Anda di halaman 1dari 3

As (arsenik)

 Sifat kimia
Nomor atom: 33
Massa atom: 74,9216 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: 2,0
Kepadatan: 5,7 g/cm3 pada 14 °C
Titik lebur: 814 °C (36 atm)
Titik didih: 615 °C
Radius Vanderwaals: 0,139 nm
Radius ionik: 0,222 nm (-2) 0,047 nm (+5) 0058 (+3)
Isotop: 8
Energi ionisasi pertama: 947 kJ/mol
Energi ionisasi kedua: 1798 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga: 2736 kJ/mol
Potensial standar: -0,3 V (As3+ / As)

 Sifat fisika
Arsenik memiliki tiga bentuk alotropik: kuning, hitam, dan abu-abu, dengan bentuk
stabil berwarna perak abu-abu seperti baja, getas dan memiliki kilap logam.
Arsenik mudah teroksidasi oleh udara dan pada suhu tinggi akan terbakar
membentuk awan putih arsenik trioksida. Bentuk non logam arsenik kurang reaktif tetapi
akan larut ketika dipanaskan dengan asam dan basa kuat. Jika dipanaskan, arsenic
bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih yang khas, ketika dipanaskan dalam
aliran udara yang bebas, arsenic terbakar dengan nyala biru, mengahsilkan asap putih
arsenic (III) oksida. Semua senyawa arsenic beracun.

 Unsur/senyawa di alam
Arsenik dapat ditemukan secara alami di bumi dalam konsentrasi kecil.
Arsenik di atmosfer berasal dari berbagai sumber. Gunung berapi melepaskan sekitar 3000
ton per tahun dan mikroorganisme melepaskan methylarsines stabil dengan volume sekitar
20.000 ton per tahun.
Hanya saja, aktivitas manusia bertanggung jawab untuk pelepasan lebih dari 80.000 ton
arsenik per tahun akibat pembakaran bahan bakar fosil. Arsenik secara alami merupakan
unsur yang bersifat mobile, artinya konsentrasi besar mungkin tidak akan ditemukan pada
suatu tempat. Namun, karena kegiatan manusia, terutama melalui pertambangan dan
peleburan, arsenik alami yang tidak mobile menjadi ditemukan di lebih banyak tempat.
Kebanyakan arsenik ditemukan berikatan dengan sulfur dalam mineral seperti arsenopirit
(AsFeS), realgar, orpiment, dan enargite. Tidak ada bijih arsenik yang ditambang, karena
unsur ini umumnya diproduksi sebagai produk sampingan pemurnian bijih logam lainnya,
seperti tembaga dan timah.Cina adalah negara pengekspor utama arsenik, diikuti oleh
Chili dan Meksiko.

 Manfaat
Arsenik merupakan elemen penting pada beberapa jenis hewan, dan bahkan mungkin
bagi manusia, meskipun asupan yang diperlukan hanya serendah 0,01 mg/hari. Senyawa
arsenik digunakan dalam pembuatan kaca jenis khusus, sebagai pengawet kayu, dan dalam
semikonduktor galium arsenade yang memiliki kemampuan mengubah arus listrik menjadi
sinar laser.
Gas arsine AsH3 menjadi gas dopan penting dalam industri microchip, meskipun
penggunaannya memerlukan prosedur ketat karena sangat beracun.
Selama abad ke-18, 19, dan 20, sejumlah senyawa arsenik digunakan sebagai obat.

 Identifikasi
Arsenik (III) oksida tak larut dalam air dingin, tetapi dengan mendidihkan campuran
selama 30 menit akan larut dengan sempurna. Campuran dapat didinginkan tanpa bahaya
akan mengendapnya oksida.

1. Hidrogen Sulfida: Endapan kuning arsenic (III) sulfide:


2As3+ +3H2S  As2S3 + 6H+
Larutan harus sangat bersifat asam; jika tak terdapt cukup asam hanya akan terlihat
larutan berwarna kuning, karena terbentuknya koloid As2O3. Endapan tak larut dalam
asam klorida pekat.
2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral
AsO3-3 + 3Ag+  Ag3AsO3
3. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele), yang
dirumuskan berbeda- beda sebagai CuHAsO3 dan Cu3(AsO3)2. xH2O dari larutan netral
4. Larutan timah (II) klorida dan asam klorida pekat (Uji Bettendorf)
Beberapa tetes larutan arsenit ditambahkan pada 2 ml asam klorida pekat dan 0.5 ml
larutan timah (II) klorida jenuh, dan larutan dipanaskan perlahan- lahan; larutan
menjadi coklat tua dan akhirnya hitam, disebabkan oleh memisahnya unsur arsenic
unsur.

Arsenik (V)
1. Hidrogen Sulfida: tak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer. Jika
aliran gas diteruskan, campurn arsenic (III) sulfide, As2S3 dan belerang mengendap
dengan lambat.
2. Larutan perak nitrat: endapan merah-kecoklatan, perak arsenat dari larutn netral.
Endapan larut dalam asam dan dalam larutan ammonia, tetpi tak larut dalam asam
asetat.
3. Larutan ammonium molibdat: bila reagensia ini dan asam nitrat ditambahkan dengan
sangat berlebihan kepada larutan suatu arsenat, maka didapatkan endapan kristalin
berwarna kuning yaitu ammonium arsenomolibdat, (NH4)3AsMo12O40
4. Larutan kalium iodide: jika ada serta asam klorida pekat, ion akan diendapkan, dengan
mengocok camouran dengan 1-2 ml kloroform atau karbontetraklorida
Dapus Identifikasi: Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro.Jakarta: PT Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai