Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

MODUL FUNGSI NORMAL DIGESTI DAN METABOLIK ENDOKRIN


PERAKTIKUM PEMERIKSAAN GETAH EMPEDU

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9 (SEMBILAN)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
OKTAVIA ANGELIA KALAWA 203020801076
CLAIRINE ELIZABETH 203020801077
DERBY CALLISTA PIDJATH 203020801078
ODHELIA GUSNI BONNIE ARDYON 203020801079
DESWITA WULANDARI 203020801080
ELVINA DAMAYANTI 203020801081
RIZKA KHOIROTUL MA’LA 203020801082
PERMATAN EVAN G 203020801083
MACKENZIE AXEL DANIEL GINTING 203020801084

TUTOR : SILVANI PERMATASARI, M.BIOMED

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktikum Biokimia dengan topik pemeriksaan empedu.
Dalam penulisannya laporan praktikum ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih atas semua
pihak yang telah membantu melancarkan pembuatan laporan praktikum biokimia ini
dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pembimbing praktikum biokimia.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan praktikum biokimia
ini. Oleh karena itu kami selaku penulis mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan pembuatan laporan di masa mendatang.
Atas perhatian dan waktunya kami ucapkan terimakasih.

Palangkaraya, 28 Maret 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI..............................................................................................3
2.1 Dasar Teori......................................................................................................3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM...................................................................8
3.1 Alat dan Bahan................................................................................................8
3.2 Prosedur Kerja.................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................13
4.1 Hasil Pengamatan............................................................................................18
4.1.1 Uji Sifat Empedu..................................................................................18
4.1.2 Uji pigmen.............................................................................................18
4.1.3 Reaksi Van Den Berg............................................................................19
4.1.4 Uji Garam dan Asam Empedu (Uji Pettenkofer).................................19
4.1.5 Uji Fungsi Empedu sebagai Emulgator................................................20
4.1.6 Mengukur Berat Jenis Cairan Empedu..................................................20
4.2 Pembahasan.....................................................................................................21
4.2.1 Uji Sifat Empedu..................................................................................21
4.2.2 Uji pigmen.............................................................................................21
4.2.3 Reaksi Van Den Berg............................................................................23
4.2.4 Uji Garam dan Asam Empedu (Uji Pettenkofer).................................24
4.2.5 Uji Fungsi Empedu sebagai Emulgator.................................................24
4.2.6 Mengukur Berat Jenis Cairan Empedu..................................................25
BAB V PENUTUP......................................................................................................26
5.1 Kesimpulan....................................................................................................26
5.2 Saran...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau
kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata.
Empedu dihasilkan secaraterus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam
sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Kandung
empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi menyimpan empedu.
Empedu mengalir dari hati melalui ductus hepaticus sinister dan dextra, lalu
keduanya bergabung membentuk ductus utama masuk ke usus bagian atas pada
sfingter oddi.
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya
garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik.
Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A,
D, E dan K, yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan
permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan
memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam
lemak menghasilkan senyawa kompleks yang lebih mudah larut dan muda
h terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis.
Garam empedu dibentuk di hati dari kolesterol melalui reaksi yang
menyebabkan hidroksilasi ini steroid dan memutus rantai sisi. Dalam reaksi
pertama, terjadi penambahan sebuah gugus Dhidroksil kekarbon 7. pada reaksi
berikutnya, terjadi reduksi ikatan rangkap dan mungkin terjadi hidroksilasi
tambahan.
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua.
Bilirubin yang disaring dari darah olrh hati dan dikeluarkan pada cairan empedu.
Bilirubin mengandung bahan pewarna yang nantinya memberi warna pada
kotoran.

