Anda di halaman 1dari 60

GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN MENGGUNAKAN

METODE CUPRI SULFAT DENGAN HEMOCUE HB METER PADA


PENDONOR DI PMI KABUPATEN BLITAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


program pendidikan Diploma III Analis Kesehatan

Oleh:
ATIK SULISTYOWATI
NIM : P27827019004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2020
Lembar Persetujuan
GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN MENGGUNAKAN
METODE CUPRI SULFAT DENGAN HEMOCUE HB METER PADA
PENDONOR DI PMI KABUPATEN BLITAR

Oleh:
Atik Sulistyowati
NIM : P27827019004

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui isi dan susunannya
sehingga dapat diajukan pada Ujian Sidang, Karya Tulis Ilmiah
Yang Diselenggarakan oleh Prodi D3 Analis Kesehatan Jurusan
Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya

Surabaya Juni 2020


Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Suharyadi, S.Pd, M.Kes Drs. Syamsul Arifin, ST, M.Kes


Nip. 19680829 198703 1 003 Nip. 19610613 198903 1 001

Mengetahui
Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Drs. Edy Haryanto, M.Kes


Nip. 19640316 198302 1 001

i
Lembar Pengesahan
GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN MENGGUNAKAN
METODE CUPRI SULFAT DENGAN HEMOCUE HB METER PADA
PENDONOR DI PMI KABUPATEN BLITAR

Oleh:
Atik Sulistyowati
NIM : P27827019004

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui isi dan susunannya
sehingga dapat diajukan pada Ujian Sidang, Karya Tulis Ilmiah
Yang Diselenggarakan oleh Prodi D3 Analis Kesehatan Jurusan
Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya

Surabaya Juni 2020


Tim Penguji Tanda Tangan

Penguji I : Suharyadi, S.Pd, M.Kes ........................


Nip. 19680829 198703 1 003

Penguji II : Drs. Syamsul Arifin, ST, M.Kes ........................


Nip. 19610613 198903 1 001

Penguji III : Evy Diah Woelansari, SSi, M.Kes .......................


Nip. 19750121 200003 2 001

Mengetahui
Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Drs. Edy Haryanto, M.Kes


Nip. 19640316 198302 1 001

ii
ABSTRAK

Salah satu kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) adalah melakukan


pelayanan kesehatan berupa donor darah, yaitu merupakan aktivitas pengambilan
darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang akan
digunakan untuk keperluan transfusi darah. Salah satu syarat pendonor harus
menjalani pemeriksaan kadar hemoglobin. Alat-alat ukur pemeriksaan kadar Hb
dapat menggunakan metode larutan Cupri Sulfat dan metode hemocue.
Tujuan penelitian ini adalah bagaimana gambaran pemeriksaan kadar
hemoglobin menggunakan metode cupri sulfat dengan hemocue hemoglobin meter
pada pendonor di PMI Kabupaten Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif melalui pendekatan komparatif study, yaitu untuk mengetahui
perbandingan kadar hemoglobin menggunakan metode cupri sulfat dengan metode
hemocue hb meter pada pendonor. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu
sampel darah pada pendonor dilakukan pemeriksaan kadar Hb metode larutan Cupri
Sulfat dan metode hemocue. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 30 pendonor.
Hasil penelitian didapatkan kadar Hb metode CuSo4 memiliki kadar Hb
kurang dari 12.4 sebanyak 6 pendonor (20%), sedangkan kadar Hb diatas 12.5
sejumlah 24 pendonor (80%). kadar Hb metode Hemocue dengan kadar Hb rendah
sebanyak 8 pendonor (26.7%), sedangkan kadar Hb normal sejumlah 22 pendonor
(73.3%). Hasil uji t terhadap kadar Hb dengan menggunakan kedua metode diperoleh
nilai p yaitu 0,000 < dari nilai alpha 0,05 sehingga menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara metode Hemocue dan CuSO4. Kesimpulan penelitian ini
adalah ada perbedaan yang signifikan antara metode Hemocue dan metode CuSO4.
Keyword: Kadar Hemoglobin, metode Hemocue, metode CuSO4.

iii
ABSTRACT

One of the activities of the Palang Merah Indonesia (PMI) is to conduct health
services, is blood donation, which is an activity of taking blood from someone
voluntarily to be stored in a blood bank that will be used for blood transfusion. One
of the requirements for donors must be to check for hemoglobin levels. Measuring
instruments for Hb levels can use the Cupri Sulfate method and the hemocue method.
The purpose of this study is how to describe the examination of hemoglobin
levels using the cupri sulfate method with hemocue hemoglobin meter on donors in
PMI Blitar Regency. This research is a descriptive study through a comparative study
approach, which is to determine the comparison of hemoglobin levels using the cupri
sulfate method with the hemocue hb meter method on donors. This study uses
primary data by taking blood samples from donors and then examining Hb levels by
the Cupri Sulfate method and the hemocue method. The sampling technique was done
by purposive sampling, according to the inclusion and exclusion criteria totaling 30
donors.
The results showed Hb levels of CuSo4 method had Hb levels of less than
12.4 by 6 donors (20%), while Hb levels above 12.5 were 24 donors (80%). Hemocue
levels with a low Hb level were 8 donors (26.7%), while normal Hb levels were 22
donors (73.3%). T test results on Hb levels using both methods obtained p value of
0,000 <from alpha value of 0.05 so that it showed a significant difference between the
Hemocue and CuSO4 methods. The conclusion of this study is that there is a
significant difference between the Hemocue method and the CuSO4 method.
Keyword: Hemoglobin levels, Hemocue method, CuSO4 method.

iv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran pemeriksaan kadar hemoglobin

menggunakan metode cupri sulfat dengan hemocue hemoglobin meter pada pendonor

di PMI Kabupaten Blitar”. Karya Tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan Progam D-3 Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Surabaya.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Surabaya.

2. Bapak Drs. Edy Haryanto, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

3. Ibu Suliati, S.Pd, S.Si, M.Kes selaku Ketua Progam Studi Diploma 3 Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

4. Bapak Suhariyadi, S.Pd, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah banyak memberi

masukan, arahan, bimbingan dan kritikan dalam penyusunan dan penyelesaian

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Drs. Syamsul Arifin, ST, M.Kes, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberi masukan, arahan, bimbingan dan kritikan dalam penyusunan dan

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

v
6. Ibu Evy Diah Woelansari, S.Si, M.Kes selaku penguji dalam Karya Tulis Ilmiah

ini yang juga ikut membantu mebimbing dalam menyelesaikan KTI ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen serta seluruh karyawan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Surabaya Jurusan Analis Kesehatan yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan Progam RPL Diploma III

Analis Kesehatan.

8. Direktur Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Blitar yang telah bersedia

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

9. Terima kasih yang tak terhingga kepada Suami dan keluargaku tersayang yang

selalu mendukung dan memberikan doa dalam setiap langkahku.

