen
inhibisi radang terjadi pada menit ke 15 dan 180 sebesar 64,28% dan 50,03%.
Pada ekstrak air dosis 81,40 mg/kg bb puncak persen radang terjadi pada menit ke
28

15 dan 165 sebesar 43,21% dan 32,86%, pada ekstrak air dosis 162,81 mg/kg bb
puncak persen inhibisi radang terjadi pada menit ke 15 dan 180 sebesar 43,73%
dan 52,35%, pada ekstrak air dosis 325,62 mg/kg bb puncak persen radang terjadi
pada menit ke 15 dan 180 sebesar 58,18% dan 43,58%. Sedangkan pada ekstrak
etanol dosis 142,83 mg/kg bb puncak persen inhibisi radang terjadi pada menit ke
45 dan 180 sebesar 23,23% dan 15,24%, pada ekstrak etanol dosis 285,66 mg/kg
bb puncak persen inhibisi radang terjadi pada menit ke 45 dan 180 sebesar
47,69% dan 44,34%, pada ekstrak etanol dosis 571,32 mg/kg bb puncak persen
inhibisi radang terjadi pada menit ke 60, 135, kemudian memuncak lagi pada
menit ke 180 yaitu berturut-turut sebesar 25,33%, 39,90% dan 40,00%.

Persen radang dan persen inhibisi radang dari setiap kelompok perlakuan
dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode T-student. Pada
pengamatan parameter waktu terjadinya radang dengan menggunakan metode T-
student, kelompok kontrol gom arab 2% mulai mengalami radang pada menit ke
15 sampai menit ke 180, sedangkan pada kelompok pembanding menunjukkan
hasil yang berbeda secara bermakna pada menit ke 15 sampai menit ke 180.
Untuk ekstrak air daun tapak kuda dosis 81,40 mg/kg bb menunjukkan perbedaan
secara bermakna pada menit ke 105, 135 sampai menit ke 180. Untuk ekstrak air
daun tapak kuda dosis 162,81 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna
pada menit ke 15, 90 sampai menit ke 180. Sedangkan untuk ekstrak air daun
tapak kuda dosis 325,62 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna pada
menit ke 30, 60, 90 sampai menit ke 180. Untuk ekstrak etanol daun tapak kuda
dosis 142,83 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit ke
30,45,165, dan menit ke 180. Untuk ekstrak etanol daun tapak kuda dosis 285,66
mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit ke 15 sampai
menit ke 180. Sedangkan untuk ekstrak etanol daun tapak kuda dosis 571,32
mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit ke 105 sampai
menit ke 180.

Selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan uji T-student dengan


membandingkan masing-masing kelompok uji terhadap kelompok pembanding
29

natrium diklofenak 4,5 mg/kg bb dengan tujuan untuk mengetahui apakah


masing-masing dosis pengujian mempunyai aktivitas antiinflamasi yang
sebanding dengan natrium diklofenak 4,5 mg/kg bb. Pada ekstrak air daun tapak
kuda hasil menunjukkan pada beberapa data terjadi perbedaan secara bermakna
bila dibandingkan dengan kelompok pembanding. Pada ekstrak etanol dosis
142,83 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna terhadap pembanding
pada menit ke 90 sampai 180. Sedangkan pada ekstrak etanol dosis 285,66 mg/kg
BB dan 571,32 mg/kg bb secara berurutan menunjukkan tidak adanya perbedaan
secara bermakna pada menit ke 15 sampai 180 dan 30 sampai 165.

Pada pengamatan persen inhibisi radang menggunakan metode T-student


dibandingkan terhadap kontrol, kelompok pembanding menunjukkan hasil yang
berbeda secara bermakna pada menit ke 15 sampai menit ke 180. Untuk ekstrak
air daun tapak kuda dosis 81,40 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara
bermakna pada menit ke 45, 60, 105 sampai menit ke 180. Untuk ekstrak air daun
tapak kuda dosis 162,81 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna pada
menit ke 15, 60 sampai menit ke 180. Sedangkan untuk ekstrak air daun tapak
kuda dosis 325,62 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit
ke 30, 60, 90 sampai menit ke 180. Untuk ekstrak etanol daun tapak kuda dosis
142,83 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit ke 30, 45,
60, 165 dan 180. Untuk ekstrak etanol daun tapak kuda dosis 285,66 mg/kg bb
menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit ke 15 sampai menit ke 180.
Sedangkan untuk ekstrak etanol daun tapak kuda dosis 571,32 mg/kg bb
menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit ke 60 sampai menit ke 180.

Selanjutnya analisis statistik menggunakan uji T-student dengan membandingkan


masing-masing kelompok uji terhadap kelompok pembanding natrium diklofenak
4,5 mg/kg bb. Pada ekstrak air daun tapak kuda dosis 81,40 mg/kg bb
menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit ke 45, 90, 120, 135 dan 180.
Pada ekstrak air daun tapak kuda dosis 162,81 mg/kg bb menunjukkan perbedaan
secara bermakna pada menit ke 45. Sedangkan pada ekstrak air daun tapak kuda
dosis 325,62 mg/kg bb menunjukkan perbedaan secara bermakna pada menit ke
30

120 dan 150. Pada ekstrak etanol dosis 142,83 mg/kg bb menunjukkan perbedaan
secara bermakna terhadap pembanding pada menit ke 90 sampai 180. Sedangkan
pada ekstrak etanol dosis 285,66 mg/kg bb dan 571,32 mg/kg bb secara berurutan
menunjukkan tidak adanya perbedaan secara bermakna pada menit ke 15 sampai
180 dan pada menit ke 30 sampai 165.

Hasil pengujian persen radang dan persen inhibisi radang menunjukkan bahwa
aktivitas antiinflamasi yang paling baik adalah ekstrak air daun tapak kuda dosis
162,81 mg/kg bb dan ekstrak etanol daun tapak kuda dosis 285,66 mg/kg bb.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia daun tapak kuda memiliki kadar air
sebesar 7,88% b/b dan kadar abu total sebesar 7,79% b/b. Sedangkan kadar sari
larut air dan larut etanol simplisia daun tapak kuda berturut-turut sebesar 16,32%
b/b dan 4,52% b/b. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa dalam
simplisia, ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak kuda terdapat alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, kuinon, polifenol, monoterpenoid dan seskuiterpenoid.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol daun tapak
kuda memberikan aktivitas antiinflamasi. Dosis ekstrak air dan ekstrak etanol
daun tapak kuda yang memiliki aktivitas paling baik sebagai antiinflamasi adalah :
Ekstrak air daun tapak kuda : Dosis 162,81 mg/kg bb, sesuai dengan
dosis yang biasa digunakan di masyarakat.
Ekstrak etanol daun tapak kuda : Dosis 285,66 mg/kg bb, merupakan dua kali
dosis yang biasa digunakan di masyarakat.

7.2 Saran
Disarankan untuk dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap uji toksisitas
akut untuk kemanan dalam penggunaannya serta dapat dikembangkan menjadi
bentuk sediaan farmasi yang tepat agar lebih mudah dalam penggunaannya.

