Anda di halaman 1dari 47

Makalah Parasitologi "GIARDIA LAMBLIA"

MAKALAH PARASITOLOGI
IDENTIFIKASI KELAS MASTIGOFORA (Flagellata)
SPECIES Giardia lamblia

Dosen pembimbing:
Lisa setia,SP

Di susun oleh :
Donny S.
AK.412012

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat-Nyalah saya bisa
menyesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai identifikasi kelas mastigofora (Flagellata) Species
Giardia lambia. Giardia lamblia adalah parasit usus yang menginfeksi manusia. Gardia
lamblia termasuk dalam kelas mastigofora (flagellata) dan penyakit yang disebabkan adalah
giardiasis.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Lisa setia, SP selaku dosen mata
kuliah parasitologi (praktikum) di Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahannya selama proses belajar mengajar berlangsung.
Saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan,
informasi, serta wawasan mengenai Giardia lamblia.
Kiranya makalah yang saya buat ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar bisa menyempurnakan isi dari
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.

Banjarbaru, Oktober 2013

Penyusun

BAB 1
Pendahuluan
Giardia lamblia

1.1 Latar Belakang

Class : Flagelata
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species : Giardia lamblia
Parasit ini di temukan oleh Anatomi Van
Ieuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme yang bergerak-gerak didalam tinja, dan
flegellata ini pertama kali dikenal serta dibahas oleh lambl (1859), dan diberi nama
intestinalis. Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lambia, untuk menghormati
Prof. A. Giard dari paris dan Dr. Lambl dari Prague. Giardia lamblia (identik dengan Lamblia
intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit yang membentuk koloni dan
bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis (infeksi usus kecil). Parasit giardia ini
menambatkan dirinya ke epithelium melalui cakram berperekat diperutnya dan bereproduksi
melalui pembelahan biner. Giardiasis tidak tersebar melalui darah, dan tidak menyebar ke
bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Mereka menyerap nutrisi
dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan tidak memerlukan oksigen untuk hidupnya
(anaerob).
Manusia adalah hospen alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi
yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya disebut Giardiasis,
Lamblias, dengan distribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering ditemukan di daerah
beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasite ini juga ditemukan di
Indonesia. Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit
yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar
ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang
terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah
melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu
multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit
menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya.
Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat
ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk
mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam
bentuk kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. Giardia lamblia
adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini
ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari
Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang
saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing,
burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.
(page 1)

1.2 Distribusi Geografis


G.lamblia adalah parasit yang tersebar di kosmopolit dan lebih sering di temukan di
daerah yang beriklim panas daripada di daerah yang beriklim dingin.parasit ini juga
ditemukan di indonesia banyak terjadi di uni soviet, meksiko, asia tenggara, dan barat
amerika selatan.organisme ini tetap parasit usus yang paling sering diidentifikasi. dari 1964-
1984,G. lamblia menyebabkan sedikitnya 90 wabah yang terbawa air diare, mempengaruhi
lebih dari 23.000 orang. . kelompok paling berisiko infeksi termasuk wisatawan, anak-anak,
pria homoseksual, dan individu dengan negara-negara defisiensi imunoglobulin (diwariskan
atau diperoleh)Sebuah studi oleh Yoder et al melaporkan bahwa, meskipun giardiasis terjadi
di seluruh Amerika Serikat, kejadian ini terbesar di negara bagian utara dengan serangan
puncak dari awal musim panas sampai awal fall.10 Namun, hal ini mungkin terkait dengan
perbedaan dalam sistem surveillance negara masing-masing dan mungkin tidak selalu
mencerminkan peningkatan insiden sejati dalam states.10 utara.

1.3 Hospes dan nama penyakit


Giardiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen yaitu Giardia
lamblia atau dikenal juga sebagai Giardia intestinalis atau Giardia duodenalis atau Lamblia
intestinalis. Giardia lamblia berasal dari famili Hexamitidae, subfilum Mastigophora, filum
Sarcomastigophora. Patogen ini hidup berkoloni di lumen usus halus manusia dan lebih
sering menyerang anak usia balita dan sekolah dibandingkan orang dewasa. Manusia adalah
hospes alamiah giardia lamblia.spesies giardia dengan morfologi yang sama ditemukan pada
berbagai hewan .penyakit yang disebabkan parasit ini disebut giardiasis. Giardiasis adalah
penyakit yang disebabkan oleh mikroba parasit yang disebut Giardia intestinalis. Gejala
penyakit ini adalah diare, muntah, kram perut, kembung dan kentut berbau busuk. Giardiasis
biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan dan dapat dengan mudah diobati.
Penularan giardiasis adalah jalur fekal-oral. Protozoa ini ketika di dalam usus membentuk
cangkang pelindung keras yang dikenal sebagai kista Giardia. Kista dapat keluar dari tubuh
penderita melalui feses (tinja). Setelah di luar tubuh, giardia biasanya ditularkan melalui air
minum yang telah terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi.
(page 2)

BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Morfologi dan Daur Hidup


Giardia intestinalis (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia
duodenalis) adalah protozoa parasit flagellata yang menyebabkan Giardiasis atau Lambliasis.
Parasit ini pertama kali dilihat oleh Van Leeuwenhoek pada tahun 1681. Flagelata ini pertama
kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang memberikan nama intestinalis.
Kemudian Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lamblia.
Parasit ini mempunyai 2 stadium yaitu:
a) . Stadium trofozoit: Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris bilateral seperti buah jambu
monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan
dorsal cembung (konveks) dan pipih di sebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk
seperti cakram yang cekung dan menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ia
mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior, bentuknya oval dengan kariosom
di tengah atau butir-butir kromatin tersebar di plasma inti. Trofozoit ini mempunyai 4 pasang
flagel yang berasal dari 4 pasang blefaroplas. Terdapat 2 pasang yang lengkung dianggap
sebagai benda parabasal, letaknya melintang di posterior dari batil isap.
b).Stadium kista: Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai dinding yang tipis dan
kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista. Kista yang
baru terbentuk mempunyai 2 inti; yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub.

gambar Tropozoit Giardia lamblia


Kista berukuran lebih kecil daripada trofozoit yaitu panjang 8-18 m dan lebar 7-10 m.
Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit. Pada kista yang telah
matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan longitudinal
fibers.
Gambar Kista Giardia lamblia
(page 3)

