Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini penggunaan bahan baku plastik di seluruh belahan dunia sangat diperlukan.
Bertambahnya jumlah penduduk di setiap tahunnya berbanding lurus dengan
bertambahnya kebutuhan bahan baku plastik. Salah satu polimer organik pembentuk
plastik yang cukup mempunyai kekuatan dengan harga relatif murah adalah
Acrylonitrile Butadiene Styrene (C8H8·C4H6·C3H3N)x). Sejak pertama kali
dikomersialkan di AS pada tahun 1940, acrylonitrile telah menjadi salah satu blok yang
paling penting dari industri polimer. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan produksi
yang stabil dari Acrylonitrile dengan kapasitas produksi hingga 4.000.000 Ton/Tahun.
Berikut tabel produksi acrylonitrile dari beberapa wilayah :

Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Acrylonitrile (1.000 Metric Tons)


Negara 2002 2003 2004 2005 2006 2009 2012
North America 1.630 1.985 2.045 1.745 1.685 1.685 1.685
South America 88 88 88 88 88 88 88
West Europe 1.071 945 900 900 956 956 956
East Europe 330 330 330 330 330 330 330
Midle East & Africa 92 92 212 212 212 212 212
Southest & South Asia 35 40 40 40 40 40 40
East Asia 1.343 1.546 1.744 1.998 2.082 2.275 2.275
Japan 786 786 798 801 776 776 776
World Capacity 5.375 5.812 6.157 6.114 6.169 6.362 6.362
(www.fibre2fashion.com, 2017)
Sedangkan konsumsi acrylonitrile dari beberapa wilayah adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Diagram Konsumsi Acrylonitrile di Dunia


(www.ihs.com, 2017)

Salah satu penggunaan acrylonitrile yang terbesar adalah sebagai serat akrilik.
Kegunaan lain dari acrylonitrile yang cukup besar adalah styrene-acrylonitrile (SAN)
dan resin acrylonitrile-butadiena-stirena (ABS), nitril elastomer,dan sebagai intermediet
dalam produksi adiponitrile danakrilamida. Fungsi lain dari acrylonitrile adalah dalam
produksi nitrile rubbers dan nitrile barrier resin, dimana nitrile rubbers digunakan pada
bidang keteknikkan dan proses industri karena sifatnya yang memiliki daya tahan
terhadap bahan kimia, minyak, pelarut, panas dan abrasi, sedangkan nitrile barrier resin
banyak digunakan pada industri makanan, kosmetik, minuman serta pengemasan bahan
kimia lainnya.

Resin Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) membutuhkan Acrylonitrile sebagai bahan


baku utama dalam proses pembuatan produk resin ABS. Acrylonitrile juga dikenal
dengan nama lain cyanoethylene, 2-acrylonitrile, vinyl nitrile, grain fumigants, Ventox,
Acritet, merupakan senyawa nitril yang tidak jenuh.
Di Indonesia sendiri untuk penyediaan dari Acrylonitrile masih harus mendatangkan
langsung dari luar negeri. Sebab, masih belum adanya pabrik acrylonitrile yang ada di
Indonesia. Padahal dengan bahan baku (ammonia, propylene dan udara) yang sangat
memadai, seharusnya Indonesia mampu memiliki pabrik Acrylonitrile untuk mencukupi
kebutuhan dalam negeri.

