SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Farmasi
Oleh :
SRI WAHYUNI
NIM : 14330036
Oleh
SRI WAHYUNI
14330036
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
Agar nama pengarang dan Program Studi Farmasi
Fakultas Farmasi
Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta
Disebut bila dibuat kutipan atau saduran
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan segala
limpahan kasih sayang, berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
Scaber L) Dan VCO (Virgin Coconut Oil) dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi pada Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Institut Sains dan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Teti
akhir yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan perhatian dalam
Wulandari, M.Sc.,Apt
4. Seluruh Dosen dan staf Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi ISTN
5. Kedua orang tua yang telah memberi semangat dan kasih sayang dan
v
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Harapan
penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dalam
kata semoga Allat SWT senantiasa melimpahkan karunia-nya kepada kita semua
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
II.F.6. Evaluasi Sediaan Emulgel ......................................................................... 30
II.G. Kelinci (Oryctolagus cuniculus) ................................................................... 34
II.H. Monografi Bahan .......................................................................................... 36
II.H.1 Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) ...................................................... 36
II.H.2 Propilenglikol ........................................................................................... 36
II.H.3 Tween 80 ................................................................................................... 37
II.H.4 Span 80...................................................................................................... 38
II.H.5 Metil Paraben ............................................................................................ 39
II.H.6 Propil Paraben ........................................................................................... 40
II.H.7 Butil hidroksi toluen (BHT) ..................................................................... 40
II.H.8 Paraffin Liquidum ..................................................................................... 41
II.H.9 Aquadest ................................................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 43
III.A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 43
III.B. Bahan Uji ...................................................................................................... 43
III.C. Prinsip Percobaan.......................................................................................... 43
III.D. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................................. 44
III.E Tahapan Penelitian ........................................................................................ 44
III.E.3. Pemeriksaan Mutu Bahan Baku ............................................................ 46
III.E.4. Pengolahan Bahan Uji ........................................................................... 46
III.E.5. Pembuatan Ekstrak Daun Tapak Liman ................................................ 46
III.E.6. Pemeriksaan Ekstrak Daun Tapak Liman ............................................. 47
III.E.7. Penapisan Fitokimia Ekstrak Daun Tapak Liman ................................. 47
III.E.8. Pembuatan Sedian Emulgel .................................................................. 49
III.E.9. Evaluasi Sediaan Emulgel ..................................................................... 51
III.F Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut .............................................................. 53
III.G Skema Penelitian ........................................................................................... 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 58
IV.A. Determinasi Tanaman Asal ........................................................................... 58
IV.B. Pembuatan Kaji Etik ..................................................................................... 58
IV.C. Pemeriksaan Mutu Bahan Tambahan............................................................ 58
IV.D. Pemeriksaan Ekstrak Daun Tapak Liman ..................................................... 62
IV.E. Penapisan Fitokimia Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber L) ............. 63
viii
IV.F. Hasil Pembuatan Emulgel Tonik .................................................................. 64
IV.G. Evaluasi Emulgel Tonik ................................................................................ 67
IV.H. Hasil Uji Aktivitas Emulgel Tonik ............................................................... 74
IV.H.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata Panjang Rambut ......................................... 74
IV.H.2 Hasil Perhitungan Rata-Rata Bobot Rambut............................................. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 86
V.A Kesimpulan ....................................................................................................... 86
V.B Saran ................................................................................................................. 86
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 91
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar.III.1. SkemaPenelitian……………………………………………….57
Gambar IV. 5. Kurva Sifat Alir Emulgel Dengan Konsentrasi Ekstrak 2%.....71
Gambar IV. 6. Kurva Sifat Alir Emulgel Dengan Konsentrasi Ekstrak 4%.....71
Gambar IV. 7. Kurva Sifat Alir Emulgel Dengan Konsentrasi Ekstrak 8%.....72
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
bagian tubuh manusia. Rambut yang tebal, panjang, dan sehat merupakan
keinginan setiap orang namun tidak semua orang dapat memilikinya dikarenakan
faktor genetik, usia serta faktor lainnya yang menyebabkan rambut rontok hingga
digunakan hair tonic yang berasal dari bahan alami dan sintetik. Bahan sintetik
yang umum digunakan adalah minoxidil, sedangkan bahan alami yang biasa
digunakan adalah lidah buaya, kemiri, teh hijau, madu, urang aring(2).
Lanka) daun tapak liman digunakan sebagai thaali (diikatkan di kepala) dalam
kasus rambut rontok, sedangkan di Filipina jus daun yang ditumbuk dioleskan
sekunder yaitu flavonoid, steroid dan tanin yang berfungsi untuk menstimulasi
daun tapak liman pada konsentrasi 2% dan 5% dalam bentuk sediaan minyak
rambut menunjukkan hasil yang lebih baik pada pertumbuhan rambut tikus putih
jantan bila dibandingkan dengan kontrol normal(5). Pada sediaan hair tonic
1
2
berupa vitamin yang baik untuk rambut, sehingga pada penelitian ini daun tapak
VCO (Virgin Coconut Oil) atau minyak kelapa murni merupakan modifikasi
proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air
dan kadar asam lemak bebas yang rendah. Kandungan VCO yaitu komponen
asam laurat trigliserida (asam lemak rantai pendek) merupakan nutrisi yang baik
baik untuk rambut. Pada penelitian sebelumnya kombinasi VCO dan minyak
terdapat dalam bentuk sediaan krim atau emulsi, lotion, gel serta larutan. Sediaan
hair tonic kemungkinan dapat dibuat dalam bentuk emulgel karena sediaan
Emulgel adalah emulsi, baik itu tipe minyak dalam air (M/A) maupun air
dalam minyak (A/M) yang dibuat menjadi sediaan gel dengan mencampurkan
emulsi ke dalam basis gel(7). Dalam formulasi topikal emulgel diharapkan dapat
meningkatkan penyerapan obat pada kulit(8). Basis emulgel terdiri dari gelling
agent dan emulgator. Gelling agent yang sering digunakan adalah HPMC dengan
konsentrasi 4%, sedangkan emulgator yang dapat digunakan yaitu tween 80 dan
tonik menggunakan kombinasi ekstrak etanol daun tapak liman pada konsentrasi
(2%,4%,8%) dan VCO 4% dengan basis emulgel yaitu HPMC dengan konsentrasi
4% sebagai gelling agent serta tween 80 dan span 80 sebagai emulgator pada
konsentrasi 3%.
dan VCO (Virgin Coconut Oil) dapat dibuat menjadi sediaan emulgel ?
2. Apakah sediaan emulgel tonik kombinasi ekstrak etanol daun tapak liman
terhadap pertumbuhan rambut pada kelinci putih jantan galur New Zealand?
daun tapak liman (Elephantopus scaber L) dan VCO (Virgin Coconut Oil).
tapak liman (Elephantopus scaber L) dan VCO (Virgin Coconut Oil) yang
memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang optimal pada kelinci putih jantan
dan VCO (Virgin Coconut Oil) dapat dibuat dalam bentuk sediaan emulgel
tonik dan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah rambut rontok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonale
Subkelas : Asteridae
Bangsa : Asterales
Keluarga : Compositae
Marga : Elephantopus
5
6
banyak, berbentuk bulat telur dan sangat tajam, daun pelindung kaku, daun
pembalut dari tiap bunga kepala berbentuk jorong, lanset, sangat tajam, dan
Pada ekstrak kental daun tapak liman mengandung kadar flavonoid total
tidak kurang dari 6,20% dihitung sebagai kuersetin(11). Daun tapak liman
nyeri haid, cacar air. Pada penggunaan topikal dapat mengobati eksim dan
untuk rambut dalam kasus rambut rontok, sedangkan di Filipina jus daun
kerontokan rambut(3).
djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narle, tenga, temuai dan pohon kehidupan.
Buah kelapa (Cocos nucifera) termasuk keluarga palmae dari genus cocos.
Pohon kelapa mempunyai tinggi rata-rata 12,3 meter dan sejak ditanam sampai
VCO (Virgin Coconut Oil) atau minyak kelapa murni merupakan modifikasi
proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air
dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta
mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Minyak
kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari transfatty acid
8
(TFA) atau asam lemak-trans. Asam lemak trans ini dapat terjadi akibat proses
secara cepat dan lain-lain(12). Sifat fisika-kimia VCO dapat dilihat pada Tabel
II.1.
dalam VCO merupakan asam lemak jenuh 92% yang utamanya terdiri dari asam
laurat, asam kaprilat 8%, asam oleat 2,5%, asam miristat, asam kaprat 7%, asam
palmitat, asam laurat 48-53% dan asam stearat(13). Komponen asam laurat
trigliserida (asam lemak rantai pendek) pada VCO merupakan nutrisi yang baik
nutrisi yang baik untuk rambut(14). Banyak orang meyakini bahwa VCO mampu
melembutkan kulit bahkan efek emolien dari VCO yang diaplikasikan pada
dimungkinkan karena asam-asam lemak rantai pendek dan sedang seperti asam
laurat dan asam oleat mudah diserap melalui kulit sehingga dapat meningkatkan
laju penetrasi zat aktif dari sediaan berbasis VCO, selain itu pada penelitian
II.C. Ekstrak
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengeringan simplisia tidak lebih dari 60º C. Ekstrak adalah sediaan kering,
kental atau cair yang diperoleh dari hasil penyarian dengan atau tanpa proses
Zat yang polar hanya larut dalam pelarut polar, begitu pula zat non polar hanya
larut dalam pelarut non polar. Pemilihan pelarut dalam ekstraksi harus
10
Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air
dan etanol serta campurannya, jika tidak dinyatakan lain gunakan etanol 70% P
(11,17)
. Keuntungan penggunaan pelarut etanol 70% adalah tidak beracun dan
tidak berbahaya selain itu penggunaan etanol sebagai pelarut karena bersifat
polar sehingga dapat menyari sebagian besar metabolit skunder yang terkandung
1. Cara Dingin
a. Maserasi
ruangan (kamar). Cara ini dapat menarik zat–zat berkhasiat yang tahan
b. Perkolasi
dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara dan tahap perkolasi
sebenarnya (penetesan/penampungan)
11
2. Cara panas
a. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
b. Sokletasi
terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan
c. Digesti
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum
d. Infus
Infus adalah penyarian yang digunakan untuk menyari zat aktif yang
larut air dari bahan-bahan nabati. Infus dibuat dengan cara menyari
e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama( lebih dari 30 menit)
untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari tanaman yang akan diuji,
1. Alkaloid
tabung reaksi dengan jumlah yang sama. Ketiga tabung reaksi tersebut di
II, dan pereaksi Dragendorff pada tabung III. Terdapatnya alkaloid ditandai
Dragendorff.
2. Flavonoid
3. Tanin
dalam tabung reaksi, ditambahkan pereaksi besi (III) klorida, timbul warna
5. Saponin
II.D. Rambut
dan pengaturan suhu tubuh(19). Anatomi kulit dapat dilihat pada gambar II.2.
1. Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan yang paling luar. Epidermis merupakan
epitel berlapis gepeng dengan tanduk, terdiri dari 4 jenis sel yang berbeda
yaitu keratinosit, melanosit, sel langerhans dan sel merkel. Jumlah yang
terbanyak adalah keratinosit. Epidermis terdiri atas lima lapis atau stratum
yaitu:
dermis.
b. Lapis bening / stratum lusidum. Lapisan bening terang setebal 3-5 lapis sel.
c. Lapis tanduk / stratum korneum. Lapisan kelima yang paling luar terdiri atas
sel – sel jernih, mati seperti sisik yang semakin menggepeng dan menyatu
ini merupakan keratin lunak yang berkadar sulfur rendah berbeda dari
2. Batas dermis adalah batas yang pasti sukar ditentukan karena menyatu
mm atau lebih. Dermis tersusun atas dua lapisan jaringan ikat yang tidak
teratur yaitu lapis papilar dan lapis reticular. Pada dermis terdapat adneksa-
adneksa kulit seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, saluran
keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah, ujung
3. Hipodermis adalah lapisan bawah kulit (fasia superfisial) bukan bagian kulit
kepala. Jika rambut disisir maka lemak akan terekskresikan dan menyebar ke
seluruh batang rambut, dan menyebabkan rambut berkilau dan gempal. Hal
tersebut juga dapat dirasakan ketika batok kepala dipijit-pijit merata. Ketika
rambut dicuci menggunakan sabun atau sampo maka lemak rambut akan
tercuci bersih sehingga menyebabkan rambut menjadi kusam, kusut dan susah
diatur(21).
Kulit kepala merupakan barier yang rawan terhadap penetrasi benda asing
atau jasad renik karena mengandung banyak aliran darah. Kulit kepala
badan, menyelenggarakan mantel asam dan pernafasan kulit. Dari fungsi yang
telah disebutkan dapat disimpukan bahwa fungsi kulit kepala adalah sebagai
jamur(22). Gangguan pada kulit kepala meliputi ketombe atau rambut rontok,
1. Iritasi zat fisika : iklim, sinar UV, radio aktif, sengatan listrik
2. Iritasi zat kimia : zat kimia yang memiliki sifat kaustik, oksidasi, dan
telapak tangan, telapak kaki, dan beberapa bagian dari genitalia eksterna.
b. Rambut velus, adalah rambut halus yang sedikit mengandung pigmen dan
terdapat hampir di seluruh tubuh (rambut halus pada pipi, dahi, punggung,
dan lengan.
Rambut kepala berfungsi sebagai pelindung kepala dari cuaca panas atau
membentuk kantong akar rambut yang lazim disebut folikula atau folikel
dermis dan jaringan lemak, menutupi bagian luar folikel rambut. Pada ujung
bagian dalam folikel membesar menjadi bulbus atau umbi yang mendorong
dermis keluar membentuk papilla dermis. Sel epitelum bulbus merupakan sel
cambah atau sel germinatif yang akan menjulur keluar permukaan kulit
menjadi rambut. Dengan demikian rambut terdiri dari dua bagian yaitu akar
a. Batang Rambut(23)
Bagian rambut yang terluar disebut batang rambut. Jika batang rambut
dipotong melintang, maka akan terlihat tiga lapisan dari luar ke dalam,
pipih dan bertumpuk seperti sisik ikan. Lapisan ini keras dan berfungsi
2. Korteks rambut adalah lapisan lebih dalam terdiri dari sel-sel yang
memanjang dan tersusun rapat. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari
pigmen rambut dan rongga udara. Tipe rambut seperti lurus, bergelombang
lapisan yang agak lunak dan mudah dirusak oleh bahan kimia yang masuk
ke dalam rambut.
3. Medulla rambut dapat juga disebut dengan sumsum rambut. Terdiri dari
tiga atau empat lapisan sel yang berbentuk kubus, yang terdiri dari
b. Akar Rambut(26)
Folikel atau akar rambut terletak pada lapisan dermis kulit. Folikel
akar rambut terdapat otot penegak rambut (arrector pili) yang akan berdiri
bila diberi rangsangan seperti bulu kuduk berdiri akibat rasa takut. Akar
1. Umbi rambut, bagian rambut yang akan terbawa ketika rambut dicabut.
pertumbuhan rambut baru kecuali jika papilla rambut rusak, yang dapat
kemudian pada waktu tertentu rontok, lalu tumbuh kembali sebagai siklus
0,2–0,35 mm/hari atau sekitar 2,54 cm setiap 2-3 bulan. Siklus rambut terbagi
mendorong sel-sel lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya antara 1000 hari(23).
3) Masa telogen : dimulai dengan memendeknya sel epitel dan berbentuk tunas
kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada terdorong keluar.
Jumlah rambut di kepala orang dewasa kurang lebih 100.000 helai. Jumlah
papil rambut di kulit kepala tetap sejak bayi sampai tua. Namun semakin
bertambah usia, jumlah rambut di kulit kepala semakin berkurang karena jumlah
rambut dalam fase talogen lebih banyak dibandingkan fase anagen. Karena fase
anagen rata-rata berlangsung 1000 hari ,sedangkan fase telogen selama 100 hari,
maka normal rata rata perbandingan antara jumlah rambut pada fase tumbuh dan
pada fase rontok adalah 9 banding 1. Jumlah rambut normal yang rontok setiap
hari rata –rata 40–100 helai. Apabila jumlah rambut yang rontok setiap hari
20
melebihi dari 100 helai, maka kerontokan tersebut sudah tidak normal dan dapat
menyebabkan kebotakan(23).
1. Keadaan fisiologis
a. Nutrisi(24)
Air, vitamin dan yodium. Air merupakan nutrisi yang penting karena
hampir seperempat dari rambut terdiri dari air, air menyebabkan rambut menjadi
lembab. Selain air ada juga beberapa zat penting agar dapat memiliki rambut
b. Hormon(25)
pertumbuhan dan menebalkan rambut yang ada pada daerah janggut, namun
pada kulit kepala alopesia androgenik memperkecil diameter batang rambut serta
2. Keadaan patologis(25)
atrofi dan folikel rambut akan rusak, dan menyebabkan kerontokan rambut
menyebabkan kerontokan.
Rambut dikatakan sehat bila mengkilap, tidak kusam elastik, tidak kering,
namun tidak terlalu berminyak, tidak kusut dan mudah disisir dan dipola(23).
Sedangkan rambut yang dikatakan tidak sehat adalah rambut yang kering dan
rapuh serta kehilangan daya tahannya, kekuatan dan kilaunya hal tersebut
membuat rambut menjadi sulit diatur, warna berubah menjadi kemerahan dan
ada banyak bagian yang terbelah dan patah sehingga menyebabkan keindahan
rambut hilang(21). Rambut juga memiliki beberapa kelainan seperti, tinea cipitis
yaitu infeksi jamur pada kulit kepala dan rambut yang menyebabkan
kerontokan serta ketombe dan gatal, agen kausal yang paling umum adalah
mudah patah, biasanya disebabkan karena pencucian rambut yang tidak bersih.
Alopesia adalah kelainan rambut rontok secara terus menerus hingga kepala
mengalami kebotakan(22,24).
fisiologis rambut mempunyai masa tumbuh , istirahat dan lepas sehingga pada
satu saat terjadi sejumlah rambut (sekitar kurang lebih 100 helai sehari) akan
rontok. Apabila lepasnya rambut dari kulit kepala melebihi batas fisiologis
terjadi secara terus menerus dalam waktu yang lama dan dalam jumlah yang
22
alopesia diantaranya(23,24):
1. Alopesia aerata
Alopesia aerata merupakan hilangnya rambut pada salah satu atau beberapa
bagian pada daerah kepala, sehingga terlihat botak pada bagian tertentu saja.
adalah gangguan kerontokan rambut yang terjadi pada seluruh bagian kepala
2. Alopesia androgenetik
telogen. Hal ini disebabkan karena peningkatan usia, genetik, stress dan
hormonal.
3. Effluvium telogen
dengan jumlah yang banyak. Biasanya kerontokan ini terjadi selama 2-4
telogen adalah demam tinggi, difisiensi vitamin dan protein, stess, pasca
melahirkan.
rambut. Perawatan rambut meliputi hair spa, hair mask, creambath, hair
tonic(26).
Kosmetik adalah bahan atau sediaan atau paduan bahan yang digunakan pada
bagian tubuh luar (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi faal kulit secara positif,
diklasifikasikan menjadi(22):
24
1. Vasodilator
sehingga aliran darah dapat meningkat dan fungsi tubuh menjadi lebih aktif,
Kelompok zat ini meliputi belerang, asam salisilat, etanol, garam kinina,
4. Kounteriritan
didasarkan atas azas bahwa tubuh akan selalu berupaya dalam perlindungan
5. Antiseptikum
batas kadar maksimum kurang dari 1% kecuali resorsin dengan batas kadar
maksimum 5%.
6. Hormon
efek menghambat. Hormon yang digunakan dalam sediaan hair tonik antara
lain estradiol, stilbestrol dan heksestrol. Sediaan hair tonic terdapat dalam
II.F. Emulgel
II.F.1. Emulsi
Emulsi adalah sediaan berupa campuran yang terdiri dari dua fase cairan dalam
sistem dispersi dimana fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata
(emulgator). Fase cairan terdispersi disebut fase dalam, sedangkan fase cairan
Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air (m/a), jika fase disperse
merupakan fase yang tidak tercampur dengan air dan air sebagai fase kontinyu.
Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air dalam minyak
(a/m)(18). Emulsi tipe m/a lebih banyak digunakan sebagai basis obat yang dapat
tercuci dengan air untuk tujuan kosmetik umum, sedangkan emulsi a/m lebih
26
banyak digunakan untuk pengobatan kulit kering dan pemakaian sebagai emolien.
1. Fase dispers / fase internal / fase diskontinu / fase terdispersi / fase dalam, yaitu
zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cairan lain.
2. Fase eksternal/ fase kontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair dalam
emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung) emulsi tersebut.
emulsi.