31
DAFTAR PUSTAKA

Sudoyo, A.W., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi 4, Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 2006, 1107-1116, 1315-1318.
Arisandi, Y., Andriani, Y., Khasiat Tanaman Obat, Edisi 5, Penerbit Pustaka
Buku Murah, 2008, 3, 256-257.
Situs Dunia Tumbuhan, Informasi spesies Ipomoea pes-caprae L. Sweet,
http://www.plantamor.com/index.php?plant=715

Wijatmoko, A., Isolasi dan Uji Genotoksisitas Inhibitor Topoisomerase I dari


Daun Ipomoea pes-caprae, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, 2008.
Robbins, S. L.,Cotran, R.S. & Kumar, V. Buku Ajar Patologi I, Edisi 7, Alih
bahasa: dr. Awal Prasetyo, dr. Brahm U. Pendit, dan dr. Toni Priliono. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1995, 35-63.
Price and Wilson, Patofisiologis Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6,
Buku Kedokteran EGC, 2006, 56-79, 123-125.
Robert II, L. Jackson and Morrow, Jason D., Dasar Farmakologi Terapi vol 1
“Senyawa Analgesik-Antipiretik dan Antiradang serta Obat-obat yang
Digunakan dalam Penanganan Pirai”, Edisi 10, Kedoktean EGC, Jakarta, 2008,
666-706.
Underwood, J.C.E, Patologi Umum dan Sistemik, Edisi 2, Kedokteran EGC,
Jakarta, 1995, 242-244.
Mutschler, E. Dinamika Obat, Edisi 5, Penerjemah: Widianto, ITB, Bandung,
1991, 193-211.
Robbins, S.L., Kumar, V., Buku Ajar Patologi 1, Edisi 4, EGC, Surabaya, 1995,
28-53.
Katzung, B.G, Farmakologi Dasar dan Klinik, Buku 2, Edisi 8, Penerjemah:
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit
Salemba Medika, 2002, 449-471.
Shcherner R.A and White House M.W., Anti Inflammatory Agents Chemistry
and Pharmacology, Volume II, Academic press. New York, 1974, 34-110, 219-
253, 235-243.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, FK UI, Jakarta, 2007, 230-246.
Ganiswara, Sulistia G., Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, FKUI, Jakarta, 1995.
Hlm.207-219

Departement of Health Scottish Office, Departement of Health and Social


Services for Northern Ireland, British Pharmacopeia, Volume 1, The Stationary
Office London, 1999, 494.

32
33

Direktorat Jenderal POM, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Parameter


Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan pertama, Depkes RI,
Jakarta, 2000, 11-15.
Fransworth, N.R., Biological and Phytochemical Screening of Plants, Journal of
Pharmaceutical Sciences Vol. 55 Number 3, 1966, 243-265.
LAMPIRAN 1

HASIL DETERMINASI TUMBUHAN TAPAK KUDA

34
LAMPIRAN 1

(LANJUTAN)

35
LAMPIRAN 2

SERTIFIKAT PENGUJIAN NATRIUM DIKLOFENAK

36
LAMPIRAN 3

MORFOLOGI TUMBUHAN DAUN TAPAK KUDA


(Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet)

Gambar II.4 Tanaman Tapak Kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet)

Gambar II.5 Daun Tapak Kuda (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet)

37
LAMPIRAN 4

ALAT SOXHLET DAN PLETISMOMETER

Gambar III.6 Alat Soxhlet

Gambar III.7 Alat Pletismometer

38
LAMPIRAN 5

HASIL PEMERIKSAAN KARAKTERISTIK SIMPLISIA, EKSTRAK AIR


DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

TABEL V.1

Hasil Pemeriksaan Kadar Air, Kadar Abu Total, Kadar Sari Larut Air dan Larut
Etanol Daun Tapak Kuda

Parameter
Simplisia Kadar Abu Kadar Sari Kadar Sari
Kadar Air
Total Larut Air Larut Etanol
Daun Tapak
7,88% b/b 7,79% b/b 16,32% b/b 4,52% b/b
Kuda

TABEL V.2

Hasil Penapisan Fitokimia Daun Tapak Kuda

Golongan Senyawa Kimia Hasil


Simplisia Ekstrak Air Ekstrak Etanol
Alkaloid + + +
Flavonoid + + +
Kuinon + + +
Polifenol + + +
Saponin + + +
Steroid dan Triterpenoid - - -
Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid + + +
Tanin + + +

Keterangan :

(+) Ditemukan kandungan senyawa yang diuji


(-) Tidak ditemukan kandungan senyawa yang diuji

39
LAMPIRAN 6

BAGAN PEMBUATAN EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN


TAPAK KUDA

Daun tapak kuda Determinasi

 Dicuci, dibersihkan dari pengotor


 Dikeringkan di bawah sinar matahari dengan cara
diangin-anginkan

Simplisia

Digiling dan diayak

Serbuk simplisia

 Dimasukkan ke dalam kain belacu


 Ditambahkan air + 2 L
 Dididihkan selama 20 menit
 Diulangi hingga tiga kali

Ekstrak cair

Diuapkan di atas tangas air

Ekstrak kental

Dikeringkan dalam oven suhu 60ºC

Ekstrak kering

Gambar V.8 Bagan Pembuatan Ekstrak Air Daun Tapak Kuda

40
LAMPIRAN 6

(LANJUTAN)

Daun tapak kuda Determinasi

 Dicuci, dibersihkan dari pengotor


 Dikeringkan di bawah sinar matahari dengan
cara diangin-anginkan

Simplisia

Digiling dan di ayak

Serbuk simplisia

Diekstraksi menggunakan seperangkat alat


Soxhlet dengan pelarut etanol 95%

Ekstrak etanol

Dipekatkan dengan menggunakan


rotavapory

Ekstrak pekat

Diuapkan di atas tangas air

Ekstrak kental

Dikeringkan dalam oven suhu 60ºC

Ekstrak kering

Gambar V.9 Bagan Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda

41
LAMPIRAN 7

BAGAN PENGUJIAN EFEK ANTI INFLAMASI EKSTRAK AIR DAN


EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

Tikus dibagi menjadi 8 kelompok

Kelompok Uji

Kelompok Pembanding
Kelompok Kontrol (Suspensi natrium diklofenak
(Suspensi gom arab 2%) dosis 4,5 mg/kg bb)

Ekstrak air daun tapak kuda. Ekstrak etanol daun tapak kuda.
Dosis : Dosis :
I. 81,40 mg/kg bb I. 142,83 mg/kg bb
II. 162,81 mg/kg bb II. 285,66 mg/kg bb
III. 325,62 mg/kg bb III. 571,32 mg/kg bb

1 jam

Induksi karagenan 1%
secara intraplantar

15 menit

Kaki tikus dicelupkan pada alat pletismometer


setiap 15 menit selama 3 jam

Data ditabulasi kemudian diolah secara statistik


dengan metode T-student menggunakan
perangkat lunak SPSS 19.0 for windows

Gambar V.10 Bagan Pengujian Efek Antiinflamasi Ekstrak Air dan Ekstrak
Etanol Daun Tapak Kuda

42
LAMPIRAN 8

HASIL PENGUKURAN VOLUME TELAPAK KAKI TIKUS EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

TABEL V.3

Hasil Pengukuran Volume Telapak Kaki Tikus


Kelompok Kontrol Gom Arab 2%

Vol. Radang Kaki Tikus pada Menit ke-t (mL)


Tikus
43

V0
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'

1 0,013 0,015 0,016 0,017 0,017 0,017 0,018 0,019 0,019 0,021 0,021 0,022 0,023

2 0,016 0,018 0,019 0,020 0,021 0,021 0,022 0,023 0,024 0,026 0,027 0,028 0,029

3 0,015 0,016 0,017 0,018 0,019 0,020 0,022 0,023 0,024 0,026 0,026 0,027 0,027

4 0,011 0,012 0,013 0,014 0,015 0,015 0,016 0,016 0,018 0,019 0,019 0,020 0,021

5 0,013 0,015 0,015 0,016 0,016 0,016 0,017 0,019 0,019 0,020 0,021 0,022 0,024

0,0136 0,0152 0,0160 0,0170 0,0176 0,0178 0,0190 0,0200 0,0208 0,0224 0,0228 0,0238 0,0248
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,0019 ±0,0022 ±0,0022 ±0,0022 ±0,0024 ±0,0026 ±0,0028 ±0,0030 ±0,0029 ±0,0034 ±0,0035 ±0,0035 ±0,0032
LAMPIRAN 8

(LANJUTAN)

