Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PARASITOLOGI II

Giardia lamblia

Nama : Lucky Andani Alpioneri


NIM : PO.71.34.0.17.061
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat


Rahmat dan Hidayat serta petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan ”Makalah Parasitologi
II : Giardia lamblia” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diamanatkan, Makalah
ini disusun berdasarkan referensi-referensi yang telah saya baca.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu saya mengharapkan saran-saran yang sifatnya membangun sebagai bahan
pertimbangan untuk penyusunan makalah di masa yang akan datang. Semoga Makalah
Parasitologi II : Giardia lamblia” ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan.

Palembang, Oktober 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Giardia lamblia merupakan penyebab utama penyakit giardiasis yaitu penyakit yang
menyerang bagian usus manusia, dimana penderitanya akan mengalami semacam diare
yang walaupun tidak terlalu parah namun lamanya penyakit ini bisa sampai berbulan-bulan.
Sejatinya penyakit ini sangat jarang dijumpai di Indonesia terutama pada orang dewasa,
karena sebagian besar orang telah kebal oleh parasit Giardia lamblia ini. Penyakit ini lebih
banyak menyerang anak kecil terutama dalam masa pembentukan kekebalan tubuh.

Tidak seperti bakteri penyebab diare yang lain, diare yang disebabkan Giardia
lamblia dapat bertahan selama berbulan-bulan. Penularan penularan penyakit ini yaitu
melalui fecal-oral sesuai siklus hidup dari Giardia lamblia sendiri, dimana Giardia lamblia
dapat hidup dan bertahan pada media air dalam waktu yang cukup lama, maka dari itulah
sebagian besar penyakit ini disebabkan akibat konsumsi air yang kurang bersih, namun
tidak dipungkiri juga penyakit ini menular melalui debu-debu kotoran yang sudah kering.

Parasit ini di temukan oleh Anatomi Van Ieuwenhoek (1681), sebagai mikro
organisme yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flegellata ini pertama kali dikenal serta
dibahas oleh lambl (1859), dan diberi nama “intestinalis”. Stiles (1915) memberikan nama
baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A.Giard dari paris dan Dr. Lambl dari Prague.
Giardia lamblia (identik dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa
parasit yang membentuk koloni dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis
(infeksi usus kecil).Parasit giardia ini menambatkan dirinya ke epithelium melalui cakram
berperekat diperutnya dan bereproduksi melalui pembelahan biner. Giardiasis tidak tersebar
melalui darah, dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap
berada di usus kecil. Mereka menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan
tidak memerlukan oksigen untuk hidupnya (anaerob).

Manusia adalah hospen alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi
yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya disebut
Giardiasis, Lamblias, dengan distribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering
ditemukan di daerah beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasite ini juga
ditemukan di Indonesia. Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu
stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium
infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum
dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal

1
dari infeksi. Setelah melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di
duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang
lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking
disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit
dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat
dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia
lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3
bulan. Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran
pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681
pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau
Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini
dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Giardia lamblia


Giardia lamblia ini sudah diidentifikasi oleh Leewenhoek pada tahun 1681, dengan
menggunakan mikroskop konvensional; dia menemukannya saat memeriksa tinja encer dari
seorang penderita diare. Parasit ini ditemukan di semua negara di dunia. Adapun klasifikasi
dari Giardia lamblia adalah sebagai berikut:

Domain : Eukaryota
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Ordo : Diplomonadida
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species : G.lamblia
2.2 Morfologi Giardia lamblia
Selama siklus hidupnya terdapat 2 bentuk parasite, yaitu bentuk tropozoit dan bentuk
kista. Dalam keadaan mendatar tropozoit berbentuk seperti raket badminton. Permukaan
badan bagian dorsal cembung, sedangkan bagian permukaan ventral cekung. Tropozoit
mempunyai ukuran panjang 14 mikron dengan ukuran lebar sebesar 7 mikron. Ujung bagian
anterior melebar serta membulat, sedangkan bagian posterior tubuh meruncing. Bentuk
tubuh parasite ini bilateral simetris sehingga semua alat – alat tubuhnya berpasangan –
pasangan. Pada bagian anteroriornya terdapat blefaroplas. Pada sitoplasmanya terdapat
bintik – bintik halus. Terdapat 2 buah aksostil, 2 buah inti dan 4 pasang flagel yang terdiri
dari 1 pasang cross lateral flagella (bagian anterior), 2 pasang uncross lateral flagella
(bagian lateral tubuhnya), 1 pasang uncross flagella (terbentuk bagian posterior).

Bentuk kista berbentuk lonjong berukuran panjang 12 mikron dan lebar 7 mikron.
Bentuk kista mempunyai 4 buah inti. Mempunyai dinding yang tebal sebagai alat pelindung,
sitoplasma granuler, mempunyai nucleus 2 – 4 buah, berbentuk oval, dengan 2 inti pada
kista muda serta 4 inti pada kista matang, pada bagian tangannya terdapat axonema.

3
Bentuk stadium tropozoit berkembang biak dengan cara membelah diri. Sedangakan
bentuk stadium kista berkembang biak dengan cara pembelahan inti (dari 2 menjadi 4 dan
seterusnya).