1
1.2 Tujuan
1.Mengetahui keadaan fisik empedu yang meliputi warna, bau, keadaan
wujudnya, derajat keasaman, dan berat jenisnya
2. Mengetahui kandungan musin dan senyawa anorganik pada empedu
3. Mengetahui zat warna empedu melalui tes gmelin
4. Mengetahui kandungan asam pada empedu

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami warna dari empedu
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tingkat keasaman pada empedu
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori


Empedu adalah sekresi hati yang kaya lipid yang diperlukan untuk
menghilangkan kolesterol dan xenobiotik dari tubuh dan untuk dispersi serta
penyerapan yang efisien dari lemak makanan yang dicerna di usus kecil bagian
atas. Empedu juga merupakan cairan elektrolitik iso-osmotik yang terbentuk di
hati dan produk dari fungsi sekretorinya. Empedu dibentuk secara terus menurus
oleh hepatosit dan dikumpulkan dalam kanalikulus serta saluran empedu. Empedu
terutama tersususn dari air dan elektrilit, seperti natrium, kalium, kalsium, klorida
serta bikarbonat, dan juga mengandung dalam jumlah yang berarti beberapa
substansi seperti lesitin, kolesterol, bilirubin serta garam-garam emepdu. Empedu
di tampung pada sebuah membran berotot yang disebut dengan kantong empedu.
Kantong empedu terletak di bagian bawah hati, ukurannya adalah sekitar 8 hingga
12 cm dengan diameter 4 cm dan memiliki kapasitas kurang lebih 60 ml. Emepdu
dikumpulkan dan disimpan dalam kandung emepdu untuk kemudian dialirkan ke
dalam intestinum bila diperlukan bagi pencernaan (Arif muttaqin, 2011). Setelah
terjadi konjugasi atau pengikatan dengan asam-asam amino (taurin dan glisilin),
garam empedu diekskresikan ke dalam empedu. Bersama dengan kolesterol dan
lesitin, garam empedu diperlukan untuk emulsifikasi lemak dalm intestinum.
Proses ini penting untuk proses penceranaan dan penyerapan yang efesien.
Kemudian garam empedu akan diserap kembali, terutama dalam ileum distal, ke
dalam darah portal untuk kembali ke hati dan sekali lagi diekresikan ke dalam
empedu. Lintasan hepatosit-empedu-intestinum dan kemblai lagi kepada hepatosit
dinamakan sirkulasi enterohepatik (Arif muttaqin, 2011). Akibat adanya sirkulasi
enterohepatik, maka dari seluruh garam empedu yang masuk kedalam intestinum,
hanya sebagian kecil yang akan diekskresikan ke dalam fases. Keadaan ini
menurunkan kebutuhan terhadap sintesis aktif garam empedu oleh sel-sel hati
(Arif muttaqin, 2011).
Fungsi dari kandung empedu adalah sebagai reservoir (wadah) dari cairan
empedu sedangkan fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan
empedu dengan absorpsi air dan natrium (Doherty, 2015). Empedu diproduksi
oleh sel hepatosit sebanyak 500-1000ml/hari. Dalam keadaan puasa, empedu
yang diproduksi akan dialirkan ke dalam kandung empedu dan akan mengalami
pemekatan 50%. Setelah makan, kandung empedu akan berkontraksi, sfingter
akan mengalami relaksasi kemudian empedu mengalir ke dalam duodenum.
Sewaktu-waktu aliran tersebut dapat disemprotkan secara intermitten karena
tekanan saluran empedu lebih tinggi daripada tahanan sfingter. Aliran cairan
empedu diatur oleh tiga faktor yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung
empedu, dan tahanan dari sfingter koledokus (Sjamsuhidayat, 2010; Williams,
2013).

