Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“Fermentasi Alkohol”

Oleh : Ariella Syifa’ (03)


David Abyantara (09)
Febrina Ayu D (13)
Maudy Figa I (22)
Wahyu Triputra I (29)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum,fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan
yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur
dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja
yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai
bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya.
Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada
otot.

B. Tujuan Praktikum
Mengetahui proses dan hasil fermentasi alkohol.

C. Rumusan masalah
1.      Bagaimanakah proses fermentasi alkohol?

2.      Apa saja yang dihasilkan fermentasi alkohol?

D. Hipotesis
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat + CO 2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi
alkohol.

E. Variabel

a.Variabel  terikat    : Banyak gelembung, suhu, bau dan perubahan warna


b.Variabel bebas       : PP, Glukosa, Ca(OH) 2
c.Variabel control    : Ragi (Fermipan)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian

Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan


ketidaktersediaan oksigen bebas.Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika
dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat.

Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarah jauh
dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak daripada
yang diambil dari pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses
pembongkaran zat dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi.
Fermentasi tidak harus selalu dalam keadaan anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme
mampu melakukan fermentasi dalam keadaan aerob.

B.     Mikroba yang Berperan Dalam Proses Fermentasi

1.      Fermentasi Asam Asetat


Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai
penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini
bakeri Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya
mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.

2.      Fermentasi Asam Laktat


Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang palingberperan dalam
fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam
laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.

3.      Fermentasi Asam Sitrat


Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger.
Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan
adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asam
sitrat melalui pengubahan pada TCA.
4.      Fermentasi Asam Glutamat
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama
dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari
Corynebacterium glutamicu.

C.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi

Faktor-faktor  yang mempengaruhi  proses fermentasi untuk menghasilkan etanol


adalah: sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan
oksigen.
Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan energi yang berasal dari karbon. Gula
adalah substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi gula sangat
mempengaruhi kuantitas alkohol yang dihasilkan.
Kandungan gas karbondioksida sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2atm) akan
menyebabkan terhentinya pertumbuhan yeast, tetapi tidak menghentikan fermentasi
alkohol. Pada tekanan lebih besar dari 30 atm, fermentasi alcohol baru terhenti sama
sekali.
1.      pH
PH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap
mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk pertumbuhannya.
Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0sampai 4,5. Pada
pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alcohol akan berjalan dengan lambat.

2.      Nutrien
Dalam pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient.Nutrien yang dibutuhkan
digolongkan menjadi dua yaitu nutrient makro dan nutrient mikro. Nutrien makro
meliputi unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat   yang mengandung karbohidrat,
unsur N didapat dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari pupuk NPK. Unsur
mikro meliputi vitamin dan mineral-mineral lain yang disebut trace element seperti Ca,
Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al.

3.      Temperatur
Mikroorganisme mempunyai temperature maksimal, optimal, dan minimal untuk
pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk yeast berkisarantara 25-30ºC dan
temperature maksimal antara 35-47ºC. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada suhu 0ºC.
Temperatur selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di samping
temperature mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan yeast juga
mempengaruhi komposisi produk akhir. Pada temperature yang terlalu tinggi akan
menonaktifkan yeast. Pada temperature yang terlalu rendah yeast akan menjadi tidak
aktif.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Alat dan Bahan

Percobaan 1 :
1.      Gelas kimia
2.      Erlemeyer 2 buah / botol plastik bekas
3.      Pipa kaca L dan U
4.      Termometer
5.      pengaduk larutan
6.      Timbangan
7.      Gula
8.      Ragi roti (Fermipan)
9.   Vaselin
10.   Air kapur
11.   Fenoftalen / pp

Percobaan 2 :
1. Gula
2. 2 buah Fermipan / ragi roti
3. Air
4. 2 buah balon
5. 2 buah karet gelang
B.    Cara Kerja

Percobaan 1 :
1.      Memasukkan larutan 50 ml larutan gula 20% dalam erlemeyer A
2.      Memasukkan 50 ml larutan air kapur / Ca(OH) 2 dalam erlemeyer B kemudian
ditetesi Fenoftalen sebanyak 1 tetes hingga larutan berwarna merah jambu.
3.      Menimbang ragi roti sebanyak 2 gram menggunakan timbangan kemudian
memasukkannya kedalam erlemeyerA .
4.      Mengukur suhu awal masing-masing larutan dan mencium bau masing-masing
larutan.
5.      Menutup erlemeyer A dan B menggunakan sumbat gabus yang telah dipasangi pipa
L dan U, kemudian mengolesi vaselin pada pinggiran erlemeyer untuk mencegah
keluarnya udara.
6.      Mengamati dan mencatat hasilnya.

Percobaan 2:
1. Masukkan air pada kedu botol plastik.
2. Setelah itu, masukkan 1 fermipan pada botol A dan ½ fermipan pada botol B.
3. Pasang balon pada kedua botol lalu ikat dengan karet gelang.
4. Amatilah dan catat hasilnya.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Percobaan 1 :

Waktu 15 menit

Yang Diamati Tabung A Tabung B


Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan
Warna Coklat muda Coklat mudah Merah muda Bening
keruh
Gelembung Tidak ada Banyak Tidak ada Sedikit
Aroma Tidak ada Seperti tape Tidak ada Tidak ada
Suhu 25 c 28 c 25 c 25 c
Percobaan 2 :
Waktu 30 menit
Yang Diamati Botol 1 Botol 2
Diameter 18 cm 12 cm
Tinggi isian 7 cm 5 cm
Gelembung Banyak Sedikit

BAB VI
PENUTUP

A.           Kesimpulan

1. Fermentasi adalah Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam
keadaan ketiadaan  oksigen bebas. Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis
jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam
laktat. Reaksinya adalah:

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP.

2. CO2 akan mengubah air kapur menjadi keruh


3. Percobaan diatas termasuk dalam fermentasi alcohol , cara mengetahui zat yang
dihasilkan ditandai dengan adanya gelembunng udara saat terjadinya reaksi yang
merupakan gas CO2 hasil dari reaksi antara gula dan ragi . Kemudian indicator
air kapur yang ditetesi pp berubah warna menjadi keruh yang menandakan telah
terjadinya pengikatan CO2 pada larutan kapur
4. Air kapur berfungsi untuk mengikat CO 2 dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk, sehingga reaksi mulai terhenti ketika hasil reaksi
pada tabung A mengalir menuju tabung B. Sedangkan fungsi PP untuk
menunjukkan kadar basa pada tabung B ketika terjadi proses fermentasi pada
tabung A.

Anda mungkin juga menyukai