G.lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum
dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Bila kista matang tertelan oleh hospes,
maka akan terjadi ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasma membelah dan flagel
tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit. Dengan pergerakan flagel yang cepat
trofozoit yang berada di antara villi usus bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Bila berada
pada villi, trofozoit dengan batill isap akan melekatkan diri pada epitel usus. Trofozoit
kemudian berkembangbiak dengan cara belah pasang longitudinal. Bila jumlahnya banyak
sekali maka trofozoit yang melekat pada mukosa dapat menutupi permukaan mukosa usus
halus (Wolfe, 1992; Farthing, 1999; Hawrelak, 2003). Trofozoit yang tidak melekat pada
mukosa usus, akan mengikuti pergerakan peristaltik menuju ke usus bagian distal yaitu usus
besar. Enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai menjadi padat, sehingga
stadium kista dapat ditemukan dalam tinja yang padat. Cara infeksi dengan menelan kista
matang yang dapat terjadi secara tidak langsung melalui air dan makanan yang
terkontaminasi, atau secara langsung melalui fecal-oral. Giardia lamblia mempunyai bentuk
tropozoit dan kista, dan hidup di duodenum dan di proksimal jejenum. Makan di ambil dari
isi usus, meskipun parasite ini mungkin mendapat makanan dengan mempergunkan batil
isapnya dari sel-sel epitel. Sedangkan cara berkembang biaknya dengan cara pembelahan
mitosis selama terbentuk kista.
Bentuk tropozoid simetris berukuran 15-20 x 5-15 mikron dan rata-rata 14x7
mikron. Mempunyai 2 inti/nucleus (Nu) dan kariosome (k) letaknya ditengah-tengah, bagian
dorsal bentuknya convex (cembung), bagian ventral bentuknya mendatar dan terdapat 2 buah
alat pengisap (AD = Adhesive Disc;sucking dise), yang berfungsi sebagai alat melekatkan
diri pada dinding mukosa, pada bagian anteriornya terdapat blefaroplas, sitoplasma terdapa
bintik-bintik halus, ujung posterior terdapat parabasal body (MB;Median Bodies).
Mempunyai 4 pasang flagella (fg), yang terdiri dari : 2 psang cros lateral flagel (bagian
anterior), sepasang uncross lateral flagel (tubuh bagian lateral), sepasang uncross flagella
(terletak bagian posterior).
(page 4)
parasit ini mempunyai bentuk trofozoit dan bentuk kista bentuk trofozoit ini bilateral
simetris seperti buah buah jambu monyet dan begian anteriornya membulat dan bagian
posteriornya meruncing.permukaan dorsal cembung(konveks)dan pipih disebelah ventral dan
terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung menempati setengah menempati
anterior badan parasit.Ukuran parasit ini 12-15 mikron dan mempunyai sepasang inti yang
letaknya di bagian anterior,bentuknya oval dengan kromosom di tengah atau butir-butar
kromatin yang tersebar di plasma inti .Trofozoit mempunyai empat pasang flagel yang
berasal dari 4 pasang blefaroplas.sepasang flagel keluar dari 2 blefaroplas anteriol.sepasang
flagel lateral berasal dari 2 blefaroplas lateral di antara dua inti dan kedua aksonema berjalan
ke anteriol.lalu saling menyilang di garis tengah dan garis lengkung dipinggir batil
isap,kemudian masing-masing keluar dari sisi lateral kanan dan kiri .sepasang aksonema
yang agak tebal (disebut aksostil)berasal dari 2 blefaroplas median berjalan ke posterior dan
keduanya keluar dari ujung posterior .dari sepasang blefaroplas yang leteknya di tengah-
tengah dua batil isap ,keluar sepasang aksonema pendek sebagai flagel sentral.dua batang
yang agak melengkung dianggap sebagai benda parabasal ,leteknya melintang di posterior
dari batil isap. Trofozoit berukuran panjang 9-20 m, lebar 5-15 m. Berbentuk oval hingga
ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki :
sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari
permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut
mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah.
Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median
bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat
flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
(page 5)
Kista yang bentuknya oval berukuran 8-12 mikron,mempunyi dinding tipis
dan kuat .sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista kista
yang baru terbentuk mempunyai 2 inti ;yang matang mempunyai 4 inti,letaknya pada satu
kutub .waktu kista dibentuk ,trofozoit menarik kembali flagel-flagel kedalam aksonema
,sehingga tampak sebagai 4 pasang benda sabit yaitu sisa dari flag.G.lamblia hidup di rongga
usus kecil,yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum dan kadang-kadang di saluran
dan kandung empedu dengan pergerakaqn flagel yang cepat trofozoit bergerak dari Satu
tempat ke tempat yang lain dengan batil isap ,melekatkan diri pada epitel usus.trofozoit
berkembang biak dengan belah pasang longitudinal dalam tinja cair biasanya hanya
ditemukan trofozoit.el.enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon,bila tinja mulai padat.bila
kista matang tertelan oleh hospes maka terjadi eksistasi di duodenum ,kemudian
sitoplasmanya membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuklah 2 trofozoit.
(page 6)

2.2 Patologi dan gejala klinis


Adanya G.limblia pada hospes dengan batil isapnya melekat pada mukosa duodenum
dan yeyenum tidak selalu menimbulkan gejala .bila timbul kelainan ,hanya berupa iritasi
yang disebabkan oleh melekstnya parasit pada mukosa dengan batil isapnya.lesi berupa vilus
menjadi pendek dan peradangan pada kripta dan lamina propria,seperti terdapat pada
sindroma malabsorbsi .tidak diketahui ;apakah kelainan mukosa oleh giardia disebabkan oleh
factor mekanik dan toksik dan factor lainya.infeksigiardia dapat menyebabkan diare,disertai
steatore karena gangguan absorbs karoten ,folat,dan vitamin B12.produksi enzim mukosa
juga berkurang penyerapan bilirubin oleh giardia menghambat aktifitas lipase pangkreatik
,kelainan fungsi usus kecil ini disebut sindrom malaabsorbsi,yang menimbulkan gejala
kembung,abdomen membesar dan tegang ,mual,anoreksia,feses banyak dan berbau busuk
dan mungkin penurunan beratbadan .setelah pengobatan kelainan usus kecil revesibel. Gejala
klinis yang disebabkan oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda di antara
penderitanya. Hal ini tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista yang tertelan, lamanya
infeksi, faktor hospes dan parasitnya sendiri (Faubert, 2000). Giardia lamblia dapat
ditemukan pada saluran gastrointestinal berbagai macam mamalia termasuk manusia.
Protozoa ini dapat ditularkan melalui cara fecal-oral maupun oral-anal. Banyak sumber air
seperti danau dan sungai mengandung kista protozoa ini sebagai akibat dari kontaminasi oleh
feses manusia dan hewan. Transmisi G.lamblia umum terjadi pada orang yang memiliki
risiko tinggi seperti anak-anak yang berada di tempat penitipan anak, wisatawan yg
mengunjungi beberapa area, homoseksual, dan orang yg sering berhubungan dengan hewan-
hewan tertentu. Gejala giardiasis bervariasi dari yang asimtomatik hingga diare dan
malabsorbsi. Diagnosis dengan ditemukannya kista dan trofozoit dalam feses. Metode
immunofluorescece dan enzyme immuoassay sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi
G. Lamblia dalam feses. Di dalam tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi
secara alami. Sedangkan pada pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan
tubuh), infeksi dapat berlangsung lama. Orang yamg mengalami giardiasis berulang
umumnya memiliki kekurangan IgA, dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis.
Kekurangan lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi giardia, namun ini biasanya
tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Giardiasis harus dianggap sebagai penyakit
kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam
sistem penyerapan usus.
(page 7)
Giardiasis bisa muncul sebagai (1) infeksi asimptomatis; (2) diare akut; (3) diare
kronik. Selain diare, terdap juga simptom seperti steatore, kram perut, perut kembung karena
ada gas di dalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja akan berwarna pucat,
berminyak, atau berbau (Hall, 1994). Giardiasis juga menyebabkan komplikasi yaitu,
malnutrisi yang akan menyebabkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan pada infant
dan anak usia muda (Farthing, 1996). Malabsorpsi zat besi juga terdapat pada infeksi
simptomatis (Filer, 1996) dan alergi ditemukan pada infeksi giardiasis (Di Prisco et al.,
1998). Penyakit pankreas dan hati terjadi pada orang dewasa yang terinfeksi Giardia sp.
(Carroccio et al., 1997; Nakano et al., 1995; Roberts et al., 1998). Walaupun sangat jarang
giardiasis juga dilaporkan berhubungan dengan arthritis (Letts et al., 1998), arteritis retina
dan iridosiklitis (Corsi et al., 1998). Metode diagnostik yang standar untuk Giardiasis adalah
pemeriksaan tinja dengan menggunakan teknik SAFC untuk mendeteksi kista dan trofozoit.
Trofozoit juga dapat dijumpai dalam cairan dari duodeno-jejunal junction dengan endoskopi
atau dengan enterotest. Deteksi antigen G.intestinalis dalam tinja segar dengan teknik IFAT
dan ELISA mempunyai sensitivitasa dan spesifisitas yang tinggi dibandingkan dengan
pemeriksaan mikroskopik.
(page 8)

2.3 Manifestasi dan gejala infeksi


Kolonisasi Giardia menyebabkan radang usus dan villous atrophia ( mengurangi
kemampuan absorpsi dari usus). Gejala infeksi meliputi:

Diare,
rasa tidak nyaman pada perut,
buang gas yang berlebihan (kentut yang berbau busuk)
bersendawa dengan bau seperti belerang yang menyebabkan seseorang ingin muak
dan muntah,
steatorrhoea (feses berwarna pucat, berbau busuk, dan licin),
nyeri pada daerah epigastric (antara dada dan perut),
perut sering kembung,
mual,
kurang nafsu makan,
mungkin (tapi jarang) muntah-muntah yang banyak,
kehilangan berat badan,
Pus,
lendir dan darah yang tidak biasa di feses.

(page 9)
Dalam individu yang sehat, tubuh biasanya dapat membatasi infeksi. Sedangkan pada
pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi dapat berlangsung
lama. Orang yang mengalami infeksi Giardia berulang umumnya adalah mereka yang
memiliki kekurangan IgA, dan dapat mengembangkan penyakit kronis. Kekurangan Lactase
juga dapat mengembangkan suatu infeksi Giardia, namun ini biasanya tidak berlangsung
lebih dari beberapa minggu, dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa giardiasis harus dianggap sebagai penyebab kekurangan
vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam sistem
penyerapan usus.