Menurut Guyton & Hall, 2008 empedu melakukan dua fungsi penting yaitu :
a. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak,
karena asam empedu yang melakukan dua hal antara lain: asam empedu
membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar menjadi
partikel yang lebih kecil dengan bantuan enzim lipase yang disekresikan
dalam getah pankreas, asam empedu membantu transpor dan absorpsi produk
akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui membran mukosa intestinal.
Lemak lebih mudah untuk diserap oleh tubuh ketika dalam bentuk partikel
yang lebih kecil. Di sinilah fungsi empedu. Keberadaan empedu sangatlah
penting untuk proses penyerapan lemak, termasuk juga dalam proses
penyerapan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, vitamin
D,vitamin E, dan vitamin K.
b. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk
buangan yang penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir
dari penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh
sel- sel hati. Zat-zat yang tidak baik atau zat beracun yang masuk ke dalam
tubuh, biasanya akan disaring oleh hati agar tidak terserap oleh darah dan
menyebar ke seluruh tubuh. Zat-zat tersebut akan dibawa oleh hati untuk
dikeluarkan dari tubuh melalui empedu. Zat-zat berbahaya tersebut akan
dikeluarkan bersama dengan urine atau feses.

Empedu dialirkan sebagai akibat kontraksi dan pengosongan parsial


kandung empedu. Mekanisme ini diawali dengan masuknya makanan
berlemak kedalam duodenum. Lemak menyebabkan pengeluaran hormon
kolesistokinin dari mukosa duodenum. Hormon kemudian masuk kedalam
peredaran darah, menyebabkan kandung empedu berkontraksi. Pada saat yang
sama, otot polos yang terletak pada ujung distal duktus koledokus dan ampula
mengalami relaksasi, sehingga memungkinkan masuknya empedu yang
kental ke dalam duodenum. Garam-garam empedu dalam cairan empedu
penting untuk emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu
pencernaan dan absorbsi lemak (Hunter, 2014).

Proses koordinasi kedua aktifitas ini disebabkan oleh dua hal yaitu :
a. Hormonal : Zat lemak yang terdapat pada makanan setelah sampai duodenum
akan merangsang mukosa sehingga hormon Cholecystokinin akan terlepas.
Hormon ini yang paling besar peranannya dalam kontraksi kandung empedu.
b. Neurogen :
- Stimulasi vagal yang berhubungan dengan fase Cephalik dari sekresi
cairan lambung atau dengan refleks intestine
-intestinal akan menyebabkan kontraksi dari kandung empedu.
- Rangsangan langsung dari makanan yang masuk sampai ke duodenum dan
mengenai sfingter Oddi. Sehingga pada keadaan 14 dimana kandung empedu
lumpuh, cairan empedu akan tetap keluar walaupun sedikit. Pengosongan
empedu yang lambat akibat gangguan neurologis maupun hormonal
memegang peran penting dalam perkembangan inti batu (Williams, 2013).

Komposisi Cairan Empedu


Komposisi cairan empedu (Guyton & Hall,2008)

Komponen Dari Hati Dari Kandung


Empedu
Air 97,5 gm% 95 gm%
Garam Empedu 1,1 gm% 6 gm%
Bilirubin 0,004 gm% 0,3 gm%
Kolestrol 0,1 gm% 0,3-0,9 gm%
Asam Lemak 0,12 gm% 0,3-1,2 gm%
Lecithin 0,04 gm% 0,3 gm%
1. Garam Empedu
Asam empedu berasal dari kolesterol. Asam empedu dari hati ada dua
macam yaitu, Asam Deoxycholat dan Asam Cholat.
Fungsi garam empedu adalah :
a. Menurunkan tegangan permukaan dari partikel lemak yang terdapat dalam
makanan, sehingga partikel lemak yang besar dapat dipecah menjadi partikel
kecil untuk dapat dicerna lebih lanjut.
b. Membantu absorbsi asam lemak, monoglycerid, kolesterol dan vitamin yang
larut dalam lemak.

Garam empedu yang masuk ke dalam lumen usus oleh kerja kuman-
kuman usus dirubah menjadi deoxycholat dan lithocholat. Sebagian besar
(90 %) garam empeduxdalam lumen usus akan diabsorbsi kembali oleh
mukosa usus sedangkan sisanya akanxdikeluarkan bersama feses dalam
bentuk lithocholat. Absorbsi garam empedu tersebut terjadi disegmen distal
dari ilium. Sehingga apabila terjadi gangguan pada daerah tersebut misalnya
oleh karena radang atau reseksi maka absorbsi garam empedu akan terganggu
(Townsend, 2012).

