Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KIMIA ANALITIK KUALITATIF

KROMAT

Oleh

KELOMPOK 11 :
SIMANJUNTAK,KEVIN TIURMA DAME / 1705025028
AISYAH FITRI / 1705025035
OCTARISMA HANDAYANI HUTAGALUNG / 1705025050
DIANA NOVITA PUTRI / 1705025057
MARSELINA DAU / 1705025061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang Anion Kromat ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami juga berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Kimia Analitik Kualitatif yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun.

Samarinda, 11 September 2018

Penyusun

2
3
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................................... 2


Daftar isi ..................................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
C. Tujuan Makalah ................................................................................................................... 5
D. Manfaat Makalah ................................................................................................................. 5
Bab II Pembahasan ..................................................................................................................... 6
A. Sumber anion kromat di alam .............................................................................................. 6
B. Kegunaan anion kromat ....................................................................................................... 7
C. Identifikasi anion kromat ..................................................................................................... 8
Bab III Penutup ..........................................................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

4
A. Latar Belakang Masalah
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan
salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-
unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita
menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan
pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis
anion / kation suatu larutan. Analisis kualitatif yang bertujuan utama
untuk mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, cukup banyak
jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel.
Analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi bagian kajian
dari kimia organik sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kimia
analitik. Bahan kimia dalam sampel organik juga cukup banyak ragamnya
sesuai dengan struktur dari bahan tersebut. Bahan kimia organik
molekuler berbeda cara penetapannya dengan bahan kimia anorganik
ionik. Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah
berkembang cukup lama. Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl
Remegius Fresenius sejak tahun 1840. Analisis kualitatif untuk anion dan
kation dikaji secara terpisah. Analisis kualitatif anion lebih sederhana
dibanding degan analisis kation, tetapi analisis anion memerlukan
ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul.
Mengingat keuntungan ini, maka analisis anion dipelajari sebelum analisis
kation. Untuk lebih memahami mengenai anion dan kation, maka
dilakukanlah percobaan ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sumber anion kromat di alam semesta?

5
2. Bagaimana kegunaan anion kromat?
3. Bagaimana identifikasi anion kromat?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan dari rumusan masalah maka penulis bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui sumber anion kromat di alam semesta
2. Untuk mengetahui kegunaan anion kromat
3. Untuk mengetahui identifikasi anion kromat

D. Manfaat Makalah
1. Sebagai referensi bagi mahasiswa kimia untuk mempelajari tentang anion
kromat
2. Sebagai referensi ilmiah untuk mempelajari sumber, kegunaan serta
identifikasi anion kromat

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber kromat di alam


Di alam kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas. Selain ditemukan
dalam bijih kromit, kromium juga dapat ditemukan dalam PbCrO4, yang
merupakan mineral kromium dan banyak ditemukan di Rusia, Brazil, Amerika
Serikat, dan Tasmania. Selain itu, kromium juga dapat ditemukan di matahari,
meteorit, kerak batu dan air laut.
Kromium juga dapat dihasilkan dari proses isolasi dilaboratorium, karena
kromium begitu mudah tersedia secara komersial. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, bahwa sumber yang paling berguna dari komersial kromium adalah
bijih kromit, FeCr2O4. Oksidasi bijih ini melalui udara dalam cairan alkali
memberikan natrium kromat, Na2CrO4 di mana kromium dalam oksidasi 6 negara.
Ini dikonversi menjadi Cr (III) oksida, Cr2O3 dengan ekstraksi ke dalam air, curah
hujan, dan reduksi dengan karbon. Oksida kemudian dikurangi lagi dengan
aluminium atau silicon untuk membentuk logam kromium. Isolasi jenis lain yang
dapat digunakan untuk menghasilkan krom adalah dengan proses elekroplating.
Ini melibatkan pembubaran Cr2O3 dalam asam sulfat untuk memberikan suatu
elektrolir yang digunakan untuk electroplating krom.
Di Indonesia, logam krom (VI) termasuk dalam kategori limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya (limbah B3). Senyawa kromium (VI) termasuk senyawa logam yang paling
banyak digunakan dalam industri karena kemampuan oksidasinya yang kuat dan
menghasilkan warna yang tahan lama. Tetapi jika senyawa kromium (VI) terbuang ke
lingkungan dan masuk ke dalam tubuh makhluk hidup maka akan menimbulkan efek
yang sangat berbahaya karena Cr (VI) bersifat karsiogenik. Oleh sebab itu limbah cair
yang mengandung senyawa kromium (VI) harus diolah dengan cepat untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan. Cara yang paling tepat dalam menangani limbah cair yang
mengandung logam berat seperti kromium (VI) adalah dengan cara reduksi dan

