Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR

BEKERJA DILABORATORIUM DAN


MATERI SERTA KLASIFIKASINYA
A. Bekerja di laboratorium
1. Keselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan usaha pencegahan agar
kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan. Oleh karena itu, kalian perlu
mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh bahan- bahan kimia dan kesalahan
eksperimen. Selain itu, juga perlu mengetahui cara- cara untuk menghindari dan
mengatasi adanya kecelakaan di laboratorium. Ada tiga langkah utama yang dapat
dilakukan ketika belajar kimia, yaitu melakukan pengamatan (observasi), mengolah
dan menyajikan data, dan menarik kesimpulan (interpretasi data). ketiga langkah
tersebut dilakukan melalui pengamatan di lapangan (lingkungan) dan percobaan di
laboratorium kimia. Bekerja dilaboratorium kimia harus mengikuti aturan- aturan
atau prosedur yang benar, karena apabila tidak dilakukan dengan prosedur yang benar
akan didapat data pengamatan yang tidak tepat dan bahkan dapat membahayakan
keselamatan.
Laboratorium adalah suatu tempat bagi seorang praktikan untuk melakukan
percobaan. Praktikan adalah orang yang melakukan percobaan atau praktikum. Di
dalam laboratorium kimia terdapat alat dan bahan kimia yang digunakan untuk
melaksanakan percobaan.
Peralatan keselamatan berfungsi untuk melindungi karyawan dari kecelakaan yang
mungkin terjadi pada saat bekerja dengan alat atau bahan berbahaya serta bahan yang
dapat menimbulkan kebakaran. Di samping peralatan adapun peraturan yang harus di
berlakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang mungkin di laboratorium.
Tujuan peraturan keselamatan kerja untuk menjamin:
1. kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium;
2. mencegah orang lain terkena risiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di
laboratorium;
3. mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun;
dan
4. mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
2. Mengenal peralatan dan bahan kimia di laboratorium
Secara umum, peralatan laboratorium kimia digolongkan berdasarkan bahan
dasar dari alat- alat tersebut.
 Alat- alat yang terbuat dari bahan gelas/ kaca, contohnya tabung reaksi, batang
pengaduk, gelas kimia (beaker), labu erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur dan
corong
 Alat- alat yang terbuat dari besi, contohnya pembakar, tang cawan, kawat kasa,
statitif, ring besi, klem pemegang, klem buret, penjepit tabung dan sikat tabung
 Alat- alat yang terbuat dari kayu, contohnya rak tabung reaksi, rak pipet
volumetri, rak buret, dan penjepit tabung
 Alat- alat yang terbuat dari porselen, contohnya cawan penguap, lumpang dan
alu, bak pembakaran porselen, segitiga dan tungku listrik
 Alat- alat yang terbuat dari plastik, contohnya pompa suntik, gelas kimia plastik,
gelas ukur plastik, botol semprot
 Alat- alat yang terbuat dari karet, contohnya bulb, selang karet, sumbat botol dan
sarung tangan
 Alat- alat listrik, contohnya power supply, amperemeter, voltmeter, multimeter,
neraca analitik dan pemanas listrik
 Alat- alat kimia yang memerlukan penyimpanan khusus, contohnya buret,
termometer, neraca dan spektrofotometer
Selain alat- alat dalam laboratorium, tersedia juga bahan- bahan kimia yang
berupa zat padat, zat cair atau larutan. Zat- zat tersebut ditempatkan dan disimpan
dalam wadah khusus dan harus diperlakukan dengan cara yang khusus pula. Ada zat
yang harus disimpan dalam botol gelap karena bila terkena cahaya matahari akan
rusak. Larutan ada yang berupa larutan encer dengan kadar yang tertera pda labelnya,
dan ada larutan yang sangat pekat. Bahan kimia berdasarkan sifatnya dikelompokkan
menjadi beberapa jenis seperti berikut:

3. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di laboratorium


Alat Pelindung Diri (APD) ialah kelengkapan wajib yang digunakan saat
bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga
kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja. Alat pelindung diri (APD)
merupakan perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh
seseorang di tempat kerja yang dapat melindunginya dari salah satu atau lebih risiko
terhadap keselamatan dan kesehatannya. Termasuk dalam hal ini, pakaian yang
dikenakan untuk melindungi diri dari cuaca bila diperlukan, helm, sarung tangan,
pelindung mata, sepatu, dan sebagainya. Perlengkapan seperti baju kerja biasa atau
seragam yang tidak secara spesifik mampu melindungi diri dari risiko keselamatan
dan kesehatan kerja tidak dikategorikan ke dalam APD.Beberapa alat pelindung diri
yang biasa digunakan dilaboratorium diantaranya sebagai berikut:
a. Pakaian pelindung
Pakaian yang membuat sebagian besar kulit terpapar (terbuka) tidak cocok di
laboratorium tempat digunakannya bahan kimia berbahaya. Pakaian pribadi
harus menutupi tubuh sepenuhnya. Kenakan jas laboratorium yang sesuai dalam
keadaan dikancingkan dan lengan tidak digulung. Selalu kenakan pakaian
pelindung jika ada kemungkinan bahwa pakaian pribadi dapat terkontaminasi
atau rusak karena bahan berbahaya secara kimia. Pakaian yang dapat dicuci atau
sekali pakai yang dikenakan untuk bekerja di laboratorium dengan khususnya
bahan-bahan kimia berbahaya meliputi jas dan apron laboratorium khusus,
terusan baju-celana, sepatu boot khusus, penutup kaki, dan sarung tangan
pelindung, serta mantel pelindung percikan. Perlindungan dari panas,
kelembaban, dingin, dan/atau radiasi mungkin diperlukan dalam situasi khusus.
Garmen sekali pakai memberikan perlindungan terbatas saja dari penetrasi uap
atau gas.

b. Alat Pelindung Mata (Kacamata/goggle)


Pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan korosif,
radiasi, gelombang elektromagnetik dan benturan/pukulan benda-benda keras
atau tajam. Alat ini juga untuk mencegah masuknya debu-debu ke dalam mata
serta mencegah iritasi mata akibat pemaparan gas atau uap. Alat pelindung mata
terdiri dari kacamata (spectacles) dengan atau tanpa pelindung samping
(shideshield), goggles (cup type/boxtype), dan tameng muka (face shreen/face
shield). Lensa dari kacamata
pengaman/goggles dapat
dibuat dari beberapa jenis
bahan, misalnya plastik
(polycarbonate, cellulose,
acetate, polycarbonatevinyl)
yang transparan atau kaca. Polycarbonate/polikarbonat merupakan jenis plastik
yang mempunyai daya tahan yang paling besar terhadap benturan/pukulan.
c. Alat Pelindung Tangan
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan alat pelindung
tangan adalah:
a. Bahaya yang mungkin terjadi, apakah berbentuk bahan-bahan kimia korosif,
benda benda panas, panas, dingin atau tajam atau kasar.
b. Daya tahannya terhadap bahan-bahan kimia.
c. Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.
d. Bagian tangan yang harus dilindungi.
Menurut bentuknya sarung tangan dibedakan menjadi:
a. Sarung tangan biasa (gloves).
b. Sarung tangan yang dilapisi logam (gounlets).
c. Sarung tangan yang keempat jari pemakainya dibungkus jadi satu kecuali ibu
jari (mitts mittens).
d. Masker
Bersihkan permukaan masker dari debu dengan
cara menyeka dengan tissue atau kain. Boleh
menggunakan semprotan angina yang lemah pada
permukaannya, tetapi tidak boleh disemprotkan
langsung. Jangan dicuci dengan air
e. Alat Pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja (safety shoes) berfungsi untuk melindungi kaki
dari bahaya kejatuhan benda-benda berat, terpercik bahan kimia korosif, dan
tertusuk benda-benda tajam. Menurut jenis pekerjaan yang dilakukan, sepatu
keselamatan dibedakan menjadi:
a. Sepatu pengaman yang digunakan untuk pengecoran baja terbuat dari bahan
kulit yang dilapisi logam krom atau asbes.
b. Sepatu khusus yang digunakan untuk bahaya peledakan. Sepatu ini tidak boleh
ada paku-paku yang dapat menimbulkan percikan bunga api.
c. Sepatu karet anti elektrostatik untuk melindungi pekerja dari bahaya listrik.
d. Sepatu pengaman untuk pekerja bangunan. Sepatu ini ujungnya dilapisi baja
untuk melindungi jari kaki