Emulsifying agent adalah zat pembasah atau surfaktan yang dapat menurunkan
tegangan permukaan antara air dan minyak, digambarkan sebagai molekul yang
terdiri dari bagian-bagian hidrofilik dan hidrofobik. Oleh karena itu gugus-gugus
senyawa ini seringkali disebut amfifilik (menyukai air dan minyak)(22). Adapula
1. Surfaktan anion adalah surfaktan yang terlarut dalam air, dan yang bekerja
2. Surfaktan kation adalah surfaktan yang terlarut dalam air, yang bekerja
etosulfat.
b. Surfaktan nonionik adalah surfaktan yang terlarut dalam air, tetapi tidak
mempunyai nilai HLB rendah sedangkan molekul yang larut dalam air
mempunyai nilai HLB tinggi. Sistem HLB menuruti skala angka 1-20, umumnya
zat yang memiliki nilai HLB 3-6 menghasilkan emulsi tipe A/M. Untuk emulsi
Pada penelitian ini digunakan surfaktan non ionik karena surfaktan golongan
ini biasa digunakan dalam produk kosmetik dan farmasetik. Surfaktan nonionik
biasa digunakan secara kombinasi antara surfaktan larut air dan larut minyak
untuk membentuk lapisan antarmuka yang penting untuk stabilitas emulsi yang
optimum. Surfaktan nonionik memiliki toksisitas dan iritasi yang rendah, yang
emulsi A/M atau M/A, campur zat pengemusi yang larut dalam minyak ke dalam
fase minyak, jika perlu dengan pemanasan, dan zat pengemulsi yang larut dalam
air ke dalam fase air. Tambahkan fase air ke dalam fase minyak dengan perlahan-
II.F.2. Gel
Gel merupakan sediaan semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan(28). Gel adalah jenis dasar yang menghasilkan penampilan eksternal
yang seragam, berkisar dari transparan hingga semi transparan dan memberikan
28
perasaan lembab(21). Konsistensi gel dapat menunjukkan sifat tiksotropi atau tidak.
Konsistensi gel dikatakan menunjukkan sifat tiksotropi jika massa gel menjadi
kental pekat pada waktu didiamkan dan menjadi cair kembali setelah dikocok, dan
tidak segera mengental sewaktu didiamkan. Sifat konsistensi ini sangat penting
untuk sediaan kosmetika, karena dengan demikian gel akan mudah merata jika
dioleskan pada rambut atau kulit, sekalipun tanpa penekanan yang berarti(21).
1. Zat aktif
2. Gelling agent
yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam kelompok ini
adalah gum alam, turunan selulosa dan karbomer. Digunakan dengan konsentrasi
cPs.
Secara ideal bahan pembawa harus mudah diaplikasikan pada kulit, tidak
mengiritasi dan aman digunakan salah satu sifat tersebut dimiliki oleh turunan
selulosa seperti hidroksi propil metilselulosa (HPMC) adalah salah satu gelling
agent yang biasa digunakan dalam pembuatan sediaan gel karena memiliki
pengikat zat aktif yang kuat serta memberikan kekuatan film yang baik bila
kontak dengan air akan terjadi hidrasi dan peregangan rantai sehingga dapat
membentuk lapisan gel kental. HPMC memiliki pH yang stabil yaitu 4-8,
29
memiliki viskositas yang cukup tinggi yaitu 12.000-18.000 cps sehingga gel yang
dibuat tetap konstan dan memberikan kekuatan film yang baik bila mengering
pada kulit(30)
II.F.3. Emulgel
Emulgel adalah emulsi, baik itu tipe minyak dalam air (M/A) maupun air
dalam minyak (A/M) yang dibuat menjadi sediaan gel dengan mencampurkan
emulsi kedalam basis gel. Pada emulgel, emulsi dicampurkan ke dalam basis gel
yang telah dibuat secara terpisah. Kapasitas gel dari sediaan emulgel membuat
viskositas dari fase air. Emulgel memiliki karakterisitik yang dimiliki oleh suatu
sediaan emulsi dan gel sehingga memiliki tingkat penerimaan oleh pasien yang
tinggi, oleh karena itu emulgel saat ini telah banyak digunakan sebagai pembawa
Emulgel memiliki kandungan air yang tinggi sampai 70% sehingga sediaan
sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel yaitu, memiliki sifat alir
yaitu emulsi dan gel, kemudian emulsi yang telah dibuat dicampurkan ke dalam
gel sedikit demi sedikit dengan pengadukan hingga terbentuk massa emulgel yang
homogen.
adalah(29,33):
1. Organoleptis
perubahan warna.
2. Pemeriksaan Homogenitas
dua kaca objek lalu diperhatikan adanya partikel kasar di bawah cahaya.
3. Pengukuran pH
dalam sediaan yang diperiksa, lalu angka pH yang muncul dicatat. pH kulit
termasuk emulsi tipe M/A atau A/M, dengan cara meletakan sediaan di atas
Viskositas menentukan sifat sediaan dalam hal campuran dan sifat alirnya
pada saat proses produksi, proses pengemasan, serta sifat-sifat penting pada saat
pemakaian, seperti daya sebar, konsistensi atau bentuk dan kelembapan. Selain
Semakin tinggi viskositas maka daya lekat akan semakin besar, sedangkan daya
sebarnya akan semakin kecil. Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk
viskositasnya. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi adalah sistem Newton
32
dan sistem Non-Newton. Hampir seluruh sistem dispersi seperti emulsi, suspensi
dan sediaan semi padat tidak mengikuti sistem Newton. Viskositasnya ini
bervariasi pada setiap kecepatan geser sehingga untuk melihat sifat alirnya
a. Sistem Newton
bidang cairan paling atas bergerak dengan kecepatan konstan, setiap lapisan
jarak dengan lapisan dasar yang diam. Perbedaan kecepatan (dv) antara dia
bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dx) adalah
1. Cairan yang sifat alirnya tidak dipengaruhi waktu (kurva naik berhimpit
dengan kurva turun). Kelompok ini terbagi atas tiga jenis yaitu:
a. Aliran plastis
suatu gaya tertentu yang disebut yield value dilampaui. Pada tekanan dibawah
yield value cairan tersebut bertindak sebagai bahan elastis, sedangkan yield
value aliran mengikuti hukum Newton. Kurva aliran plastis tidak melalui
titik nol tetapi memotong sumbu tekanan geser pada titik yield value.
33
b. Aliran dilatan
Pada sistem seperti ini, volume cairan akan meningkat bila terjadi pergeseran.
Zat yang mempunyai sifat aliran dilatan adalah suspensi yang berkonsentrasi
tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari partikel – partikel yang mengalami
deflokulasi.
c. Aliran pseudoplastis
geser. Berbeda dengan aliran plastis disini tidak ada yield value. Karena kurva
2. Cairan yang sifat alirnya dipengaruhi waktu (kurva naik tidak berhimpit
a. Aliran tiksotropik
konsistensi lebih rendah di setiap harga kecepatan geser pada kurva menurun
pemecahan struktur yang tidak akan terbentuk kembali dengan segera jika
6. Daya sebar
sebar yang baik adalah jika emulgel mudah digunakan dengan mengoleskan
padat berkisar antara 5-7 cm. Sejumlah zat tertentu diletakan di atas kaca
yang berskala kemudian bagian atasnya diberi kaca yang sama, ditingkatkan
pada hewan uji meliputi panjang rambut, bobot rambut, dan kelebatan rambut
(densitas rambut). Hewan uji yang digunakan adalah tikus, kelinci, hamster,
trichnogram, mengukur inhibisi dari 5 𝛼 reduktase (akar rambut), tes hair wash
dan mengukur aliran darah, sedangkan evaluasi pada kultur jaringan dapat
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
35
Kelas : Mammalia
Bangsa : Lagomorpha
Suku : Leporidae
Marga : Oryctolagus
Kelinci merupakan salah satu hewan yang sering digunakan dalam berbagai
penelitian biologi dan medis, hal ini dikarenakan kelinci memiliki gen yang
relative mirip dengan manusia, dan mudah dipelihara di berbagai iklim. Pada
Kelinci New Zealand White (NZW) adalah kelinci yang berasal dari Amerika.
Kelinci NZW memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih polos, mata merah, bobot
dewasa 4,1-5 kg. Keunggulan dari kelinci NZW adalah kelinci yang umum
NZW menampilkan respon yang sama sebagimana manusia pada penyakit dan
difteria, TBC, kanker dll. Perngaruh krim kulit, kosmetika, pangan khusus dan
pH larutan : 5,5 – 8
Konsentrasi : 2-10
kalium permanganat.
monooleat
hingga coklat muda, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.
HLB : 15
Konsentrasi : 1-15%
Pemerian : Cairan kental bewarna kuning yang memiliki bau dan rasa
yang khas.
HLB : 4,3
Konsentrasi : 1-10%
Kelarutan : Sukar larut dalam air, benzene dan dalam karbon tetra
klorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter, dan air
pH :4–8
polisorbat 60.
Kegunaan : Pengawet
benzoate, Nipasol.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
pH :4–8
Kegunaan : Pengawet
Pemerian :Serbuk kristal putih atau agak putih atau wax padat
putih kekuningan
Kelarutan : Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air, larut dalam
Kegunaan : Emolien
42
berbau.
pH :5–7
Stabilitas : Air secara kimiawi stabil di semua bentuk (es, cair, dan
uap air).
Kegunaan : Pelarut
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018 – Juni 2018. Penelitian dilakukan di
Nasional, Jakarta.
Bahan uji yang digunakan adalah daun tapak liman (Elephantopus scaber L)
dan VCO (Virgin Coconut Oil) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman
maserasi dilakukan sebanyak 2 kali. Hasil maserat daun tapak liman dipekatkan
kental. Ektrak kental diuji secara organoleptik dan penapisan fitokimia meliputi
daun tapak liman. Sediaan emulgel tonik daun tapak liman dikombinasikan
dengan VCO. VCO berperan sebagai fase minyak dan emollient serta dapat
ekstrak daun tapak liman 2%, 4%, 8%. Lalu sediaan emulgel tonik dievaluasi
43
44
organoleptik, homogenitas, viskositas dan sifat alir, pH, daya sebar, uji tipe
emulsi. Sediaan emulgel tonik juga diuji aktivitas pertumbuhan rambut pada
kelinci putih jantan galur New Zealand selama 21 hari dengan parameter uji
panjang dan bobot rambut. Skema penelitian dapat dilihat pada Gambar III.1.
1. Hewan uji yang digunakan adalah kelinci jantan galur New Zealand White
yang sehat berumur 8-9 bulan sebanyak 3 ekor dengan bobot berkisar 1,5-2
Minoxidil 2% (Apotek).
(Nagata E 15000), gelas ukur (Pyrex), gelas piala (Pyrex), tabung reaksi
Barat.
46
Pemeriksan bahan tambahan terdiri dari HPMC, VCO, tween 80, span 80,
Daun tapak liman disortasi basah untuk membersihkan kotoran atau bahan
asing pada simplisia, kemudian daun tapak liman dicuci menggunakan air
bersih untuk menghilangkan tanah atau kotoran yang melekat pada simplisia.
Setelah bersih daun tapak liman dikeringkan dalam oven pada suhu 50-60ºC,
setelah kering simplisia dihaluskan, lalu diayak dengan ayakan mesh 60,
kering dari pengotor yang tersisa, lalu serbuk diuji secara mikroskopik.