TABEL V.4

Hasil Pengukuran Volume Telapak Kaki Tikus


Kelompok Pembanding Natrium Diklofenak 4,5 mg/kg bb

Vol. Radang Kaki Tikus pada Menit ke-t (mL)


Tikus
44

V0
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'

1 0,014 0,015 0,015 0,016 0,016 0,017 0,017 0,018 0,019 0,019 0,020 0,020 0,020

2 0,013 0,014 0,015 0,015 0,016 0,016 0,016 0,016 0,017 0,017 0,017 0,017 0,018

3 0,015 0,015 0,016 0,017 0,018 0,019 0,020 0,021 0,021 0,022 0,022 0,022 0,021

4 0,012 0,012 0,013 0,013 0,014 0,014 0,014 0,015 0,015 0,016 0,016 0,017 0,017

5 0,016 0,017 0,017 0,018 0,018 0,019 0,020 0,020 0,021 0,022 0,022 0,023 0,023

0,0140 0,0146 0,0152 0,0158 0,0164 0,0170 0,0174 0,0180 0,0186 0,0192 0,0194 0,0198 0,0198
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,0016 ±0,0018 ±0,0015 ±0,0019 ±0,0017 ±0,0021 ±0,0026 ±0,0025 ±0,0026 ±0,0028 ±0,0028 ±0,0028 ±0,0024
LAMPIRAN 8

(LANJUTAN)

TABEL V.5

Hasil Pengukuran Volume Telapak Kaki Tikus


Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 81,40 mg/kg bb

Vol. Radang Kaki Tikus pada Menit ke-t (mL)


Tikus
45

V0
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'

1 0,016 0,017 0,017 0,019 0,019 0,020 0,022 0,023 0,024 0,024 0,024 0,024 0,025

2 0,016 0,017 0,018 0,019 0,019 0,020 0,020 0,022 0,022 0,023 0,023 0,024 0,025

3 0,015 0,017 0,018 0,018 0,019 0,020 0,021 0,021 0,021 0,022 0,022 0,022 0,023

4 0,016 0,016 0,017 0,018 0,018 0,019 0,020 0,020 0,021 0,022 0,022 0,023 0,024

5 0,013 0,014 0,015 0,016 0,016 0,017 0,017 0,018 0,019 0,020 0,020 0,021 0,022

0,0152 0,0162 0,0170 0,0180 0,0182 0,0192 0,0200 0,0208 0,0214 0,0222 0,0222 0,0228 0,0238
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,0013 ±0,0013 ±0,0012 ±0,0012 ±0,0013 ±0,0013 ±0,0019 ±0,0019 ±0,0018 ±0,0015 ±0,0015 ±0,0013 ±0,0013
LAMPIRAN 8

(LANJUTAN)

TABEL V.6.

Hasil Pengukuran Volume Telapak Kaki Tikus


Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 162,81 mg/kg bb

Vol. Radang Kaki Tikus pada Menit ke-t (mL)


Tikus
46

V0
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'

1 0,013 0,014 0,014 0,015 0,016 0,017 0,017 0,017 0,018 0,018 0,019 0,019 0,018

2 0,016 0,017 0,019 0,020 0,020 0,020 0,020 0,021 0,021 0,022 0,021 0,021 0,021

3 0,017 0,018 0,020 0,021 0,021 0,021 0,022 0,022 0,023 0,024 0,024 0,025 0,025

4 0,016 0,017 0,017 0,018 0,018 0,019 0,019 0,020 0,021 0,022 0,022 0,022 0,022

5 0,014 0,015 0,016 0,016 0,017 0,017 0,017 0,018 0,018 0,019 0,019 0,020 0,020

0,0152 0,0162 0,0172 0,0180 0,0184 0,0188 0,0190 0,0196 0,0202 0,0210 0,0210 0,0214 0,0212
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,0016 ±0,0016 ±0,0024 ±0,0025 ±0,0021 ±0,0018 ±0,0021 ±0,0021 ±0,0022 ±0,0024 ±0,0021 ±0,0023 ±0,0026
LAMPIRAN 8

(LANJUTAN)

TABEL V.7

Hasil Pengukuran Volume Telapak Kaki Tikus


Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 325,62 mg/kg bb

Vol. Radang Kaki Tikus pada Menit ke-t (mL)


Tikus
47

V0
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'

1 0,015 0,016 0,017 0,018 0,019 0,019 0,020 0,021 0,022 0,022 0,022 0,022 0,021

2 0,017 0,018 0,020 0,020 0,020 0,021 0,021 0,022 0,023 0,024 0,024 0,025 0,025

3 0,016 0,017 0,018 0,020 0,020 0,021 0,021 0,023 0,023 0,024 0,024 0,023 0,023

4 0,017 0,018 0,019 0,019 0,020 0,020 0,020 0,021 0,022 0,023 0,024 0,024 0,025

5 0,018 0,018 0,019 0,020 0,021 0,021 0,022 0,023 0,024 0,025 0,026 0,028 0,028

0,0166 0,0174 0,0186 0,0194 0,0200 0,0204 0,0208 0,0220 0,0228 0,0236 0,0240 0,0244 0,0244
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,0011 ±0,0009 ±0,0011 ±0,0009 ±0,0007 ±0,0009 ±0,0008 ±0,0010 ±0,0008 ±0,0011 ±0,0014 ±0,0023 ±0,0026
LAMPIRAN 8

(LANJUTAN)

TABEL V.8

Hasil Pengukuran Volume Telapak Kaki Tikus


Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 142,83 mg/kg bb

Vol. Radang Kaki Tikus pada Menit ke-t (mL)


Tikus
48

V0
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'

1 0,015 0,016 0,017 0,017 0,017 0,019 0,020 0,021 0,023 0,024 0,025 0,025 0,025

2 0,015 0,016 0,017 0,018 0,019 0,021 0,022 0,023 0,024 0,025 0,026 0,026 0,026

3 0,014 0,016 0,016 0,016 0,017 0,017 0,019 0,020 0,021 0,022 0,023 0,023 0,024

4 0,010 0,011 0,011 0,012 0,012 0,013 0,014 0,014 0,015 0,015 0,016 0,017 0,017

5 0,013 0,014 0,014 0,015 0,015 0,016 0,017 0,018 0,018 0,019 0,020 0,021 0,022

0,0134 0,0146 0,0150 0,0156 0,0160 0,0172 0,0184 0,0192 0,0202 0,0210 0,0220 0,0224 0,0228
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,0021 ±0,0022 ±0,0025 ±0,0023 ±0,0026 ±0,0030 ±0,0030 ±0,0034 ±0,0037 ±0,0041 ±0,0041 ±0,0036 ±0,0036
LAMPIRAN 8

(LANJUTAN)

TABEL V.9

Hasil Pengukuran Volume Telapak Kaki Tikus


Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 285,66 mg/kg bb

Vol. Radang Kaki Tikus pada Menit ke-t (mL)


Tikus
49

V0
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'

1 0,014 0,015 0,016 0,016 0,017 0,018 0,019 0,019 0,020 0,020 0,021 0,021 0,021

2 0,018 0,019 0,020 0,021 0,021 0,021 0,022 0,022 0,023 0,024 0,024 0,025 0,025

3 0,016 0,017 0,018 0,018 0,018 0,020 0,020 0,020 0,020 0,021 0,021 0,022 0,022

4 0,013 0,014 0,014 0,015 0,015 0,016 0,016 0,017 0,017 0,018 0,019 0,020 0,020

5 0,014 0,015 0,015 0,015 0,016 0,016 0,017 0,018 0,019 0,020 0,021 0,021 0,021

0,0150 0,0160 0,0166 0,0170 0,0174 0,0182 0,0188 0,0192 0,0198 0,0206 0,0212 0,0218 0,0218
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,0020 ±0,0020 ±0,0024 ±0,0025 ±0,0023 ±0,0023 ±0,0024 ±0,0019 ±0,0022 ±0,0022 ±0,0018 ±0,0019 ±0,0019
LAMPIRAN 8