Melekatnya Giardia lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan gejala /
asimtomatik dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa (carier). Parasit Giardia
lamblia ini menambatkan dirinya ke epithelium usus halus hospes melalui cakram berperekat
di perutnya dan berreproduksi melalui pembelahan biner. Protozoa tidak merusak sel hospes,
tetapi memakan / menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan hidup secara
anaerob (tidak memerlukan oksigen). Karena penyerapan nutrisi oleh protozoa ini, maka
terjadi penghambatan absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain oleh tubuh hospes (villous
atrophia), sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan penderita serta menyebabkan
radang usus. Tetapi ada beberapa kasus orang yang peka terhadap infeksi ini dimana sekresi
mukosa menjadi berlebihan sehingga menyebabkan diare, dehidrasi, sakit perut dan
penurunan berat badan. Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah. Giardiasis
biasanya tidak tersebar melalui darah dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan
lainnya namun tetap berada di usus kecil. Tetapi dalam kondisi tertentu tropozoit dapat
menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih. Jika empedu terserang
protozoa dapat menyebabkan jaundice(penyakit kuning/ekterus) dan sakit perut/colic.
Penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi sangat mengganggu.

(page 10)

2.4 Penularan

Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air minum,
makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui
praktek seks yang melibatkan lidah dan anus). Cyst (kista?) Giardia dapat bertahan di air
hangat dalam hitungan minggu sampai bulanan dan karena itu dapat hadir dalam air sumur,
sumber air tergenang seperti kolam alami, dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan
jernih di gunung/pegunungan.
Giardiasis menular melalui oral yaitu dengan proses menelan air minum, makanan
atau oleh rute faecal-oral ( bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui praktek
seks yang melibatkan lidah dan anus). Kista Giardia dapat bertahan di air hangat selama
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Karenanya protozoa ini dapat ditemukan di air
sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air yang terlihat bersih
dan jernih di gunung/pegunungan. Giardia lamblia hidup dalam usus halus manusia, yaitu
bagian doudenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang disaluran dan
kandung empedu. Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan epithel usus. Protozoa
dapat berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.
(page 11)
Infeksi dimulai ketika seorang teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista secara
terpajan oleh HCL dan enzym pankreas saat melewati lambung dan usus halus. Ekskistasi
merupakan aktivasi kista berinti empat untuk mengeluarkan parasit motil yang kemudian
membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di permukaan sel epitel
usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada sel epitel, organisma tsb akan
berkembang dengan cara belah pasang longitudinal.
Sebagian tropozoit akan mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang dapat
menstimulasi proses ini tidak diketahui secara pasti, tetapi secara invitro enkistasi dapat
diinduksi oleh pajanan terhadap empedu dan peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit
tersebut akan keluar bersama feses.
Kista resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti barklorin dan pendidihan air serta
tahan dalam air dingin sampai berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan pembekuan
dan pengeringan.
Pada seorang yang menderita berat, dapat ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya,
sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta kista.
Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk
tropozoit, tetapi setelah masuk ke dalam colon parasit akan berubah jadi kista. Pertama-tama
flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal, kemudian kista keluar
melalui feses. Pada awal terbentuknya kista ditemukan dua neukloi, setelah satu jam
kemudian ditemukan 4 nukleoli. Bila kista tertelan hospes maka kista tersebut langsung
masuk ke doudenum, flagella tumbuk dan terbentuk tropozoit kembali.
(page 12)

2.5 Diagnosis

Diagnosa definitif terhadap giardia lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan


mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer dan cairan doudenum
atau bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja
segar. Dalam sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan
trikrom, morfologi giardia lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lainnya
Infeksi Giardia lamblia sering tidak dapat didiagnosa(misdiagnosed). Diagnosa yang akurat
memerlukan test antigen atau jika tidak tersedia dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari
feses. Beberapa test pada feses diperlukan kista dan tropozoit kadang tidak konsisten terlihat
pada feses. Mengingat pengujian sulit untuk menemukan infeksi termasuk banyak negatif
palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu melakukan berdasarkan
gejala
Gejala klinis giardiasis tidak kas .diagnosis ditegakan dengan menemukan bentuk
trofozoit dalam tinja padat .dalam sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam sediaan
yang dipulas dengan trikrom morfologi G.lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari
protozoa lain.trofozoit dapat ditemukan dalam tinja segar ,sebelum trofozoit mengalami
desintegrasi .teknik konsentrasi dapat meningkatkan penemuan kista.dengan enterotest harus
ditelan kapsul gfelatin kemudian mucus usus yang menempel pada kapsul dapat diperiksa
secara mikroskopik.tetapi ditemukan parasit ini belum membuktikannya sebagai penyebab
gejala duodenitis .tukak lambung ,karsinoma,strongiloidiasis dan gastroenteritis oleh sebab
itu harus disingkirkan dulu. Infeksi Giardia lamblia pada manusia sering tidak dapat
didiagnosa (misdiagnosed). Diagnosis akurat memerlukan tes antigen atau jika tidak tersedia,
dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa tes pada feses diperlukan karena
cysts dan trophozoites kadang tidak konsisten terlihat pada feses. Mengingat sifat pengujian
sulit untuk menemukan infeksi, termasuk banyak negatif palsu, beberapa pasien harus
dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu memperlakukan berdasarkan gejala. Infeksi pada
manusia secara konvensional diobati dengan metronidazole, tinidazole atau nitazoxanide.
Metronidazole, walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan, namun bisa
menyebabkan mutagenic (mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus
(putih) sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah
pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur Oregon, goldenseal,
yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek antimicrobial dan
antipyretic. Namun harus dihindari penggunaannya pada wanita hamil karena dapat
merangsang rahim (untuk berkontraksi). Pada dosis tinggi, berberine dapat menyebabkan
bradycardia dan hypotension (tekanan darah rendah).
(page 13)

2.6 Pengobatan

Giardiasis dapat diobati dengan metronidazol yang jarang menimbulkan efek samping
.dosis untuk dewasa adalah 3250 mg sehari selama 7 hari,dosis anak disesuaikan dengan
umur. Obat pilihan adalah tinidazol dengan dosis tunggal 2 gram pada orang dewasa atau 30-
35 mg/kg pada anak. Selain itu giardiasis juga dapat diobati dengan metronidazole, kuinakrin,
furazolidon.
Pengobatan infeksi pada manusia secara konvensiaonal yaitu melalui metronidazole,
tinidazole, atau nitazoxanide. Metronidazole walaupun pada saat ini merupakan obat terapi
lini depan, namun bisa menyebabkan mutagenic(mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan
kanker pada tikus putih sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling
umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur oregon,
goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek
entimicrobial dan antipyretic, Namun harus dihindari pengguanaannya pada wanita hamil
karena dapat merangsang rahim untuk berkontrkasi. Pada dosis tinggi , berberine dapat
menyebabkan bradycardia dan hypotension(tekanan darah rendah).
(page 14)

2.7 Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50 sehingga
dapat menginaktifkan kista.
2. Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan
untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3. Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4. Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
5. Penyediaan makanan yang bersih dan baik.
Pencegahan infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene perorangan,
keluarga, dan kelompok., dengan menghindari air minum yang terkontaminasi. Sanitasi air
minum untuk mencegah terjadinya epidemi giardiasis dilakukan dengan metode coagulation-
sedimentation-filtration. Klorinasi air minum untuk mengeliminasi kista memerlukan
konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak yang lebih lama pada biasanya. Proteksi individu
dapat dilakukan dengan merebus air sampai mendidih minimal 1 menit. Bila air tidak dapat
direbus, dapat diberikan 2-4 tetes kaporit untuk setiap liter air dan tunggu selama 60 menit
sebelum diminum. Bila airnya dingin dibutuhkan waktu semalam untuk membunuh kista
G.intestinalis. Memanaskan makanan atau makanan yang matang dapat mencegah infeksi
kista G.intestinalis.
(page 15)
Pada daerah terbuka dimana jarang ditemukan air di permukaan tanah, memerlukan
penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikrometer. Disarankan
untuk menggunakan yodium atau klorin dioksida pada air yang akan dikonsumsi. Parameter
air seperti suhu, kekeruhan, dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektivitas suatu
perawatan terhadap infeksi.
Penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikromiter pada air
permukaan tanah yang daerah terbuka
Menggunakan Yodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi
Parameter air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas
suatu perwatan terhadap infeksi
Ingat, bahwa tidak semua orang terlihat bergejala walaupun di dalam tubuhnya terdapat
Giardia. Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan universal dalam prilaku keseharian
khususnya perhatian utama pada anak-anak yang bisa tertular penyakit ini dari makanan-
minuman yang kebersihannya diragukan.
(page 16)