Gambar 1 Bentuk tropozozit dan kista Giardia lamblia

2.3 Sifat Umum Giardia lamblia

2.4 Siklus hidup Giardia lamblia

2.5 Gejala Klinik Giardia lamblia


Giardiasis umunya tidak banyak menimbulkan keluhan pada penderita. Pada penderita –
penderita yang tidak menunjukkan gejala dan keluhan, dapat ditemukan sejumlah besar
kista didalam tinja mereka. Jika banyak parasite terdapat di dalam usus penderita, maka
akan timbul gejala - gejala keluhan. Gejala umum yang terlihat adalah :

 Demam
 Anemia
 Gejala – gejala alergi

Gejala – gejala usus yang timbul dapat berupa :

 Enterokolitis akut atau enteritis kronik


 Penderita akan mengalami malaise
 Lemah badan
 Berat badan menurun
 Kejang perut

4
 Perut kembung akibat dari kelemahan otot – otot usus setelah peritastik ( peristaltic )
yang meningkat
 Febris
 Adanya darah dalam feses
 Penetrasi dari Giardia lamblia dapat sampai stratum propium
 Diare dengan lemak yang banyak

Anak – anak umumnya lebih mudah mengalami gejala – gejala klinik yang lebih berat
dibandingkan orang dewasa. Akibat masuknya parasite ke dalam saluran kandung empedu,
kolesistopati yang kronik akan dialami oleh penderita. Gangguan penyerapanlemak pada
penderita akan menimbulkan steatore.

Di dalam tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi secara alami.
Sedangkan pada pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi
dapat berlangsung lama. Orang yamg mengalami giardiasis berulang umumnya memiliki
kekurangan IgA, dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis. Kekurangan lactase juga
dapat mengembangkan suatu infeksi giardia, namun ini biasanya tidak berlangsung lebih
dari beberapa minggu dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa Giardiasis harus dianggap sebagai penyakit kekurangan vitamin
B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam sistem penyerapan
usus.

Melekatnya Giardia lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan gejala /
asimtomatik dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa (carier). Parasit Giardia
lamblia ini menambatkan dirinya ke epithelium usus halus hospes melalui cakram
berperekat di perutnya dan berreproduksi melalui pembelahan biner. Protozoa tidak
merusak sel hospes, tetapi memakan / menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus
kecil dan hidup secara anaerob (tidak memerlukan oksigen). Karena penyerapan nutrisi oleh
protozoa ini, maka terjadi penghambatan absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain oleh tubuh
hospes (villous atrophia), sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan penderita
serta menyebabkan radang usus. Tetapi ada beberapa kasus orang yang peka terhadap
infeksi ini dimana sekresi mukosa menjadi berlebihan sehingga menyebabkan diare,
dehidrasi, sakit perut dan penurunan berat badan. Feses terlihat berlemak tetapi tidak
ditemukan darah. Giardiasis biasanya tidak tersebar melalui darah dan tidak menyebar ke
bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Tetapi dalam kondisi
tertentu tropozoit dapat menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih.
Jika empedu terserang protozoa dapat menyebabkan jaundice(penyakit kuning/ekterus) dan
sakit perut/colic. Penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi sangat mengganggu.

5
2.6 Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis pasti, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
menemukan kista atau tropozoit parasite. Kista sering ditemukan pada penderita – penderita
tanpa gejala atau pada karier, sedangkan tropozoit Giardia lamblia dapat ditemukan pada
penderita yang mengalami diare atau sesudah pengobatan dengan pencahar ( laksans ).
Selain itu dengan mengadakan intubasi duodenum, tropozoit juga dapat ditemukan. Juga
dapat ditemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer atau cairan duodenum. Ditemukan
bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar.
Dalam sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan
trikrom, morfologi giardia lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lainnya

Infeksi Giardia lamblia sering tidak dapat didiagnosa(misdiagnosed). Diagnosa yang


akurat memerlukan test antigen atau jika tidak tersedia dapat dilakukan pemeriksaan parasit
dari feses. Beberapa test pada feses diperlukan kista dan tropozoit kadang tidak konsisten
terlihat pada feses. Mengingat pengujian sulit untuk menemukan infeksi termasuk banyak
negatif palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu melakukan
berdasarkan gejala

Trofozoit dapat ditemukan dalam tinja segar ,sebelum trofozoit mengalami


desintegrasi .teknik konsentrasi dapat meningkatkan penemuan kista.dengan enterotest
harus ditelan kapsul gfelatin kemudian mucus usus yang menempel pada kapsul dapat
diperiksa secara mikroskopik.tetapi ditemukan parasit ini belum membuktikannya sebagai
penyebab gejala duodenitis .tukak lambung ,karsinoma,strongiloidiasis dan gastroenteritis
oleh sebab itu harus disingkirkan dulu. Infeksi Giardia lamblia pada manusia sering tidak
dapat didiagnosa (misdiagnosed). Diagnosis akurat memerlukan tes antigen atau jika tidak
tersedia, dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa tes pada feses
diperlukan karena cysts dan trophozoites kadang tidak konsisten terlihat pada feses.
Mengingat sifat pengujian sulit untuk menemukan infeksi, termasuk banyak negatif palsu,
beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu memperlakukan
berdasarkan gejala. Infeksi pada manusia secara konvensional diobati dengan
metronidazole, tinidazole atau nitazoxanide. Metronidazole, walaupun pada saat ini
merupakan obat terapi lini depan, namun bisa menyebabkan mutagenic (mutasi gen) pada
bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus (putih) sehingga harus dihindari selama
kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate
(ditemukan pada akar anggur Oregon, goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman
lainnya). Berberine telah memiliki efek antimicrobial dan antipyretic. Namun harus dihindari