1:10 selama 24 jam sambil diaduk sesekali, menggunakan wadah kaca dan
yang sama, kemudian hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring dan
rotary evaporator pada suhu kurang lebih 40-50ºC hingga terbentuk ekstrak
warna dan bau), uji pH, serta uji bebas etanol. Uji pH dilakukan
yang muncul pada pH meter dicatat sebagai pH ekstrak. Sedangkan uji bebas
etanol dilakukan dengan cara ekstrak kental daun tapak liman ditambah
dipanaskan. Hasil uji negatif bila tidak tercium bau khas ester.(34)
1. Identifikasi Alkaloid
Mayer pada tabung I, pereaksi Bouchardat pada tabung II, dan pereaksi
48
Hasil uji alkaloid pada ekstrak dan serbuk daun tapak liman menunjukkan
negatif karena tidak terdapat endapan putih pada pereaksi Mayer, endapan
coklat pada pereaksi Bouchardat, dan endapan merah bata pada pereaksi
Dragendorff.
2. Identifikasi Flavonoid
positif ditandai dengan perubahan warna menjadi merah atau jingga. Uji
3. Identifikasi saponin
dikocok selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil
tidak kurang dari 10 menit. Uji saponin menunjukkan hasil positif karena
4. Tanin
Sebanyak 0,5 gram ekstrak dan serbuk daun tapak liman ditambahkan
ditambahkan pereaksi besi (III) klorida, jika timbul warna hijau atau biru
larutan.
eter selama 2 jam. Larutan tersebut kemudian disaring dan diuapkan dalam
Pembuatan emulgel tonik rambut dibuat dengan variasi ekstrak daun tapak
liman 2%, 4%, dan 8%. Dengan menggunakan HPMC sebagai gelling agent,
tween 80 dan span 80 sebagai emulgator. Formula emulgel dapat dilihat pada
Tabel III.1.
50
Jumlah (%)
Formula/bahan Blanko FI FII FIII
Ekstrak Daun Tapak Liman - 2 4 8
VCO (Virgin Coconut Oil) - 4 4 4
Paraffin liquidum 1 1 1 1
HPMC 4 4 4 4
Tween 80 2,15 2,15 2,15 2,15
Span 80 0,85 0,85 0,85 0,85
Propilenglikol 5 5 5 5
Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1
Propil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1
BHT 0,01 0,01 0,01 0,01
Aquadest ad 100 100 100 100
(4)
Prosedur pembuatan emulgel :
propilenglikol, tween 80, span 80, metil paraben, propil paraben, BHT
3. Pembuatan emulsi :
c. Fase minyak dimasukan ke dalam fase air pada suhu 70-80ºC , diaduk
4. Ekstrak daun tapak liman, metil paraben dan propil paraben dilarutkan
dalam propilenglikol.
51
5. Basis gel dibuat dengan mendispersikan HPMC ke dalam air panas (60-
dimasukan ke dalam basis gel sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
homogen.
1. Pemeriksaan organoleptis
2. Homogenitas
antara dua kaca objek lalu diamati apakah sediaan emulgel tersebut
3. pH
Emulgel yang akan diuji dimasukan ke dalam gelas piala ukuran 100 ml
hingga siap di baca. Nilai yang tercantum dicatat sebagai nilai pH emulgel.
52
termasuk emulsi tipe M/A atau A/M, dengan cara meletakkan sediaan di
atas gelas objek kemudian ditambahkan 1 tetes methylene blue lalu diamati
emulgel yang telah diletakkan dalam gelas piala, kemudian alat viskometer
diaktifkan dan diatur pada rpm 30 lalu dicatat skala yang tertera pada
yaitu 1,5; 3; 6; 12; 30; 60 rpm, kemudian dibalik 60; 30; 12; 6; 3 ; 1.5 rpm.
dengan cara mengalikan skala yang diperoleh dengan suatu faktor yang
dapat dilihat pada tabel sesuai dengan kecepatan dan spindel yang
pada saat mengukur viskositas. Sifat aliran dapat diketahui dengan cara
dengan kaca yang memiliki diameter dan berat yang sama dengan beban
seberat 200 gram, lalu didiamkan selama 1-2 menit. Diameter emulgel
menyebarnya.
Hewan uji yang digunakan adalah kelinci jantan galur New Zealand White
yang sehat berumur 8-9 bulan sebanyak 3 ekor dengan bobot berkisar 1 - 2 kg.
Federer maka jumlah hewan yang digunakan adalah 3 ekor kelinci dengan 1
Jumlah
Kelompok Perlakuan
Kelinci
K. Normal 3 ekor Tidak diberikan perlakuan khusus
K (-) 3 ekor Dioleskan basis emulgel
K(+) 3 ekor Dioleskan tonik rambut yang mengandung minoxidil
Ekstrak
Etanol Daun
Tapak Liman
100% 3 ekor Dioleskan ekstrak daun tapak liman 100%
VCO % 3 ekor Dioleskan VCO 100%
Kombinasi 1 3 ekor Dioleskan larutan kombinasi ekstrak 2% dan VCO 4%
Kombinasi 2 3 ekor Dioleskan larutan kombinasi ekstrak 4% dan VCO 4%
Kombinasi 3 3 ekor Dioleskan larutan kombinasi ekstrak 8% dan VCO 4%
Formula 1 3 ekor Dioleskan emulgel kombinasi ekstrak 2% dan VCO 4%
Formula 2 3 ekor Dioleskan emulgel kombinasi ekstrak 4% dan VCO 4%
Formula 3 3 ekor Dioleskan emulgel kombinasi ekstrak 8% dan VCO 4%
Pembuatan larutan kombinasi ekstrak etanol daun tapak liman dan VCO
menggunkan emulgator agar campuran ekstrak daun tapak liman dan VCO dapat
dan span 80 sebanyak 5% dengan nilai HLB VCO 12, tween 80 yang digunakan
adalah 3,5 gram sedangkan span 80 sebanyak 1,5 gram untuk tiap larutan
Kombinasi III: VCO 4% dicampur ke dalam span 80 pada suhu 60-70◦C, tween
Cream Hair Removal) untuk membersihkan rambut kelinci yang tersisa, lalu
didiamkan selama 24 jam. Daerah pengolesan dibuat sebanyak 11 kota. Bahan uji
dioleskan sebanyak 0,25 gram dua kali sehari selama 21 hari pada daerah uji(2).
Hari pertama pengolesan dianggap sebagai hari ke-0. Pada uji kali ini dilakukan
helai rambut terpanjang dengan menggunakan jangka sorong pada hari ke-7,
56
yang tumbuh pada area pengolesan pada hari ke-21. Hasil dinyatakan sebagai
Data rata-rata panjang rambut dan bobot rambut kelinci disusun dalam
tabel. Data rata-rata panjang rambut dan berat rambut diolah dengan
variansi Levene.
bermakna antar pelakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil
(BNT)
c. Jika data yang diperoleh tidak terdistribusi normal atau varian tidak
homogen maka data dianalisis secara non parametrik yaitu dengan uji
Penapisan fitokimia :
Alkaloid, flavonoid, saponin,
triterpenoid/steroid,tanin
Emulgel
identitas tanaman yang akan diuji agar sesuai dengan yang diinginkan.
tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman daun tapak liman dapat digunakan
protokol penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
kombinasi daun takan liman dan VCO yaitu HPMC, paraffin liquidum, tween 80,
span 80, propilenglikol, metil paraben, propil paraben, BHT dan aquadest secara
58
59
masing bahan, sehingga bahan dapat digunakan untuk penelitian ini. Hasil
Dapat bercampur
Dapat bercampur
Kelarutan dengan air, aseton,
dengan air
kloroform.
Kristal/serbuk putih,
Serbuk putih, tidak
tidak berbau,
Metil Paraben Pemerian berbau, mempunyai
mempunyai rasa
rasa sedikit terbakar.
sedikit terbakar.
61
bahwa serbuk yang digunakan adalah positif serbuk daun tapak liman, hal ini
dapat dilihat dari epidermis dengan rambut, serabut sklerenkim serta rambut
Hasil pemeriksaan ekstrak daun tapak liman terdapat pada Tabel IV.2
bentuk kental, berbau khas , berwarna hijau kehitaman dengan pH yaitu 5,3. Pada
uji bebas etanol, ekstrak daun tapak liman memberikan hasil negatif yang ditandai
dengan tidak terciumnya bau khas ester setelah dilakukan penambahan asam
asetat dan asam sulfat lalu dipanaskan. Tujuan dilakukannya uji bebas etanol
adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak kental daun tapak liman tidak
murni(34).
Pemeriksaan Hasil
Organoleptis
a. Bentuk a. Kental
pH 5,3
Pada penelitian ini berat serbuk yang digunakan sebanyak 1,5 kg dan
memperoleh ekstrak kental sebanyak 248 gram dengan rendemen sebesar 16,53%
Hasil penapisan fitokimia serbuk dan ekstrak daun tapak liman pada Tabel
IV.3.
Hasil
No Identifikasi
Serbuk Ekstrak
1 Alkaloid - -
2 Flavonoid + +
3 Saponin + +
4 Tanin + +
5 Steroid/triterpenoid + +
Hasil skrining menunjukan bahwa serbuk dan ekstrak daun tapak liman
mengandung beberapa senyawa seperti flavonoid, saponin, tanin dan juga steroid,
64
hasil tersebut sesuai dengan jurnal sebelumnya yang menjelaskan bahwa ekstrak
etanol daun tapak liman mengandung senyawa flavonoid, sponin, tanin dan
Serbuk dan ekstrak etanol daun tapak liman mengandung senyawa flavonoid
Serbuk dan ekstrak daun tapak liman mengandung senyawa saponin yang
ditandai dengan terbentuknya busa yang stabil setelah dilakukan pengocokan dan
penambahan HCL 2 N. Identifikasi senyawa tanin serbuk dan ekstrak daun tapak
liman positif mengandung senyawa tannin yang ditandai dengan perubahan warna
hitam kebiruan setelah penambahan FeCl3 1%. Senyawa tanin berperan dalam
identifikasi senyawa steroid atau triterpenoid, serbuk dan daun tapak liman positif
mengandung steroid yang ditandai dengan perubahan warna hijau pada larutan.
Pada penelitian ini dibuat sediaan emulgel tonik yang mengandung kombinasi
ekstrak etanol daun tapak liman dan VCO, adapula konsentrasi ekstrak daun tapak
liman yang digunakan adalah 2%, 4% dan 8% sedangkan konsentrasi VCO yang
pernyubur rambut yang baik. VCO dibuat menggunakan metode mekanik atau
pengadukan dengan cara kelapa diparut, kemudian dibuat santan, lalu santan
diendapkan selama kurang lebih 12 jam, setelah itu dilakukan penyaringan untuk
mengambil lapisan minyak pada santan. Keuntungan dari proses ini adalah VCO
yang dihasilkan lebih tahan lama karena tidak menggunakan pemanasan (12).