Selama lima tahun ke depan, permintaan acrylonitrile diperkirakan akan meningkat


pada tingkat tahunan rata-rata 3,2%. Secara keseluruhan, 55% pertumbuhan permintaan
global diperkirakan berasal dari Asia Timur Laut, diikuti oleh Timur Tengah dan
Amerika Utara. Aplikasi resin acrylamide dan ABS akan memperhitungkan
pertumbuhan permintaan acrylonitrile yang paling banyak sampai tahun 2021.
(www.ihs.com, 2017)

Oleh karena itu, perlu adanya pertimbangan dan perencanaan untuk mendirikan pabrik
Acrylonitrile di Indonesia agar kebutuhan akan Acrylonitrile di Indonesia dapat
dipenuhi. Dan dari data diatas kebutuhan acrylonitrile di luar negeri cukup besar perlu
adanya pertimbangan dan perencanaan untuk mendirikan pabrik acrylonitrile di
Indonesia berdasarkan kebutuhan di dalam negeri maupun di luar negeri. Pembangunan
pabrik acrylonitrile di Indonesia tentu akan memberikan dampak yang sangat baik bagi
negara Indonesia seperti mencukupi produksi bahan kimia dalam negeri sehingga dapat
mengurangi jumlah impor bahan kimia dari luar negeri. Selain itu, pembangunan pabrik
ini juga dapat memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan baru dan adanya
pemanfaatan sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan baku dalam
memproduksi acrylonitrile.

1.2 Tujuan Perancangan Pabrik

Berdasarkan pertimbangan diatas, pabrik acrylonitrile dari propylene, ammonia dan


udara ini didirikan di Indonesia dengan tujuan:
1. Menentukan kapasitas pabrik acrylonitrile yang akan didirikan.
2. Mengaplikasikan ilmu teknik kimia yaitu neraca massa, neraca energi, spesifikasi
peralatan, operasi teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu teknik kimia lainnya.
3. Mengetahui pabrik acrylonitrile di Indonesia layak didirikan atau tidak.
4. Memicu pertumbuhan pabrik-pabrik yang menggunakan bahan baku acrylonitrile
di Kalimantan Timur.