B. Materi dan klasifikasinya


Materi merupakan segala sesuatu yang mempunyai volum (menempati ruang) dan
mempunyai massa. Ilmu kimia dalam penyelidakannya mempelajari sifat- sifat
danperubahan materi. Di dalam ilmu kimia terdapat sebutan terhadap materi yaitu: zat dan
bahan. Zat merupakan sebutan untuk sejumlah materi yang sifatnya spesifik, sedangkan
bahan merupakan sekumpulan materi yang sifatnya kurang spesifik. Sifat materi dapat
dikelompokkan berdasarkan jumlah materi dan perubahannya.
a. Berdasarkan jumlah dari materi:
- Sifat ekstensif adalah sifat yang bergantung pada jumlah materi. Contoh: massa
dan volume
- Sifat intensif adalah sifat yang tidak bergantung pada jumlah materi. Contoh:
warna dan daya hantar listrik
b. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada materi:
- Sifat fisik adalah sifat yang dapat diamati tanpa harus mengubah susunan materi.
Contoh: warna, rasa, bau, titik didih, titik lebur, daya hantar listrik, dll.
- Sifat kimia adalah sifat yang dapat diamati akibat perubahan suatu materi menjadi
materi lain. Contohnya: mudah tidaknya besi berkarat, mudah tidaknya bahan
membusuk dan mudah tidaknya terbakar.
Perubahan dalam materi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
- Perubahan fisika
Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Perubahan ini hanya melibatkan
perubahan bentuk atau waujud materi. Perubahan fisika mudah dikembalikan ke dalam
semula. Contoh: perubahan es menjadi air,
- Perubahan kimia
Perubahan yang menghasilkan materi baru. Contoh: pembakaran kayu menjadi abu,
perkaratan besi , dan lainnya. Perubahan kimia sulit dikembalikkan ke keadaan semula.

Secara umum, materi diklasifikasi sebagi berikut:

a. Unsur adalah zat murni yang terdiri dari hanya satu jenis atom dan tidak dapat lagi
diuraikan ke bentuk sederhana melalui reaksi kimia. Sampai sekarang sudah dikenal
115 unsur yang sebagian besar merupakan unsur alami yang terdapat dialam, dan
sebagian kecil merupakan buatan manusia.
b. Senyawa adalah zat yang terdiri dari setidaknya dua unsur yang berbeda dan dapat
diuraikan ke bentuk sederhana melalui reaksi kimia. Contohnya senyawa adalah air
dengan rumus kimia H2O yang tersusun dari atom yang berbeda yaitu atom hidrogen
(H) dan atom oksigen (O)
c. Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat murni tanpa melalui reaksi kimia.
Campuran air dan gula merupakan campuran homogen. Pada campuran homogen,
komposisi (perbandingan) masing- masing zat di setiap tempat dalam campuran
tersebut selalu sama. Hal ini dapat dibuktikan dengan mencicipi bagian bagian
tersebut akan sama saja. Campuran antara kacang hijau dan beras merupakan
campuran heterogen, yaitu campuran yang komposisinya tidak sama di setiap tempat.

Anda mungkin juga menyukai