Pada pembuatan sediaan emulgel terdiri dari fase emulsi dan gel. Pada fase
penggunaan kombinasi emulgator ini digunakan agar emulsi yang dibuat dapat
stabil. Pembuatan emulsi dibuat dengan mencampurkan fase air yaitu tween 80
dengan air yang dipanasi pada suhu 70°C, sedangkan fase minyak dibuat dengan
mencampurkan VCO, paraffin liquidum, BHT serta span 80 pada suhu 70°C
hingga homogen masukan fase minyak kedalam fase air dengan suhu konstan
70°C aduk hingga homogen. Pemanasan pada pembuatan emulsi bertujuan untuk
homogenizer pada kecepatan 100 rpm namun karena homogenizer yang dimiliki
oleh laboratorium hanya dapat dimulai pada kecepatan 200 rpm maka proses
udara yang terperangkap pada lapisan emulsi yang mengandung surfaktan bila
Pada fase gel digunakan HPMC sebagai gelling agent karena dapat
membentuk gel yang jernih serta memiliki viskositas yang baik, HPMC juga
umumnya tidak menyebabkan iritasi serta toksik. Basis gel dibuat dengan
mencampurkan HMPC dalam air yang dipanasi pada suhu 70°C kemudian
didiamkan selama 24 jam. Pada sediaan emulgel mengandung air dalam jumlah
pengawet. Pada sediaan ini digunakan metil dan propil paraben sebagai pengawet,
yang lebih optimal sebagai anti mikroba serta anti jamur. Metil paraben dan propil
homogen, setelah itu dimasukan ke dalam basis gel sedikit dimi sedikit agar
Setelah fase gel terbentuk, fase emulsi dimasukan ke dalam fasel gel
1. Pengamatan organoleptik
Hasil pengamatan organoleptik sediaan emulgel tonik terdapat pada Tabel IV.4.
2. Pemeriksaan Homogenitas
dan blanko menunjukkan hasil yang homogen. Emulgel dinyatakan homogen bila
tidak terdapat granul yang menggumpal, dan warna tersebar merata sehingga
3. Pemeriksaan pH
Hasil pemeriksaan pH sediaan emulgel tonik pada blanko, formula I, II, dan
Kadar
Formula pH
Ekstrak (%)
Blanko 0 4,5 ± 0,458
I 2 5,50 ± 0,519
II 4 5,60 ± 0,6
III 8 5,73 ± 0,57
persyaratan standar pH kulit yaitu 4,5-6,5. Hasil pH emulgel berkisar antara 4,5-
5,73 hal ini menunjukkan bahwa emulgel tonik cukup aman digunakan dan tidak
mengiritasi kulit saat diaplikasikan, karena jika pH emulgel terlalu basa dapat
menyebabkan kulit kepala dan rambut menjadi kering sedangkan bila pH terlalu
daun tapak liman maka semakin tinggi pH sediaan emulgel namun masih
69
diuji memiliki tekstur yang kental. Tujuan dari pengujian viskositas adalah untuk
daya sebar sediaan dan kenyamanan emulgel saat digunakan(33). Hasil pengujian
viskositas emulgel pada rpm 30 menunjukan bahwa formula blanko, I, II dan III
memiliki viskositas secara berturut-turut yaitu 2500 cps, 1592 cps, 1300 cps dan
636 cps, hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak
daun tapak liman maka viskositas sediaan emulgel akan menurun ini disebabkan
karena tekstur ekstrak daun tapak liman yang kental serta melarutnya ekstrak
dengan bahan tambahan emulgel sehingga jeratan dengan gulungan acak ikatan
dihasilkan oleh formula III dengan konsentrasi ekstrak daun tapak liman 8%.
Grafik viskositas dapat dilihat pada Gambar IV.3. Perhitungan viskositas dapat
Konsentrasi Viskositas η=
Formula RPM Skala Faktor
ekstrak (%) skala x f (cps)
Blanko 0 30 62.5 40 2500 ± 1,1
Formula I 2 30 39.8 40 1592 ±2,3
Formula II 4 30 32.5 40 1300±1,5
Formula III 8 30 15.9 40 636±1,7
3000
2500
2000 Blanko
1500 Formula I
1000 Formula II
500 Formula III
0
Formula
dilakukan pada kecepatan 1,5; 3; 6; 12; 30; 60 rpm. Kemudian dibalik 60;
30; 12; 6; 3 ; 1.5 rpm, lalu dibuat kurva antara rate of shear dan gaya
suatu tube, pengaplikasian pada kulit dan juga kenyamanan bagi pasien (33).
Perhitungan sifat alir dapat dilihat pada Lampiran 12. Hasil kurva sifat alir
14
12
Rate of shear
10
8
6
4 Blanko
2
0
0 20000 40000 60000 80000
Gaya
14
12
Rate of Shear
10
8
6 Formula I
4
2
0
0 20000 40000 60000
Gaya
14
12
Rate of Shear
10
8
6
Formula II
4
2
0
0 20000 40000 60000
Gaya
14
12
Rate of Shear
10
8
6
4 Formula III
2
0
0 5000 10000 15000 20000
Gaya
memiliki sifat alir tiksotropik dan peseudoplastis. Umumnya sifat alir yang
dimiliki oleh sediaan setengah padat adalah tiksotropik plastik namun pada
sediaan emulgel tidak menunjukkan hal tersebut, hal ini kemungkinan disebabkan
karena gelling agent yang digunakan adalah HPMC yang dapat menghasilkan
sediaan dengan sifat alir pseudoplastis, selain itu hal tersebut juga kemungkinan
disebabkan oleh sediaan emulgel yang merupakan gabungan dari sediaan gel dan
emulsi sehingga menyebabkan salah satu karakteristik emulsi yaitu memiliki sifat
alir pseudoplastis mempengaruhi sifat alir dari sediaan emulgel(33). Sifat alir
sedangkan pada formula III memiliki sifat alir pseudoplastis. Aliran pseudoplastis
dapat dilihat dari kurva yang mulai pada titik (0,0) atau paling tidak mendekatinya
pada rate of shear rendah. Sifat alir tiksotropik dapat dilihat dari kurva menurun
yang berada pada sebelah kiri kurva yang menaik ini menunjukan bahwa sediaan
73
tersebut memiliki viskositas lebih rendah pada setiap harga kecepatan geser dari
kurva menurun dibandingkan yang naik, selain itu sediaan emulgel dinyatakan
memiliki sifat alir tiksotropik karena adanya pemecahan struktur yang tidak
terbentuk kembali dengan segera jika tekanan tersebut dihilangkan atau dikurangi.
Aliran tiksotropi adalah sifat yang diinginkan dalam sediaan emulgel yang
idealnya mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah namun dapat dituang dan
2. Daya Sebar
Uji daya sebar emulgel dilakukan menggunakan cincin teflon. Pengujian
daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyebar dari sediaan karena
semakin besar kemampuan menyebar emulgel maka semakin luas kontak emulgel
dengan permukaan kulit kepala sehingga diharapkan dapat memberikan efek yang
lebih optimal(4). Gambar hasil pengujian daya sebar dapat dilihat pada Lampiran
11. Hasil evaluasi kemampuan menyebar sediaan emulgel dapat dilihat pada Tabel
IV.8.
konsentrasi ekstrak daun tapak liman 8% memiliki daya sebar paling luas
74
dibandingkan dengan blanko, formula I dan II, sehingga ini dapat membuktikan
Tipe
Formula Kadar Ekstrak (%)
Emulsi
Blanko 0 M/A
I 2 M/A
II 4 M/A
III 8 M/A
Keterangan : M/A = minyak dalam air
Tujuan pengujian tipe emulsi adalah untuk mengetahui tipe emulsi dari
sediaan emulgel. Hasil uji tipe emulsi setelah ditetesi larutan metylen blue dapat
terlihat bahwa larutan metylen blue larut dalam fase kontinyu yaitu air dalam
sediaan emulgel menyebabkan perubahan warna yaitu biru namun karena adanya
ekstrak daun tapak liman di dalam sediaan emulgel yang menyebabkan sediaan
menjadi warna hijau sehingga mempengaruhi warna saat ditetesi metylen blue
menjadi warna biru toska, selanjutnya dilihat pada mikroskop . Setelah dilihat
pada mikroskop dengan pembesaran 40 kali terlihat butiran minyak yang tersebar
di dalam air . Hasil pengujian tipe emulsi dapat dilihat pada Lampiran 13.
uji yaitu rata-rata panjang rambut dan bobot rambut selama 21 hari. Pada uji
rambut(36). Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah kelinci putih jantan
galur New Zealand White berumur 8-9 bulan sebanyak 3 ekor, adapun ciri-ciri
dari kelinci putih jantan galur New Zealand White adalah bulu berwarna putih
dengan mata berwarna merah. Gambar kelinci putih jantan galur New Zealand
Hasil perhitungan rata-rata rambut kelinci dapat dilihat pada Tabel IV.10
76
20 Kontrol Normal
18 Kontrol Negatif
Rataa- Rata Panjang Rambut 16
Kontrol Positif
14
Ekstrak Daun Tapak
12 Liman 100%
VCO 100%
10
Kombinasi I
8
Kombianasi II
6
4 Kombinasi III
2 Formula I
0 Formula II
7 14 21
Hari Formula III
kontrol normal (3.4 ± 0.8168 mm), kontrol negatif (1.7 ± 0.819 mm), kontrol
positif (3,73 ± 0,7942 mm), ekstrak daun tapak liman 100% (7.4 ± 2 mm), VCO
0.7919), kombinasi III (6.27±1.7202 mm), formula I (3.9 ± 0.9675 mm), formula
II (5.3 ± 0.7662), formula III (7.2 ± 1.2436 mm). Dari data tersebut menunjukkan
rambut terpanjang dihasilkan oleh ekstrak daun tapak liman 100%, sedangkan
rambut terpendek dihasilkan oleh kontrol negatif. Pada formula emulgel, yang
memiliki hasil rambut terpanjang berturut turut adalah formula 3, 2 dan 1 ini
pertumbuhan rambut karena semakin besar konsentrasi ekstrak daun tapak liman
maka semakin banyak pula metabolit sekunder yang terkandung dalam sediaan
bentuk sediaan emulgel yang kental sehingga kontak sediaan dengan kulit lebih
lama dan menyebabkan hasil yang didapat lebih optimal. Data rata-rata panjang
rambut hari ke-7 diolah secara statistik dengan uji variansi Levene untuk
data, hasilnya data terdistibusi normal (p >0.05) dan homogen (p >0.05) kemudian
uji dilanjutkan dengan uji ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak
sama. Hal ini kemungkinan disebabkan karena folikel rambut masih memerlukan
adaptasi untuk pembentukan helai rambut sehingga belum dapat memberikan hasil
yang optimal.