10. Teman Teman progam RPL D-3 Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Surabaya, tetap semangat dan sukses selalu buat kalian.

11. Dan untuk semua yang telah memberikan bantuanya selama penulis memulai

kuliah sampai akhir penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya terutama bila penulis nanti

mengabdi ke masyarakat.

Surabaya, Juni 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iii
ABSTRAK.................................................................................................................iv
ABSTRACK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Runusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan Umum ...............................................................................................5
1.4 Tujuan Khusus...............................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1 Pendonor........................................................................................................7
2.2 Hemoglobin....................................................................................................9
2.3 Pemeriksaan Kadar Hb Metode Cupri Sulfat.................................................14
2.4 Pemeriksaan Kadar Hb Metode Hemocue.....................................................16
BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................19
3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................19
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................................19
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................20
3.4 Variabel Penelitian.........................................................................................20
3.5 Prosedur Pemeriksaan....................................................................................23
3.6 Metode Pengumpulan dan Analisa Data........................................................24
3.7 Kerangka Operasional....................................................................................25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................26
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................................26
4.2 Analisa Data...................................................................................................29
4.3 Pembahasan....................................................................................................31
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................34
5.1 Kesimpulan....................................................................................................34
5.2 Saran..............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Struktur Hemoglobin..............................................................................10


Gambar 2.2 Alat Hemocue.........................................................................................17
Gambar 3.1 Kerangka Operasional...........................................................................25
Grafik 4.1.1. Persentasi kadar Hb metode CuSo4......................................................27
Grafik 4.1.1. persentasi kadar metode Hemocue.......................................................29

DAFTAR TABEL

viii
Tabel 4.1.1. Kadar Hb Pendonor menggunakan Metode CuSo4................................26
Tabel 4.1.2. Kadar Hb Pendonor menggunakan metode Hemocue...........................28
Tabel 4.2.2.1. Hasil uji Independent t test kadar Hb Metode CuSo4 dan Metode
Hemocue....................................................................................................................30

DAFTAR LAMPIRAN

ix
Lampiran 1 Master Tabel
Lampiran 2 Hasil Analisa Data
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4 Dokumentasi

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) adalah melakukan

pelayanan kesehatan berupa donor darah. Donor darah adalah proses pengambilan

darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang digunakan

untuk keperluan transfusi darah bagi seseorang yang membutuhkan darah tersebut.

(Daradjatun, 2011). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan

komponen darah. Seleksi donor darah dilakukan dengan tujuan untuk melindungi

kesehatan donor dengan memastikan bahwa donor darah tersebut tidak berbahaya

bagi kesehatannya, dan melindungi pasien dari resiko penyakit menular atau efek

merugikan lainnya. (Elfazia, 2010)

Calon pendonor harus menjalani serangkaian pemeriksaan, mulai dari pengisian

formulir, menimbang berat badan, pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan

golongan darah, pemeriksaan tekanan darah, hingga pemeriksaan fisik oleh dokter.

Pendonor darah harus memenuhi beberapa kriteria untuk dapat mendonorkan

darahnya, yaitu keadaan umum baik, usia 17- 60 tahun, berat badan 50 kg atau lebih,

tidak demam (temperatur oral 36,6 - 37,5 oC), frekuensi dan irama denyut nadi

normal, tekanan darah sistolik 110-150 mmHg, diastolik 70-90 mmHg, dan tidak ada

lesi kulit yang berat. Persyaratan lain adalah menjadi donor terakhir minimal 8-10

minggu yang lalu, tidak hamil, tidak sedang menstruasi, tidak menderita tuberkulosis

1
aktif, tidak menderita asma bronkial simptomatik, tidak pasca pembedahan (6 bulan

setelah operasi besar, luka operasi telah sembuh pada operasi kecil, minimal 3 hari

setelah ekstraksi gigi atau pembedahan mulut), tidak ada riwayat kejang, tidak ada

riwayat perdarahan abnormal, dan tidak menderita penyakit infeksi yang menular

melalui darah. (PMI, 2019).

PMI Kab Blitar merupakan salah satu UDD (Unit Donor Darah) yang

melaksanakan kegiatan pelayanan donor darah. Berdasarkan data laporan bulanan

pada tahun 2019 di UTD menunjukkan rata-rata  1050 pendonor perbulan di dapat

80% dari kegiatan di luar PMI dan 20% lainya di PMI. .Kunjungan pendonor

sukarela yang datang ke kantor PMI rata-rata mencapai 210 orang dalam setiap

bulannya. Dari 120 pendonor tersebut 85% (178 orang) memenuhi syarat untuk

menjadi pendonor dan 15 % (32 orang) tidak memenuhi syarat untuk menjadi

pendonor. (Profil PMI Kab Blitar, 2019)

Salah satu pemeriksaan wajib sebelum mendonorkan darah adalah pemeriksaan

hemoglobin (Hb). Kadar Hemoglobin merupakan kadar zat protein yang ditemukan

dalam sel darah merah (erytrosit), yang memberi warna merah pada darah yang

dinyatakan dalam gr/dl. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi,

memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dengan membentuk oxihemoglobin

di dalam sel darah merah, dam melalui fungsi hemoglobin tersebut dibawa dari paru-

paru ke jaringan-jaringan (Pearce, 2009). Hemoglobin merupakan senyawa pembawa

oksigen pada sel darah merah yang dapat diukur secara kimia dan jumlah

hemoglobin/100 mL darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa

2
oksigen pada darah (Brooker, 2001). Struktur hemoglobin terdiri atas satu golongan

heme dan globin yang merupakan empat rantai polipeptida yaitu asam amino yang

terdekat terangkai dengan urutan tertentu. Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari

dua pasang rantai polipeptida (globin) dan empat gugus heme identik yang melekat

pada 4 rantai globin (Riswanto, 2013)

Screening hemoglobin sangat penting untuk dilakukan bagi pendonor darah,

agar penerima donor mendapatkan darah yang aman dan berkualitas. Persyaratan

yang harus dipenuhi agar dapat mendonorkan darah adalah hemoglobin ≥ 12,5 -17

g/dl, yang artinya bila seseorang yang memenuhi persyaratan kadar hemoglobin

tersebut, maka artinya kebutuhan untuk dirinya tercukupi dan dapat juga

menyumbangkan darah kepada yang membutuhkan. Kadar hemoglobin normal dalam

darah manusia berbeda-beda sesuai kategori jenis kelamin dan usia, yaitu bayi yang

baru lahir 17–22 g/dl, anak-anak 11–13 g/dl, pria dewasa 14–18 g/dl, wanita dewasa

12–16 g/dl. (Ria Syafitri, 2017)

Pemeriksaan kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti

metode fotoelektrik (hemoglobin-sianida, oksihemoglobin), sahli, skala warna,

(Tallquist), cupri sulfat dan otomatis (Gandasoebrata, 2013). Metode pemeriksaan

secara otomatis dapat dilakukan menggunakan Hb meter dan hematology analyzer).