(LANJUTAN)

TABEL V.10

Hasil Pengukuran Volume Telapak Kaki Tikus


Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 571,32 mg/kg bb

Vol. Radang Kaki Tikus pada Menit ke-t (mL)


Tikus
50

V0
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'

1 0,012 0,013 0,014 0,014 0,014 0,014 0,015 0,015 0,016 0,016 0,017 0,018 0,018

2 0,018 0,020 0,020 0,020 0,021 0,022 0,022 0,023 0,024 0,024 0,025 0,026 0,026

3 0,011 0,012 0,013 0,014 0,014 0,014 0,014 0,015 0,015 0,015 0,015 0,016 0,016

4 0,012 0,013 0,014 0,015 0,015 0,016 0,017 0,017 0,018 0,018 0,019 0,019 0,019

5 0,012 0,014 0,014 0,015 0,015 0,016 0,016 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,018

0,0130 0,0144 0,0150 0,0156 0,0158 0,0164 0,0168 0,0174 0,0180 0,0180 0,0186 0,0192 0,0194
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,0028 ±0,0032 ±0,0028 ±0,0025 ±0,0029 ±0,0033 ±0,0031 ±0,0033 ±0,0035 ±0,0035 ±0,0038 ±0,0039 ±0,0038
LAMPIRAN 9

PERSEN RADANG EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

TABEL V.11

Persen Radang pada Kelompok Gom Arab 2%

Persen Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
51

1 15,38 23,08 30,77 30,77 30,77 38,46 46,15 46,15 61,54 61,54 69,23 76,92

2 12,50 18,75 25,00 31,25 31,25 37,50 43,75 50,00 62,50 68,75 75,00 81,25

3 6,67 13,33 20,00 26,67 33,33 46,67 53,33 60,00 73,33 73,33 80,00 80,00

4 9,09 18,18 27,27 36,36 36,36 45,45 45,45 63,64 72,73 72,73 81,82 90,91

5 15,38 15,38 23,08 23,08 23,08 30,77 46,15 46,15 53,85 61,54 69,23 84,61

11,8040 17,7440 25,2240 29,6260 30,9580 39,7700 46,9660 53,1880 64,7900 67,5780 75,0560 82,7380
𝒙 ± 𝑺𝑫
±3,8660 ±3,6995 ±4,0980 ±5,0220 ±4,9242 ±6,4757 ±3,6903 ±8,1375 ±8,2381 ±5,7861 ±5,8754 ±5,3349
LAMPIRAN 9

(LANJUTAN)

TABEL V.12

Persen Radang pada Kelompok Pembanding Natrium Diklofenak 4,5 mg/kg bb

Persen Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
52

1 7,14 7,14 14,28 14,28 21,43 21,43 28,57 35,71 35,71 42,86 42,86 42,86

2 7,69 15,38 15,38 23,08 23,08 23,08 23,08 30,77 30,77 30,77 30,77 38,46

3 0,00 6,67 13,33 20,00 26,67 33,33 40,00 40,00 46,67 46,67 46,67 40,00

4 0,00 8,33 8,33 16,67 16,67 16,67 25,00 25,00 33,33 33,33 41,67 41,67

5 6,25 6,25 12,50 12,50 18,75 25,00 25,00 31,25 37,50 37,50 43,75 43,75

4,2160 8,7540 12,7640 17,3060 21,3200 23,9080 28,3300 32,5460 36,7960 38,2260 41,1440 41,3480
𝒙 ± 𝑺𝑫
±3,8828 ±3,7848 ±2,7015 ±4,2795 ±3,8717 ±6,1070 ±6,8188 ±5,6424 ±6,0724 ±6,5739 ±6,0862 ±2,1399
LAMPIRAN 9

(LANJUTAN)

TABEL V.13

Persen Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 81,40 mg/kg bb

Persen Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
53

1 6,25 6,25 18,75 18,75 25,00 37,50 43,75 50,00 50,00 50,00 50,00 56,25

2 6,25 12,50 18,75 18,75 25,00 25,00 37,50 37,50 43,75 43,75 50,00 56,25

3 13,33 20,00 20,00 26,67 33,33 40,00 40,00 40,67 46,67 46,67 46,67 53,33

4 0,00 6,25 12,50 12,50 18,75 25,00 25,00 31,25 37,50 37,50 43,75 50,00

5 7,69 15,38 23,08 23,08 30,77 30,77 38,46 46,15 53,85 53,85 61,54 69,23

6,7040 12,0760 18,6160 19,9500 26,5700 31,6540 36,9420 41,1140 46,3540 46,3540 50,3920 57,0120
𝒙 ± 𝑺𝑫
±4,7495 ±5,9534 ±3,8498 ±5,3230 ±5,6881 ±6,9492 ±7,0874 ±7,3294 ±6,2201 ±6,2201 ±6,7556 ±7,3001
LAMPIRAN 9

(LANJUTAN)

TABEL V.14

Persen Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 162,81 mg/kg bb

Persen Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
54

1 7,69 7,69 15,38 23,08 30,77 30,77 30,77 38,46 38,46 46,15 46,15 38,46

2 6,25 18,75 25,00 25,00 25,00 25,00 31,25 31,25 37,50 31,25 31,25 31,25

3 5,88 17,65 23,53 23,53 23,53 29,41 29,41 35,29 41,18 41,18 47,06 47,06

4 6,25 6,25 12,50 12,50 18,75 18,75 25,00 31,25 37,50 37,50 37,50 37,50

5 7,14 14,28 14,28 21,43 21,43 21,43 28,57 28,57 35,71 35,71 42,86 42,86

6,6420 12,9240 18,1380 21,1080 23,8960 25,0720 29,0000 32,9640 38,0700 38,3580 40,9640 39,4260
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,7474 ±5,7020 ±5,7105 ±4,9775 ±4,5046 ±5,1118 ±2,4773 ±3,8987 ±2,0027 ±5,6336 ±6,5957 ±5,9489
LAMPIRAN 9

(LANJUTAN)

TABEL V.15

Persen Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 325,62 mg/kg bb

Persen Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
55

1 6,67 13,33 20,00 26,67 26,67 33,33 40,00 46,67 46,67 46,67 46,67 40,00

2 5,88 17,65 17,65 17,65 23,53 23,53 29,41 35,29 41,18 41,18 47,06 47,06

3 6,25 12,50 25,00 25,00 31,25 31,25 43,75 43,75 50,00 50,00 43,75 43,75

4 5,88 11,76 11,76 17,65 17,65 17,65 23,53 29,41 35,29 41,18 41,18 47,06

5 0,00 5,55 11,11 16,67 16,67 22,22 27,78 33,33 38,89 44,44 55,55 55,55

4,9360 12,1580 17,1040 20,7280 23,1540 25,5960 32,8940 37,6900 42,4060 44,6940 46,8420 46,6840
𝒙 ± 𝑺𝑫
±2,7785 ±4,3439 ±5,8206 ±4,7163 ±6,1316 ±6,5304 ±8,5779 ±7,2576 ±5,9235 ±3,7689 ±5,4204 ±5,7483
LAMPIRAN 9

(LANJUTAN)

TABEL V.16

Persen Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 142,83 mg/kg bb

Persen Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
56

1 6,67 13,33 13,33 13,33 26,67 33,33 40,00 53,33 60,00 66,67 66,67 66,67

2 6,67 13,33 20,00 26,67 40,00 46,67 53,33 60,00 66,67 73,33 73,33 73,33

3 14,28 14,28 14,28 21,43 21,43 35,71 42,86 50,00 57,14 64,28 64,28 71,43

4 10,00 10,00 20,00 20,00 30,00 40,00 40,00 50,00 50,00 60,00 70,00 70,00

5 7,69 7,69 15,38 23,08 23,08 30,77 38,46 38,46 46,15 53,85 61,54 69,23

9,0620 11,7260 16,5980 20,9020 28,2360 37,2960 42,9300 50,3580 55,9920 63,6260 67,1640 70,1320
𝒙 ± 𝑺𝑫
±3,2184 ±2,7810 ±3,1892 ±4,9102 ±7,3631 ±6,2453 ±6,0273 ±7,8042 ±8,1267 ±7,2900 ±4,6436 ±2,4864
LAMPIRAN 9

