Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Mengetahui bentuk, warna, bau, keasaman, dan massa jenis empedu.
2. Mengetahui kandungan musin dan senyawa anorganik dalam empedu.
3. Mengetahui pigmen empedu melalui uji Gmelin dan uji Smith.
4. Mengetahui kandungan asam dalam empedu.
C. LANDASAN TEORI
Hati atau hepar merupakan salah satu organ terbesar tubuh yang berperan
penting dalam pengaturan biokimiawi di dalam tubuh, yaitu membentuk dan
menyimpan serta membongkar glukosa, protein dan lemak, fungsi detoksifikasi
dan fungsi ekskresi (pembuangan zat zat tubuh). Fungsi ekskresi hati misalnya
mengalirkan obat, bilirubin dan cairan empedu.
E. PROSEDUR KERJA
1. Tes keadaan fisik empedu
a. Periksa warna
1) Empedu diletakkan di atas tisu
2) Empedu diamati warnanya.
b. Periksa bau
1) Empedu diambil dan diangkat dengan menggunakan pinset
2) Bau empedu dicium
c. Keadaan wujudnya
1) Empedu diletakkan diletakkan di atas tisu
2) Empedu diamati wujudnya
d. Derajat keasaman
1) Empedu dipecah dan cairannya dimasukkan ke dalam gelas kimia
2) Indikator universal dicelupkan kedalam gelas kimia yang berisi cairan empedu.
3) pH ditentukan berdasarkan perubahan warna pada indikator universal
e. Penentuan massa jenis
1) Piknometer dicuci dan dikeringkan
2) Piknometer kosong dimasukkan ke dalam eksikator
3) Piknometer kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik.
4) Langkah 1 sampai 2 diulangi hingga diperoleh berat konstan (3 kali
penimbangan)
5) Cairan empedu dimasukkan ke dalam piknometer
6) Piknometer berisi cairan empedu ditimbang dengan menggunakan neraca
analitik, penimbangan piknometer berisi cairan empedu dilakukan sebanyak 3
kali.
7) Massa jenis empedu dihitung dengan cara rata-rata berat massa piknometer
berisi di kurang rata-rata massa piknometer kosong dibagi volume cairan
empedu.
2. Test kandungan Musin dan senyawa anorganik pada empedu
a. 10 mL cairan empedu diencerkan dengan 15 mL aquades.
b. 25 mL empedu encer diasamkan dengan menambahan 3 mL asam asetat 10%
c. Larutan disaring dengan menggunakan corong biasa dan kertas saring, untuk
dipisahkan antara endapan dan filtratnya.
d. Filtrat yang terbentuk di bagi menjadi 3 bagian dalam tabung reaksi dengan
volume masing-masing 1 mL.
e. Filtrat pada tabung 1 diuji kandungan Cl-, dengan 1 mL filtrat ditambahkan
dengan 30 tetes perak nitrat.
f. Filtrat pada tabung 2 diuji kandungan sulfatnya, dengan 1 mL filtrat
ditambahkan dengan 30 tetes barium klorida.
g. Filtrat pada tabung 3 diuji kandungan phospatnya, dengan 1 mL filtrat
ditmbahkan dengan 30 tetes amonium molibdat.
h. Larutan pada ke tiga tabung reaksi di amati.
3. Tes pigmen empedu
a. Uji Smith
1) Sebanyak 1 mL empedu di encerkan dengan 5 mL aquades
2) Sebanyak 3 mL empedu encer ditambahkan dengan 3 mL I2 dalam alkohol
0,5% .
3) Perubahan yang terjadi diamati
b. Uji Gmelin
1) Sebanyak 3 mL HNO3 pekat ditambahkan dengan 3 mL empedu
2) Perubahan yang terjadi diamati
3) Pengujian kandungan asam dalam empedu
a. Pengujian sukrosa
1) Sebanyak 1 mL empedu diencerkan dengan 5 mL aquades.
2) Sebanyak 3 mL empedu encer ditambahkan kristal sukrosa.
3) Sebayak 1 mL H2SO4 pekat ditambahkan kedalam campuran tersebut secara
perlahan-lahan.
4) Saat penambahan H2SO4 pekat tabung dimiringkan sehingga asam terdapat
pada bagian bawah.
5) Perubahan yang terjadi diamati
b. Pengujian molisch
1) Sebanyak 3 mL empedu encer ditambahkan dengan 5 tetes pereaksi molisch
2) Sebanyak 1 mL H2SO4 pekat dimasukkan kedalam campuran tersebut secara
perlahan-lahan.