Dari beberapa metode pemeriksaan Hemoglobin tersebut metode CyanmetHb yang

dianjurkan Internasional Committeefor Standardization in Hematology (ICSH)

sebagai gold standart pemeriksaan.(Person & Pincus, 2001)

3
Di unit kerja PMI Kabupaten Blitar menggunakan metode larutan Cupri Sulfat

sebagai screening test untuk pendonor. Metode ini dipakai untuk menetapkan kadar

hemoglobin donor yang diperlakukan dalam transfusi darah. Metode Cuprisulfat tidak

dapat menetapkan kadar hemoglobin dengan tepat, Prinsip metode ini adalah Kadar

hemoglobin dari seorang donor cukup kira-kira 80% hemoglobin. Kadar minimum ini

ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan cupri sulfat dengan

berat jenis 1,053. ini menggambarkan perkiraan kadar hemoglobin (± 12,5 gr/dl).

HemoCue merupakan alat Hb meter dengan metode POCT (Point of Care

Testing) yang dirancang untuk pemeriksaan kadar hemoglobin dengan sampel whole

blood bukan untuk sampel serum atau plasma (Aziz, 2013), menggunakan prinsip

reflectance (pemantulan) dengan membaca warna yang terbentuk dari sebuah reaksi

antara sampel darah dengan reagen yang ada pada tes strip. Reagen yang ada pada tes

strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang berbanding lurus

dengan kadar Hemoglobin yang ada di dalam sampel. Selanjutnya warna yang

terbentuk dibaca oleh alat. Kelebihan pemakaian Hb Meter antara lain hasil yang

diperoleh lebih cepat dan mandiri, prosedur pemakaian yang mudah dengan jumlah

sampel yang sedikit serta pengambilan sampel yang tidak sulit, sehingga

memudahkan instansi kesehatan dalam melakukan pemeriksaan. (Suwandi, 2013).

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti, ada beberapa pendonor wanita

yang mengalami pusing, lemas setelah mendonorkan darahnya, dan ada juga dari

beberapa pendonor lainnya menanyakan berapa nilai kadar hemoglobin nya,

sementara screening Hemoglobin pendonor dengan cuprisulfat BJ 1,053 hanya

4
menggambarkan perkiraan kadar Hb saja tanpa nilai yang tepat. Dimana bila

menunjukkan hasil darah tenggelam (kadar Hb > 12,5 gr/dl, memenuhi syarat untuk

donor), bila darah melayang (kadar Hb = 12,5 gr/dl, tidak boleh donor) dan bila

darah mengapung (kadar Hb < 12,5 gr/dl, tidak boleh donor). Hal inilah yang

mendorong peneliti untuk membandingkan pemeriksaan kadar hemoglobin pendonor

yaitu mengidentifikasi kadar Hemoglobin cuprisulfat kemudian menentukan kadar

Hb tersebut dengan metode HemoCue Hb Meter.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Gambaran pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan metode cupri

sulfat dengan hemocue hemoglobin meter pada pendonor di PMI Kabupaten Blitar”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pemeriksaan kadar hemoglobin

menggunakan metode cupri sulfat dengan hemocue hemoglobin meter pada pendonor

di PMI Kabupaten Blitar

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin menggunakan metode cupri

sulfat dengan hemocue hemoglobin meter pada pendonor di PMI Kabupaten Blitar

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengidentifikasi kadar hemoglobin menggunakan metode cupri

sulfat BJ 1,053

5
2. Untuk menentukan kadar hemoglobin tersebut dengan menggunakan metode

hemocue hemoglobin meter.

3. Untuk mengetahui perbedaan kadar Hb metode cupri sulfat dan Metode

Hemocue.

4. Untuk mengetahui presentase kadar Hb normal dengan tidak normal pada

metode cupri sulfat dan Metode Hemocue

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bidang Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk

penelitian lebih lanjut mengenai gambaran kadar hemoglobin menggunakan

metode cupri sulfat dengan hemocue hemoglobin meter pada pendonor di

PMI Kabupaten Blitar.

1.4.2 Bidang Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk melatih

berfikir secara logis dan sistematis serta mampu melaksanakan penelitian

berdasarkan metode yang baik dan benar.

1.4.3 Bidang Pelayanan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang

bermanfaat bagi masyarakat tentang gambaran kadar hemoglobin

menggunakan metode cupri sulfat dengan hemocue hemoglobin meter pada

pendonor di PMI Kabupaten Blitar

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendonor

2.1.1 Pengertian

Pendonor darah atau penyumbang darah adalah proses pengambilan darah dari

seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah sebagai stok darah untuk

kemudian digunakan untuk transfusi darah. Terdapat dua jenis donor darah, yaitu

donor darah pengganti, dan donor darah langsung. (Daradjatun, 2011).

Pendonoran darah biasa dilakukan rutin di Unit Donor Darah (UDD) PMI Pusat

maupun UDD di daerah. dan setiap beberapa waktu, ada pula penggalangan

penyumbangan darah yang diadakan di tempat-tempat keramaian, seperti di pusat

perbelanjaan, perusahaan tempat ibadah, serta sekolah dan universitas secara

sukarela. Pada acara ini, para calon penyumbang datang dan menyumbang tanpa

harus mengkhususkan diri mendatangi pusat penyumbangan darah dengan

memanfaatkan sistem informasi atau secara online. Selain itu, PMI sudah mempunyai

mobil bank darah (mobile unit) yang digunakan untuk tempat pengambilan darah

pada pendonor. (Yuli Astuti, 2017)

2.1.2 Syarat Menjadi Pendonor

Untuk dapat menyumbangkan darah, seseorang mengisi formulir pendaftaran

dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (PMI, 2019) : Sehat

7
jasmani dan rohani, Calon penyumbang harus berusia 17-65 tahun, Berat badan

minimal 45 kg, Kadar hemoglobin >12,5 gr% sampai dengan 17,0g%, Tekanan darah

(sistol) 100 -150 mmHg ]]) dan (diastol) 70-90 mmHg, Suhu tubuh antara 36,6-37,5

derajat Celcius, Tidak mengalami gangguan pembekuan darah (hemofilia), Denyut

nadi antara 50-100 kali/menit, Rentang waktu penyumbang minimal 8-10 minggu

atau 2 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 6 kali dalam 1 tahun).

2.1.3 Larangan Menjadi Pendonor Darah

Larangan menjadi pendonor darah adalah sebagai beikut (WHO, 2015) :

Mempunyai penyakit jantung dan paru paru, Menderita kanker, Menderita tekanan

darah tinggi (hipertensi), Menderita Diabetes Melitus, Memiliki kecenderungan

perdarahan abnormal atau kelainan darah lainnya, Menderita epilepsi dan sering

kejang, Menderita atau pernah menderita (Hepatitis B atau C. Sifilis), Ketergantungan

narkoba, Kecanduan alcohol, Mengidap atau beresiko tinggi terhadap HIV/AIDS,

Dokter menyarankan untuk tidak menyumbangkan darah karena alasan kesehatan.