2.8 Prognosis

Prognosis giardiasis adalah baik bila pengobatannya tepat dan disertai perbaikan
lingkungan dan sanitasi

2.9 Epidemiologi

G.lamblia ditemukan kosmopolit ;prevalensinya 2-25% atau lebih ,tergantung dari


golongan umur yang diperiksa dan sanitasi lingkungan .prevalensi yang pernah ditemukan di
Jakarta adalah 4,4%.prevalensi gradia lamblia di Jakarta antara tahun 1983 dan 1990
adalah 2,9%(194 positif dari 6810 sampel tinja yang dikirim ke bagian parasitologi FKUI
dari penderita di Jakarta).,transmisi G.lamblia terjadi dengan tertelannya kista matang
.makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinja ,juga lalat atau dengan penjaga
makanan merupakan sumber infeksi ,tetapi kadang kadang transmisi terjadi karna kontak
langsung antara individu yang terinfeksi dengan individu yang tidak terinfeksi seperti pada
infeksi cacing kremi(hand-to-mounth). G. lamblia lebih sering ditemukan pada anak anak
daripada orang dewasa ,terutama pada umur 6-10 tahun dari keluarga besar,di rumah yatim
piatu dan di sekolah dasar .terjadinya epidemic giardiasis ini dilaporkan di tempat perawatan
anak (day care centres).pada orang dewasa giardiasis ditemukan pada orang pada orang yang
berpergian(travelrs diarrhea),karena air minum yang terkontaminasi .karena infeksi
G.lamblia yangdapat menginfeksi manusia .G lamblia juga dianggap sebagai parasit yang
ditularkan melalui seks pada kaum homoseksual maupun heteroseksual yang
mempraktekan seks oral anal .infeksi giardia juga makin banyak ditemukan pada penderita
AIDS.selain daripada menyebabkan gangguan gastrointestinal ,infeksi G.lamblia juga
dihubungkan dengan sindrom alergi seperti urtikaria kronik ,arteritis retinal dan iridosiklitis
pada anak-anak dan dewasa .pencegahan infeksi dengan parasit ini terutama dengan
memperhatikan hygiene perorangan ,keluarga dan kelompok dengan menghindari air minum
yang terkontaminasi.
(page 17)
Giardiasis adalah infeksi protozoa usus yang common di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 200 juta orang akan terinfeksi setiap tahun
(Swarbrick et al., 1997). Infeksi Giardiasis lebih sering ditemukan di daerah beriklim tropik
dan subtropik daripada di daerah beriklim dingin. Terutama ditemukan di Rusia, Asia
Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko dan bagian barat Amerika Selatan. Kista Giardia sp.
secara umum lebih stabil dan bertahan lebih lama dalam lingkungan pada jangka masa
panjang (bulan). Kista ini lebih sesuai bertumbuh pada kondisi dingin, lembab, dan suhu
rendah. Selain itu, kista resisten terhadap klorin, ozon, dan radiasi ultraviolet (UV).
Mendidihkan kista pada suhu 60-70% selama 10 menit akan menurunkan viabilitasnya.
Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini
terdapat di negara berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada
anak-anak dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2
tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam interval
yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai flora normal pada
individu yang tinggal di negara berkembang.
(page 18)

DAFTAR PUSTAKA

HM,Muslim,M.kes, modul protozoologi medik.

Parasitologi kedokteran, protozologi, helmintologi, entomologi,. :Bandung:, yrama widya.

Febriani, tugas-parasitologi-giardia-lamblia , 2010,


http://febrianilimonuyahoocoid.blogspot.com/2010/06/tugas-parasitologi-giardia-lamblia-
di.html (diakses tanggal 29 oktober 2013)
Maksumprocedure giardia-lamblia ,2012, http://maksumprocedure.blogspot.com/2012/05/giardia-
lamblia.html (diakses tanggal 29 oktober 2013)
http://blogaaknasional.blogspot.com/2011/11/giardia-lamblia.html

http://bana-deba.blogspot.com/2009/12/giardiasis.html

http://ninajuling.tripod.com/secondpage.htm
Mata kuliah : Parasitologi
Dosen : Sulasmi,SKM,M.Kes

Makalah
Giardia Lamblia

Nia Triani : PO.71.4.221.13.2.035


Serly Anggraeni : PO.71.4.221.13.2.042
Sirma Mangiri : PO.71.4.221.13.2.043
Al Ikhsan Sake : PO.71.4.221.13.2.003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan keHadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalahini dengan baik
dan tepatpada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Giardia Lamblia.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh Karen aitu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.Oleh Karen aitu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapa tmembangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Makassar, April 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......... i


Daftar isi ......... ii
BAB IPENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar belakang ......... 1
B. Tujuan ......... 1
BAB IIPEMBAHASAN........................................................................................... 2
1. Sejarah ......... 2
2. Penyebaran ......... 2
3. Taksonomi ......... 2
4. Morfologi ......... 3
5. Habitat ......... 4
6. Siklus hidup ......... 4
7. Penyebab penyakit......................................................................................... 5
8. Pencegahan penyakit...................................................................................... 5
BAB IIIPENUTUP ......... 7
A. Saran ......... 7
B. Kesimpulan ......... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan
manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya
sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis.
Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang
kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.

Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini
terdapat di negara berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada
anak-anak dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2
tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam interval
yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai flora normal pada
individu yang tinggal di negara berkembang.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui Sejarah, Penyebaran, Toksonomi, Morfologi, Habitat, Siklus


Hidup, Penyebab Penyakit, Pencegahan Penyakit G. Lamblia.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah

Parasit ini di temukan oleh Antoni Van leuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme
yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flagellata ini pertama kali di kenal serta dibahas
oleh lambl (1859), dan diberinama intestinalis. Stiles (1915) memberikan nama
baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A. Giard dari Paris dan
Dr. Lambl dari Prague.

Manusia adalah hospes alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi
yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang di sebabkannya
disebut Giardiasis, Lamblias, dengandistribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering di
temukan di daerah beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasit ini juga di
temukan di Indonesia.

2. Penyebaran

G.lamblia adalah parasit yang tersebar kosmopolit dan lebih sering ditemukan di
daerah beriklim panas daripada di daerah beriklim dingin. Parasit ini juga ditemukan di
Indonesia.
3. Taksonomi

Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Diplomonadida
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species : lamblia

Gambar 1: Parasit G. Lamblia

4. Morfologi

Bentuk kista memiliki ciri-ciri :


Berbentuk oval

1. Ukuran panjang 8-18 m dan lebar 7-10 m.


2. Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit.
3. Pada kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat
pula ditemukan longitudinal fibers.

Bentik trofozoit memiliki ciri-ciri

1. Trofozoit berukuran panjang 9-20 m, lebar 5-15 m.


2. Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati.
3. Memiliki sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi
setengah dari permukaan ventral.
4. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit
kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah
axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median
bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme.
Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.

5. Habitat

G.lamblia ditemukan di tanah, air makanan,atau permukaan yang telah terkontaminasi


tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan. G.lamblia bisa berasal dari air yang
terkontaminasi yang meliputi air yang tidak direbus, disaring, atau didesinfeksi dengan bahan
kimia.

6. Siklus hidup

Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit


yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar
ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang
terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah
melewati gaster, kista menuju usus halus.

Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan


biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum
dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke
usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis.
Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh
manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan
lembab dapat bertahan sampai 3 bulan.

Gambar 2: SiklusHidup G. Lamblia


7. Penyebab Penyakit

Giardiasis adalah infeksi usus halus yang di sebabkan oleh parasit Giardia Lamblia .
Giardiasis terjadi di seluruh dunia dan merupakan penyebab infeksi parasit khusus yang
terjadi di Amerika.
Kebanyakan orang mendapatkan infeksi akibat minum air yang terkontaminasi, tetapi
penularan dari orang ke orang juga dapat terjadi, yaitu melalui kista yang keluar dari tinja.
Penularan langsung terjadi di antara anak-anak atau mitra seksual (terutama pada pria homo
seks).

8. Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :


1. Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50 sehingga
dapat menginaktifkan kista.
2. Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan
untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3. Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4. Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
5. Penyediaan makanan yang bersih dan baik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia adalah hospes alamiah Giardia Lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi
yang sama di temukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya
disebut Giardiasis, Lamblias.

G.Lamblia ditemukan di tanah, air, makanan, atau permukaan yang telah


terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan.