7
pemulihan/perolehan kembali. Perolehan kembali kromium dari limbah cair untuk
digunakan kembali dapat memberikan keuntungan yaitu meminimasi kandungan polutan
dalam air limbah, juga mengurangi biaya pembelian bahan kimia. Sedangkan reduksi
kromium dilakukan supaya mengurangi kandungan kromium (VI) dalam air limbah.
Kromium adalah logam kristalin berwarna putih, tidak begitu liat (keras). Logam ini
melebur pada suhu 17650 C. Dalam larutan air, kromium membentuk 3 jenis ion, yaitu :
1. Kation kromium (II) atau disebut kromo Cr2+. Merupakan ion yang diturunkan dari
senyawa CrO. Larutan dengan ion Cr2+ menghasilkan larutan biru. Ion ini agak
tidak stabil karena merupakan reduktor kuat bahkan ion ini perlahan-lahan mampu
menguraikan air membentuk hidrogen.
2. Kation kromium (III) atau disebut kromi Cr3+. Ion ini stabil dan diturunkan dari
senyawa dikromium trioksida Cr2O3. Dalam larutan, ion ini berwarna hijau atau
lembayung.
3. Anion Kromat CrO42- dan anion dikromat Cr2O72-. Anion kromium adalah
hexavalent dengan keadaan oksidasi +6. Ion kromat CrO42- berwarna kuning /
orange dan ion dikromat Cr2O72- berwarna jingga. Umumnya pengolahan limbah
cair yang mengandung bahan berbahaya seperti logam berat adalah dengan
pengolahan secara kimia. Pengolahan ini termasuk reaksi redoks (reduksi-oksidasi)
ataupun dengan proses ion exchanger. Suatu limbah cair dalam industri terutama
industri finishing logam mengandung kromium berupa anion yaitu ion kromat
CrO42-. Ion kromat ini menurut Arthur Vogel, 1985 mampu dengan mudah berubah
menjadi ion dikromat Cr2O72- bila ion kromat bereaksi dengan asam. Jadi ion
kromat bersifat stabil bila dalam suasana basa dan netral. Kedua ion ini (kromat dan
dikromat) merupakan oksidator kuat dimana ion ini akan mengalami reduksi
(penurunan bilangan oksidasi).

B. Kegunaan Kromat
Dalam kimia organik, larutan asam kromat encer dapat di gunakan untuk
mengoksidasi alkohol primer atau sekunder menjadi aldehida dan keton yang
bersangkutan .gugus alcohol tersier tidak di pengaruhi sebab oksidasi yang di
salurkan oleh perubahan warna dari jingga menjadi biru-hijau, asam kromat di

8
gunakan sebagai satu uji analitik kuantitatif untuk keberadaan alcohol primer atau
sekunder.
Asam kromat juga digunakan dalam satuan kromium yang mengkilat,
misalnya untuk bumper mobil. Asam ini juga di gunakan untuk membuat
fungisida, bahan kimia penghambat api dan katalis industri bahan ini juga dapat
digunakan untuk mengglasir kramik dan mewarnai kaca, untuk mengetsa dalam
proses gravur memberi pigmen pada karet, memberi warna panda tinta dan juga
cat asam kromat juga di gunakan oleh pabrik teksti, di gunakan untuk
penyamakan kulit.
Dalam laboratorium terutama reaksi redoks yang dilangsungkan dalam bentuk
larutan yang biasa digunakan sebagai oksidator adalah ion permanganat (MnO4-),
ion kromat (CrO42-), ion kromat (Cr2O72-). Ketiga zat tersebut merupakan
oksidator yang kuat dan mudah melepas oksigen sehingga penangannya perlu
berhati-hati. Zat-zat ini harus disimpan ditempat tersendiri dan tidak boleh berada
di dekat zat-zat organic karena dapat menyebabkan kebakaran. Natrium kromat
(Na2CrO4) digunakan sebagai inhibitor korosi dalam industry minyak bumi,
sebagai reagen pencelupan dalam industry tekstil, sebagai pengawet kayu.
Dengan memanfaatkan isotope Cr-51 dengan waktu paruh 27,8 hari, larutan
natrium kromat (VI) digunakan dalam obat-obatan untuk penentuan volume
sirkulasi sel darah merah, waktu kelangsungan hidup sel dan evaluasi kehilangan
darah. Campuran kalium dikromat dengan asam nitrat 35% diperoleh suatu
larutan yang disebut larutan Schwerter’s yang digunakan untuk menguji
keberadaan berbagai logam terutama perak. Perak murni mengubah larutan
menjadi merah terang, perak sterling (paduan 92,5% perak dengan logam lain
biasanya tembaga atau emas) mengubah larutan menjadi merah gelap, larutan
menjadi bewarna coklat bila kandungan tembaga tinggi bahkan menjadi hijau.
Kalium dikromat memiliki beberapa aplikasi utama, karena garam natrium
bersifat dominan secara industri. Penggunaan yang utama adalah sebagai
prekursor untuk kalium krom alum, digunakan dalam penyamakan kulit. Seperti

9
senyawa kromium(VI) lain (kromium trioksida, natrium dikromat), kalium
dikromat telah digunakan untuk mempersiapkan "asam kromat" untuk
membersihkan gelas dan etsa bahan. Karena masalah keamanan terkait dengan
kromium heksavalensi, praktek ini sebagian besar telah dihentikan.