1.3 Lokasi Pabrik

Penentuan lokasi pembangunan pabrik merupakan salah satu hal penting yang harus
diperhatikan karena dapat menentukan kelangsungan pabrik ke depannya. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi pembangunan pabrik diantaranya
adalah letak geografis, kondisi ekonomi dan sosial serta budaya di sekitar lokasi pabrik.
Hal-hal tersebut dapat menentukan bagaimana nantinya pabrik akan beroperasi
termasuk dalam proses transportasi, produksi dan distribusi yang akan dilakukan oleh
pabrik. Dengan mempertimbangkan hal diatas pabrik acrylonitrile dari propylene,
ammonia dan udara ini direncanakan berlokasi di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik tersebut
antara lain sebagai berikut:
a. Letak Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku
Pada pabrik Acrylonitrile menggunakan beberapa bahan baku yaitu propylene dan
Ammonia. Pasokan propylene dari PT Pertamina Balongan yang terletak di
Indramayu, Jawa Barat dengan produksi propylene 230.000 ton/tahun. Selain itu
propylene didapat dari PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) 490.000 ton/tahun.
Sedangkan Ammonia di dapat pada PT Pupuk Kalimantan Timur yang terletak di
Kota Bontangg, Kalimantan Timur dengan ketentuan pada pabrik IA Ammonia
660.000 ton/tahun. Pabrik II 595.000 ton/tahun. Pabrik III 330.000 ton/tahun.
Pabrik IV 330.000 ton/tahun. Dan pabrik V 825.000 ton/tahun. PT Pupuk
Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk
Indonesia (Persero), dan saat ini memiliki kapasitas produksi Urea 3,43 juta ton
per tahun, Ammonia sebanyak 2,74 juta ton per tahun dan NPK 350 ribu ton per
tahun.
b. Letak Daerah Pemasaran
Target pemasaran dari produk acrylonitrile yang dihasilkan secara umum yaitu
pabrik pembuatan plastik di Pulau Jawa merupakan daerah yang tepat untuk
daerah pemasaran karena banyaknya industri kimia yang menggunakan bahan
baku acrylonitrile diantaranya:
1. Industri Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) dan Styrene Acrylonitrile
(SAN) yang diproduksi PT Arbe Styrindo Indonesia yang berada di Kota
Serang, Banten.
2. Industri Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) yang diproduksi PT
ABS Industri Indonesia.
3. Industri Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) yang diproduksi PT
Indonesia Toray Synthetics yang berlokasi di Kota Tangerang, Banten.
4. Industri Acrylic yang diproduksi PT Dutabudi Tulusrejo.
Selain itu, daerah ini juga dekat dengan Pelabuhan yang memudahkan ekspor
acrylonitrile ke industri - industri yang berada di luar negeri, seperti :
1. Industri Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) dan Styrene Acrylonitrile
(SAN) yang diproduksi Bhansali Engineering Polymers, Ltd. India.
2. Industri Acrylic Fiber yang diproduksi Thai Acrylic Fibre Co., Ltd.
Thailand.
3. Industri plastik dan resin Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) yang
diproduksi Sheng Foong Plastic Industries Sdn Bhd, Malaysia.
c. Fasilitas Pengangkutan
Bahan baku Propylene berasal dari PT Pertamina RU VI, Balongan Jawa Barat
yang dapat didistribusikan melalui transportasi laut. Bahan baku ammonia yang
berasal dari PT Pupuk Kalimantan Timur dapat didistribusikan melalui
transportasi darat maupun laut. Kota bontang didukung dengan adanya
transportasi umum yang tersedia melalui darat maupun laut, sehingga sangat
mudah dalam pendistribusian bahan baku.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dapat dipenuhi dengan mudah yang kebutuhan dan keterampilannya
sesuai dengan kriteria perusahaan. Tenaga kerja produktif yang terlibat dalam
industri pabrik diperoleh dari lulusan perguruan tinggi baik itu S1 maupun D3
serta lulusan SMA/ SMK di Kalimantan Timur.
e. Utilitas
Sarana utilitas yang digunakan adalah steam, air, tenaga listrik dan energi listrik.
Dalam penyediaan air sebagai kebutuhan sanitasi dan kebutuhan dalam produksi
pabrik diperoleh dari air laut disekitar lokasi pabrik yang terlebih dahulu akan
diolah sesuai dengan spesifikasi air yang dibutuhkan. Pada energi listrik diperoleh
dari PT. Kaltim Daya Mandiri dan generator pabrik yang dimiliki perusahaan.
Sedangkan bahan bakar akan digunakan dalam sumber energi pada pembakaran
boiler untuk pembangkit steam.
f. Sarana dan Prasarana
Pemilihan lokasi pabrik di kawasan industri Kota Bontang telah dipertimbangkan
bahwa daerah tersebut telah memiliki sarana dan prasarana, yang meliputi
transportasi, bank, jaringan telekomunikasi, sarana pendidikan, sarana kesehatan,
rumah ibadah, dan hiburan sehingga hal ini dapat mempermudah akses karyawan
dan dapat meningkatkan produktivitas pabrik.

Adapun peta lokasi pendirian pabrik acrylonitrile dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Letak Lokasi Berdirinya Pabrik

1.4 Kapasitas Perancangan Pabrik

Penentuan kapasitas produksi pabrik acrylonitrile didasarkan pada dua pertimbangan,


yaitu:
a. Kebutuhan acrylonitrile di Indonesia,
b. Kebutuhan acrylonitrile di luar negeri,
c. Kapasitas minimum pabrik Acrylonitrile yang telah berdiri.
d. Ketersediaan bahan baku produksi.