B. Saran
Setelah mengetahui habitat G.Lamblia kita di tuntut untuk mencegah masuknya
parasite G. Lamblia dalam tubuh dengan cara menjaga sanitasi lingkungan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Reaksi:

0 komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Parasitologi Giardia Lamblia


Written on 12.28.00 by EVI NURSYAFITRI

Mata kuliah : Parasitologi


Dosen : Sulasmi,SKM,M.Kes

Makalah
Giardia Lamblia
Nia Triani : PO.71.4.221.13.2.035
Serly Anggraeni : PO.71.4.221.13.2.042
Sirma Mangiri : PO.71.4.221.13.2.043
Al Ikhsan Sake : PO.71.4.221.13.2.003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan keHadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalahini dengan baik
dan tepatpada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Giardia Lamblia.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh Karen aitu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.Oleh Karen aitu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapa tmembangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Makassar, April 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......... i


Daftar isi ......... ii
BAB IPENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar belakang ......... 1
B. Tujuan ......... 1
BAB IIPEMBAHASAN........................................................................................... 2
1. Sejarah ......... 2
2. Penyebaran ......... 2
3. Taksonomi ......... 2
4. Morfologi ......... 3
5. Habitat ......... 4
6. Siklus hidup ......... 4
7. Penyebab penyakit......................................................................................... 5
8. Pencegahan penyakit...................................................................................... 5
BAB IIIPENUTUP ......... 7
A. Saran ......... 7
B. Kesimpulan ......... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan
manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya
sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis.
Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang
kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.

Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini
terdapat di negara berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada
anak-anak dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2
tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam interval
yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai flora normal pada
individu yang tinggal di negara berkembang.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui Sejarah, Penyebaran, Toksonomi, Morfologi, Habitat, Siklus


Hidup, Penyebab Penyakit, Pencegahan Penyakit G. Lamblia.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah

Parasit ini di temukan oleh Antoni Van leuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme
yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flagellata ini pertama kali di kenal serta dibahas
oleh lambl (1859), dan diberinama intestinalis. Stiles (1915) memberikan nama
baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A. Giard dari Paris dan
Dr. Lambl dari Prague.

Manusia adalah hospes alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi
yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang di sebabkannya
disebut Giardiasis, Lamblias, dengandistribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering di
temukan di daerah beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasit ini juga di
temukan di Indonesia.

2. Penyebaran

G.lamblia adalah parasit yang tersebar kosmopolit dan lebih sering ditemukan di
daerah beriklim panas daripada di daerah beriklim dingin. Parasit ini juga ditemukan di
Indonesia.
3. Taksonomi

Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Diplomonadida
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species : lamblia

Gambar 1: Parasit G. Lamblia

4. Morfologi

Bentuk kista memiliki ciri-ciri :


Berbentuk oval

1. Ukuran panjang 8-18 m dan lebar 7-10 m.


2. Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit.
3. Pada kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat
pula ditemukan longitudinal fibers.

Bentik trofozoit memiliki ciri-ciri

1. Trofozoit berukuran panjang 9-20 m, lebar 5-15 m.


2. Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati.
3. Memiliki sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi
setengah dari permukaan ventral.
4. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit
kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah
axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median
bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme.
Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.

5. Habitat

G.lamblia ditemukan di tanah, air makanan,atau permukaan yang telah terkontaminasi


tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan. G.lamblia bisa berasal dari air yang
terkontaminasi yang meliputi air yang tidak direbus, disaring, atau didesinfeksi dengan bahan
kimia.

6. Siklus hidup

Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit


yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar
ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang
terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah
melewati gaster, kista menuju usus halus.

Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan


biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum
dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke
usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis.
Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh
manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan
lembab dapat bertahan sampai 3 bulan.

Gambar 2: SiklusHidup G. Lamblia


7. Penyebab Penyakit

Giardiasis adalah infeksi usus halus yang di sebabkan oleh parasit Giardia Lamblia .
Giardiasis terjadi di seluruh dunia dan merupakan penyebab infeksi parasit khusus yang
terjadi di Amerika.
Kebanyakan orang mendapatkan infeksi akibat minum air yang terkontaminasi, tetapi
penularan dari orang ke orang juga dapat terjadi, yaitu melalui kista yang keluar dari tinja.
Penularan langsung terjadi di antara anak-anak atau mitra seksual (terutama pada pria homo
seks).

8. Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :


1. Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50 sehingga
dapat menginaktifkan kista.
2. Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan
untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3. Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4. Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
5. Penyediaan makanan yang bersih dan baik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia adalah hospes alamiah Giardia Lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi
yang sama di temukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya
disebut Giardiasis, Lamblias.

G.Lamblia ditemukan di tanah, air, makanan, atau permukaan yang telah


terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan.

B. Saran
Setelah mengetahui habitat G.Lamblia kita di tuntut untuk mencegah masuknya
parasite G. Lamblia dalam tubuh dengan cara menjaga sanitasi lingkungan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

DIAN MEUTIA PUTRY

(Laman Tak Berjudul)


Beranda iyan_yas

jam weaker_yas

About
Blogger templates

Blogroll
Amayhean Sigadhis Arrachman

Buat Lencana Anda

Archives
o Maret (3)
o September (7)
o Oktober (2)
o November (1)
o Januari (2)
o Februari (16)
o April (9)
o Mei (3)
o Juni (14)
o November (2)
o Desember (5)

iyan_yassir 4ever

visit-visit
Diberdayakan oleh Blogger.

PARASITOLOGY ( trychomonas vaginalis)


09.03 |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis pertama kali dideskripsikan oleh Alfred Donne pada tanggal
19 September 1836 pada saat Academy of Sciences di Paris. Pada saat itu dikatakan bahwa ia
menemukan suatu organisme yang disebutnya sebagai animalcules dari sekret segar vagina.
Dan disepakati pada saat itu juga organisme ini dinamakan Trico-monas vaginale, oleh
karena mirip dengan organisme dari genus Monas dan Trichodina. Dua tahun kemudian,
Ehrenberg memastikan penemuan Donne dan memberikan nama pada protozoa ini yaitu
Trichomonas vaginalis. Pada tahun 1884, Marchan menemukan Trichomonas vaginalis pada
traktus urinarius pria. Selama 50 tahun selanjutnya, penelitian tentang Trichomonas vaginalis
tidak begitu menarik perhatian para ilmuwan. Mereka lebih tertarik mempelajari diagnosis
dan pengobatan gonorrhoe dan syphillis sebagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Dan baru pada tahun 1916 Hoehne melaporkan bahwa Trichomonas vaginalis adalah
suatu flagellata yang patogenik karena ia menemukan kolpitis yang disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hospes, Nama Penyakit dan Habitat
Hospes dari Trichomonas vaginalis adalah manusia. Parasit ini terdapat pada genital wanita
dan pria, terutama ditemukan pada saluran kencing kedua jenis kelamin tersebut. Wanita
frekuensi lebih banyak dijumpai daripada pria, dan penyakit ini bersifat kosmopolit.
Trichomoniasis adalah nama penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.

Gambar Trichomonas vaginalis


2.2 Distribusi Geografik
Trikomoniasis vagina ditemukan di mana-mana. Penelitian menunjukkan bahwa
parasit ini di temukan pada semua bangsa/ras dan pada semua musim, sukar untuk
menentukan frekuensi penyakit ini di suatu daerah atau negeri, karena kebanyakan penelitian
dilakukan pada golongan tertentu saja seperti golongan wanita hamil (18 25 % di AS) dan
dari klinik ginekologi (30 40 % di eropa timur). Di Indonesia berdasar hasil penelitian di
RSCM Jakarta terdapat 16% kasus dari klinik kebidanan dan 25 % wanita dari klinik
ginekologi (sample sebanyak 1146 orang).
Trichomonas vaginalis ditemukan pada lebih dari 30% saluran urogenital pria yang
pasangan wanitanya terinfeksi Trichomonas vaginalis. Di Eropa Timur infeksi Trichomonas
vaginalis sekurang-kurangnya 25% ditemukan pada kasus uretritis non gonore. Di Zimbabwe
5,5% infeksi Trichomonas vaginalis terjadi pada pria dan 10-50% infeksi Trichomonas
vaginalis pada wanita bersifat asimtomatik. Di Lods, Polandia, pada pemeriksaan urin
penderita pria dengan usia 18-60 tahun ditemukan 1,74% terinfeksi Trichomonas vaginalis
sedangkan pada wanita usia 18-60 tahun ditemukan 10,67%. Di Inggris Barat, 5,3% wanita
yang datang ke klinik ginekologi terinfeksi Trichomonas vaginalis dan 21,3% penderita yang
datang ke bagian penyakit menular seksual mengandung organisme ini. Di Amerika, pada
465 pekerja asuransi didapatkan 6,3% wanita yang menikah dari 1,4% wanita tidak menikah
mengidap Trichomonas vaginalis. Sebagian besar pekerja seks komersial atau peng-guna
obat (70%) mem-punyai Trichomonas vaginalis. Pada wanita kulit hitam diperkirakan 2-8
kali lebih banyak ditemu-kan Trichomonas vaginalis dibandingkan wanita kulit putih.