10
C. Identifikasi Kromat
Anion merupakan ion bermuatan negatif. Dalam identifikasi/analisa anion
dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa
basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan
pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam
larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi
pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa
anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO3 2- , NO3- dan
NO2- , dan lain-lain.

Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam


identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dengan identifikasi anion
berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah
dengan asam dibagi dua yaitu anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCL
encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan
H2SO4 peka. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan
dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan
reaksi redoks.

Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas

i. Gas gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer.
Karbonat, hydrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, thiosulfate, sulfide, nitrit,
hipoklorit, sianida dan sianat.
ii. Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
Ini meliputi zat zat dari (i) dan zat yang berikut: fluoride, heksafluorosilikat,
bromide, iodide, nitra, klorat (bahaya), perklorat, permanganate (bahaya),
bromate, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format,
asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.

Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas

11
i. Reaksi pengendapan
Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat,
dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoate dan suksinat.
ii. Oksidasi dan reduksi dalam larutan
Manganat, permanganate, kromat dan dikromat.

A. Ion Kromat (CrO42-)


Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat berwarna yang menghasilkan larutan
kuning bila dapat larut dalam air. Asam mineral encer, yaitu ion-ion hydrogen,
kromat berubah menjadi dikromat, yang terakhir ini menghasilkan larutan yang
merah-jingga. Perubahan ini dibalikkan oleh alkali yaitu oleh ion-ion hidroksil.

Kelarutan. Kromat dari logam alkali dan dari kalsium serta magnesium larut
dalam air, stronsium kromat larut sangat sedikit. Kebanyakan kromat logam-
logam lain tak larut dalam air. Natrium, kalium dan ammonium dikromat larut
dalam air.

B. Identifikasi Ion Kromat


1. Larutan Barium Klorida: endapan kuning-muda barium kromat (BaCrO4),
yang tak larut dalam air dan dalam asam asetat, tetapi larut dalam asam
mineral encer.
CrO42- + Ba2+  BaCrO4
Adanya ion kromat dalam larutan diidentifikasi dengan endapan kuning dari
barium kromat (BrCrO4) yang terbentuk apabila kedalam larutan sampel yang
ada dalam suasana asam ditambahkan Ba(CH3COO)2

2. Larutan Perak Nitrat: endapan merah-kecokelatan perak kromat Ag2CrO4


dengan larutan suatu kromat. Endapan larut dalam nitrat encer dan dalam

12
larutan ammonia, tetapi tak larut dalam asam asetat. Asam klorida mengubah
endapan menjadi perak klorida (putih).
CrO42- + 2Ag+  Ag2CrO4
2Ag2CrO4 + 2H+ 4Ag+ Cr2O7 - + H2O
Ag2CrO4 + 2NH3 2[Ag (NH3)2+ + CrO42-
Ag2CrO4 + 2Cl- 2AgCl + CrO42-

3. Larutan timbel asetat: endapan kuning timbel kromat, PbCrO4 yang tak larut
dalam asam asetat, tetapi larut dalam asam nitrat encer.
CrO42- + Pb2+  PbCrO4
Endapan larut dalam larutan natrium hidroksida, kelarutannya dalam natrium
hidroksida disebaban oleh pembentukan ion Pb2+ sampai demikian, sehingga
hasilkali kelarutan timbel kromat tak lagi terlampaui dan akibatnya timbel
kromat itu melarut.
PbCrO4 + 4OH- [Pb(OH)4]- + CrO42-

4. Hydrogen sulfide: jika larutan asam suatu kromat diolah dengan hydrogen
peroksida, kita memperoleh larutan kromium pentoksida yang biru-tua.
Larutan biru ini sangat tidak stabil dan segera terurai mengahsilkan oksigen
dan larutan suatu garam kromium (III) yang hijau.
CrO4 2- + 2H+ +2H2O2  2CrO5 + 3H2O

5. Hidrogen Sulfida. Larutan suatu kromat yang asam direduksi oleh reagensia
ini menjadi larutan ion kromium (III) yang hijau, dengan disertai pemisahan
belerang
2CrO42- + 3H2 S+ 10H+  2Cr3+ + 3S + 8H2O

13
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

15

Anda mungkin juga menyukai