2. Bilirubin
Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit akan pecah menjadi heme dan
globin. Heme bersatu membentuk rantai dengan empat inti pyrole menjadi
bilverdin yang segera berubah menjadi bilirubin bebas. Zat ini di dalam
plasma terikat erat oleh albumin. Sebagian bilirubin bebas diikat oleh zat lain
(konjugasi) yaitu 80 % oleh glukuronide. Bila terjadi pemecahan sel darah
merah berlebihan misalnya pada malaria maka bilirubin yang terbentuk
sangat banyak. Salah satu fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu,
normalnya antara 600-1200 ml/hari (Guyton & Hall, 2008). Kandung
empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml empedu. Diluar waktu makan,
empedu disimpan untuk sementara di dalam kandung empedu, dan di sini
mengalami pemekatan sekitar 50 %. Fungsi primer dari kandung empedu
adalah memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium. Kandung
empedu mampu memekatkan zat terlarut yang kedap, yang terkandung dalam
empedu hepatik 5-10 kali dan mengurangi volumenya 80- 90% (Garden,
2007).

Empedu sangat penting untuk pencernaan usus dan penyerapan nutrisi


(Pavlov,2013). Empedu memiliki sifat basa (pH antara 7,5-8,05). Sifat asam pada
usus halus memicu pengeluaran hormon sekretin dari kelenjar pankreas. Hormon
kemudian akan merangsang empedu untuk menyerap air dan natrium bikarbonat
sehingga pH empedu semakin tinggi jika dibandingkan ketika masih berada di
kantong empedu. Dengan pH yang dimilikinya, empedu membantu optimalisasi
kerja fungsi enzim pencernaan dengan cara menetralisir sifat asam dan
menciptakan kondisi basa yang membuat kerja enzim pencernaan lebih optimal.
Semakin asam sifat makanan yang masuk ke dalam usus, maka makin banyak
pula empedu yang disekresikan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Uji pertama
1. Tabung reaksi
2. HNO3 pekat
3. Empedu encer
4. Pipet tetes

Uji kedua
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Termometer
4. Indikator universal
5. Sampel empedu
6. Hidrometer

3.2 Prosedur Kerja


Link Video Pertama
https://youtu.be/-Ed8X9VY1OA (Dimulai menit ke 7:46)
A. Uji Gmelin
1. Siapkan tabung reaksi
2. Masukkan larutan HNO3 pekat sebanyak 1,5 ml pada tabung reasi pertama
3. Tambahkan empedu encer sebanyak 1,5ml dialirkan melalui dinding
tabung reaksi pertama
4. Amati warna yang terbentuk antara lapisan asam nitrat pekat
dengan lapisan empedu pada tabung reaksi
5. Catat warna yang terbentuk antara lapisan asam nitrat pekat dengan
lapisan Empedu

B. Uji Pattenkofer
1. Siapkan tabung reaksi
2. Masukkan 2,5 ml empedu encer ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 3 tetes larutan sukrosa ke dalam tabung reaksi
4. Goyangkan tabung reaksi secara perlahan agar tercampur
5. Tambahkan asam sulfat sebanyak 1,5 ml dialirkan melalui dinding tabung
6. Perhatikan cincin yang terbentuk antara kedua lapisan asam sulfat dan
cairan empedu