2.3 Morfologi
Morfologi berukuran antara 15 - 20 x 10 mikron, tidak berwarna dan bentuknya
cuboid. Sitoplasmanya bergranula dimana granula tersebut pada umumnya terletak di sekitar
custa dan axostyle (ax;axostyle). Membran bergelombang (umundulating membrane)
berakhir pada pertengahan tubuh, jadi tidak mempunyai flagela bebas (Fg). Sitostoma tidak
nyata (cy;sytostoma), nukleus (nu). Makanannya adalah kuman-kuman, sel-sel vagina, hanya
dapat hidup pada pH diatas 5,5 - 7,5.

2.4 Siklus Hidup


Pada wanita tempat hidup parasit ini di vagina dan pada pria di uterus dan prostat.
Parasit ini hidup di makosa vagina dengan makan bakteri dan leukosit. Trichomonas
vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di antara sel-sel epitel dan leukosit dengan
menggerakkan flagel antesias dan membran bergelombang. Trichomonas vaginalis
berkembangbiak secara belah pasang longitudinal. Di luar habitatnya, parasit mati pada suhu
500C, tetapi dapat hidup selama 5 hari pada suhu 00C. Dalam biakan, parasit ini mati pada
pH kurang dari 4,9, inilah sebabnya parasir tidak dapat hidup di sekitar vagina yang asam
(pH 3,8 4,4). Parasit ini tidak tahan pula terhadap desinfektans dan antibiotik. Infeksi terjadi
secara langsung waktu bersetubuh melalui bentuk trofozoit pada keadaan lingkungan sanitasi
kurang biak dengan banyak orang hidup bersama dalam satu rumah. Infeksi secara tidak
langsung melalui alat mandi seperti : lap mandi atau alat sanitasi seperti toilet seat, pernah di
laporkan.

2.5 Patologi dan Gejala Klinis


Trichomonas vaginalis yang di tularkan pada jumlah cukup ke dalam vagina dapat
berkembang biak, bila flora bakteri, pH dan keadaan fisiologi vagina sesuai. Setelah
berkembang biak cukup banyak, parasit menyebabkan degenerasi dan deskuamasi sel epitel
vagina. Keadaan ini disusul oleh serangan leukosi, dan disekitar vagina tedapat banyak
leukosit dan parasit bercampur dengan sel-el epitel. Sekret vagina mengalir keluar vagina dan
menimbulkan gejala flour albus atau keputihan. Setelah lewat stadium akut, gejala berkurang
dan dapat reda sendiri. Pada pemeriksaan in speculo, tampak kelaian berupa vaginitis,
dinding vagina dan porsio tampak merah meradang dan pada infeksi berat tampak pula
pendarahan-pendarahan kecil. Flour tampak berkumpul di belakang porsio, encer atau sedikit
kental pada infeksi campur, berwarna putih kekuning-kuningan atau putih kelabu dan
berbusa.banyak flour yang di bentuk tergantung dari beratnya infeksi dan stadium penyakit.
Selain gejala flour albus yang merupakan keluhan utama penderita, pruritus vagina atau
vulva dan disuria (rasa pedih waktu kencing) merupakan keluhan tambahan. Infeksi dapat
menjalar dan menyebabkan uretritis. Kadang-kadang infeksi terjadi tanpa gejala. Pada pria,
infeksi biasanya terjadi tanpa gejala, atau dapat pula menyebabkan uretritis, prostatitis dan
prostatovisikulitis.

2.6 Epidemiologi
Trikomoniasis vagina ditemukan di mana-mana. Penelitian menunjukkan bahwa
parasit ini di temukan pada semua bangsa/ras dan pada semua musim, sukar untuk
menentukan frekuensi penyakit ini di suatu daerah atau negeri, karena kebanyakan penelitian
dilakukan pada golongan tertentu saja seperti golongan wanita hamil (18 25 % di AS) dan
dari klinik ginekologi (30 40 % di eropa timur). Di Indonesia berdasar hasil penelitian di
RSCM Jakarta terdapat 16% kasus dari klinik kebidanan dan 25 % wanita dari klinik
ginekologi (sample sebanyak 1146 orang). Cara pemeriksaan yang berbeda dapat pula
memberikan hasil yang berlainan, pada pria umumnya angka-angka yang ditemukan lebih
kecil, mungkin sekali oleh karena parasit lebih sukar di temukan dan oleh karena infeksi
seringy berlangsung pada gejala pada wanita parasit lebih sering di temukan pada kelompok
usia 20 49 tahun, berkurang pada usia muda dan usia lanjut dan jarang pada anak gadis.

2.7 Diagnosa penyakit


Diagnosis berdasarkan keluhan keputihan atau flour albus, rasa panas dan gatal pada
vulva/vagina dan keluarnya sekret encer, berbusa berbau tidak sedap dan berwarna kekuning-
kuningan, serta adanya rasa bekas garukan karena gatal dan heperemia pada vagina.
Diagnosis laboratorium di buat dengan menemukan parasit Trichomonas vaginalis pada
bahan sekret vagina, sekret uretra, sekret prostat dan urine. Dengan cara pembuatan
preparatnya sbb :
Pada wanita, diambil sekret dari vagina (diambil pada bagian yang putih).
Pada laki-laki dengan cara memasukan jari peranum, kemudian prostat dipijat sampai keluar
sekret 1 - 2 tetes Untuk kontrol pasca pengobatan, pemeriksaan langsung dengan
menggunakan mikroskop perlu di tunjang dengan melakukan pembiakan sekret vagina atau
bahan lain dalam medium yang cocok. Test serologis sukar dilakukan.
2.8 Penularan
Trichomonas vaginalis menular melalui hubungan seksual meskipun masih
diperdebatkan. Trichomonas vaginalis dapat hidup pada obyek yang basah selama 45 menit
pada kloset duduk, kain lap pencuci badan, baju, air mandidan cairan tubuh. Penularan
perinatal terjadi kira-kira 5% dari ibu yang terinfeksitetapi biasanya sembuh sendiri dengan
metabolisme yang progresif dari hormon ibu. Infeksi Trichomonas vaginalis mempunyai
masa inkubasi selama 4-21 hari

2.9 Pencegahan
Untuk pencegahan, karena kelaian, kasus-kasus tanpa gejala pada pria perlu mendapat
pengobatan yang tuntas. Demikian pula suami dari wanita yang menderita trichomoniasis
perlu di beri pengobatan yang sama seperti istrinya sampai parasit tidak di temukan lagi pada
pembiakan kontrol. Dapat juga dilakukan dengan penyuluhan dan pendidikan terhadap pasien
dan masyarakat umumnya tentang infeksi ini serta diagnosis dan penanganan yang tepat pada
pasangan penderita trichomoniasis.
Pemakaian kondom dapat dijadikan salah satu cara mencegah tertularnya pasangan
seksual terhadap infeksi ini.

2.10 Pengobatan
Dasar pengobatan ialah memperbaiki keadaan vagina dengan membersihkan mukosa
vagina dan menggunakan obat-obat per os dan lokal. Pada saat ini metronidazol merupakan
obat yang efektif untuk pengobatan trikomoniasis, baik untuk pria maupun untuk
wanita.dosis per os 2 x 250 mg sehari selama 5-7 hari untuk suami atau istri. Dosis lokal
untuk wanita adalah 500 mg metrodizal dalam bentuk tablet vagina sehari selama 57 hari.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Trichomonas vaginalis adalah suatu flagellata yang patogenik karena ia menemukan kolpitis
yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Hospes dari Trichomonas vaginalis adalah manusia.
Parasit ini terdapat pada genital wanita dan pria, terutama ditemukan pada saluran kencing
kedua jenis kelamin.
Terdapat 3 spesies yang sering ditemukan pada manusia yaitu Trichomonas Vaginalis yang
merupakan parasit pada saluran genitourianaria, Trichomonas Tenax ditemukan di rongga
mulut dan Pentatrichomonas Homonis ditrmukan di usus besar.
Trichomonas vaginalis menular melalui hubungan seksual meskipun masih diperdebatkan.