Pada hari ke-14, data rata-rata rambut pada kontrol normal (7.1 ± 0.7631mm),
kontrol negatif (5.3 ± 0.7513 mm), kontrol positif (9.333 ± 0.70682 mm), ekstrak
daun tapak liman100% (12.3333 ± 0.9171 mm), VCO 100% (9.4667 ± 0.6072
(9.633 ± 1.2168 mm), formula III (11.4 ± 0.6395 mm), dari data tersebut terlihat
bahwa ekstrak daun tapak liman memiliki panjang rambut paling panjang
sedangkan pada kontrol negatif memiliki rambut paling pendek, kemudian data
bahwa rata-rata panjang rambut terdistribusi normal (p>0.05) namun pada uji
79
kontrol negatif dengan semua kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa
(p˃0.05) dengan kontrol positif adalah ekstrak daun tapak liman 100%, VCO
100%, kombinasi I, kombinasi II, kombinasi III, formula II dan formula III hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak daun tapak liman 100%, VCO 100%, kombinasi I,
kombinasi II, kombinasi III, formula II dan formula III memiliki aktivitas
Pada hari ke-21, data rata-rata panjang rambut pada kontrol normal (9 ±
0.9943 mm), kontrol negatif (8.97 ± 0.9387 mm) , kontrol positif (17.37 ±0.9521
mm), ekstrak daun tapak liman 100% (15 ± 0.8559 mm), VCO 100% (16.13 ±
mm), kombinasi III (14.9 ± 0.8443 mm), formula I (13.33 ± 0.8883 mm), formula
rata-rata rambut terpanjang dihasilkan oleh kontrol positif lalu diikuti dengan
VCO 100% dan ekstrak daun tapak liman 100% ini membuktikan bahwa VCO
dan ekstrak daun tapak liman memiliki aktivitas yang setara dengan kontrol positif
80
yaitu minoxidil. Rambut terpendek dihasilkan pada kontrol negatif diikuti dengan
kontrol normal.
dengan kombinasi ekstrak dan VCO tanpa basis emulgel menunjukkan bahwa
kombinasi ekstrak dan VCO tanpa basis emulgel menghasilkan rata-rata panjang
rambut lebih besar dibandingkan dengan formula emulgel. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena kombinasi ekstrak dan VCO mengandung lebih banyak air
dibandingkan dengan formula emulgel, seperti yang kita tau bahwa air termasuk
nutrisi yang penting bagi rambut karena hampir seperempat dari rambut terdiri
dari air. Data diolah secara statistik berdasarkan uji Shapiro Wilk dan uji Levene
data rata-rata panjang rambut pada hari ke-21 terdistribusi normal dan homogen
(p>0.05), kemudian uji dilanjutkan dengan uji ANOVA , berdasarkan uji ANOVA
kontrol negatif dengan semua kelompok perlakuan hal ini menunjukan bahwa
kontrol positif, ekstrak daun tapak liman 100%, VCO 100%, kombinasi I,
kombinasi II, kombinasi III, formula I, formula II, formula III memiliki aktivitas
Uji rata-rata panjang rambut hari ke -21 dilanjutkan dengan uji beda nyata
terkecil (BNT), dari hasil uji BNT menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
bermakna (p ˂0.05) antara kotrol normal dan kontrol negatif dengan semua
kontrol negatif. Jika dibandingkan antara kontrol positif dengan perlakuan lain
aktivitas pertumbuhan rambut dari ekstrak daun tapak liman 100%, VCO 100%,
kombinasi I, kombinasi II, kombinasi III, formula I, formula II dan formula III
pertumbuhan rambut yang signifikan dimulai pada hari ke-14, karena pada hari
ke-7 folikel rambut masih memerlukan adaptasi untuk pembentukan helai rambut
sehingga belum dapat memberikan hasil yang optimal, hal ini dapat dilihat dari
hasil uji ANOVA yang menyatakan tidak ada perbedaan bermakna antar
perlakuan (p>0.05). Pada hari ke-14 yang tidak memiliki perbedaan bermakna
dengan kontrol positif adalah ekstrak daun tapak liman 100%, VCO 100%,
kombinasi I, kombinasi II, kombinasi III, formula II dan formula III. Pada hari ke-
21 berdasarkan uji BNT terdapat perbedaan bermakna antara kontrol normal dan
kontrol negatif dengan kontrol positif, ekstrak daun tapak liman 100%, VCO
100%, kombinasi I, kombinasi II, kombinasi III, formula I, formula II, formula
III. Jika membandingkan antara kontrol positif dengan perlakuan lain hasilnya
pertumbuhan rambut dari ekstrak daun tapak liman 100%, VCO 100%, kombinasi
I, kombinasi II, kombinasi III, formula I, formula II dan formula III belum dapat
disebabkan karena perbedaan mekanisme kerja minoxidil yang bekerja pada siklus
kelinci pada hari ke-21 lalu ditimbang bobot rambut dengan timbangan milligram.
(19.7 ± 0.2 mg), kontrol negatif (18 ± 0.5558 mg) , kontrol positif (40.3 ± 5.9632
mg), ekstrak daun tapak liman 100% (38 ± 6.5791 mg), VCO 100% (31 ± 1.3528
mg) , kombinasi I (23 ± 0.4359 mg), kombinasi II (28 ± 0.9849 mg), kombinasi
III (42 ± 2.1518 mg), formulasi I (35.6 ± 0.9539 mg), formula II (36.6 ± 0.7211
mg) dan formula III (37.2 ± 2.1071 mg). Berdasarkan hasil rata-rata bobot rambut
yang terbesar dihasilkan oleh kombinasi III (larutan kombinasi ekstrak daun tapak
liman 8% dan VCO 4% tanpa basis emulgel) sedangkan bobot rambut terkecil
maka bobot terbesar dihasilkan oleh formula emulgel 3 diikuti dengan formula 2
pada bobot rambut, semakin besar konsentrasi ekstrak daun tapak liman maka
akan semakin besar bobot rambut yang dihasilkan hal ini disebabkan karena
kandungan dari metabolit sekunder seperti flavonoid, steroid, tanin dan saponin
lebih banyak sehingga efek yang dihasilkan lebih optimal metabolit sekunder
yang terdapat pada ekstrak etanol daun tapak liman dapat menstimulasi fase
83
meningkat(5).
terdistribusi secara normal (p˃0.05) namun pada uji Levene didapatkan bahwa
data rata-rata bobot rambut tidak homogen (p˂0.05) oleh karena itu pengolahan
terdapat perbedaan bermakna (p˂0.05) antara kontrol normal dan kontrol negatif
positif maka tidak terdapat perbedaan bermakna antara kontrol positif dengan
ekstrak daun tapak liman 100%, kombinasi III, formula I, formula II dan formula
III (p˃0.05) hal ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan tersebut memiliki
aktivitas yang setara dengan kontrol positif yaitu minoxidil. Jika formula emulgel
dibandingkan dengan kombinasi ekstrak daun tapak liman dan VCO tanpa basis
mempengaruhi hasil rata-rata bobot rambut. Hasil pengolahan data bobot rambut
45 Kontrol Normal
40 Kontrol Negatif
35 Kontol Positif
Bobot Rambut (mg)
20
Kombinasi I
Kombinasi II
15
Kombinasi III
10
Formula I
5
Formula II
0
Perlakuan Formula III
dan 8%) dan VCO (Virgin Coconut Oil) 4% dapat dibuat menjadi sediaan
emulgel tonik rambut yang baik. Sediaan emulgel berwarna hijau kecoklatan
3846,5 mm2, memiliki viskositas antara 636 cps - 2500 cps, sifat alir
tiksotropi pseudoplastis.
kelinci pada minggu ke 3 yaitu kontrol normal (9 mm), kontrol negatif (8,97
mm), kontrol positif (17,37 mm), formula I (13,33 mm), formula II (13,9
mm), dan formula III (14,78 mm) untuk rata-rata bobot rambut yaitu kontrol
normal (19,7 mg), kontrol negatif (18 mg), kontrol positif (40,3 mg),
formula I (35,6 mg), formula II (36,6 mg) dan formula III (37,2 mg).
V.B . Saran
86
87
DAFTAR PUSTAKA
Stabilitas Fisik Dan Keamanan Dari Sediaan Gel Ekstrak Daun Waru (Hibiscus
3. Ho, W.Y., Huynh, K.Y., Swee, K.Y., Raha, A.R., Abdul, R.O., Chai, L.H.,
4. Azter, A.A. 2009. Uji Efek Ekstrak Etanol Herba Tapak Liman(Elephantopus
Scaber L) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Pada Tikus Putih
5. Pradesh, M., Rakesh, S., Subrat, K.B., Amirta, B. 2013. Preliminary Study On
7. Ramdon, D. 2012. Penandaan Daya Penetrasi Secara In Vitro Sediaan Gel dan
9. Wijaya, K.S. 2014. Formulasi Emulgel Luka Bakar ekstrak Umbi Singkong
10. Anonim. 1978. Materia Medika Indonesia Jilid IV . Jakarta. Ditjen POM. Hal
52-56.
12. Karta., I, W., Sarasmita, N.M.A. 2013. Analisis Virgin Coconut Oil (Vco) Dan
13. Lestari, M., Annas, B. 2013. Formulasi Cold Cream Propanolol Untuk
14. Blegur, F. 2014. Uji Aktivitas Minyak Kelapa Murni Atau Virgin coconut oil
15. Varma, S.R., Sivaprakasam, T.O., Arumugam, I., et al. 2017. In Vitro Anti-
16. Muhammud, A., Rubiah, A.B., Abd, R.M.A., Jaafar, R. 2014. The
17. Anonim. 2004. Buku Panduan Teknologi Ekstrak. Jakarta. Badan POM. Hal 9-
10
20. Kalang, S.J.R. 2013. Histofisiologi Kulit. Jurnal Biomedik. Vol 5 (3). Hal 12-
19.
23. Tranggono., Retno, I., Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Kosmetik Medik.
Tumbuhan Obat dan Diet Suplemen. PT. Penebar Surya. Hal 50-55
25. Yusni, I. 2017. Efek Promosi Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
Kosmetik. Jurnal Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Vol 24 (1). Hal
35-40.
90
80 dan Span 80 Dalam Virgin Coconut Oil Cream Aplikasi Desain Faktorial.
28. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta. Departemen Kesehatan
29. Mulyani, A.N. 2017. Formulasi Sediaan Gel Pewarna Kuku Ekstrak Daun
Pacar Air (Impatiens balsamina L.). Skripsi. Jakarta. Fakultas Farmasi. ISTN
Jakarta
30. Apriana, A., Diana, R., Mia, F. 2017. Formulasi Dan Uji Stabilitas Gel
31. Aisyah, A.N., Zulham., Nurul, A.Y . Formulation of Emulgel Ethanol Extract
of Mullberry (Morus alba L.) with Various Concentration of Span 80® and
Tween 80®. Journal of Pharmaceutical and Medicinal. Vol 2 (2). Hal. 77-79.