(LANJUTAN)

TABEL V.17

Persen Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 285,66 mg/kg bb

Persen Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
57

1 7,14 14,28 14,28 21,43 28,57 35,71 35,71 42,86 42,86 50,00 50,00 50,00

2 5,55 11,11 16,67 16,67 16,67 22,22 22,22 27,78 33,33 33,33 38,89 38,89

3 6,25 12,50 12,50 12,50 25,00 25,00 25,00 25,00 31,25 31,25 37,50 37,50

4 7,69 7,69 15,38 15,38 23,08 23,08 30,77 30,77 38,46 46,15 53,85 53,85

5 7,14 7,14 7,14 14,28 14,28 21,43 28,57 35,71 42,86 50,00 50,00 50,00

6,7540 10,5440 13,1940 16,0520 21,5200 25,4800 28,4540 32,4240 37,7520 42,1460 46,0480 46,0480
𝒙 ± 𝑺𝑫
±0,8482 ±3,0756 ±3,7139 ±3.,3732 ±5,9200 ±5,8667 ±5,2158 ±7,0556 ±5,3506 ±9,1631 ±7,3555 ±7,3555
LAMPIRAN 9

(LANJUTAN)

TABEL V.18

Persen Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 571,32 mg/kg bb

Persen Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
58

1 8,33 16,67 16,67 16,67 16,67 25,00 25,00 33,33 33,33 41,67 50,00 50,00

2 11,11 11,11 11,11 16,67 22,22 22,22 27,78 33,33 33,33 38,89 44,44 44,44

3 9,09 18,18 27,27 27,27 27,27 27,27 36,36 36,36 36,36 36,36 45,45 45,45

4 8,88 16,67 25,00 25,00 33,33 41,67 41,67 50,00 50,00 58,33 58,33 58,33

5 16,67 16,67 25,00 25,00 33,33 33,33 41,67 41,67 41,67 41,67 41,67 50,00

10,8160 15,8593 21,0100 22,1220 26,5640 29,8980 34,4960 38,9380 38,9380 43,3840 47,9780 49,6440
𝒙 ± 𝑺𝑫
±3,4374 ±2,7344 ±6,8533 ±5,0625 ±7,2253 ±7,7493 ±7,7731 ±7,0600 ±7,0600 ±8,6428 ±6,5183 ±5,4857
LAMPIRAN 10

PERSEN INHIBISI RADANG EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

TABEL V.19

Persen Inhibisi Radang pada Kelompok Pembanding Natrium Diklofenak 4,5 mg/kg bb

Persen Inhibisi Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
59

1 39,51 59,76 43,39 51,79 30,78 46,11 39,17 32,86 44,88 36,58 42,89 48,19

2 34,85 13,32 39,03 22,09 25,45 41,97 50,86 42,15 52,51 54,47 59,00 53,51

3 100,00 62,41 47,15 32,49 13,85 16,19 14,83 24,79 27,97 30,94 37,82 51,65

4 100,00 53,05 66,97 43,73 46,15 58,08 46,77 52,99 48,56 50,68 44,48 49,64

5 47,05 64,78 50,44 57,81 39,43 37,14 46,77 41,25 42,12 44,51 41,71 47,12

64,2820 50,6640 49,3960 41,5820 31,1320 39,8980 39,6800 38,8080 43,2080 43,4360 45,1800 50,0220
𝒙 ± 𝑺𝑫
±32,8952 ±21,3321 ±10,7064 ±14,4462 ±12,5047 ±15,3553 ±14,5199 ±10,6083 ±9,3721 ±9,7280 ±8,1077 ±2,5856
LAMPIRAN 10

(LANJUTAN)

TABEL V.20

Persen Inhibisi Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 81,40 mg/kg bb

Persen Inhibisi Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
60

1 47,05 64,78 25,67 36,71 19,24 5,71 6,85 5,99 22,83 26,01 33,38 32,01

2 47,05 29,55 25,67 36,71 19,24 37,14 20,15 29,49 32,47 35,26 33,38 32,01

3 -12,93 -12,71 20,71 9,98 -7,66 -0,58 14,83 23,53 27,97 30,94 37,82 35,54

4 100,00 64,78 50,44 57,81 39,43 37,14 46,77 41,25 42,12 44,51 41,71 39,57

5 34,85 13,32 8,49 22,09 0,61 22,63 18,11 13,23 16,88 20,31 18,01 16,33

43,2040 31,9440 26,1960 32,6600 14,1720 20,4080 21,3420 22,6980 28,4540 31,4060 32,8600 31,0920
𝒙 ± 𝑺𝑫
±40,2374 ±33,5521 ±15,2637 ±17,9683 ±18,3705 ±17,4742 ±15,0903 ±13,7822 ±9,6009 ±9,2063 ±8,9998 ±8,8213
LAMPIRAN 10

(LANJUTAN)

TABEL V.21

Persen Inhibisi Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 162,81 mg/kg bb

Persen Inhibisi Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
61

1 34,85 56,66 39,03 22,09 0,61 22,63 34,48 27,69 40,64 31,71 38,51 53,51

2 47,05 -5,67 0,89 15,61 19,24 37,14 33,46 41,25 42,12 53,76 58,36 62,23

3 50,19 0,53 6,71 20,58 23,99 26,05 37,38 33,65 36,44 39,06 37,30 43,12

4 47,05 64,78 50,44 57,81 39,43 52,85 46,77 41,25 42,12 44,51 50,04 54,68

5 39,51 19,52 43,39 27,66 30,78 46,11 39,17 46,28 44,88 47,16 42,89 48,19

43,7300 27,1640 28,0920 28,7500 22,8100 36,9560 38,2520 38,0240 41,2400 43,2400 45,4200 52,3460
𝒙 ± 𝑺𝑫
±6,3332 ±32,1358 ±22,6398 ±16,8035 ±14,5492 ±12,8513 ±5,2761 ±7,3297 ±3,0902 ±8,3376 ±8,7874 ±7,1918
LAMPIRAN 10

(LANJUTAN)

TABEL V.22

Persen Inhibisi Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Air Daun Tapak Kuda 325,62 mg/kg bb

Persen Inhibisi radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
62

1 43,49 24,88 20,71 9,98 13,85 16,19 14,83 12,25 27,97 30,94 37,82 51,65

2 50,19 0,53 30,03 40,42 23,99 40,83 37,38 33,65 36,44 39,06 37,30 43,12

3 47,05 29,55 0,89 15,61 -0,94 21,42 6,85 17,74 22,83 26,01 41,71 47,12

4 50,19 33,72 53,38 40,42 42,99 55,62 49,89 44,70 45,53 39,06 45,13 43,12

5 100,00 68,72 55,95 43,73 46,15 44,13 40,85 37,33 39,97 34,24 25,99 32,86

58,1840 31,4800 32,1920 30,0320 25,2080 35,6380 29,9600 29,1340 34,5480 33,8620 37,5900 43,5740
𝒙 ± 𝑺𝑫
±23,5386 ±24,4797 ±23,0743 ±15,9180 ±19,8051 ±16,4220 ±18,2609 ±13,6452 ±9,1401 ±5,5761 ±7,2202 ±6,9462
LAMPIRAN 10

(LANJUTAN)

TABEL V.23

Persen Inhibisi Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 142,83 mg/kg bb

