Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SISTEM PENCERNAAN

DISUSUN OLEH

Yonashan Tanak 1861050023


Raden Sulthan Daffa 1861050053
Monica Ratnasari Po 1861050127
Suryani Putri Milenia 1861050067

BLOK 8 SEMESTER 3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG

Sistem empedu terkait pada 2 proses dalam tubuh, yaitu :

1. Fungsi Hati
2. Pencernaan dan penyerapan lemak

Secara kontinyu, empedu yang diproduksi di hati dialirkan ke kantung empedu dan
mengalami pemekatan selama disimpan sebelum dieksresi ke duodenum. Empedu juga
memegang peranan eksresi untuk mengeluarkan zat – zat seperti lesitin, kolesterol, dan
hasil dekomposisi hemoglobin ke dalam usus, kemudian dikeluarkan dari tubuh.

Cairan empedu yang dihasilkan hati bersifat alkalis (pH 7,8). Warna bergantung pada
jenis hewan, dengan warna utama kuning, coklat dan hijau. Emepdu segar manusia
biasanya berwarna kuning-coklat. Warna bervariasi bila diambil post mortem. Zat-zat
yang terdapat dalam emepedu antara lain adalah : asam-asam empedu yang membentuk
garam-garam empedu, pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam
anorganik.

Empedu yang beru dikeluarkan dari hati terlihat jernih dan mengandung sedikit zat
padat dengan BJ sekitar 1,010. Di dalam kantung empedu terjadi pencampuran zat lender
dinding kantung empedu dan berlangsung penyerapan air Bersama zat-zat tertentu
sehingga dapat meningkatkan BJ samapai 1,040. Walaupun kepekatan empedu
meningkat, cairan ini masih isotonis terhadap darah karena peningkatan konsentrasi
garam empedu dengan BM yang besar disertai oleh pengurangan ion klorida dan
bikarbonat akibat penyerapan air.

Sekresi empedu berfungsi pada proses pencernaan dan penyerapan lemak di usus.
Dalam kimus terdapat triasilgliserol yang tidak larut dalam air dan membentuk agregat-
agregat lemak sehingga sulit menyatu dengan enzim lipase pancreas yang larut air. Garam

1
empedu dapat membentuk emulsi berupa tetesan-tetesan lemak, agar dapat menyatu
dengan lipase pancreas. Molekul garam empedu dapat mempunyai bagian hidrofob (sisa
inti steroid kolesterol) dan ada bagian yang hidrofil. Bagian hidrofob masuk ke dalam
lemak dan bagian hidrofil menyatu dengan lingkungan air sehingga menstabilkan emulsi.
Dengan demikian luas permukaan lemak untuk menjadi sasaran lipase menjadi jauh lebih
luas disbanding dengan permukaan agregat lemak. Karena permukaan emulsi diselubungi
garam empedu yang teradsorpsi, lipase memerlukan polipeptida berupa kolipase untuk
mencapai bagian dalam emulsi. Kolipase berikatan pada garam empedu dipermukaan dan
juga pada lipase yang dengan cara ini dapat mencapai sasarannya.

Garam empedu berperan penting selain pada pencernaan lemak juga pada penyerapan
hasil pencernaan lemak melalui pembentukan misel, suatu gabungan (cluster) garam
empedu, lesitin, kolesterol, hasil pencernaan lemak, vitamin larut lemak dan zat-zat lain.
Bagian hidrofob molekul garam empedu dan lesitin mengarah kedalam misel Bersama
kolesterol dan zat-zat hidrofob lain. Bagian hidrofil mengarah ke lingkungan air. Misel
berdiameter 4 – 7 nm, kira-kira sepertiga ukuran setetes emulsi lemak. Dengan
permukaan yang hidrofil, misel dapat menyatu dengan cairan dalam usus untuk diserap.

2
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah terdapat HCl bebas pada getah lambung ?
2. Apakah terdapat musin dalam cairan empedu ?
3. Apakah terdapat klorida dalam cairan empedu ?
4. Apakah terdapat sulfat dalam cairan empedu ?
5. Apakah terdapat fosfat dalam cairan empedu ?
6. Apakah terdapat pigmen dalam cairan empedu ?
7. Apakah terdapat kolestrerol dalam cairan empedu ?
8. Apakah empedu dapat mengemulsikan lemak ?

III. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui adanya HCl bebas pada getah lambung.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sifat – sifat empedu.
3. Mahasiswa dapat mengetahui adanya musin dalam empedu.
4. Mahasiswa dapat mengetahui adanya klorida dalam empedu.
5. Mahasiswa dapat mengetahui adanya sulfat dalam empedu.
6. Mahasiswa dapat mengetahui adanya fosfat dalam empedu.
7. Mahasiswa dapat mengetahui adanya berbagai pigmen dalam empedu.
8. Mahasiswa dapat mengetahui adanya kolesterol dalam empedu
9. Mahasiswa dapat mengetahui bahwa empedu dapat mengemulsikan lemak.

