Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Makroskopis Feses

A. Diskripsi Pemeriksaan Feses


Pemeriksan feses adalah tes yang dilakukan pada sampel feses atau tinja untuk
mendiagnosis sejumlah penyakit pada sistem pencernaan. Pemeriksaan ini dapat
mendeteksi adanya infeksi yang berasal dari bakteri, virus, atau parasit, dan berbagai
penyakit, mulai dari penyerapan gizi yang kurang baik hingga kanker.
Rangkaian tes diawali dengan pengambilan sampel tinja pasien untuk disimpan dalam
wadah bersih. Sampel tinja selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

Sampel tinja akan dinilai volume, konsistensi, warna, lendir dan baunya, serta adanya
lendir atau tidak. Selain itu, tes ini juga memeriksa ada tidaknya bakteri, cacing, atau
parasit penyebab infeksi, darah, lemak, cairan empedu, gula, sel darah putih, dan serat
daging, serta mengukur tingkat keasaman pada sampel tinja pasien.

B. Prosedur Pemeriksaan Feses


Pengambilan sampel tinja bisa dilakukan di rumah sakit atau secara mandiri di rumah.
Di rumah sakit, petugas laboratorium akan memberikan wadah khusus untuk menampung
sampel feses. Wadah ini biasanya berupa pot plastik berbentuk tabung, dengan ukuran
yang bervariasi dan kedap udara. Pastikan wadah tersebut dalam keadaan bersih.
Berikut ini tahapan yang bisa Anda lakukan dalam mengambil sampel tinja:
 Gunakan plastik pembungkus untuk mengambil sampel tinja yang kering atau kertas
koran yang diletakkan di kloset saat BAB.
 Pastikan tinja tidak berceceran atau jatuh menyentuh dasar kloset untuk mencegah
kontaminasi.
 Gunakan sendok khusus atau spatula yang disediakan bersama wadah, untuk
mengambil sampel feses kira-kira seukuran biji kurma, dan pindahkan ke dalam wadah.
 Cegah sampel tinja bercampur bersama urine.
 Setelah sampel tinja terkumpul di dalam wadah, segera masukkan dan tutup rapat di
dalam kantong plastik.
 Cuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih. Jangan lupa untuk menyiram sisa
kotoran yang berada di dalam kloset.
 Segera bawa wadah yang berisi sampel feses ke laboratorium, sebaiknya tidak lebih
dari 24 jam untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan mengaburkan hasil pemeriksaan.

Pengambilan sampel feses bisa menjadi hal yang cukup menyulitkan untuk anak-anak.
Ikuti cara-cara berikut ini:
 Sebelum memulai, Anda dan anak disarankan mencuci tangan sampai bersih.
 Gunakan sarung tangan berbahan lateks untuk menjaga kebersihan tangan Anda.
 Anak-anak yang mengalami diare umumnya cukup sulit untuk mengekspresikan
keinganannya untuk BAB. Untuk mengambil sampel feses, Anda dapat meletakkan
plastik yang menutupi kloset kamar mandi, agar tidak terjadi kontaminasi feses dengan
kloset. Plastik pembungkus juga bisa dilapisi pada popok bayi.
 Bila sampel sudah terkumpul, cuci tangan Anda dan Si Kecil sampai bersih.

Tuliskan nama, tanggal lahir, dan tanggal pengambilan sampel pada label wadah
sampel untuk mencegah wadah tertukar.
Pengambilan feses bisa dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya pada tes untuk
mengetahui adanya parasit atau cacing yang menempel di tinja, pengambilan sampel bisa
dilakukan sebanyak dua kali atau lebih. Pada pemeriksaan feses untuk mengetahui ada
atau tidaknya lemak, pengambilan sampel tinja dilakukan selama tiga hari berturut-turut.
Jika mengalami gejala gangguan saluran cerna setelah berpergian ke luar negeri, dokter
akan menyarankan pengambilan sampel tinja dilakukan selama 7-10 hari berturut-turut.
Pengambilan sampel tinja umumnya tidak menyebabkan rasa sakit, kecuali pada pasien
dengan konstipasi yang akan kesulitan dan sakit ketika mengejan.

C. Pemeriksaan Makroskopis tinja meliputi :


1. Pemeriksaan makroskopis : volume, bau, lendir, konsistensi, keberadaan darah dan
parasit.
2. Volume tinja normal pada orang dewasa : 100 – 300 gr / hari
Feses ini terdiri dari 70% air dan 30% sisanya adalah sisa makanan dan kuman-kuman.
3. Warna (Nilai normal : kuning – kehijauan)
Warna feses ini walau normal dapat berwarna lain tergantung makanan / obat yang
dikonsumsi.
4. Bau (Nilai normal : bau indol,scatol dan asam butirat)
Bau busuk, asam, bahkan tengik dari feses menunjukkan adanya proses pembusukan
makanan atau gangguan pencernaan.
5. Lendir (Nilai normal : Tidak ada)
6. Darah (Nilai normal : Tidak ada)
7. Konsistensi (nilai normal : Agak lunak dan berbentuk)
Macam-macam bentuk feses :

Anda mungkin juga menyukai