32. Rowe, R.C., Sheskey, P.J .,Owen, S.C. 2009. Handboook of Pharmaceutical
33. Martin, A., James, S., Arthur, C. 2008. Farmasi Fisik Dasar-Dasar Farmasi
34. Kurniawati, E. 2015. Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Tunas Bambu Apus
35. Joiner, G.F. 2014. Formulasi Sediaan Emulgel Ekstrak Herba Pegagan
Universitas Pancasila
91
LAMPIRAN 1
Surat Izin Penelitian di ISTN
92
LAMPIRAN 2
Surat Izin Penelitian di ISTN
93
LAMPIRAN 3
Surat Izin Penelitian di ISTN
94
LAMPIRAN 4
Hasil Determinasi
LA
95
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
Reverensi(11) Hasil
Sklerenkim
Epidermis
LAMPIRAN 8
Perhitungan Rendemen
Diketahui :
Bobot Ekstrak
Rendemen % = × 100 %
Bobot Serbuk
248 gram
Rendemen % = × 100 % = 16.533 %
1500 gram
99
LAMPIRAN 9
Hasil Skirining
\\
Alkaloid
Bouchardat-mayer-dragendorf Bouchardat-mayer-dragendorf
Flavonoid
Saponin
Tanin
Steroid
100
LAMPIRAN 10
Perhitungan HLB
A. Perhitungan HLB Emulgel
Diketahui :
HLB butuh VCO : 12 Berat emulgator : 3 gram
HLB Tween 80 : 15 HLB Span 80 : 4.3
Dibuat persamaan : Tween 80 = a gram
Span 80 = (5-a) gram
Rumus : (a x HLB Tween) + (B – a) x HLB Span) = (B x HLB butuh)
(a x 15) + ((3-a) x 4.3) = ( 3 x 12)
15a + 12.9 – 4.3a = 36
15a – 4.3a = 36 – 12.9
10.7a = 23.1
23.1
a =
10.7
a =2.15 (berat tween 80)
Berat span 80 = 3 – 2.15 = 0.85
B. Perhitungan HLb larutan kombinasi ekstrak etanol daun tapak liman dan
VCO
Diketahui :
HLB butuh VCO : 12 Berat emulgator : 5 gram
HLB Tween 80 : 15 HLB Span 80 : 4.3
Dibuat persamaan : Tween 80 = a gram
Span 80 = (5-a) gram
Rumus : (a x HLB Tween) + (B – a) x HLB Span) = (B x HLB butuh)
(a x 15) + ((5-a) x 4.3) = ( 5 x 12)
15a + 21.5 – 4.3a = 60
15a – 4.3a = 60 – 21.5
10.7a = 38.5
38.5
a =
10.7
a =3.5 (berat tween 80)
Berat span 80 = 5 – 3.5 = 1.5
101
LAMPIRAN 11
Hasil Uji Homogenitas dan Uji Daya Sebar
LAMPIRAN 12
Perhitungan Sifat Alir Emulgel
Lanjutan Lampiran 12
2627.43±5,1
1.5 3.9 800 3120 0.315
3705.35±1,9
3 5.5 400 2200 0.63
5793.82±1,7
6 8.6 200 1720 1.26
10307.6±2,8
12 15.3 100 1530 2.52
21895.3±5,4
30 32.5 40 1300 6.3
48641.1±2,8
Formula 60 72.2 20 1444 12.6
24253.2±5,0
II 30 36 40 1440 6.3
10846.6±4,3
12 16.1 100 1610 2.52
6130.67±5,3
6 9.1 200 1820 1.26
4379.05±2,8
3 6.5 400 2600 0.63
2357.95±4,4
1.5 3.5 800 2800 0.315
2223.21±3,2
1.5 3.3 800 2640 0.315
2357.95±5,6
3 3.5 400 1400 0.63
3772.72±3,1
6 5.6 200 1120 1.26
5726.45±3,4
12 8.5 100 850 2.52
10375±2,3
30 15.4 40 616 6.3
18594.1±2,9
Formula 60 27.6 20 552 12.6
10711.8±4,1
III 30 15.9 40 636 6.3
5524.34±5,5
12 8.2 100 820 2.52
3570.61±5,4
6 5.3 200 1060 1.26
1886.36±2,6
3 2.8 400 1120 0.63
1347.4±4,7
1.5 2 800 1600 0.315
104
LAMPIRAN 13
Hasil Uji Tipe Emulsi
Blanko Formula I
LAMPIRAN 14
1. Kontrol Normal
Ke-7
Ke-14
Ke21
2. Kontrol Negatif
Ke -7
Ke- 14
106
Lanjutan lampiran 14
Ke-21
3. Kontrol Positif
Ke-7
Ke-14
Ke-21
Ke-14
107
Lanjutan lampiran 14
Ke-21
5. VCO
Ke-7
Ke-14
Ke21
6. Kombinasi I
Ke-7
Ke-14
108
Lanjutan lampiran 14
Ke-21
7. Kombinasi II
Ke-7
Ke-14
Ke-21
8. Kombinasi III
Ke-7
Ke-14
109
Lanjutan lampiran 14
Ke-21
9. Formula I
Ke-7
Ke-14
Ke-21
10. Formula II
Ke-7
Ke-14
110
Lanjutan lampiran 14
Ke-21
Ke-14
Ke-21
111
LAMPIRAN 15
Lanjutan lampiran 15
8 5 5 5
9 6 5 4
10 4 5 4
Jumlah 55 59 43
Rata-rata 5.5 5.9 4.3
SD 1.2693 1.1005 0.67495
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 10 7 4
2 9 10 8
Kelompok 3 9 8 8
Ekstrak 4 7 8 9
Daun 5 10 5 5
Tapak 6 7 4 8
Liman 7 9 6 5
100% 8 10 9 5
9 7 5 5
10 10 6 6
Jumlah 88 68 63
Rata-rata 8.8 6.8 6.3
SD 1 2 2
Lanjutan lampiran 15
6 8 0 2
7 7 0 3
8 8 0 3
9 8 0 1
10 10 0 2
Jumlah 78 0 19
Rata-rata 7.8 0 1.9
SD 0.9189 0 0
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 8 0 7
2 7 0 8
Kelompok 3 8 0 6
Kombinasi 4 8 0 9
II 5 6 0 9
6 5 0 8
7 6 0 6
8 6 0 9
9 6 0 9
10 6 0 8
Jumlah 66 0 79
Rata-rata 6.6 0 7.9
SD 1.075 0 1.19722
Lanjutan lampiran 15
5 6 3 5
6 6 2 4
7 5 2 5
8 6 2 5
9 5 3 3
10 5 3 3
Jumlah 54 24 39
Rata-rata 5.4 2.4 3.9
SD 0.5164 0.5164 0.8756
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 7 3 6
2 6 3 6
Kelompok 3 7 3 7
Formula II 4 6 4 7
5 6 4 7
6 6 3 8
7 6 4 6
8 7 2 6
9 6 2 6
10 7 2 6
Jumlah 64 30 65
Rata-rata 6.4 3 6.5
SD 0.5164 0.8165 0.70711
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 9 5 5
2 6 6 7
Kelompok 3 5 5 7
Formula 4 9 4 5
III 5 6 4 5
6 7 3 5
7 9 4 6
8 5 4 7
9 5 6 7
10 8 6 7
Jumlah 69 47 61
Rata-rata 6.9 4.7 6.1
SD 1.7288 1.0593 0.99443
115
Lanjutan lampiran 15
2. Pengukuran panjang rambut hari ke-14
Kelompok No Panjang Rambut (mm)
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 6 7 6
2 7 7 6
3 7 7 8
4 7 8 8
Kontrol 5 8 7 8
Normal 6 8 8 7
7 6 7 7
8 7 8 8
9 6 7 6
10 7 6 8
Jumlah 69 72 72
Rata-rata 6.9 7.2 7.2
SD 0.73786 0.63246 0.91894
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 4 6 6
2 5 5 5
3 6 5 5
4 5 4 5
Kontrol 5 6 4 6
Negatif 6 6 5 6
7 7 6 6
8 7 5 5
9 5 4 5
10 6 4 5
Jumlah 57 48 54
Rata-rata 5.7 4.8 5.4
SD 0.94868 0.78881 0.5164
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 9 9 10
2 9 8 9
3 8 9 9
4 10 10 10
Kontrol 5 10 10 10
Positif 6 9 8 10
7 10 9 10
8 10 9 10
9 9 8 11
10 10 8 9
Jumlah 94 88 98
Rata-rata 9.4 8.8 9.8
SD 0.69921 0.78881 0.63246
116
Lanjutan lampiran 15
Kelompok No Panjang Rambut (mm)
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 12 11 14
2 13 11 11
Kelompok 3 14 13 14
Ekstrak 4 13 12 11
Daun 5 12 11 12
Tapak 6 13 12 13
Liman 7 12 11 11
100% 8 14 12 13
9 13 13 13
10 12 12 12
Jumlah 128 118 124
Rata-rata 12.8 11.8 12.4
SD 0.78881 0.78881 1.17379
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 10 9 9
2 11 8 10
Kelompok 3 10 9 10
VCO 4 10 8 10
5 11 8 10
6 10 9 9
7 11 8 9
8 9 8 9
9 9 9 10
10 11 8 10
Jumlah 102 84 96
Rata-rata 10.2 8.4 9.6
SD 0.78881 0.5164 0.5164
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 10 6 11
2 10 7 11
Kelompok 3 9 8 10
Kombinasi 4 9 9 11
I 5 8 7 10
6 8 6 10
7 8 9 10
8 10 9 11
9 10 7 10
10 10 10 11
Jumlah 92 78 105
Rata-rata 9.2 7.8 10.5
SD 0.91894 1.39841 0.52705
117
Lanjutan lampiran 15
Lanjutan lampiran 15
Kelompok No Panjang Rambut (mm)
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 12 8 9
2 11 9 8
Kelompok 3 11 9 8
Formula II 4 12 8 9
5 13 8 9
6 12 8 8
7 11 9 9
8 10 9 9
9 12 9 8
10 13 8 10
Jumlah 117 85 87
Rata-rata 11.7 8.5 8.7
SD 0.94868 0.52705 0.67495
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 11 13 9
2 12 12 11
Kelompok 3 12 12 11
Formula 4 12 13 9
III 5 12 13 10
6 12 12 9
7 12 13 9
8 11 13 10
9 12 12 9
10 12 14 10
Jumlah 118 127 97
Rata-rata 11.8 12.7 9.7
SD 0.42164 0.67495 0.82327
Jumlah 88 93 89
Rata-rata 8.8 9.3 8.9
SD 1.0328 0.6749 0.9944
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 8 10 9
2 10 10 10
Kelompok 3 9 9 10
Negatif 4 9 7 11
5 8 9 10
6 8 9 10
7 9 8 9
8 9 8 8
9 7 10 8
10 8 9 10
Jumlah 85 89 95
Rata-rata 8.5 8.9 9.5
SD 0.8498 0.9944 0.9718
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 18 17 17
2 19 15 17
Kelompok 3 17 18 17
Positif 4 19 17 15
5 18 17 18
6 17 18 18
7 18 17 16
8 18 18 17
9 16 17 18
10 19 18 17
Jumlah 179 172 170
Rata-rata 17.9 17.2 17
SD 0.9944 0.9189 0.9428
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 14 15 15
2 16 14 15
Kelompok 3 14 16 16
Ekstrak 4 15 16 16
Daun 5 14 16 14
Tapak 6 16 14 16
Liman 7 15 15 15
100% 8 15 15 15
120
Lanjutan lampiran 15
9 16 14 14
10 14 16 14
Jumlah 149 151 150
Rata-rata 14.9 15.1 15
SD 0.8756 0.8755 0.8166
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 16 16 16
2 16 17 17
Kelompok 3 17 16 17
VCO 4 17 17 16
5 15 15 16
6 17 16 17
7 17 16 16
8 16 16 18
9 15 14 16
10 16 14 16
Jumlah 162 157 165
Rata-rata 16.2 15.7 16.5
SD 0.7888 1.0593 0.7071
Kelompok Panjang Rambut (mm)
No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 14 15 14
2 13 14 13
Kelompok 3 15 14 15
Kombinasi 4 14 14 15
I 5 15 13 14
6 15 13 14
7 14 15 13
8 15 16 14
9 15 14 15
10 14 15 13
Jumlah 144 143 140
Rata-rata 14.4 14.3 14
SD 0.6992 0.9486 0.8164
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 16 15 14
2 15 16 14
Kelompok 3 15 15 14
Kombinasi 4 15 14 13
II 5 16 15 15
6 14 16 15
121
Lanjutan lampiran 15
7 14 15 16
8 15 14 15
9 16 13 14
10 16 14 15
Jumlah 152 147 145
Rata-rata 15.2 14.7 14.5
SD 0.7888 0.9487 0.8498
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 14 16 15
2 15 15 15
Kelompok 3 15 14 16
Kombinasi 4 14 15 15
III 5 14 14 16
6 15 14 15
7 16 16 17
8 16 14 15
9 15 13 14
10 15 14 15
Jumlah 149 145 153
Rata-rata 14.9 14.5 15.3
SD 0.7378 0.9718 0.823273
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 12 13 14
2 14 12 14
Kelompok 3 13 14 13
Formula I 4 15 12 13
5 14 13 13
6 13 12 13
7 14 14 15
8 13 13 14
9 14 14 13
10 12 12 15
Jumlah 134 129 137
Rata-rata 13.4 12.9 13.7
SD 0.9661 0.8756 0.8233
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 14 14 13
2 14 13 15
Kelompok 3 14 14 14
Formula II 4 12 14 16
122
Lanjutan lampiran 15
5 12 15 14
6 13 15 16
7 14 14 15
8 13 12 14
9 14 13 14
10 14 13 15
Jumlah 134 137 146
Rata-rata 13.4 13.7 14.6
SD 0.8433 0.9487 0.9661
Panjang Rambut (mm)
Kelompok No
Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3
1 15 15 13
2 15 14 16
Kelompok 3 16 13 15
Formula III 4 16 15 16
5 15 16 15
6 15 16 14
7 15 14 15
8 14 15 14
9 15 13 15
10 14 14 15
Jumlah 150 145 148
Rata-rata 15 14.5 14.8
SD 0.6667 1.0802 0.9189
4. Perhitungan bobot rambut
LAMPIRAN 16
Shapiro-Wilk
Kelompok Perlakuan Statistic Df Sig.