C. Uji Sifat empedu


Percobaan ini meliputi warna,bau,konsistensi,dan ph dari cairan empedu
1. Siapkan empedu kental
2. Catat warna yang dilihat
3. Kenali bau yang ada pada cairan empedu
4. Gerakkan tabung yang berisi cairan empedu untuk mengetahui konsistensi
cairan empedu
5. Gunakan ph meter untuk mengetahui ph dari cairan empedu kental
6. Lihat dan catat hasil ph empedu pada ph meter
Link Video Kedua
https://youtu.be/mxLnKUH-y0Y
A. Identifikasi warna, bau, konsistensi, dan ph
1. Amati warna dari sampel empedu yang telah disiapkan
2. Kenali bau dari sampel empedu tersebut
3. Goyangkan tabung yang berisi empedu agar mengetahui
konsistensinya
4. Siapkan strips ph
5. Celupkan strips ph ke dalam sampel empedu tersebut
6. Tunggu dan diamkan kurang lebih selama 1 menit
7. Angkat strip ph tersebut dan cocokkan dengan
indicator universal
8. Tentukan ph empedu tersebut dengan indicator universal

B. Tes Gmelin
1. Ambil tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Untuk empedu pekat, Teteskan asam nitrat pekat sebanyak
2 tetes
3. Masukkan 2mL empedu pekat ke tabung reaksi hingga
membentuk lapisan bawah
4. Amati perubahan yang terjadi (apakah ada cincin berwarna
merah pada batas antara kedua larutan tersebut)
5. Ambil tabung reaksi yang bersih dan kering
6. Untuk empedu yang encer, teteskan asam nitrat pekat
sebanyak 2 tetes
7. Masukkan 2ml empedu encer ke dalam tabung reaksi
tersebut
8. Amati perubahan yang terjadi (apakah ada cincin yang
terbentuk)

C. Tes Smith
1. Ambil tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Masukkan empedu encer
3. Teteskan larutan iodium 0,5% dalam alcohol ke tabung reaksi
4. Amati perubahan yang terjadi (apakah terbentuk cinicin berwarna

1
agak kehijauan pada batas kedua larutan)

D. Mengukur Berat Jenis Empedu


Dengan alat urinometer atau hydrometer
1. Siapkan urinometer
2. Perhatikan dan tentukan skala pada cairan
3. Letakkan gelas ukur 25ml pada tempat yang rata
4. Tuang sampel empedu sampai dapat membuat urinometer terapung
5. Ukur terlebih dahulu sampel empedu tersebut dengan thermometer
6. Celupkan thermometer dan lihat suhu pada thermometer tersebut
7. Catat hasil pengukuran suhu empedu tersebut
8. Masukkan urinoeter ke dalam tabung reaksi dengan memutar
perlahan hingga terapung sempurna
9. Lihat permukaan cairan dan tentukan skala pada urinometer
10. Catat hasil pengukuran berat jenis empedu
Contoh : jika titik diskala 20
x 0,001
artinya berat jenis ukur nya adalah
1,020 karena dihitung dengan
rumus 1,00 + 0,020

1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Video Praktikum pertama
1. Uji Gmelin

2. Uji Pattenkofer

3. Identifikasi Sifat Empedu


Meliputi : warna, bau , konsistensi, dan ph
Video link kedua
A. Identifikasi warna,bau,konsistensi,dan ph
B. Tes Gmelin
1. Empedu Pekat
C. Tes Smith
D. Uji Pattenkofer

HASIL PENGAMATAN
4.1.1 Uji sifat empedu
Warna Bau Konsistensi pH
Empedu pekat Hijau kecoklatan Amis Pekat pH 7,76

4.1.2 Uji Pigmen


Uji Gmelin
Jenis Larutan Keterangan Warna
Larutan HNO3 65% Bening
2 tetes larutan HNO3 65% +  Terdapat cincin
2ml empedu pekat berwarna merah bata pada batas
antara larutan HNO3 dengan
cairan empedu
Tes Smith
Jenis Larutan Jumlah Lapisan Keterangan warna
2ml empedu encer + 2 lapisan, 1 cincin Coklat tua, hijau tua ,
larutan iodium 0,5% Terbentuknya cincin dan coklat muda
dalam alcohol berwarna hijau tua di
antara batas kedua
larutan tersebut