2.1.4 Panduan untuk Pendonor yang akan Menyumbangkan Darah

Panduan untuk calon pendonor yang akan mendonorkan darahnya adalah

sebagai berikut (Yuli Astuti, 2017) : Tidur minimal 4 jam sebelum menyumbang,

Makanlah 3 - 4 jam sebelum menyumbangkan darah. jangan menyumbangkan darah

dengan perut kosong, Minum lebih banyak dari biasanya pada hari

menyumbangkankan darah (paling sedikit 3 gelas), Setelah menyumbang beristirahat

paling sedikit 10 menit sambil menikmati makanan penyumbang, sebelum kembali

beraktivitas, Kembali bekerja setelah menyumbangkan darah, karena tidak berbahaya

8
untuk kesehatan, Untuk menghindari bengkak di lokasi bekas jarum, hindari

mengangkat benda berat selama 12 jam, Banyak minum sampai 72 jam ke depan

untuk mengembalikan stamina dan pulih.

2.2 Hemoglobin

2.2.1 Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin (Hb) adalah protein yang kaya akan zat besi, memiliki afinitas

(daya gabung) terhadap oksigen dengan membentuk oxihemoglobin di dalam sel

darah merah, dam melalui fungsi hemoglobin tersebut dibawa dari paru-paru ke

jaringanjaringan (Pearce, 2009). Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen

pada sel darah merah yang dapat diukur secara kimia dan jumlah hemoglobin/100 mL

darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah

(Brooker, 2001). Hemoglobin memiliki fungsi mengatur pertukaran oksigen dengan

karbondioksida di jaringan tubuh. Hemoglobin mengambil oksigen dari paru-paru

kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Hemoglobin membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil

metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (Riswanto, 2013).

Kadar Hemoglobin merupakan kadar zat protein yang ditemukan dalam sel

darah merah (erytrosit), yang memberi warna merah pada darah yang dinyatakan

dalam gr/dl. Kadar hemoglobin normal dalam darah manusia berbeda-beda sesuai

kategori jenis kelamin dan usia, yaitu bayi yang baru lahir 17–22 g/dl, anak-anak 11–

13 g/dl, pria dewasa 14–18 g/dl, wanita dewasa 12–16 g/dl. (Ria Syafitri, 2017)

9
2.2.2 Struktur Hemoglobin

. Struktur Hb terdiri atas satu golongan heme dan globin yang merupakan empat

rantai polipeptida yaitu asam amino yang terdekat terangkai dengan urutan tertentu.

Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan

empat gugus heme identik yang melekat pada 4 rantai globin (Hofbrand, 2013)

Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin (Hofbrand, 2013)

1. Heme, struktur ini melibatkan empat atom besi dalam bentuk Fe2+ dikelilingi oleh

cicin protoporfirin IX, karena zat besi dalam bentuk Fe3+, tidak dapat mengikat

oksigen. Protoporfirin IX adalah produk akhir dalam sintesis molekul heme. Besi

bergabung dengan protoporfirin untuk membentuk heme molekul yang lengkap

2. Globin, terdiri dari asam amino yang menghubungkan dan membentuk rantai

polipeptida. Hemoglobin dewasa terdiri atas rantai alfa dan rantai beta. Rantai alfa

memiliki 141 asam amino, sedangkan rantai beta memiliki 146 rantai asam amino.

Heme dan globin dari molekul hemoglobin dihubungkan oleh ikatan kimia

10
3. Struktur tambahan, yang mendukung molekul hemoglobin adalah 2,3-

difosfogliserat (2,3-DPG), suatu zat yang dihasilkan melalui jalur Embden-

Meyerhof yang anaerob selama proses glikolisis. Struktur ini berhubungan erat

dengan afinitas oksigen dari hemoglobin

2.2.3 Sintesis Hemoglobin

Peran dan fungsi normal sel darah merah sangat tergantung pada normalnya

hemoglobin di dalamnya baik secara kualitatif. Mengingat hemoglobin mengandung

dua unsur penyusun yaitu heme dan globin, maka normalnya molekul hemoglobin

juga di pengaruhi oleh sintesis normal heme dan globin. Gangguan pada sintesis dari

salah satu unsur akan berakibat terbentuknya stuktur hemoglobin yang kurang atau

tidak mampu berfungsi optimal.

Sebagai contoh, sintesis molekul heme memerlukan unsur mineral yaitu zat besi

(Fe). Bila ketersediaan Fe dalam tubuh kurang, maka heme yang terbentuk juga akan

berkurang, akibatnya meskipun sintesis globin berlangsung normal, hemoglobin yang

seharusnya terbentuk dari penggabungan globin dan heme juga akan terganggu.

Sebaliknya sintesis heme berlangsung normal, maka sintesis protein globin dapat juga

terganggu. Bila globin yang tersedia kurang, meskipun heme tersedia normal, maka

penggabungan antara heme dan globin juga akan terganggu (Sofro, 2012).

11
2.2.4 Jenis Hemoglobin

Ada tiga jenis Hb yaitu 1) HbA merupakan kebanyakan dari Hb orang dewasa,

mempunyai rantai globulin 2α dan 2β.. 2) HbA2 merupakan minoritas Hb pada orang

dewasa, mempunyai rantai globulin 2α dan 2β. 3) HbF merupakan Hb fetal, yang

mempunyai rantai globulin 2α dan 2γ (Tarwoto & Wasnidar, 2007)

Hemoglobin mulai diproduksi pada usia 5-6 bulan kehidupan intra uterin janin,

pada usia 6 bulan konsentrasi Hb A mencapai 99% hemoglobin terdiri dari 2 rantai α

dan β. Hb F (fetus janin) mulai ditemukan dalam darah pada minggu ke 20 usai

kehamilan. Pada bayi yang baru lahir masih dapat dijumpai 55-85% Hb F dan

sebelum usia 2 tahun jumlah Hb F tinggal sedikit digantikan oleh Hb A. Karena

sifatnya resisten terhadap alkali, Hb F ini masih mudah dipisahkan (Sofro, 2012)

2.2.5 Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Kadar Hemoglobin merupakan kadar zat protein yang ditemukan dalam sel

darah merah (erytrosit) yang memberi warna merah pada darah dan dinyatakan

dalamgr/dl. Pemeriksaan kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan beberapa metode

seperti metode fotoelektrik (hemoglobin-sianida, oksihemoglobin), sahli, skala warna,

(Tallquist), cupri sulfat dan otomatis (Gandasoebrata, 2013). Metode pemeriksaan

secara otomatis dapat dilakukan menggunakan Hb meter dan hematology analyzer).