IV. MANFAAT
Dengan melakukan tes cairan empedu ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti
tentang adanya berbagai macam zat yang ada di dalam empedu seperti musin, sulfat,
fosfat, klorida, pigmen warna, kolesterol dan juga mengerti bahwa cairan empedu
dapat mengelmusi lemak agar bisa menempel dengan air dan di cerna oleh enzim pada
tubuh.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


Kandungan empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak diperut
sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedunya menyimpan cairan empedu
yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga
mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan
empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin seperti vitamin A, D, E dan K.
empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan
unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan
diteruskan dan dikeluarkan melalui feses (Anonim, 2010).
Empedu merupakan prodak hati, mempunyai peranan penting pada pencernaan makanan
terutama lemak. Empedu hati, sebelum disekresi kelumen intestinal lebih dahulu disimpan
dikandung empedu. Kandung empedu akan mengosongkan isinya selama proses pencernaan
berlangsung di dalam intestin. Empedu dan kelenjar pancreas bermuara ditempat yang sama di
dalam intestin. Pengosongan empedu dirangsang oleh hormon kolesistokinin, salah satu
komponen hormone Boyliss & Starling selama berada di dalam kandung empedu, empedu akan
mengalami proses pemekatan melalui cara absorpsi air (Hardjasasmita, 1992; 27).
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai
rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai 700 mL dan
mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung empedu diatur oleh
hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein dan lemak. Cairan empedu
mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik, yaitu asam-
asam empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi, 2009; 244).
Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya bilirubin),
kolesterol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama
pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan
dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak
dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu menyerapnya dari usus. Hemoglobin
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam

4
empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting
dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu (Anonim, 2010).

Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat
warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan
berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K, yang larut dalam lemak.
Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak.
Dengan demikian akanmemudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan
asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yng lebih mudah larut dan mudah terabsorpsi
sebagai hasil proses lipolisis (Tim dosen, 2010; 10).
Meskipun hati bukan suatu organ yang tepat dari pencernan, sekresinya, empedu
mengandung peranan penting dalam pencernaan lemak. Empedu dihasilkan secara terus-menerus
oleh hati, tetapi ditampung dalam sebuah alat penampung ialah kantung empedu diantara waktu
makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang konsentrasi
kantung empedu dan keluarnya empedu yang dihimpun ke dalam duodenum. Empedu kecuali
garam empedu mengandung bahan lainnya, anatara lain ialah pigmen empedu, pigmen ini adalah
hasil dari pemecahan pigmen sel darah merah yang sudah tua. Warna kecoklatan pigmen empedu
ini memberi warna coklat yang khas pada feces atau tinja (Kimball, 1983;171).

5
BAB III

METODE PENELITIAN
I. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT YANG DIGUNAKAN SAAT PERCOBAAN


1. Gelas kimia 100 ml
2. Gelas kimia 250 ml
3. Bunsen
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
6. Korek api
7. Pipet ukur
8. Pipet gondok
9. Penjepit
10. Cawan Penguap

B. BAHAN YANG DIGUNAKAN SAAT PERCOBAAN


1. Cairan Empedu
2. Pereaksi Boas
3. Cairan Empedu encer
4. Asam Asetat 10%
5. HNO3 encer
6. Kertas Lakmus
7. AgNO3
8. HCl
9. BaCl2 2%
10. Urea 10%
11. Pereaksi Molibdat
12. FeSO4
13. Cairan Empedu sangat encer

6
14. Iodium 0.5%
15. Alkohol
16. Larutan Sukrosa 5%
17. H2SO4 pekat
18. Larutan Kolesterol
19. Minyak Kelapa
20. Aquades

II. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Waktu penelitian : Rabu, 05 November 2019 pukul 09.30 – 12.00 WIB
Tempat penelitian : Laboratorium Lt. 2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Indonesia

III. CARA KERJA

1.1 TEST UNTUK HCL BEBAS, TEST BOAS

1. Masukkan ke dalam cawan penguap 2-3 tetes pereaksi Boas.


2. Usapkan dengan hati-hati di atas api kecil sampai kering.
3. Celupkan sebatang pengaduk gelas dalam bahan yang akan diperiksa lalu goreskan
pada cawan yang berisi pereaksi yang telah kering.
4. Hangatkan kembali cawan tersebut dengan hati-hati (jangan sampai terbakar) sampai
timbul warna merah menyatakan adanya HCl bebas.

1.2 SIFAT – SIFAT EMPEDU

1. Catatlah warna, bau, konsistensi, keasaman, dan berat jenis empedu.

1.3 TEST MUSIN

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 3 ml empedu encer.


2. Tambahkan asam asetat 10% akan terbentuk endapan musin.

7
2.1 ZAT ANORGANIK ( TEST KLORIDA)
1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml empedu encer.
2. Masukkan ke dalam tabung tetes demi tetes HNO3 encer sampai kertas lakmus menjadi
merah.
3. Tambahkan tetes demi tetes AgNO3 sampai timbul endapan putih.

