Sampel tinja akan dinilai volume, konsistensi, warna, lendir dan baunya, serta adanya
lendir atau tidak. Selain itu, tes ini juga memeriksa ada tidaknya bakteri, cacing, atau
parasit penyebab infeksi, darah, lemak, cairan empedu, gula, sel darah putih, dan serat
daging, serta mengukur tingkat keasaman pada sampel tinja pasien.
Pengambilan sampel feses bisa menjadi hal yang cukup menyulitkan untuk anak-anak.
Ikuti cara-cara berikut ini:
Sebelum memulai, Anda dan anak disarankan mencuci tangan sampai bersih.
Gunakan sarung tangan berbahan lateks untuk menjaga kebersihan tangan Anda.
Anak-anak yang mengalami diare umumnya cukup sulit untuk mengekspresikan
keinganannya untuk BAB. Untuk mengambil sampel feses, Anda dapat meletakkan
plastik yang menutupi kloset kamar mandi, agar tidak terjadi kontaminasi feses dengan
kloset. Plastik pembungkus juga bisa dilapisi pada popok bayi.
Bila sampel sudah terkumpul, cuci tangan Anda dan Si Kecil sampai bersih.
Tuliskan nama, tanggal lahir, dan tanggal pengambilan sampel pada label wadah
sampel untuk mencegah wadah tertukar.
Pengambilan feses bisa dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya pada tes untuk
mengetahui adanya parasit atau cacing yang menempel di tinja, pengambilan sampel bisa
dilakukan sebanyak dua kali atau lebih. Pada pemeriksaan feses untuk mengetahui ada
atau tidaknya lemak, pengambilan sampel tinja dilakukan selama tiga hari berturut-turut.
Jika mengalami gejala gangguan saluran cerna setelah berpergian ke luar negeri, dokter
akan menyarankan pengambilan sampel tinja dilakukan selama 7-10 hari berturut-turut.
Pengambilan sampel tinja umumnya tidak menyebabkan rasa sakit, kecuali pada pasien
dengan konstipasi yang akan kesulitan dan sakit ketika mengejan.