4.1.3 Uji Garam dan Asam Empedu (Uji Pettenkofer)


Jenis Larutan Jumlah Lapisan Keterangan Warna
5ml cairan empedu 4 lapisan dan 1 cincin Dari atas ke bawah :
encer + 3 tetes larutan  Hijau tua :
sukrosa + 1,5ml merupakan warna
H2SO4 dari pigmen empedu
 Coklat :
asam sulfat dan
cairan empedu
 Cincin ungu
 Kuning :
asam sulfat
 Bening :
sukrosa

2
4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Fisika
Pada percobaan ini ingin diketahui keadaan fisik dari empedu, darihasil
percobaan diperoleh warna dari empedu pekat, yaitu hijau pekat,sedangkan
warna untuk empedu encer adalah hijau kekuning-kuningan. Dimana warna
hijau pada empedu sendiri dihasilkan oleh hati, warna hijauini disebabkan
adanya pigmen biliverdin, yaitu zat warna empedu yang berasal dari
pemecahan hemoglobin pada butir darah merah4 Untuk derajat keasamannya
sendiri adalah 7, karena kertas lakmus merah dan biru yang telah dimasukan di
kedua gelas beker tidak mengalami perubahan warna,yang berarti bahwa pH
empedu adalah netral atau sama dengan 7, hal inisesuai dengan komposisi
yang terkandung di dalam empedu dimana diantaranya adalah garam empedu
(1,1 g/dl) dan juga air(97,5 g/dl), yang kita tahu bahwa garam dan air
mempunyai pH yang netral.

4.2.2 Uji Pigmen


1. Uji gmelin
Ada percobaan ini, larutan HNO3 pekat (65%) dicampurkan
dengan empedu agar terjadi oksidasi pada zat warna empedu. Dimana zat
warna atau pigmen empedu berasal dari katabolisme hemoglobin eritrosit
oleh sistem retikuloendotelial. Zat warna itu berupa bilverdin (hijau) dan
bilirubin (orange, kuning, dan coklat). Oksidasi pigmen empedu oleh
berbagai pereaksi akan menghasilkan warna turunan, misalnya
mesobiliverdin (hijau hingga biru), mesobilirubin (kuning), dan
mesobilisianin (hijau hingga ungu). Dari hasil praktikum uji gmelin
didapatkan bahwasanya penambahan larutan HNO3 dengan empedu encer
3 ml bewarna bening dan muncul cincin atau batas warna coklat pada batas
kedua lapisan tersebut. Adanya cincin yang terbentuk menandakan dalam
empedu terdapat bilirubin.
Selanjutnya penambahan larutan HNO3 dengan empedu pekat 2
ml didapatkan adanya batasan atau cincin yang berwarna merah pada batas
kedua lapisan tersebut. Warna larutan menjadi warna jingga kecoklatan.
Pada tabung yang dicampur empedu pekat, warna lebih pekat dan banyak.
Hal itu dikarenakan jumlah larutan empedu yang teroksidasi lebih banyak
daripada larutan empedu encer.
Pada larutan empedu encer 2 ml didapatkan tidak ada terbentuk
cairan violet biru sampai merah pada batas kedua lapisan tersebut. Empedu
sudah dicampur dengan aquades sehingga meskipun diambil 2 ml untuk
direaksikan dengan HNO3, sejatinya jumlah dari empedu tidak 2 ml, maka
empedu yang teroksidasi oleh HNO3 sedikit dan warnanya juga tidak
terlalu mencolok serta tidak terlalu banyak atau nampak warna turunan
yang dihasilkan.
Bila ditelaah lebih lanjut warna dari empedu manusia sebenarnya
adalah kuning keemasan, namun saat dikeluarkan dan terpapar udara bebas
akan berubah warna menjadi hijau, biru, atau coklat karena pigmen
warnanya teroksidasi.
2. Tes Smith
Pada percobaan ini diketahui empedu mengandung zat warna bilirubindan
biliverdin, kedua zat warna ini merupakan pigmen empedu yang terbentuk
dari eritrosit yang sudah tua menjadi rapuh sehingga pecah dan
hemoglobin lepas. Hemoglobin selanjutnya dipecah menjadi heme dan
globin. Cincin heme dibuka untuk membentuk besi bebas yang kemudian
dibawah transfelin dari rantai lurus dari empat piol yang kemudian
dibentuk menjadi pigmen empedu. Adapun fungsi dari iodin samas eperti
fungsi asam nitrat pada percobaan Uji Gmelin yaitu sebagai pengoksidasi.
Adanya warna hijau pada larutan campuran tersebut menunjukkan uji
positif yang berarti menunjukkan zat warna dari bilirubin terhadap
penambahan iodin.