3) Perubahan yang terjadi diamati.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Mengetahui bentuk, warna, bau, keasaman, dan massa jenis empedu
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Warna Hijau kekuningan
2. Bentuk Oval
3. Wujud Cair
4. pH 6
5. Bau Amis
6. Massa jenis
- Massa piknometer kosong setelah di 17,2882 gram
eksikator (I)
- Massa piknometer kosong setelah di 17,2891 gram
eksikator (II)
- Massa piknometer kosong setelah di 17,2893 gram
eksikator (III)
Massa piknometer kosong rata-rata 17,2882 + 17,2891 + 17,2893
3
= 17, 2887 gram
- Massa piknometer + empedu (I) 43,2398 gram
- Massa piknometer + empedu (II) 43,2391 gram
- Massa piknometer + empedu (III) 43,2383 gram
Massa piknometer + empedu rata-rata 43,2390 gram
Massa empedu 25,9503 gram
25,9503gram
Massa jenis empedu 25 mL
= 1,0380 gram/mL
G. ANALISIS DATA
Dik : Berat piknometer kosong : m1 =17,2882 g
m2 = 17,2891 g
m3 = 17,2893 g
Berat piknometer isi : m1 = 43,2398 g
m2 = 43,2391 g
m3 = 43,2383 g
Dit :ρ empedu = …?
Penyelesaian :
massa 1 + massa 2 + massa 3
Massa piknometer kosong rata-rata =
3
17,2882 g + 17,2891 g + 17,2893 g
=
3
= 17,2887 g
massa 1 + massa 2 + massa 3
Massa piknometer isi rata-rata =
3
43,2398 g + 43,2391 g + 43,2383 g
=
3
= 43,2390 g
Massa empedu = Massa piknometer berisi – massa piknometer kosong
= 43,2390 g – 17,2887 g
= 25,9503 g
Massa empedu
Massa jenis empedu =
Volume empedu
25,9503 g
=
25 mL
= 1,0380 g/mL
H. PEMBAHASAN
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau
kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang
sekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Setiap harinya
cairan empedu disekresikan oleh hati sebanyak 500 – 1000 cc dimana sekresinya
berjalan terus menerus, jumlah yang disekresikan akan meningkat jika mencerna
lemak. Empedu mengandung ion bikarbonat, kolesterol, fosfolipid, pigmen
empedu, sejumlah limbah organik dan yang paling pentinh kelompok zat kolektif
disebut garam empedu (Sumbono, 2009: 20).
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan wujud empedu yaitu
warna, bau, derajat keasaman, dan massa jenis empedu. Selain itu untuk
mengetahui kandungan musin dan senyawa anorganik dalam empedu, mengetahui
pigmen empedu melalui uji Gmelin dan uji Smith serta mengetahui kandungan
asam dalam empedu.
1. Tes Keadaan Fisik Empedu
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik empedu yaitu
warna, bau, derajat keasaman, dan massa jenisnya. Empedu yang digunakan ialah
empedu ayam. Cairan empedu mengandung kolesterol, fosfolifid, lesitin serta
pigmen empedu (Pratikno, 2010: 43). Empedu merupakan cairan berwarna
kehijauan dan terasa pahit. Empedu memiliki pH antara 6,9 sampai 7,7. Empedu
berbentuk oval dan berbau amis, bau ini disebabkan karena di dalam hati terjadi
pemecahan hemoglobin dan kemudian dialirkan ke hati. Bau juga disebabkan
adanya kolesterol di dalam empedu. Warna hijau tua dari empedu adalah
merupakan perpaduan zat warna biliverdin yang berwarna hijau dan bilirubin
yang berwarna orange (kuning kecoklatan).
Percobaan yang telah dilakukan ini diperoleh empedu berwarna hijau tua,
berbentuk cairan (kental) dan bentuknya lonjong serta memiliki bau yang amis.
Adapun pH empedu yang diperoleh yaitu 7. Hal ini menunjukkan sesuai dengan
teori dimana menurut Poedjadi (1994: 244) menyatakan bahwa empedu
merupakan cairan berwarna hijau kental dan mempunyai rasa pahit serta memiliki
pH antara 6,9 sampai 7,7.
Penentuan massa jenis empedu dilakukan dengan menggunakan
piknometer. Piknometer merupakan alat untuk mengukur bobot jenis suatu zat
cair dan padat dengan kapasitas volume antara 10 – 50 mL. Prinsip dari
piknometer didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang pada
suatu larutan. Langkah awal yang dilakukan adalah mencuci piknometer dengan
air agar terbebas dari zat pengotor. Selanjutnya dibilas dengan alkohol
menghilangkan zat zat yang masih terdapat dalam piknometer. Lalu ditimbang
dan diisi dengan cairan empedu. Berdasarkan analisis perhitungan, diperoleh
massa jenis empedu adalah 1,0380 g/mL. Hal ini menunjukkan bahwa massa
empedu dalam 1 mL adalah 1,0380 gram.