Persen Inhibisi Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
63

1 43,49 24,88 47,15 55,00 13,85 16,19 14,83 -0,27 7,39 1,34 11,17 19,42

2 43,49 24,88 20,71 9,98 -29,21 -17,35 -13,55 -12,81 -2,90 -8,51 2,29 11,37

3 -20,97 19,52 43,39 27,66 30,78 10,21 8,74 5,99 11,81 4,88 14,36 13,67

4 15,28 43,64 20,71 32,49 3,09 -0,58 14,83 5,99 22,83 11,21 6,74 15,39

5 34,85 56,66 39,03 22,09 25,45 22,63 18,11 27,69 28,77 20,31 18,01 16,33

23,2280 33,9160 34,1980 29,4440 8,7920 6,2200 8,5920 5,3180 13,5800 5,8460 10,5140 15,2360
𝒙 ± 𝑺𝑫
±27,2617 ±15,6715 ±12,6437 ±16,5718 ±23,7866 ±15,7035 ±12,8327 ±14,6736 ±12,5433 ±10,7855 ±6,1905 ±3,0052
LAMPIRAN 10

(LANJUTAN)

TABEL V.24

Persen Inhibisi Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 285,66 mg/kg bb

Persen Inhibisi Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
64

1 39,51 19,52 43,39 27,66 7,71 10,21 23,97 19,42 33,85 26,01 33,38 39,57

2 52,98 37,39 33,91 43,73 46,15 44,13 52,69 47,77 48,56 50,68 48,18 52,99

3 47,05 29,55 50,44 57,81 19,24 37,14 46,77 52,99 51,77 53,76 50,04 54,68

4 34,85 56,66 39,03 48,09 25,45 41,97 34,48 42,15 40,64 31,71 28,25 34,91

5 39,51 59,76 71,69 51,79 53,87 46,11 39,17 32,86 33,85 26,01 33,38 39,57

42,7800 40,5760 47,6920 45,8160 30,4840 35,9120 39,4160 39,0380 41,7340 37,6340 38,6460 44,3440
𝒙 ± 𝑺𝑫
±7,1858 ±17,3335 ±14,7219 ±11,3876 ±19,1230 ±14,7507 ±11,1050 ±13,2630 ±8,2587 ±13,5607 ±9,8013 ±8,8906
LAMPIRAN 10

(LANJUTAN)

TABEL V.25

Persen Inhibisi Radang pada Kelompok Uji Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda 571,32 mg/kg bb

Persen Inhibisi Radang pada Menit ke-t (%)


Tikus
No
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
65

1 29,43 6,05 33,91 43,73 46,15 37,14 46,77 37,33 48,56 38,34 33,38 39,57

2 5,88 37,39 55,95 43,73 28,22 44,13 40,85 37,33 48,56 42,45 40,79 46,29

3 22,99 -2,46 -8,11 7,95 11,91 31,43 22,58 31,64 43,88 46,19 39,44 45,07

4 24,77 6,05 0,89 15,61 -7,66 -4,78 11,28 5,99 22,83 13,68 22,28 29,50

5 -41,22 6,07 0,89 15,61 -7,66 16,19 11,28 21,65 35,68 38,34 44,48 39,57

8,3700 10,6200 16,7060 25,3260 14,1920 24,8220 26,5520 26,7880 39,9020 35,8000 36,0740 40,0000
𝒙 ± 𝑺𝑫
±29,1187 ±15,4126 ±27,1671 ±17,0890 ±23,3363 ±19,4871 ±16,5488 ±13,2737 ±10,8975 ±12,7903 ±8,6857 ±6,6312
LAMPIRAN 11

PERSEN RADANG RATA-RATA EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

TABEL V.26

Persen Radang Rata-rata Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda
% Radang Rata-rata pada Menit ke-t
Kelompok
15’ 30’ 45’ 60’ 75’ 90’ 105’ 120’ 135’ 150’ 165’ 180’
11,80 17,74 25,22 29,63 30,96 39,77 46,97 53,19 64,79 67,58 75,06 82,74
Kontrol Gom arab 2%
66

±3,87 ±3,69 ±4,09 ±5,02 ±4,92 ±6,47 ±3,69 ±8,14 ±8,24 ±5,79 ±5,87 ±5,33
Pembanding Natrium 4,22 8,75 12,76 17,31 21,32 23,91 28,33 32,55 36,79 38,23 41,14 41,35
Diklofenak 4,5 mg/kg bb ±3,88a ±3,78a ±2,70a ±4,28a ±3,87a ±6,11a ±6,82a ±5,64a ±6,07a ±6,57a ±6,09a ±2,14a
Ekstrak Air Daun Tapak 6,70 12,08 18,62 19,95 26,57 31,65 36,94 41,11 46,35 46,35 50,39 57,01
Kuda 81,40 mg/kg bb ±4,75 ±5,95 ±3,85b ±5,32 ±5,69 ±6,95b ±7,09a ±7,33b ±6,22a,b ±6,22a ±6,75a ±7,30a,b
Ekstrak Air Daun Tapak 6,64 12,92 18,14 21,11 23,89 25,07 29,00 32,96 38,07 38,36 40,96 39,43
Kuda 162,81 mg/kg bb ±0,75a ±5,70 ±5,71b ±4,98 ±4,50 ±5,11a ±2,48a ±3,89a ±2,00a ±5,63a ±6,59a ±5,95a
Ekstrak Air Daun Tapak 4,94 12,16 17,10 20,73 23,15 25,59 32,89 37,69 42,41 44,69 46,84 46,68
kuda 325,62 mg/kg bb ±2,78 ±4,34a ±5,82 ±4,72a ±6,13 ±6,53a ±8,58a ±7,26a,b ±5,92a ±3,77a,b ±5,42a ±5,75a
Ekstrak Etanol Daun Tapak 9,06 11,73 16,60 20,90 28,24 37,29 42,93 50,36 55,99 63,63 67,16 70,13
Kuda 142,83 mg/kg bb ±3,22 ±2,78a ±3,19a ±4,91 ±7,36 ±6,24b ±6,03b ±7,80b ±8,13b ±7,29b ±4,64a,b ±2,49a,b
Ekstrak Etanol Daun Tapak 6,75 10,54 13,19 16,05 21,52 25,48 28,45 32,42 37,75 42,15 46,05 46,05
Kuda 285,66 mg/kg bb ±0,85a ±3,07a ±3,71a ±3,37a ±5,92a ±5,87a ±5,21a ±7,05a ±5,35a ±9,16a ±7,35a ±7,35a
Ekstrak Etanol Daun Tapak 10,82 15,86 21,01 22,12 26,56 29,90 34,49 38,94 38,94 43,38 47,98 49,64
Kuda 571,32 mg/kg bb ±3,44b ±2,73 ±6,85 ±5,06 ±7,22 ±7,75 ±7,77a ±7,06a ±7,06a ±8,64a ±6,52a ±5,48a,b
Keterangan :
a
= berbeda bermakna terhadap kontrol
b
= berbeda bermakna terhadap pembanding
LAMPIRAN 12

PERSEN INHIBISI RADANG RATA-RATA EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

TABEL V.27

Persen Inhibisi Radang Rata-rata Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda
% INHIBISI RADANG RATA-RATA PADA MENIT KE-t
KELOMPOK
15’ 30’ 45’ 60’ 75’ 90’ 105’ 120’ 135’ 150’ 165’ 180’
Pembanding Natrium 64,28 50,66 49,39 41,58 31,13 39,89 39,68 38,81 43,21 43,44 45,18 50,02
67