6
penggunaannya pada wanita hamil karena dapat merangsang rahim (untuk berkontraksi).
Pada dosis tinggi, berberine dapat menyebabkan bradycardia dan hypotension (tekanan
darah rendah).

2.7 Cara Penularan


Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air minum,
makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun
melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus).Kista Giardia dapat bertahan di air
hangat dalam hitungan minggu sampai bulanan dan karena itu dapat hadir dalam air sumur,
sumber air tergenang seperti kolam alami, dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan
jernih di gunung/pegunungan. Karenanya protozoa ini dapat ditemukan di air sumur, sumber
air tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di
gunung/pegunungan. Giardia lamblia hidup dalam usus halus manusia, yaitu bagian
doudenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang disaluran dan kandung
empedu. Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat
berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.

Infeksi dimulai ketika seorang teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista
secara terpajan oleh HCL dan enzym pankreas saat melewati lambung dan usus halus.
Ekskistasi merupakan aktivasi kista berinti empat untuk mengeluarkan parasit motil yang
kemudian membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di
permukaan sel epitel usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada sel epitel,
organisma tsb akan berkembang dengan cara belah pasang longitudinal. Sebagian tropozoit
akan mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang dapat menstimulasi proses ini
tidak diketahui secara pasti, tetapi secara invitro enkistasi dapat diinduksi oleh pajanan
terhadap empedu dan peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit tersebut akan keluar
bersama feses. Kista resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti barklorin dan
pendidihan air serta tahan dalam air dingin sampai berbulan-bulan. Kista dapat
dimusnahkan dengan pembekuan dan pengeringan. Pada seorang yang menderita berat,
dapat ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang
ditemukan sekitar 300 juta kista. Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit
ditemukan dalam bentuk tropozoit, tetapi setelah masuk ke dalam colon parasit akan
berubah jadi kista. Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding
menebal, kemudian kista keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya kista ditemukan dua
neukloi, setelah satu jam kemudian ditemukan 4 nukleoli. Bila kista tertelan hospes maka
kista tersebut langsung masuk ke doudenum, flagella tumbuk dan terbentuk tropozoit
kembali.

7
2.8 Cara Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

 Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50°
sehingga dapat menginaktifkan kista.
 Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat
diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
 Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus
air).
 Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
 Penyediaan makanan yang bersih dan baik.

Usaha pencegahan penularan giardiasis dapat dilakukan baik dengan tindakan


pencegahan pribadi maupun pencegahan masyarakat. Tindakan pencegahan pribadi
dilakukan dengan menjaga agar makanan tetap bersih, tidak tercemar dengan kista Giardia
lamblia yang dibawa oleh lalat, lipas atau tkus, menjaga kebersihan alat – alat makan dan
memasak makanan dan minuman dengan baik. Pencegahan masyarakat dapat dilakukan
dengan mengobati karier giardiasis, mencegah pencemaran tinja terhadap air minum serta
membuat pembuangan tinja yang baik. Penduduk dianjurkan untuk tidak menggunakan tinja
manusia untuk pupuk makanan

2.9 Pengobatan
Untuk mengobati penderita giardiasis, dapat diberikan metronidazole dengan takaran
3 kali 250 mg sehari selama 10 hari pengobatan atau dapat juga diberikan sebanyak 2 gram
sehari selama 3 hari pengobatan. Selain iyu dapat juga diberikan tinidazol bentuk dosis
tunggal sebanyak 2 gram. Chloroquine dapat pula diberikan dengan takaran 300 mg sekali
sehari selama 5 hari.

Selain itu giardiasis juga dapat diobati dengan metronidazole, kuinakrin, furazolidon
atau nitazoxanide. Metronidazole walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan,
namun bisa menyebabkan mutagenic(mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker
pada tikus putih sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling umum
adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur oregon,
goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek
entimicrobial dan antipyretic, Namun harus dihindari pengguanaannya pada wanita hamil
karena dapat merangsang rahim untuk berkontrkasi. Pada dosis tinggi , berberine dapat
menyebabkan bradycardia dan hypotension(tekanan darah rendah),

8
2.10 Daftar Singkatan
2.11 Glosarium

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/293236967/Giardia-Lamblia

https://www.academia.edu/11035503/Giardia_lamblia

http://www.idbiodiversitas.com/2016/12/pengertian-morfologi-habitat-giardia.html

10

Anda mungkin juga menyukai