Dari beberapa metode pemeriksaan Hemoglobin tersebut metode CyanmetHb yang

dianjurkan Internasional Committeefor Standardization in Hematology (ICSH)

sebagai gold standart pemeriksaan. (Person & Pincus, 2001)

12
1. Cara Sahli, hemoglobin diubah menjadi asam hematin, kemudian warna yang

terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara sahli ini banyak

dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tapat 100%, akan tetapi masih

dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah.

Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10%. Kelemahan cara sahli

ini adalah asam hematin yang dihasilkan bukan merupakan larutan sejati dan juga

alat hemoglobinometer sukar distandarisasi. Selain itu, tidak semua macam

hemoglobin dapat diubah menjadi hematin.

2. Cara Cyanmethemoglobin, hemoglobin diubah menjadi Cyanmeth hemoglobin

dalam larutan Drabkin yang berisi Kalium Sianida dan Kalium Ferisianida.

Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan Drabkin

dipakai untuk mengubah hemoglobin menjadi Cyanmeth hemoglobin. Larutan

Drabkin terdiri dari Natrium Biokarbonat 1 gram, Kalium Sianida 50 mg, kalium

Ferisianida 200 mg, aquades 1000 mL.

3. Cara Tallquist, membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang

bertingkat tingkat mulai dari warna merah sampai warna merah tua.

4. Cara Cuprisulfat, cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari

donor yang diperlukan untuk kebutuhan tranfusi darah. Merupakan metode

pemeriksaan hemoglobin yang berdasarkan grafitasi spesifik dari darah. Dasar dari

pemeriksaan ini adalah tetesan darah diteteskan kedalam larutan cupri sulfat

dengan ekuavalensi grafitasi spesifik, Hasil metode ini adalah persen hemoglobin.

Kadar hemoglobin dari seorang donor cukup kira-kira 80 % hemoglobin. Kadar

13
minimum ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan cupri

sulfat dengan berat jenis 1,053 (Gandasoebrata, 2013).

5. Hb Meter merupakan alat hemoglobinometer dengan metode POCT (Point of Care

Testing) yang dirancang untuk pemeriksaan kadar hemoglobin dengan sampel

whole blood bukan untuk sampel serum atau plasma (Aziz, 2013). Alat

pengukuran metode POCT menggunakan prinsip reflectance (pemantulan) dengan

membaca warna yang terbentuk dari sebuah reaksi antara sampel darah dengan

reagen yang ada pada tes strip. Reagen yang ada pada tes strip akan menghasilkan

warna dengan intensitas tertentu yang berbanding lurus dengan kadar Hemoglobin

yang ada di dalam sampel. Selanjutnya warna yang terbentuk dibaca oleh alat.

Kelebihan pemakaian Hb Meter antara lain hasil yang diperoleh lebih cepat dan

mandiri, prosedur pemakaian yang mudah dengan jumlah sampel yang sedikit

serta pengambilan sampel yang tidak sulit, sehingga memudahkan instansi

kesehatan dalam melakukan pemeriksaan. (Suwandi, 2013).

2.3 Pemeriksaan Hemoglobin Metode Cupri sulfat.

Cara ini sebagai screening untuk donor darah, dipakai untuk menetapkan kadar

hemoglobin dari pendonor yang diperlukan untuk kebutuhan tranfusi darah.

Merupakan metode yang berdasarkan perbedaan berat jenis darah dengan berat jenis

suatu larutan cupri sulfat. Hasil metode ini adalah persen hemoglobin.

1. Pembuatan Larutan stock (larutan Cupri Sulfat)

Larutan stok berfungsi untuk mempermudah agar tidak dilakukan

penimbangan yang berulang- ulang setiap kali pemeriksaan dilakukan, larutan stok

14
dibuat dari CuSO4 Pa. Ditimbang kupersulfat (CuSO4 Pa) sebanyak 159,60 gram,

di masukkan dalam becker glass kemudian ditambahkan dengan aquadest sedikit

demi sedikit supaya lebih mudah larut, diaduk sampai homogen, kemudian di

pindahkan dalam labu ukur 1000 ml (1 liter) dengan cara penambahan aquadest di

adkan sampai batas garis dan dihomogenkan kembali.

Kemudian ukur suhu (menggunakan termometer) dan BJ larutan dengan

menggunakan urinometer (BJ 1,100). Berat Jenis terbaca : 1,099. Suhu larutan

30oC dan suhu urinometer 27oC. Cara mengukur perbedaan suhu, bila suhu larutan

dengan suhu terra urinometer naik 30oC keatas, tambahkan 0,001. Dan bila turun

30oC kebawah kurangi 0,001. Maka Berat Jenis sesungguhnya

= BJ + (suhu larutan - suhu tera urinometer) X 0,001


3

= 1,099+ (30 - 27) X 0,001 = 1,100


3

Jadi Berat Jenis Sesungguhnya = 1,100

2. Pembuatan Larutan Kerja (Larutan CuSO4 BJ 1,053)

Larutan kerja diambil dari larutan stok karena larutan stok memiliki

konsentrasi yang lebih tinggi sehingga dapat diencerkan kembali menjadi larutan

kerja. Diambil larutan stock 52ml, masukkan dalam becker glass 100ml, kemudian

di tambahkan dengan 48ml aquadest, dan dihomogenkan. Didapatkanlah Larutan

CuSO4 dengan BJ 1,052

Ukur suhu larutan dengan termometer, dan ukur BJ larutan dengan urinometer

(BJ 1,052). Cara mengukur perbedaan suhu, bila suhu larutan dengan suhu terra

15
urinometer naik 30oC keatas, tambahkan 0,001. Dan bila turun 30oC kebawah

kurangi 0,001. Maka Berat Jenis sesungguhnya

= BJ + (suhu larutan - suhu tera urinometer) X 0,001


3

= 1,052+ (30 - 27) X 0,001 = 1,053


3

Jadi Berat Jenis Sesungguhnya = 1,053

Tabel 2.1 Interpretasi hasil Hemoglobin cuprisulfat


Larutan
Hasil Pembacaan Perkiraan Kadar Hb Keterangan
CUSO4
BJ 1,053 Tenggelam > 12,5 gr/dl Boleh Donor
BJ 1,053 Melayang 12,5 gr/dl Boleh Donor
BJ 1,053 Mengapung < 12,5 gr dl Tidak Boleh Donor

Gambar 2.2 Interpretasi hasil cuprisulfat

16
2.4 Pemeriksaan Hemoglobin Metode Hemocue Hb meter

Merupakan alat pengukuran dengan metode POCT (Point of Care Testing)

yang dirancang untuk pemeriksaan kadar hemoglobin dengan sampel whole blood

bukan untuk sampel serum atau plasma (Aziz, 2013). Alat pengukuran metode POCT

menggunakan reflectance (pemantulan) dengan membaca warna yang terbentuk dari

sebuah reaksi antara sampel darah dengan reagen yang ada pada tes strip. Reagen

yang ada pada tes strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang

berbanding lurus dengan kadar Hemoglobin yang ada di dalam sampel. Selanjutnya

warna yang terbentuk dibaca oleh.alat. (Manohar et al, 2010).

Mekanisme kerja alat stik (Hb meter) adalah dengan meneteskan sampel darah

pada strip khusus sesuai pemeriksaan, sehingga terjadi reaksi antara bahan kimia

yang ada di dalam darah dengan reagen yang ada di dalam strip. Reaksi ini akan

dapat menghasilkan arus listrik yang besarnya setara dengan kadar bahan kimia yang

ada dalam darah. Kandungan yang ada dalam elektroda biasanya logam platinum atau

emas. Elektroda ini memiliki sistem amperometri (Belluzo, 2008). Elektroda kerja

berperan juga sebagai katoda yang merupakan tempat terjadinya reduksi oksigen

(Wardah, 2012).

Stik Hemocue (Hb meter) merupakan alat yang salah satunya menggunakan

prinsip metode amperometri. menggunakan teknologi biosensor. Muatan listrik pada

teknologi biosensor ini terjadi karena reaksi dari interaksi kimia antara zat tertentu

dalam darah dan zat kimia pada reagen kering (strip) akan diukur lalu dikonversikan

menjadi angka yang dihasilkan setara dengan kadar hb dalam gr/dl. (Suwandi, 2013).

17
Gambar 2.3 Alat Hemocue

Kelebihan dari metode hemocue adalah penggunaannya yang praktis, mudah

serta efisien, membutuhkan sampel yang sedikit sehingga meminimalisir kesalahan

pada tahap pra-analitik, hasil yang cepat. Namun kekurangan dari metode ini adalah

proses QC (Qualiity Control) yang masih kurang baik sehingga akurasi dan

presisinya belum sebaik hasil dari alat hematologi analyzer.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui pendekatan komparatif

study, yaitu untuk mengetahui perbandingan kadar hemoglobin menggunakan

metode cupri sulfat dengan hemocue hb meter pada pendonor di PMI Kabupaten

Blitar.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Batasan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pendonor yang datang di unit

PMI Kabupaten Blitar

3.2.2 Jumlah Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pendonor sukarela di PMI

Kabupaten Blitar bulan Maret 2020, berjumlah 30 pendonor.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling,

yaitu merupakan salah satu teknik sampling non random sampling dimana

peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri

khusus yang sesuai kriteria inklusi eksklusi dengan tujuan penelitian.

(Sugiono, 2015)

19
Kriteria Inklusi :

1. Pendonor berusia 17 - 65 tahun

2. Berat badannya Minimal 50 Kg

3. Mempunyai tekanan darah (sistol) 100-150 mmHg) dan (diastol) 70-

90 mmHg

Kriteria eksklusi :

1. Pendonor dalam keadaan hamil

2. Pendonor dalam keadaan mesntruasi

3. Rentang waktu donor terakhir kurang dari 2 bulan

3.2.4 Prosedur Pengambilan Data :

Data yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan data primer

yaitu data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin

(pemeriksaan dengan metode cupri sulfat dan metode hemocue Hb meter)

pada pendonor PMI Kabupaten Blitar selama bulan Maret 2020

3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Peneletian ini dilaksanakan di unit PMI Kabupaten Blitar

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 - 31 Maret 2020

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel pada penelitian ini adalah kadar hemoglobin pendonor

(pemeriksaan dengan metode cuprisulfat dan dengan metode Hemocue).

20
Definisi Operasional Penelitian sebagai berikut :

1. Kadar hemoglobin

Kadar Hb adalah merupakan kadar zat protein yang ditemukan dalam sel

darah merah (erytrosit) yang memberi warna merah pada darah dan dinyatakan

dalam gr/dl. Kadar ini dapat diukur dengan metode semi kuantitatif dan

kuantitatif. (Ria Safitri, 2017)

Metode semi kuantitatif merupakan metode penetapan kadar hemoglobin

yang sudah mulai menyatakan kadar secara kuantitas (angka), tetapi belum

mencapai nilai kadar dengan tepat, salah satu misalnya adalah metode Cupri

Sulfat (CuSO4). Metode kuantitatif merupakan metode penetapan kadar

hemoglobin yang sudah menyatakan kadar secara kuantitas (angka). Metode ini

cukup teliti dalam menetapkan kadar hemoglobin. Salah satu yang termasuk

metode ini adalah Hemocue (Hemoglobinometer)

2. Metode cuprisulfat

Cara ini sebagai screening untuk donor darah, dipakai untuk menetapkan

kadar hemoglobin dari pendonor yang diperlukan untuk kebutuhan tranfusi

darah. Merupakan metode yang berdasarkan perbedaan berat jenis darah dengan

berat jenis suatu larutan cupri sulfat.

Prinsip metode ini adalah Kadar hemoglobin dari seorang pendonor cukup

kira-kira 80% hemoglobin. Kadar minimum ini ditentukan dengan setetes darah

yang tenggelam dalam larutan cupri sulfat dengan berat jenis 1,053

mengidentifikasi kadar hemoglobin ≥ 12,5 gr/dl. (Gandasoebrata, 2013)

21
3. Metode Hemocue (Hemoglobinometer)

Stik Hemocue (Hb meter) merupakan alat yang salah satunya menggunakan

Prinsip metode amperometri. menggunakan teknologi biosensor. Muatan listrik

pada teknologi biosensor ini terjadi karena reaksi dari interaksi kimia antara zat

tertentu dalam darah dan zat kimia pada reagen kering (strip) akan diukur lalu

dikonversikan menjadi angka yang dihasilkan setara dengan kadar yang diukur.

Hb dalam gr/dl (Suwandi, 2013).

4. Definisi Operasional Variabel

Kadar Hb Cuprisulfat : Merupakan pengukuran kadar Hb pendonor

berdasarkan perbedaan berat jenis darah dengan berat jenis suatu larutan cupri

sulfat yang dinyatakan dalam gr/dl. (sebagai screening test)

Alat Ukur : Larutan CuSO4 dengan BJ 1, 053

Skala Ukur : Ordinal

HasilUkur : dikategorikan sebagai 1 = Kadar Hb ≥12,5gr/dl (boleh donor)

2 = Kadar Hb < 12,5gr/dl (tidak boleh donor)

Kadar Hb Hemocue : Merupakan pengukuran kadar Hb yang berprinsip

mekanisme muatan listrik pada teknologi biosensor ini terjadi karena reaksi dari

interaksi kimia antara zat tertentu dalam darah dan zat kimia pada reagen kering

(strip) akan diukur lalu dikonversikan sebagai kadar hemoglobin dalam gr/dl.

Alat Ukur : Hemocue Kit

Skala Ukur : Ratio

Hasil Ukur : Kriteria objektif sesuai yang tertera pada alat.

22
3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Pemeriksaan Kadar Hb dengan Metode Cupri sulfat

1. Prinsip : Sebgai screening pendonor merupakan pengukuran kadar

hemoglobin berdasarkan perbedaan berat jenis darah dengan berat jenis suatu

larutan cupri sulfat.