Diklofenak 4,5 mg/kg bb ±32,89a ±21,33a ±2,73a ±14,45a ±12,50a ±15,35a ±14,52a ±10,61a ±9,37a ±9,73a ±8,11a ±2,58a
Ekstrak Air Daun Tapak 43,21 31,94 26,19 32,66 14,17 20,41 21,34 22,70 28,46 31,41 32,86 31,09
Kuda 81,40 mg/kg bb ±14,24 ±33,55 ±15,26a,b ±17,97a ±18,37 ±17,47b ±15,09a ±13,78a,b ±9,60a,b ±9,21a ±8,99a ±8,82a,b
Ekstrak Air Daun Tapak 43,73 27,16 28,09 28,75 22,81 36,96 38,25 38,02 41,24 43,24 45,42 52,35
Kuda 162,81 mg/kg bb ±6,33a ±32,13 ±22,64b ±16,80a ±14,54a ±12,85a ±5,28a ±7,33a ±3,09a ±8,34a ±8,79a ±7,19a
Ekstrak Air Daun Tapak 58,18 31,48 32,19 30,03 25,21 35,64 29,96 29,13 34,55 33,86 37,59 43,57
Kuda 325,62 mg/kg bb ±23,54a ±24,48a ±23,07a ±15,92a ±19,80a ±16,42a ±18,26a ±13,64a,b ±9,14a ±5,58a,b ±7,22a ±6,95a
Ekstrak Etanol Daun Tapak 23,23 33,92 34,19 29,44 8,79 6,22 8,59 5,32 13,58 5,85 10,51 15,24
Kuda 142,83 mg/kg bb ±27,26a ±15,67a ±12,64a ±16,57 ±23,79 ±15,70b ±12,83b ±14,67b ±12,54 ±10,78b ±6,19a,b ±3,00a,b
Ekstrak Etanol Daun Tapak 42,78 40,58 47,69 45,82 30,48 35,91 39,42 39,04 41,73 37,63 38,65 44,34
Kuda 285,66 mg/kg bb ±7,18a ±17,33a ±14,72a ±11,39a ±19,12a ±14,75a ±11,10a ±13,26a ±8,26a ±13,56a ±9,80a ±8,89a
Ekstrak Etanol Daun Tapak 8,37 10,62 16,71 25,33 14,19 24,82±1 26,55 26,79 39,90 35,80 36,07 40,00
Kuda 571,32 mg/kg bb ±29,12b ±15,41 ±27,17 ±17,09a ±23,34a 9,49a ±16,55a ±13,27a ±10,89a ±12,79a ±8,68a ±6,63a,b
Keterangan :
a
= berbeda bermakna terhadap kontrol
b
= berbeda bermakna terhadap pembanding
LAMPIRAN 13

GRAFIK AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR DAN


EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

90.00 Kontrol Gom Arab 2%


80.00
70.00 Pembanding Natrium
Persen Radang (%) →

Diklofenak 4,5 mg/kg


60.00 bb
50.00 Ekstrak Air Daun
Tapak Kuda 81,40
40.00 mg/kg bb
Ekstrak Air Daun
30.00
Tapak Kuda 162,81
20.00 mg/kg bb
Ekstrak Air Daun
10.00 Tapak Kuda 325,62
0.00 mg/kg bb

15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
Waktu (menit) →

Gambar V.11 Grafik persen radang rata-rata ekstrak air daun tapak kuda

90.00 Kontrol Gom Arab 2%


80.00
Persen Radang (%) →

70.00 Pembanding Natrium


Diklofenak 4,5 mg/kg
60.00 bb
50.00 Ekstrak Etanol Daun
Tapak Kuda 142,83
40.00 mg/kg bb
30.00 Ekstrak Etanol Daun
Tapak Kuda 285,66
20.00 mg/kg bb
Ekstrak Etanol Daun
10.00 Tapak Kuda 571,32
0.00 mg/kg bb
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
Waktu (menit) →

Gambar V.12 Grafik persen radang rata-rata ekstrak etanol daun tapak kuda

68
LAMPIRAN 13

(LANJUTAN)

70.00
Pembanding Natrium
60.00 Diklofenak 4,5 mg/kg
Persen Inhibisi Radang (%) →

bb
50.00 Ekstrak Air Daun
Tapak Kuda 81,40
40.00 mg/kg bb

Ekstrak Air Daun


30.00
Tapak Kuda 162,81
mg/kg bb
20.00
Ekstrak Air Daun
10.00 Tapak Kuda 325,62
mg/kg bb
0.00
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
Waktu (menit) →

Gambar V.13 Grafik persen inhibisi radang rata-rata ekstrak air daun tapak kuda

70.00
Pembanding Natrium
Diklofenak 4,5 mg/kg
Persen Inhibisi Radang (%) →

60.00
bb
50.00 Ekstrak Etanol Daun
Tapak Kuda 142,83
40.00 mg/kg bb

30.00 Ekstrak Etanol Daun


Tapak Kuda 285,66
20.00 mg/kg bb

Ekstrak Etanol Daun


10.00
Tapak Kuda 571,32
mg/kg bb
0.00
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120' 135' 150' 165' 180'
Waktu (menit) →

Gambar V.14 Grafik persen inhibisi radang rata-rata ekstrak etanol daun tapak
kuda

69
LAMPIRAN 14

DATA STATISTIK PERSEN RADANG


EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

TABEL V.28

Data Hasil Uji Statistik Persen Radang Pembanding Natrium Diklofenak 4,5
mg/kg bb terhadap Kontrol Gom Arab 2% dengan Uji T-student

Waktu
Kelompok Nilai P terhadap Kontrol
(menit)
15 0,001a
30 0,012a
45 0,005a
60 0,008a
75 0,022a
Pembanding Natrium 90 0,013a
Diklofenak 4,5 mg/kg bb 105 0,000a
120 0,013a
135 0,002a
150 0,002a
165 0,001a
180 0,000a

Keterangan :
a
= berbeda bermakna terhadap kontrol
P < 0,05 maka berbeda bermakna

70
LAMPIRAN 14

(LANJUTAN)

TABEL V.29

Data Hasil Uji Statistik Persen Radang Ekstrak Air Daun Tapak Kuda Dosis 81,40
mg/kg bb, 162,81 mg/kg bb dan 325,62 mg/kg bb terhadap Kontrol Gom Arab 2%
dan Pembanding Natrium Diklofenak 4,5 mg/kg bb dengan Uji T-student

Waktu Nilai P terhadap Nilai P terhadap


Kelompok
(menit) Kontrol Pembanding
15 0,163 0,417
30 0,246 0,373
45 0,094 0,011b
60 0,097 0,425
75 0,351 0,050
Ekstrak Air Daun
90 0,100 0,029b
Tapak Kuda Dosis
105 0,033a 0,071
81,40 mg/kg bb
120 0,140 0,033b
135 0,039a 0,039b
150 0,014a 0,051
165 0,010a 0,080
180 0,004a 0,006b
15 0,023a 0,190
30 0,269 0,156
45 0,138 0,049b
60 0,099 0,193
75 0,089 0,265
Ekstrak Air Daun
90 0,013a 0,653
Tapak Kuda Dosis
105 0,001a 0,840
162,81 mg/kg bb
120 0,008a 0,840
135 0,001a 0,591
150 0,002a 0,944
165 0,001a 0,889
180 0,000a 0,478

71
LAMPIRAN 14

(LANJUTAN)

Waktu Nilai P terhadap Nilai P terhadap


Kelompok
(menit) Kontrol Pembanding
15 0,055 0,778
30 0,048a 0,054
45 0,083 0,115
60 0,048a 0,303
75 0,054 0,249
Ekstrak Air Daun
90 0,022a 0,557
Tapak Kuda Dosis
105 0,008a 0,098
325,62 mg/kg bb
120 0,049a 0,028b
135 0,006a 0,056
150 0,002a 0,008b
165 0,004a 0,193
180 0,000a 0,097

Keterangan :
a
= berbeda bermakna terhadap kontrol
b
= berbeda bermakna terhadap pembanding
P < 0,05 maka berbeda bermakna