4.2.3 Uji Garam dan Asam Empedu (Uji Pettenkofer)


Pada tabung reaksi, 5 ml larutan empedu encer yang dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes sukrosa 5% setelah di
campurkan warnanya menjadi hijau. Kemudian, ketika ditambahkan H2SO4,
terbentuk dua lapisan yaitu atas cokelat dan bawahnya bening. Larutan
sukrosa dengan H2SO4 membentuk gula sukrosa heksosa yang kemudian
membentuk suatu senyawa hidroksilmetilfurfural yang dibuktikan dengan
adanya cairan empedu yang membentuk suatu cincin ungu.

Semakin tinggi kadar sukrosa maka akan semakin tinggi kadar furfural,
akibatnya akan terbentuk lingkaran berwarna coklat hitam dibawah lingkaran
ungu, dengan adanya lingkaran warna tersebut berarti menunjukkan adanya
garam empedu. Warna hijau dilapisan paling atas menunjukkan bahwa larutan
empedu tidak tercampur.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan seperti berikut :
1.Pada paktikum uji sifat empedu dihasilkan empedu pekat berwarna hijau pekat
sedangkan empedu encer berwarna hijau kekuning-kuningan, berbau amis,
berwujud kental, dan PH 7,76.
2. Praktikum dengan uji Gmelin bertujuan untuk mengetahui zat yang
terkandung dalam empedu. Dimana zat warna atau pigmen empedu berasal dari
katabolisme hemoglobin eritrosit oleh sistem retikuloendotelial. Dan jika
ditambahkan HNO3 terdapat incin yang berwarna merah yang menandakan
adanya bilirubin.
3.Pada praktikum uji Smith diketahui empedu mengandung zat warna
bilirubin dan biliverdin.
4. Pada paktikum uji Pettenkoffer digunakan untuk membuktikan ada
garam empedu dan asam empedu yang dihasilkan. cincin bewarna hitam
untuk menunjukkan adanya garam empedu.

5.2 Saran
Praktikan menyadari sepenuhnya jika praktikum ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari sempurna dan praktikan pada praktikum selanjutnya
akan lebih teliti dalam melakukan setiap pengujian, agar hasil yang diperoleh
sama dengan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki
laporan tersebut praktikan meminta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
Gropper, Sareen S.; Jack L. Smith, James L. Groff , 2008. Advanced nutrition and
human metabolism.ed. 5th. Cengage Learning. hlm. 114.
Reshetnyak, V. I. (2013). Physiological and molecular biochemical mechanisms
of bile formation. World Journal of Gastroenterology, 19(42)
Sherwood,LZ. 2014. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC,
640-641
Guyton, A.C., Hall, J.E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta :
EGC, 748
Hardjasasmita,P/ 1992. Iktisar Biokimia Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia
Ardia EC., Utama IW., dkk. 2015. Hubungan era tantara warna kuning cairan
empedu terhadap kebengkakan dan jaringan ikat pada hati sapi Bali.
Indonesia medicus veterinus, 4(2) : 401-408
Murray, R.K.dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC
Kimball John W. 1983. Biologi Edisi Kelima. Erlangg ; Jakarta
Link Video pertama https://youtu.be/-Ed8X9VY1OA (Dimulai menit ke 7:46)
Link Video Kedua https://youtu.be/mxLnKUH-y0Y
Link Video ketiga https://youtu.be/4SEQlfy6uaU

Anda mungkin juga menyukai