2. Menggambarkan perkiraan kadar hemoglobin (± 12,5 gr/dl)

3. Peralatan : Becker glass, tabung mikro kapiler, blood lancet, alcohol swab

4. Prosedur : Beakerglass 50 ml diisi dengan larutan Cupri Sulfat Bj 1.053, untuk

sampling darah kapiler piilih jari tangan (jari manis/tengah) yang akan

didesinfeksi dengan kapas  alkohol dengan cara mengusap searah jarum jam.

Tekan kuat dan tusuk ujung jari donor dengan posisi vertikal menggunakan

blood lancet. Tetesan darah yang keluar pertama kali diusap dengan kapas

kering. Hisap darah menggunakan mikrokpiler pada tetesan darah berikutnya.

Kemudian teteskan 1 tetes darah tersebut ke dalam larutan cupri sulfat (jarak ±

1 cm di atas permukaan larutan). Keadaan tetesan darah di dalam larutan

diamati dalam waktu 15 detik. Dibaca dan di interpretasikan hasilnya.

5. Interpretasi kadar hemoglobin metode cupri sulfat : (Nagandhi, 2014)

Perkiraan
Larutan Hasil
Kadar Keterangan
CUSO4 Pembacaan
Hemoglobin
BJ 1,053 Tenggelam > 12,5 gr/dl Boleh Donor
BJ 1,053 Melayang 12,5 gr/dl Boleh Donor
BJ 1,053 Mengapung < 12,5 gr dl Tidak Boleh Donor

23
3.5.2 Pemeriksaan Kadar Hb deengan Metode Hemocue

1. Prinsip : merupakan mekanisme muatan listrik pada teknologi biosensor ini

terjadi karena reaksi dari interaksi kimia antara zat tertentu dalam darah dan

zat kimia pada reagen kering (strip) akan diukur lalu dikonversikan sebagai

kadar hemoglobin dalam gr/dl.

2. Peralatan : Alat hemocue kit, alcohol swab, blood lancet

3. Prosedur : Di siapkan HB meter hemocue kit dan stick hb . Pilih jari (jari

manis/tengah) yang akan didesinfeksi dengan kapas  alkohol dengan cara

mengusap searah jarum jam. Tekan kuat dan tusuk ujung jari donor dengan

posisi vertikal menggunakan blood lancet. Usap darah yang keluar pertama

kali dengan kapas kering. kemudian teteskan darah berikutnya pada stick hb

yang sudah terpasang pada alat hemocue, tunggu  15 detik. Layar HB

hemocue akan menunjukkan angka (nilai kadar HB dalam gr/dl). (manual

book, 2019)

3.6 Penyajian Dan Analisa Data

Analisis Data yang berupa hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode

Cupri Sulfat (CuSO4) skala datanya berbentuk ordinal. Sedangkan data yang

berupa hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode hemocue dimana skala

datanya berbentuk ratio, kemudian kedua data variabel itu di uji statistik

Independent t test dan akan dianalisis dalam bentuk tabel dan dinarasikan.

24
3.7 Kerangka Operasional

Pendonor Sukarela

Mengisi Infom Konsen dan Tanya Jawab

Pengukuran Tekanan Darah


(Sistol 100 -150 dan Distol 70-90 mmHg)

Screning Kadar Hemoglobin

Pengambilan Sampel Darah Kapiler

Pemeriksaan Kadar Hb
Hemoglobin

Metode cupri sulfat Metode Hemocue


(Mengidentifikasi kadar Hb) (Menentukan kadar Hb)
Tengelam (>12,5)

Hasil

Analisa Data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Sebanyak 30 Sampel penelitian diperoleh dari pendonor sukarela dengan rata

rata umur 22-38 tahun di PMI Kab. Blitar, diperiksa kadar Hb nya dengan

menggunakan metode CuSo4 dan metode Hemocue. Dari hasil pemeriksaan

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1.1. Kadar Hb Pendonor menggunakan Metode CuSo4

Kode
No Jenis kelamin Umur Hb cupri mg/dl
Sampel
1 A1 LAKI-LAKI 33 Tenggelam (>12,5)
2 A2 LAKI-LAKI 29 Tenggelam (>12,5)
3 A3 PEREMPUAN 25 Tenggelam (>12,5)
4 A4 LAKI-LAKI 37 Tenggelam (>12,5)
5 A5 LAKI-LAKI 27 Tenggelam (>12,5)
6 A6 LAKI-LAKI 28 Tenggelam (>12,5)
7 A7 LAKI-LAKI 31 Melayang (12,4)
8 A8 PEREMPUAN 22 Tenggelam (>12,5)
9 A9 LAKI-LAKI 38 Melayang (12,4)
10 A10 PEREMPUAN 24 Melayang (12,4)
11 A11 LAKI-LAKI 28 Tenggelam (>12,5)
12 A12 LAKI-LAKI 30 Tenggelam (>12,5)
13 A13 LAKI-LAKI 33 Tenggelam (>12,5)
14 A14 LAKI-LAKI 37 Tenggelam (>12,5)
15 A15 LAKI-LAKI 35 Tenggelam (>12,5)
16 A16 LAKI-LAKI 32 Melayang (12,4)
17 A17 LAKI-LAKI 26 Tenggelam (>12,5)
18 A18 PEREMPUAN 28 Tenggelam (>12,5)
19 A19 LAKI-LAKI 34 Tenggelam (>12,5)
20 A20 LAKI-LAKI 35 Tenggelam (>12,5)
21 A21 LAKI-LAKI 36 Melayang (12,4)
22 A22 LAKI-LAKI 33 Tenggelam (>12,5)
23 A23 LAKI-LAKI 30 Tenggelam (>12,5)
24 A24 LAKI-LAKI 32 Tenggelam (>12,5)
25 A25 LAKI-LAKI 36 Tenggelam (>12,5)

26
26 A26 LAKI-LAKI 33 Tenggelam (>12,5)
27 A27 LAKI-LAKI 35 Tenggelam (>12,5)
28 A28 LAKI-LAKI 30 Tenggelam (>12,5)
29 A29 PEREMPUAN 32 Melayang (12,4)
30 A30 PEREMPUAN 34 Tenggelam (>12,5)
Rata-rata 31.43 12.5
Data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.1.1 diketahui pendonor dengan jenis kelamin Laki laki

lebih besar yaitu 24 (80%), dibanding perempuan hanya 6 (20%). Adapun rata rata

kadar Hb pendonor metode CuSo4 adalah Hb >12.5 g/dl. Diketahui dari 30 pendonor

ada 24 (80%) yang normal sehingga bisa donor, sedangkan yang tidak normal kadar

Hb berjumlah 6 pendonorn(20%). Alasan pendonor yang rendah Hbnya tidak bisa

donor dikarenakan akan menggangu kesehatan pendonor. Hal ini dapat dilihat pada

grafik dibawah :

Grafik 4.1.1. persentasi Hb normal yang bisa donor dan Hb rendah tidak bisa
donor dengan metode CuSo4.