2.2 TEST SULFAT


1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml empedu encer.
2. Masukkan ke dalam tabung 1 ml larutan urea 10% dan 10 ml pereaksi molibdat
3. Tambahkan 1 ml larutan FeSO4 spesial sampai terlihat warna biru yang menyatakan
adanya ortofosfat.

2.3 PIGMEN EMPEDU


1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml HNO3 pekat.
2. Masukkan 3 ml empedu dengan pipet melalui dinding tabung, sehingga tidak bercampur.

2.4 TEST SMITH


1. Isilah sebuah tabung dengan sedikit empedu yang sangat encer
2. Masukkan beberapa tetes larutan iodium 0,5% dalam alkohol sehingga terbentuk cairan di
atas cairan tersebut.
3. Perhatikan cincin berwarna hijau atau biru kehijau-hijauan di bawah lapisan iodium.

2.5 TEST ASAM-ASAM EMPEDU, TEST PETTENKOFER

1. Isilah sebuah tabung dengan 1 ml larutan empedu encer.


2. Masukkan 5 tetes larutan sukrosa 5% ke dalam tabung reaksi.
3. Tambahkan 3 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung.

8
2.6 TEST KOLESTEROL
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi A, 1 ml larutan kolesterol.
2. Masukkan ke dalam tabung B, 1 ml empedu.
3. Tambahkan ke dalam setiap tabung 1 ml H2SO4 pekat.
4. Perhatikan warna yang terbentuk.

2.7 DAYA MENGEMULSI


1. Siapkan 2 tabung reaksi.
2. Masing-masing tabung diisi dengan 2 ml air dan 1 tetes minyak kelapa.
3. Pada tabung kedua, tambahkan ke dalam tabung 1 ml empedu.
4. Kocok kedua tabung.
5. Perhatikan tabung yang isinya membentuk emulsi lalu bandingkan.

9
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


1.1 TEST UNTUK HCL BEBAS, TEST BOAS
Hasil :
Warna menjadi merah -> HCl bebas (+)

1.2 SIFAT – SIFAT EMPEDU


Hasil :

Bahan Uji Warna Bau Keasaman Berat Jenis

Empedu Hijau Amis pH 7 1,010

Pembahasan :
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik empedu dengan memeriksa warna,
bau, konsistensi, derajat keasaman (pH) dan berat jenisnya. Dan diperoleh dari hasil
percobaan, bahwa empedu berwarna hijau, berbau amis, konsistensi nya cair dan kental,
memiliki pH=7 dan empedu memiliki berat jenis sebesar 1,010 gr/ml. Hal ini sudah sesuai
dengan teori, termasuk empedu yang bersifat basa.
1.3 TEST MUSIN
Hasil :

Percobaan Teori Praktikum

Test Musin Hasil Positif (+) tampak ada Positif (+) tampak sedikit
endapan warna putih (musin endapan warna putih.
yang mengendap)

Pembahasan :
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa anorganik melalui mengendapkan
musin yang terdapat dalam empedu, yaitu dengan menambahkan asam asetat (HCl). Setelah
musin mengendap, dengan mudah kita dapat mengidentifikasi zat-zat anorganik dalam
empedu misalnya klorida sulfat, dan fosfat.

2.1 ZAT ANORGANIK ( TEST KLORIDA)


2.2 TEST SULFAT
2.3 PIGMEN EMPEDU

10
2.4 TEST SMITH
2.5 TEST ASAM-ASAM EMPEDU, TEST PETTENKOFER
2.6 TEST KOLESTEROL
2.7 DAYA MENGEMULSI

BAB V

PENUTUP
I. KESIMPULAN

1. Pada percobaan hirolisis glikogen, dengan menggunakan lugol didapatkan hasil positif
yang menunjukkan bahwa glikogen bereaksi dengan karbohidrat kompleks seperti
pati/kanji. Pada percobaan hidrolisis glikogen, dengan tes benedict didapatkan hasil
positif yang menunjukkan bahwa glikogen dapat dipecah menjadi oligosakarida, desktrin,
yang mempunyai gugus ujung aldehid atau keton yang merupakan gugus pereduksi.

2. Dari percobaan teknik isolasi glikogen hati, glikogen memiliki sifat tidak larut dalam air
dan hanya larut dalam pelarut non polar. Gilkogen mengendap bila dalam larutan
ditambahkan alkohol 95% sebanyak 4 kali volume larutan tersebut. Sehingga tampak
pada percobaan, glikogen tidak larut dalam air melainkan larut dalam pelarut nonpolar
(NaCl dan NaOH).

11
DAFTAR PUSTAKA

Rodwell, Victor W; Bender, David A; Botham, Kathleen M; Kennelly, Peter J; Weil, P. Anthony.
2016. Biokimia Harper: Edisi 30. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Marks, Dawn , et al, 2000 , Biokimia Kedokteran Dasar, Jakarta : EGC.

Poedjiyadi , Ana dan titin supriyanti ,1994, Dasar – Dasar Biokimia ,Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai