0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan1 halaman
Proses pembentukan feses terjadi di usus besar melalui reabsorpsi air, sekresi mukus, dan aktivitas bakteri. Hal ini mengubah sisa makanan cair menjadi padat yang akhirnya dikeluarkan sebagai tinja. Proses buang air besar dipicu oleh makanan di lambung dan usus yang merangsang pergerakan tinja ke rektum, memicu refleks defekasi. Terjadinya susah BAB bisa karena penundaan atau gangguan keseimbangan cairan di
Proses pembentukan feses terjadi di usus besar melalui reabsorpsi air, sekresi mukus, dan aktivitas bakteri. Hal ini mengubah sisa makanan cair menjadi padat yang akhirnya dikeluarkan sebagai tinja. Proses buang air besar dipicu oleh makanan di lambung dan usus yang merangsang pergerakan tinja ke rektum, memicu refleks defekasi. Terjadinya susah BAB bisa karena penundaan atau gangguan keseimbangan cairan di
Proses pembentukan feses terjadi di usus besar melalui reabsorpsi air, sekresi mukus, dan aktivitas bakteri. Hal ini mengubah sisa makanan cair menjadi padat yang akhirnya dikeluarkan sebagai tinja. Proses buang air besar dipicu oleh makanan di lambung dan usus yang merangsang pergerakan tinja ke rektum, memicu refleks defekasi. Terjadinya susah BAB bisa karena penundaan atau gangguan keseimbangan cairan di
Tinja atau feses merupakan sisa dari proses pencernaan makanan yang sudah tidak diperlukan lagi. Sisa makanan masuk ke dalam usus besar dari usus halus (ileum terminal) dalam bentuk cairan (+1500 ml). Namun, tinja keluar dari saluran cerna dalam bentuk padat (80 – 150 ml). Tinja mengandung air, zat-zat padat (sisa makanan), mikroorganisme, dan sel-sel epitel yang luruh. Di dalam usus besar, terjadi reabsorpsi air, sekresi mukus dan aktivitas bakteri yang menghasilkan gas (flatus). Semua hal ini berkontribusi dalam pembentukan tinja/feses. Mukus disekresi oleh epitel kolon untuk menjadi pelumas dinding usus besar dan membantu massa tinja menyatu. Mikroorganisme mengisi 30% dari berat kering tinja.
B. Bagaimana proses buang air besar terjadi?
Adanya makanan di lambung dan kismus di usus 12 jari akan merangsang pergerakan tinja di usus besar. Gerakan massa tinja ini berhubungan dengan persarafan usus. Gerakan ini akan mendorong isi dari usus besar ke dalam rektum. Dengan adanya tinja di dalam rektum akan merangsang reflek saraf parasimpatis dan reflex lokal sehingga timbul keinginan untuk defekasi/BAB. Terjadi jika proses buang air besar terus ditahan atau ditunda, refles BAB semakin lama akan semakin menurun dan menyebabkan pengurangan sensitifitas rektum. Keadaan seperti ini akan menyebabkan kondisi susah buang air besar. Selain itu, susah BAB ternyata juga dapat disebabkan oleh gangguan keseimbangan dalam pengeluaran dan penyerapan cairan yang terjadi di dalam usus besar.