72
LAMPIRAN 14

(LANJUTAN)

TABEL V.30

Data Hasil Uji Statistik Persen Radang Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda Dosis
142,83 mg/kg bb, 285,66 mg/kg bb dan 571,32 mg/kg bb terhadap Kontrol Gom
Arab 2% dan Pembanding Natrium Diklofenak 4,5 mg/kg bb dengan
Uji T-student

Waktu Nilai P terhadap Nilai P terhadap


Kelompok
(menit) Kontrol Pembanding
15 0,424 0,191
30 0,033a 0,164
45 0,019a 0,152
60 0,065 0,135
Ekstrak Etanol 75 0,475 0,148
Daun Tapak Kuda 90 0,506 0,038b
Dosis 142,83 105 0,314 0,030b
mg/kg bb 120 0,586 0,013b
135 0,144 0,018b
150 0,344 0,006b
165 0,042a 0,005b
180 0,007a 0,000b
15 0,042a 0,250
30 0,012a 0,442
45 0,003a 0,840
60 0,004a 0,666
Ekstrak Etanol 75 0,012a 0,946
Daun Tapak Kuda 90 0,019a 0,710
Dosis 285,66 105 0,004a 0,977
mg/kg bb 120 0,028a 0,978
135 0,008a 0,829
150 0,015a 0,492
165 0,003a 0,252
180 0,000a 0,144

73
LAMPIRAN 14

(LANJUTAN)

Waktu Nilai P terhadap Nilai P terhadap


Kelompok
(menit) Kontrol Pembanding
15 0,624 0,022b
30 0,465 0,070
45 0,380 0,105
60 0,107 0,211
Ekstrak Etanol 75 0,343 0,293
Daun Tapak Kuda 90 0,070 0,322
Dosis 571,32 105 0,024a 0,247
mg/kg bb 120 0,010a 0,292
135 0,003a 0,653
150 0,004a 0,427
165 0,001a 0,146
180 0,000a 0,017b

Keterangan :
a
= berbeda bermakna terhadap kontrol
b
= berbeda bermakna terhadap pembanding
P < 0,05 maka berbeda bermakna

74
LAMPIRAN 15

DATA STATISTIK PERSEN INHIBISI RADANG


EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA

TABEL V.31

Data Hasil Uji Statistik Persen Inhibisi Radang Pembanding Natrium Diklofenak
4,5 mg/kg bb terhadap Kontrol Gom Arab 2% dengan Uji T-student

Waktu
Kelompok Nilai P terhadap Kontrol
(menit)
15 0,012a
30 0,006a
45 0,000a
60 0,003a
75 0,005a
Pembanding Natrium 90 0,004a
Diklofenak 4,5 mg/kg bb 105 0,004a
120 0,001a
135 0,000a
150 0,001a
165 0,000a
180 0,000a

Keterangan :
a
= berbeda bermakna terhadap kontrol
P < 0,05 maka berbeda bermakna

75
LAMPIRAN 15

(LANJUTAN)

TABEL V.32

Data Hasil Uji Statistik Persen Inhibisi Radang Ekstrak Air Daun Tapak Kuda
Dosis 81,40 mg/kg bb, 162,81 mg/kg bb dan 325,62 mg/kg bb terhadap Kontrol
Gom Arab 2% dan Pembanding Natrium Diklofenak 4,5 mg/kg bb dengan
Uji T-student

Waktu Nilai P terhadap Nilai P terhadap


Kelompok
(menit) Kontrol Pembanding
15 0,074 0,417
30 0,100 0,373
45 0,018a 0,011b
60 0,015a 0,425
75 0,160 0,050
Ekstrak Air Daun
90 0,059 0,029b
Tapak Kuda Dosis
105 0,034a 0,071
81,40 mg/kg bb
120 0,021a 0,033b
135 0,003a 0,039b
150 0,002a 0,051
165 0,001a 0,080
180 0,001a 0,006b
15 0,000a 0,190
30 0,132 0,156
45 0,050 0,049b
60 0,019a 0,193
75 0,025a 0,265
Ekstrak Air Daun
90 0,003a 0,653
Tapak Kuda Dosis
105 0,000a 0,840
162,81 mg/kg bb
120 0,000a 0,840
135 0,000a 0,591
150 0,000a 0,943
165 0,000a 0,889
180 0,000a 0,478

76
LAMPIRAN 15

(LANJUTAN)

Waktu Nilai P terhadap Nilai P terhadap


Kelompok
(menit) Kontrol Pembanding
15 0,005a 0,778
30 0,045a 0,054
45 0,036a 0,115
60 0,013a 0,303
75 0,047a 0,249
Ekstrak Air Daun
90 0,008a 0,557
Tapak Kuda Dosis
105 0,021a 0,098
325,62 mg/kg bb
120 0,009a 0,028b
135 0,001a 0,055
150 0,000a 0,008b
165 0,000a 0,193
180 0,000a 0,097

Keterangan :
a
= berbeda bermakna terhadap kontrol
b
= berbeda bermakna terhadap pembanding
P < 0,05 maka berbeda bermakna

77
LAMPIRAN 15

(LANJUTAN)

TABEL V.33

Data Hasil Uji Statistik Persen Inhibisi Radang Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda
Dosis 142,83 mg/kg bb, 285,66 mg/kg bb dan 571,32 mg/kg bb terhadap Kontrol
Gom Arab 2% dan Pembanding Natrium Diklofenak 4,5 mg/kg bb dengan
Uji T-student

Waktu Nilai P terhadap Nilai P terhadap


Kelompok
(menit) Kontrol Pembanding
15 0,129 0,191
30 0,008a 0,164
45 0,004a 0,152
60 0,016a 0,135
Ekstrak Etanol 75 0,445 0,148
Daun Tapak Kuda 90 0,426 0,038b
Dosis 142,83 105 0,209 0,030b
mg/kg bb 120 0,463 0,013b
135 0,073 0,018b
150 0,292 0,006b
165 0,019a 0,005b
180 0,000a 0,000b
15 0,000a 0,250
30 0,006a 0,443
45 0,002a 0,840
60 0,001a 0,666
Ekstrak Etanol 75 0,023a 0,946
Daun Tapak Kuda 90 0,006a 0,710
Dosis 285,66 105 0,001a 0,977
mg/kg bb 120 0,003a 0,978
135 0,000a 0,830
150 0,003a 0,492
165 0,001a 0,252
180 0,000a 0,144

78
LAMPIRAN 15

(LANJUTAN)

Waktu Nilai P terhadap Nilai P terhadap


Kelompok
(menit) Kontrol Pembanding
15 0,555 0,022b
30 0,198 0,070
45 0,241 0,105
60 0,030a 0,211
Ekstrak Etanol 75 0,245a 0,293
Daun Tapak Kuda 90 0,046a 0,322
Dosis 571,32 105 0,023a 0,247
mg/kg bb 120 0,011a 0,292
135 0,001a 0,653
150 0,003a 0,427
165 0,001a 0,146
180 0,000a 0,017b

Keterangan :
a
= berbeda bermakna terhadap kontrol
b
= berbeda bermakna terhadap pembanding
P < 0,05 maka berbeda bermakna

79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 Data Pribadi
Nama : Dera Ariani
Tempat, Tanggal Lahir : Purwakarta, 15 Desember 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Tirta Raya, 004/002 No. 10
Ds. Bungur Sari, Kec. Bungur Sari,
Purwakarta
Handphone : 085926076531
E-mail : dera_ariani@yahoo.com

 Latar Belakang Pendidikan


2008-2012 : Jurusan Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani
2005-2008 : SMAN 2 Purwakarta
2002-2005 : MTsN Purwakarta
1995-2002 : SDN Bungur Sari
1994-1995 : TK Tunas Karya

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Cimahi, September 2012

Dera Ariani, S.Farm.

80

Anda mungkin juga menyukai