2. Tes Musin dan Senyawa Anorganik Empedu
Tes musin bertujuan untuk mengendapkan musin yang terdapat dalam
empedu dan mengetahui adanya senyawa anorganik pada empedu. Langkah awal
yang dilakukan adalah mengencerkan empedu dengan aquades untuk
memudahkan pengamatan dalam analisis kandungan empedu. Selanjutnya
ditambahkan CH3COOH untuk mengendapkan musin sehingga menghasilkan
garam-garam empedu. Lalu disaring untuk memisahkan cairan empedu dari
kotoran kotoran yang tertinggal. Filtrat yang diperoleh dibagi tiga untuk dilakukan
pengujian senyawa anorganik yaitu klorida, sulfat, dan fosfat.
a. Uji klorida
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya ion klorida dalam
empedu. Empedu direaksikan dengan AgNO3. Penambahan AgNO3 berfungsi
mengikat ion klorida pada empedu. Hasil pengamatan menunjukkan terbentuknya
endapan putih. Hal ini sesuai dengan teori menurut Poedjiadi (1994) yang
menyatakan bahwa empedu mengandung ion klorida. Adapun reaksi yang terjadi :
Cl- + AgNO3 AgCl + NO3
(endapan putih)
b. Uji sulfat
Pengujian adanya ion sulfat dalam empedu dilakukan dengan penambahan
BaCl2 yang berfungsi untuk mengikat SO42- yang terdapat dalam empedu dan
membentuk suatu endapan BaSO4 yang berwarna putih. Berdasarkan hasil
percobaan diperoleh larutan berwarna hijau tua dan tidak terbentuk endapan putih.
Hal ini menunjukkan bahwa empedu tidak mengandung sulfat. Hal ini sesuai
dengan teori menurut Poedjiadi (1994: 244) yang menyatakan bahwa empedu
tidak mengandung ion sulfat. Menurut Svehla (1979) reaksi yang terjadi adalah :
SO42- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl-
(endapan putih)
SO42- + BaCl2
c. Uji posfat
Pengujian adanya ion posfat dalam empedu dilakukan dengan penambahan
larutan ammonium molibdat ((NH4)2Mo7O24). Amonium molibdat ini berfungsi
untuk mengikat fosfat dan membentuk endapan kuning. Hasil percobaan
menunjukkan tidak terbentuknya endapan kuning dan menghasilkan larutan
berwarna hijau. Hal ini sesuai dengan teori menurut Poedjiadi (1994: 244) yang
menyatakan bahwa empedu tidak mengandung ion sulfat. Menurut Svehla (1979)
reaksi yang terjadi adalah :
2PO43- + 3(NH4)2Mo7O24 2(NH4)3PO4 + 3Mo7O24-
(endapan kuning)
PO42- (aq) + (NH4)2Mo7O24 (aq)
3. Tes Zat Warna Empedu
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui zat warna dalam empedu yang
dilakukan melalui tes Gmelin dan tes Smith. Tes Gmelin dilakukan untuk menguji
adanya bilirubin dalam empedu. Sedangkan tes Smith dilakukan untuk
mengetahui senyawa biliverdin dalam empedu.
a. Tes Gmelin
Langkah awal yang dilakukan adalah ditambahkan memasukkan HNO3
pekat setetes demi setetes untuk mengidentifikasi zat warna pada empedu lalu
ditambahkan empedu yang telah diencerkan. Hasil percobaan menunjukkan
terbentuknya tiga lapisan. Lapisan atas berwarna coklat, lapisan tengah berwarna
orange dan lapisan bawah berwarna kuning. Larutan berwarna orange tersebut
merupakan warna bilirubin di dalam empedu. Hasil yang diperoleh belum sesuai
dengan teori, dimana menurut Cahyono (2010: 142) bilirubin berwarna kuning
dan menurut Manuaba (2003: 125) bahwa biliverdin berwarna hijau. Hal ini
dikarenakan kesalahan dalam penambahan HNO3. Reaksi yang terjadi adalah:
C2H5 SH C2H5 SH
NH2 NH3
b. Tes Smith
Perlakuan pertama yang dilakukan adalah menambahkan larutan I2 dalam
alkohol ke empedu encer. Penambahan larutan I2 berfungsi untuk
mengidentifikasikan adanya zat warna biliverdin di dalam empedu. Hasil
percobaan menunjukkan larutan berwarna hijau kekuningan. Hal ini menunjukkan
uji positif bahwa empedu mengandung biliverdin yang berwarna hijau. Hasil ini
telah sesuai dengan teori bahwa bilirubin berwarna kuning (Cahyono, 2010: 142).
Sedangkan biliverdin memiliki warna hijau (Manuaba, 2003: 125). Reaksi yang
terjadi adalah :
C2H5 SH C2H5 SH
NH2 NH2I
Empedu Iod Kuning kehijauan Iodida
HO3S SO3H
OH
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Djing, Oei Gin. 2006. Terapi Pijat Telinga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Mark, Dawn B., Allan D Marks dan Colleen M. Smith. 1996. Biokimia
Kedokteran Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia.
Sunandjak dan Joko. 2004. Penggunaan Cairan Empedu Sapi untuk Produksi
Sporozoit Eimeria tenella melalui Eksitasi In Vitro. Jurnal Sains Vet. Vol.
XXII. No. 1.