3.2 Saran

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kami mengharapkan kritikan dari teman-teman semua.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, koes. 2009. Parasitologi. Bandung: yrama widya.


Latifa, laelita. 2010. http://laelitafarikha.blogspot.com/.
Suwita,hardi.2006.http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13_TrikomoniasisdanPenatalaksanaa
nnya.pdf/13_TrikomoniasisdanPenatalaksanaannya.html.
Yazhid Blog
:: Assalamualaikum ::

Yazhid Blog
:: Assalamualaikum ::


KOMPETENSI
TUGAS KAMPUS
LAPORAN PRAKTIKUM

Makalah Trichomonas Vaginalis

Yazhid Bashar LD

3 years ago

0 Comments

Facebook Twitter

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trichomonas vaginalis adalah protozoa parasit yang menginfeksi saluran urogenital


baik perempuan dan laki-laki di seluruh dunia. Trichomoniasis, yang disebabkan oleh T vaginalis,
adalah yang paling umum infeksi menular seksual (IMS) hari ini, dengan kejadian tahunan lebih dari
170 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari delapan juta wanita terinfeksi vaginalis T di Amerika Utara
saja . Meskipun pernah dianggap sebagai infeksi gangguan, T vaginalis pada wanita sejak itu telah
dikaitkan dengan peningkatan kejadian postpartum demam berkepanjangan dan endometritis,
ketuban pecah dini dan perubahan morfologi sel di sitologi serviks. Meskipun biasanya merupakan
penyakit tanpa gejala pada laki-laki, T vaginalis telah dikaitkan dengan 5% sampai 15% dari kasus
uretritis nongonococcal. Angka-angka ini mungkin lebih tinggi pada pria dengan uretritis
nongonococcal yang telah gagal terapi tetrasiklin dan eritromisin. T vaginalis juga telah dikaitkan
dengan epididimitis, prostatitis dan balanitis.

Organisme ini sekarang telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi penularan HIV, dan
disarankan bahwa parasit ini dapat meningkatkan ibu-ke-bayi penularan HIV. Meningkatnya
penularan ini pada wanita diyakini karena denution dari epitel servikovaginal bersama dengan
akumulasi limfosit CD4 dan makrofag pada tempat infeksi, yang dapat memberikan kolam sel HIV-
rentan atau terinfeksi HIV. Dua puluh lima persen dari mahasiswa di Nigeria diuji positif untuk T
vaginalis dan sampai 20% dari wanita hamil di Amerika Serikat (AS) adalah biakan positif - Data ini
mendukung prevalensi T vaginalis. Karena dampaknya terhadap ketuban pecah dini dan tingkat
kelahiran yang rendah, T vaginalis dianggap menjadi penyebab signifikan morbiditas neonatal di
Amerika Serikat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah klasifikasi dari Tricomonas Vaginalis

2. Jelaskan struktur genom dari tricomonas Vaginalis

3. Bagaimanakah struktur sel dan metabolisme dari Tricomonas Vaginalis

4. Jelaskan Morfologi dan Diagnosa dari Tricomonas Vaginalis

5. Apa yang dimaksud dengan Patologi Tricomonas Vaginalis

6. Bagaimanakah pengobatan dan pencegahan dari Trikomoniasis

1.3 Tujuan

1. Agar dapat mengetahui klasifikasi Tricomonas Vaginalis

2. Agar dapat mengetahui struktur genom dari tricomonas Vaginalis

3. Agar dapat menjelaskan struktur sel dan metabolisme dari Tricomonas Vaginalis

4. Agar dapat mengetahui Morfologi dan Diagnosa dari Tricomonas Vaginalis


5. Agar dapat menjelaskan Patologi Tricomonas Vaginalis

6. Agar dapat mengetahui pengobatan dan pencegahan dari Trikomoniasis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Tricomonas Vaginalis

Trichomonas vaginalis adalah anaerobik, protozoa flagellated, bentuk


mikroorganisme. Parasit mikroorganisme adalah agen penyebab trikomoniasis, dan yang paling
umum infeksi protozoa patogen manusia di negara-negara industri. Tingkat infeksi antara pria dan
wanita adalah sama dengan perempuan menunjukkan gejala sementara infeksi pada pria biasanya
asimptomatik.. Transmisi terjadi secara langsung karena trofozoit tidak memiliki kista. WHO
memperkirakan bahwa 160 juta kasus infeksi diperoleh setiap tahunnya di seluruh dunia. Perkiraan
untuk Amerika Utara saja adalah antara 5 dan 8 juta infeksi baru setiap tahun, dengan tingkat
estimasi kasus asimtomatik setinggi 50%. Biasanya pengobatan terdiri dari metronidazol dan
tinidazol

Trichomonas vaginalis adalah infeksi menular seksual (IMS). Hal ini kadang-kadang
disebut sebagai trichomonas atau trichomoniasis, atau disingkat menjadi TV. Trikomoniasis adalah
penyakit yang sangat umum menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis,
motil sebuah, menyalahi protozoa

Gejala lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria, meskipun kedua
perempuan dan laki-laki mungkin asimtomatik. Peradangan kelamin yang berhubungan dengan
infeksi T. vaginalis memfasilitasi human immunodeficiency virus (HIV) transmisi, dan penyakit ini
juga diakui sebagai penyebab potensial dari hasil kehamilan, infertilitas pria dan wanita, dan atipikal
negara radang panggul.

Menurut Donne 1836 klasifikasi ilmiah Trichomonas vaginalis adalah :

Domain: Eukarya
Filum : Metamonada

Kelas : Parabasalia

Order : Trichomonadida

Genus : Trichomonas

Spesies: T. vaginalis

nama binomial :

Trichomonas vaginalis.

2.2 Struktur Genom

T. vaginalis genom parabasalid pertama yang dijelaskan. Genomnya adalah sekitar


160 megabases dalam ukuran dengan setidaknya 65% dari mengulangi dan elemen transposabel.
Satu set inti 60.000 gen protein-coding diidentifikasi, yang berarti T. vaginalis memiliki salah satu
coding kapasitas tertinggi di antara eukariota. Intron ditemukan di 65 gen, RNA transfer yang
ditemukan untuk semua dua puluh asam amino, dan sekitar 250 DNA ribosom diidentifikasi dalam
genom ini. Ada enam kromosom di T. vaginalis. Sebuah penemuan yang menarik adalah bahwa
mesin transkripsi eukariot ini muncul lebih metazoan dari protozoa. Genom ini juga menunjukkan
terdapat 152 kasus transfer gen prokariot-to-eukariot lateral yang mungkin. Genom membantu
dengan penemuan jalur metabolisme yang tidak diketahui, klasifikasi mekanisme patogen, dan
identifikasi fungsi yang tidak diketahui organel di T. Vaginalis.

2.3 Struktur Sel dan Metabolisme

Trichomonas vaginalis bervariasi dalam ukuran dan bentuk, dengan rata-rata lama
10m dan lebar 7m. Munculnya protozoa ini diubah oleh kondisi physiochemical. Dalam kultur
murni, bentuknya lebih seragam seperti berbentuk buah pir atau oval. Sebagai parasit, tampaknya
lebih amoeboid ketika melekat pada sel epitel vagina. Ini memiliki lima flagella-empat di antaranya
berada di anterior dan flagela lainnya yang tergabung dalam membran bergelombang. Flagela dan
membran bergelombang berkontribusi terhadap motilitasnya. Dalam kondisi pertumbuhan yang
tidak menguntungkan, trichomonad dapat mengumpulkan dan internalisasi flagela nya. Sitoskeleton
terbuat dari tubulin dan aktin serat. Inti, dikelilingi oleh amplop nuklir berpori, terletak di ujung
anterior. Sebuah hialin tipis, batang-seperti struktur yang disebut axostyle dimulai pada nukleus dan
membagi protozoa longitudinal. Ini menjorok melalui bagian posterior protozoa, berakhir di titik
yang tajam. Axostyle membantu jangkar protozoa ke sel epitel vagina. T. vaginalis ada sebagai
trophozite dan tidak memiliki tahap fibrosis. Struktur menarik trichomonad ini hydrogenosome nya
yang memainkan peranan penting dalam metabolisme.

Sumber energi utama T. vaginalis berasal dari metabolisme karbohidrat fermentasi


bawah kedua kondisi anaerobik dan aerobik. Produk meliputi asetat, laktat, malat, gliserol, CO2, dan
H2 (di bawah kondisi anaerob). Metabolisme terjadi dalam sitoplasma di mana glukosa diubah
menjadi phosphoenolpyruvate dan kemudian menjadi piruvat, dan dalam hydrogenosome ganda
membraned. Hydrogenosome adalah situs oksidasi fermentasi piruvat. Hal ini juga menghasilkan
ATP oleh fosforilasi tingkat substrat, menghasilkan hidrogen, dan proses setengah dari karbohidrat
dari sel. Metabolisme T. vaginalis sangat menyerupai bakteri anaerob dari bakteri aerobik.
Trichomonad dapat beradaptasi metabolisme menurut sumber karbon yang tersedia. Ia memiliki
energi pemeliharaan tinggi, menggunakan sampai setengah dari karbon untuk mempertahankan
homeostasis internal. Hal ini penting karena lingkungan vagina selalu berubah sehubungan dengan
pH, hormon, dan pasokan hara. Jika ada sumber membatasi karbon, T. vaginalis dapat menggunakan
metabolisme asam amino untuk mempertahankan pertumbuhan dan survival.

2.4 Morfologi

T. vaginalis trofozoit berbentuk oval serta flagellated, atau "pir" berbentuk seperti
yang terlihat pada basah-gunung slide. Hal ini sedikit lebih besar dari sel darah putih, berukuran 9 X
7 m. Lima flagela muncul dekat cytostome, empat dari ini segera memperpanjang di luar sel
bersama-sama, sedangkan flagela kelima membungkus mundur sepanjang permukaan organisme.
Fungsionalitas dari flagela kelima tidak diketahui. Selain itu, proyek mencolok axostyle duri-seperti
seberang bundel empat flagela, axostyle dapat digunakan untuk dipasang pada permukaan dan juga
dapat menyebabkan kerusakan jaringan dicatat dalam infeksi trikomoniasis.
Sementara T. vaginalis tidak memiliki bentuk kista, organisme dapat bertahan hingga
24 jam dalam urin, air mani, atau bahkan sampel air. Ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada
fomites dengan permukaan lembab selama 1 sampai 2 jam

2.5 Diagnosa

Diagnosis trikomoniasis secara tradisional bergantung pada pengamatan


mikroskopik motil protozoa dari sampel vagina atau serviks dan dari sekresi uretra atau prostat.
Teknik ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1836 oleh Donne. T vaginalis dapat dibedakan atas
dasar gerakan dendeng khas. Pada kesempatan tersebut, gerakan flagellar juga dapat dicatat.
Sensitivitas tes ini bervariasi dari 38% menjadi 82% dan tergantung pada ukuran inokulum karena
kurang dari 104 organisme / mL tidak akan terlihat. Selain itu, kebutuhan untuk spesimen untuk
tetap lembab dan pengalaman pengamat adalah variabel penting. Ukuran trichomonad yang kurang
lebih sama seperti yang dari limfosit (10 pM sampai 20 pM) atau neutrofil kecil, ketika tidak motil,
trichomonad bisa sulit untuk membedakan dari inti sel epitel vagina. Motilitas sangat tergantung
pada suhu spesimen. Pada suhu kamar dalam phosphate-buffered saline, organisme akan tetap
hidup selama lebih dari 6 jam, namun motilitas organisme menjadi signifikan dilemahkan.
Pemeriksaan ini preparat basah jelas merupakan tes yang paling hemat biaya diagnostik, tetapi
kurangnya sensitivitas berkontribusi terhadap underdiagnosis penyakit. Karena organisme yang
layak diperlukan, penundaan transportasi dan penguapan air dari spesimen mengurangi motilitas
dan, akibatnya, sensitivitas diagnostik.

2.6 Patologi

T. vaginalis menyerang mukosa urogenital manusia di mana menginduksi


peradangan. Ada banyak mekanisme yang dianggap bertanggung jawab untuk sukses kolonisasi:
mengikat dan degradasi komponen dari lendir dan protein matriks ekstraseluler, mengikat sel inang
termasuk sel epitel vagina dan sel-sel kekebalan, fagositosis bakteri vagina dan sel inang, dan
endositosis protein host. T. vaginalis parasit ini juga berfungsi sebagai vektor untuk penyebaran
organisme lain, membawa patogen menempel ke permukaan mereka ke dalam tuba tubes.

Trikomoniasis lebih sering terjadi pada wanita daripada pria karena pria memiliki
infeksi tanpa gejala. Bagi wanita, gejala yang berbusa, debit tipis hijau-kuning vagina, iritasi
vulvovaginal, nyeri vagina, dan kemerahan dari vagina. Perempuan juga memiliki prevalensi lebih
tinggi dari kanker serviks invasif ketika mereka memiliki trikomoniasis. Selama kehamilan, ada
peningkatan risiko bayi prematur dan berat badan rendah. Pria memiliki uretritis non-gonoccocal
dan prostatitis kronis. Infeksi ini telah ditemukan terkait dengan kanker prostat. Dalam kedua jenis
kelamin, ada kerentanan yang lebih tinggi terhadap HIV dan infertilitas. Pengobatan penyakit ini
pada orang yang terinfeksi HIV dapat menyebabkan penurunan HIV.Infeksi T. Vaginalis, biasanya
ditularkan secara seksual (masa inkubasi 3-28 hari). Tanda dan gejala biasanya muncul dalam waktu
satu bulan datang ke dalam kontak dengan tricomonas. Berikut tanda atau gejala yang terjadi pada
perempuan dan pria.
Perempuan

Nyeri, peradangan dan gatal-gatal di sekitar vagina. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan
ketika berhubungan seks.

Suatu perubahan dalam vagina mungkin ada sedikit atau banyak, dan mungkin tebal atau tipis,
atau berbusa dan kuning. Anda juga mungkin memperhatikan bau aneh yang mungkin tidak
menyenangkan.

Kadang-kadang akan ada rasa sakit di daerah selangkangan, meskipun hal ini jarang terjadi

Nyeri ketika buang air.

Pria

Sebuah cairan yang keluar dari penis, yang mungkin tipis dan keputihan.

Nyeri atau sensasi terbakar, ketika melewati urin.

Kenaikan frekuensi urinations disebabkan oleh iritasi infeksi

Peradangan kulup (ini jarang terjadi).

2.7 Pengobatan
Infeksi diobati dan disembuhkan dengan metronidazole atau tinidazol. Metronidazole
biasanya akan diresepkan untuk jangka waktu 7 hari dan tinidazol sebagai kursus dua hari, yang
tampaknya memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi daripada pilihan dosis tunggal. Obat harus
diresepkan untuk setiap pasangan seksual juga karena mereka mungkin pembawa asimtomatik

2.8 Pencegahan
Menghindari kontak seksual dengan orang yang diketahui terinfeksi dengan STD apapun
Penggunaan kondom laki-laki atau perempuan untuk setiap episode hubungan seksual

Menghindari hubungan seksual dengan banyak pasangan

Menghindari asupan alkohol yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko hubungan seksual dengan
banyak pasangan dan tanpa menggunakan kondom

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Trichomonas vaginalis adalah anaerobik, protozoa flagellated, bentuk mikroorganisme.


Parasit mikroorganisme adalah agen penyebab trikomoniasis, dan yang paling umum infeksi
protozoa patogen manusia di negara-negara industri. Tingkat infeksi antara pria dan wanita adalah
sama dengan perempuan menunjukkan gejala sementara infeksi pada pria biasanya asimptomatik..
Transmisi terjadi secara langsung karena trofozoit tidak memiliki kista. WHO memperkirakan bahwa
160 juta kasus infeksi diperoleh setiap tahunnya di seluruh dunia. Perkiraan untuk Amerika Utara
saja adalah antara 5 dan 8 juta infeksi baru setiap tahun, dengan tingkat estimasi kasus asimtomatik
setinggi 50%. Biasanya pengobatan terdiri dari metronidazol dan tinidazol

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi. Demikian penulis ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Hirt, R.P., Noel, C.J., Sicheritz-Ponten, T., Tachezy, J., and Fion, P-L. 2007. Trichomonas
vaginalis surface proteins: a view from the genome. Trends in Parasitology, v. 23, p. 540-
547.
Pereira-Neves, A. and Benchimol, M. 2008. Trichomonas vaginalis: In vitro survival in
swimming pool water samples. Experimental Parasitology, v. 118, p. 438-441.

Petrin, D., Delgaty, K., Bhatt, R., and Garber, G. 1998. Clinical and microbiological aspects of
Trichomonas vaginalis. Clinical Microbiology Review, v. 11, p. 300-317.

Anda mungkin juga menyukai