1.4.1 Kebutuhan Acrylonitrile di Indonesia

Tabel 1.2 Data impor Acrylonitrile di Indonesia (Ton)


Tahun Impor
2016 1103.107
2015 8702.624
2014 14031.101
2013 13784.306
2012 15038.156
2011 19830.96
2010 19691.568
(un.data.org, 2017)

Berdasarkan data kebutuhan impor acrylonitrile di Indonesia pada tahun 2010-2016


yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik pada Tabel 1.2 maka kapasitas perancangan
pabrik dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
F = P (1 + i)n …………………………………. (1.1)
(Perry. Pers.9-32.Hal.812, 1999)

dimana:
F = proyeksi data besarnya impor pada tahun 2027 (ton/tahun)
P = jumlah impor tahun terakhir (ton/tahun)
i = laju pertumbuhan (rata-rata)
n = jangka waktu pabrik berdiri

Pada Tabel 1.3 didapatkan bahwa:


P = 1.103,107 ton/tahun
i = -0,013923053
n = 11
Sehingga dapat diketahui kebutuhan impor acrylonitrile pada tahun 2027 dengan
menggunakan persamaan 1.1 yaitu:
F = P (1 + i)n
= 1.103,107 ton/tahun (1 + (-0.013923053))11
= 945,445506 ton/tahun.

1.4.2 Kebutuhan Acrylonitrile di Luar Negeri

Selain memperhatikan kebutuhan konsumsi acrylonitrile di Indonesia, penentuan


kapasitas perancangan juga didasari oleh kebutuhan acrylonitrile yang ada di luar negeri
pada Tabel 1.3. dan produksi minimum pabrik yang telah berdiri di luar negeri pada
tabel 1.4.

Tabel 1.3 Kebutuhan impor acrylonitrile di luar negeri


N Impor pada Tahun (ton) Rata-rata
Negara
o 2012 2013 2014 2015 2016 (ton/tahun)
1 Canada 3171721 4849364 5579079 4994996 4173965 4553825
2 China 1041520489 983374050 1001831279 557084017 328683238 782498615
3 India 153069483 169136981 207443043 187187207 157414338 174850210
4 Japan 4028053 8464286 9280246 18706277 25286544 13153081
5 Korea 211030967 175650872 172739684 141709613 146746260 169575479
6 Malaysia 154974490 186226225 220026402 165199575 135887326 172462803
7 Portugal 91844912 80799512 81455348 56381671 45149731 71126234
8 Singapura 287856 237731 208406 139646 123629 199453.6
9 Swedia 15573249 14760482 16272924 13546495 9648015 13960233
10 Thailand 320376172 136222189 125208081 107496049 45767018 147013902
Total 1549393837
(www.data.un.org, 2017)

Tabel 1.4 Kapasitas Produksi acrylonitrile di Berbagai Perusahaan Luar Negeri


Company Capacity, 103 t/y
BP Amoco Chemicals 640
Solutia, Inc 260
Sterling Chemicals 360
E. I. du Pont de Nemours & Co., Inc. 185
Cytec Industries 220
INEOS Nitriles, Germany 300
INEOS Nitriles, UK 280
DSM 260
Saratovorgsintez 150
Repsol Chemical 125
Petkim 92
Polymir 72
Arpechim 52
Company Capacity, 103 t/y
Lukoil Neftochim 28
(Kirk-Orthmer, 1968 & www.icis.com, 2017)

1.4.3 Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi acrylonitrile yaitu propylene dan
asam nitrat. Bahan baku propylene akan diperoleh dari PT. Pertamina yang berada di
Balongan, Jawa Barat dan ammonia akan diperoleh dari PT. Pupuk Kalimantan Timur
yang berada di Bontang, Kalimantan Timur.

Berdasarkan beberapa pertimbangan perhitungan kapasitas diatas, maka didapatkan


kapasitas perancangan pabrik acrylonitrile adalah 30.000 ton/tahun dengan beberapa
alasan diantaranya:
1. Pasar Produk di luar negeri sangat menjanjikan dengan total impor sejumlah
1.549.393.837 ton/ tahun.
2. Kebutuhan bahan baku yang berlimpah yaitu ammonia 2,74 juta ton/tahun dan
propylene 230.000 ton/tahun.
3. Produksi minimum di luar negeri adalah sebesar 28.000 ton/tahun

Anda mungkin juga menyukai