Panjang Kontrol Normal .784 3 .077
Rambut Kontrol Negatif .879 3 .321
Kontrol Positif .923 3 .463
Ekstrak Daun Tapak
.893 3 .363
Liman 100%
VCO 100% .805 3 .127
Kombinasi II .919 3 .450
Kombinasi II .870 3 .294
Kombinasi III .848 3 .235
Formula I 1.000 3 1.000
Formula II .771 3 .048
Formula III .976 3 .702
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan lampiran 16
b. Uji homogenitas (uji Levene) rata-rata panjang rambut kelinci pada hari ke-7
α : 0.05
Hasil :
2.973 10 22 .016
c. Hasil uji ANOVA rata-rata panjang rambut kelinci pada hari ke-7
Lanjutan lampiran 16
α : 0.05
Hasil :
ANOVA
Panjang Rambut
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 71.779 10 7.178 1.368 .258
Within Groups 115.420 22 5.246
Total 187.199 32
a. Uji distribusi normalitas Shapiro Wilk rata-rata panjang rambut pada hari ke 14
uji ANOVA
α : 0.05
Hasil :
126
Lanjutan lampiran 16
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Kelompok Perlakuan Statistic df Sig.
Panjang Kontrol Normal .964 3 .637
Rambut Kontrol Negatif .964 3 .637
Kontrol Positif .987 3 .780
Ekstrak Daun Tapak
.987 3 .780
Liman 100%
VCO 100% .964 3 .637
Kombinasi I 1.000 3 .959
Kombinasi II .993 3 .843
Kombinasi III .944 3 .542
Formula I 1.000 3 1.000
Formula II .797 3 .107
Formula III .949 3 .567
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan : Ho diterima sehingga distribusi rata-rata panjang rambut masing-
masing perlakuan normal
b. Uji homogenitas (uji Levene) rata-rata panjang rambut pada hari ke-14
α : 0.05
Hasil :
127
Lanjutan lampiran 16
α : 0.05
Hasil :
Test Statisticsa,b
Panjang Rambut
Chi-Square 23.996
Df 10
Asymp. Sig. .008
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Kelompok Perlakuan
128
Lanjutan lampiran 16
α : 0.05
Hasil :
Formula I 0.05
Formula II 0.05
Formula III 0.05
Ekstrak Daun Tapak Liman 100% 0.827
VCO 100% 0.827
Kombinasi I 0.827
Kombinasi II 0.827
Kontrol
Kombinasi III 0.513
Positif
Formula I 0.05
Formula II 0.513
Formula III 0.127
VCO 100% 0.05
Ekstrak Kombinasi I 0.05
Daun Kombinasi II 0.05
Tapak Kombinasi III 0.658
Liman Formula I 0.05
100% Formula II 0.05
Formula III 0.376
Kombinasi I 0.827
Kombinasi II 0.513
VCO Kombinasi III 0.513
100% Formula I 0.05
Formula II 0.827
Formula III 0.127
Kombinasi II 0.513
Kombinasi III 0.275
Kombinasi
Formula I 0.376
I
Formula II 0.827
Formula III 0.127
Kombinasi III 0.513
Kombinasi Formula I 0.05
II Formula II 1000
Formula III 0.184
Formula I 0.127
Kombinasi
Formula II 0.513
III
Formula III 1000
Formula II 0.5
Formula I
Formula III 0.5
Formula II Formula III 0.127
130
Lanjutan lampiran 16
Kesimpulan :
1. Perbandingan kontrol positif dengan ekstrak daun tapak liman 100%, VCO
100%, kombinasi I, kombinasi II, kombinasi III, formula II dan formula III
2. Perbandingan ekstrak 100% dengan kombinasi III dan formula III
3. Perbandingan VCO 100% dengan kombinasi I, kombinasi II, kombinasi
III, formula II, formula III.
4. Perbandingan kombinasi I dengan kombinasi II, kombinasi III, formula II
dan formula III
5. Perbandingan kombinasi II dengan kombinasi III , formula II, formula III
6. Perbandingan kombinasi III dengan formula I, formula II dan formula III
7. Perbandingan formula II dan formula III
131
Lanjutan lampiran 16
a. Uji distribusi normalitas Shapiro Wilk rata-rata panjang rambut pada hari ke 21
uji ANOVA
α : 0.05
Hasil :
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Lanjutan lampiran 16
α : 0.05
Hasil :
c. Hasil uji ANOVA rata-rata panjang rambut kelinci pada hari ke-21
Lanjutan lampiran 16
α : 0.05
Hasil :
ANOVA
Panjang Rambut
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Between Groups 208.602 10 20.860 137.402 .000
Within Groups 3.340 22 .152
Total 211.942 32
d. Uji BNT ( Beda Nyata Terkecil) rata-rata panjang rambut pada hari ke-21
α : 0.05
134
Lanjutan lampiran 16
Hasil :
Panjang Rambut
LSD Multiple Comparisons
EkstrakDaun Tapak
-6.00000* .31814 .000 -6.6598 -5.3402
Liman 100%
Lanjutan lampiran 16
Kesimpulan :
Lanjutan lampiran 16
α : 0.05
Hasiil :
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Kelompok Perlakuan Statistic Df Sig.
Bobot Rambut Kontrol Normal 1.000 3 1.000
Kontrol Negatif .976 3 .702
Kontrol Positif .946 3 .552
Ekstrak Daun Tapak
.961 3 .620
Liman 100%
VCO 100% .996 3 .878
Kombinasi I .842 3 .220
Kombinasi II .930 3 .490
Kombinasi III .998 3 .923
Formula I .992 3 .826
Formula II .942 3 .537
Formula III .993 3 .843
a. Lilliefors Significance Correction
140
Lanjutan lampiran 16
uji ANOVA
α : 0.05
Hasil :
Lanjutan lampiran 16
masing-masing perlakuan
α : 0.05
Hasil :
Test Statisticsa,b
Bobot Rambut
Chi-Square 28.335
Df 10
Lanjutan lampiran 16
α : 0.05
Hasil :
Asymp. Sig
Kelompok Perlakuan (-tailed)
Kontrol Negatif 0.05
Kontrol Positif 0.05
Ekstrak Daun Tapak Liman 100% 0.05
VCO 100% 0.05
Kontrol Kombinasi I 0.05
Normal Kombinasi II 0.05
Kombinasi III 0.05
Formula I 0.05
Formula II 0.05
Formula III 0.05
Kontrol Positif 0.05
Ekstrak Daun Tapak Liman 100% 0.05
VCO 100% 0.05
Kombinasi I 0.05
Kontrol
Kombinasi II 0.05
Negatif
Kombinasi III 0.05
Formula I 0.05
Formula II 0.05
Formula III 0.05
Ekstrak Daun Tapak Liman 100% 0.827
VCO 100% 0.05
Kombinasi I 0.05
Kontrol Kombinasi II 0.05
Positif Kombinasi III 0.513
Formula I 0.275
Formula II 0.513
Formula III 0.513
VCO 100% 0.275
Ekstrak
Kombinasi I 0.05
Daun Tapak
Kombinasi II 0.05
Liman 100%
Kombinasi III 0.275
143
Lanjutan lampiran 16
Formula I 0.513
Formula II 0.513
Formula III 0.513
Kombinasi I 0.05
Kombinasi II 0.05
Kombinasi III 0.05
VCO 100%
Formula I 0.05
Formula II 0.05
Formula III 0.05
Kombinasi II 0.05
Kombinasi III 0.05
Kombinasi I Formula I 0.05
Formula II 0.05
Formula III 0.05
Kombinasi III 0.05
Formula I 0.05
Kombinasi II
Formula II 0.05
Formula III 0.05
Formula I 0.05
Kombinasi
Formula II 0.05
III
Formula III 0.05
Formula II 0.127
Formula I
Formula III 0.275
Formula II Formula III 0.827
Kesimpulan :
Ho ditolak artinya terdapat perbedaan bermakna pada :
Lanjutan lampiran 16
LAMPIRAN 17
Alat Penelitian
Mikroskop
146
LAMPIRAN 18
LAMPIRAN 19
Certificatte of Analysys (COA) HPMC
148
LAMPIRAN 20
LAMPIRAN 21
LAMPIRAN 22
LAMPIRAN 23
LAMPIRAN 24