27
Tabel 4.1.2. Kadar Hb Pendonor menggunakan metode Hemocue.

No Kadar hb
No Jenis kelamin Umur
Sampel Hemocue (g/dl)
1 A1 LAKI-LAKI 33 14,7
2 A2 LAKI-LAKI 29 15,8
3 A3 PEREMPUAN 25 12,9
4 A4 LAKI-LAKI 37 13,1
5 A5 LAKI-LAKI 27 14,5
6 A6 LAKI-LAKI 28 16,3
7 A7 LAKI-LAKI 31 11,9
8 A8 PEREMPUAN 22 12,7
9 A9 LAKI-LAKI 38 12,1
10 A10 PEREMPUAN 24 11,5
11 A11 LAKI-LAKI 28 14,6
12 A12 LAKI-LAKI 30 13,5
13 A13 LAKI-LAKI 33 15,1
14 A14 LAKI-LAKI 37 14,2
15 A15 LAKI-LAKI 35 13,9
16 A16 LAKI-LAKI 32 12,2
17 A17 LAKI-LAKI 26 14,7
18 A18 PEREMPUAN 28 13,7
19 A19 LAKI-LAKI 34 14,5
20 A20 LAKI-LAKI 35 16,1
21 A21 LAKI-LAKI 36 11,8
22 A22 LAKI-LAKI 33 15,3
23 A23 LAKI-LAKI 30 15,6
24 A24 LAKI-LAKI 32 13,7
25 A25 LAKI-LAKI 36 15,2
26 A26 LAKI-LAKI 33 16,0
27 A27 LAKI-LAKI 35 14,3
28 A28 LAKI-LAKI 30 15,6
29 A29 PEREMPUAN 32 12,2
30 A30 PEREMPUAN 34 14,9
Rata-rata 31.43 14.1
Data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.1.2 diketahui rata rata kadar Hb pendonor metode

Hemocue adalah Hb 14.1 g/dl. Diketahui dari 30 pendonor ada 24 (80%) yang normal

sehingga bisa donor, sedangkan yang tidak normal kadar Hb berjumlah 6 (20%).

28
Alasan pendonor yang rendah Hbnya tidak bisa donor dikarenakan akan menggangu

kesehatan pendonor. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah

Grafik 4.1.1. persentasi Hb normal yang bisa donor dan Hb tidak normal dan
tidak bisa donor dengan metode Hemocue.

4.2. Analisa Data

4.2.1. Uji Normalitas

Dari data yang diperoleh kemudian di uji normalitasnya menggunakan uji

Kolmogorov smirnov test untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal.

Dengan syarat bila signifikan Alfa (α) > 0.05 data berdistribusi normal. Dari hasil uji

normalitas didapatkan nilai signifikansi (p) kadar Hb metode CuSo4 0.126 dan kadar

Hb metode Hemocue 0.828, karena nilai signifikansi (p) > 0.05 artinya data

berdistribusi normal.

29
4.2.2. Hasul Uji T Independent

Setelah diketahui data berdistribusi normal selanjutnya diuji perbedaan kadar

Hb metode CuSo4 dan metode Hemocue dengan hipotesa :

Ho : Tidak ada perbedaaan kadar Hb metode CuSo4 dan metode Hemocue

H1 : Ada perbedaan kadar Hb metode CuSo4 dan metode Hemocue

Syarat pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi (P) > 0.05 berarti Ho diterima H1 ditolak (tidak ada perbedaan

metode pemeriksaan kadar Hb metode CuSo4 dan metode Hemocue)

Bila nilai signifikansi (P) < 0.05 berarti Ho ditolak H1 diterima (ada perbedaan

metode pemeriksaan kadar Hb metode CuSo4 dan metode Hemocue)

Hasil uji T Independent dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 4.2.2.1. Hasil uji Independent t test kadar Hb Metode CuSo 4 dan Metode
Hemocue

Metode N Rata-rata SD (standar deviasi) Nilai P


CuSo4 30 12,5 0.04
0,000
Hemocue 30 14,1 1.42
Sumber data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.2.2.1 diketahui bahwa rata-rata kadar Hb metode

Hemocue 14,1 gr/dl dan rata rata kadar Hb Metode CuSo4 12,5 gr/dl, dan Hasil uji t

Independent terhadap kadar Hb dengan menggunakan kedua metode diperoleh nilai p

yaitu 0,000 < dari nilai Alfa (α) 0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan

antara metode Hemocue dan CuSo4.

30
4.3. Pembahasan

aaa Penelitian dilakukan terhadap sampel darah pendonor di PMI Kabupaten

Blitar berjumlah 30 pendonor yang diperiksa kadar Hb dengan metode CuSo 4 dan

Metode Hemocue. Dari hasil data diatas distribusi pendonor berdasarkan Jenis

kelamin didapatkan pendonor dengan jenis kelamin Laki laki lebih besar yaitu 24

pendonor (80%), dibanding perempuan hanya 6 pendonor (20%). Sedangkan

berdasarkan umur pendonor dimulai dari 22 tahun sampai 38 tahun.

Distribusi frekuensi pendonor berdasarkan kadar Hb metode CuSo 4 memiliki

rerata yang kadar Hb kurang dari 12.4 sebanyak 6 pendonor (20%), sedangkan kadar

Hb diatas 12.5 lebih banyak sejumlah 24 pendonor (80%). Distribusi frekuensi

pendonor berdasarkan kadar Hb metode Hemocue memiliki rerata yang kadar Hb

rendah sebanyak 8 pendonor (26.7%), sedangkan kadar Hb normal sejumlah 22

pendonor (73.3%).

Rata-rata kadar Hb metode Hemocue lebih tinggi dibandingkan metode

CuSO4 yaitu 14.1 gr/dl dan 12.5 gr/dl. Hasil uji t terhadap kadar Hb dengan

menggunakan kedua metode diperoleh nilai p yaitu 0,000 < dari nilai alpha 0,05

sehingga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara metode Hemocue

dan CuSO4.

Dari data diatas peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna dari

pemeriksaan metode CuSo4 dan metode Hemocue, dimana kita ketahui bahwa Cara

Cuprisulfat, cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor

yang diperlukan untuk kebutuhan tranfusi darah sebagai tes screening. Dimana

31
metode pemeriksaan hemoglobin dengan Cuprisulfat berdasarkan grafitasi spesifik

dari darah. Dasar dari pemeriksaan ini adalah tetesan darah diteteskan kedalam

larutan cupri sulfat dengan ekuavalensi grafitasi spesifik, Hasil metode ini adalah

persen hemoglobin. Kadar hemoglobin dari seorang donor cukup kira-kira 80 %

hemoglobin. Kadar minimum ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam

dalam larutan cupri sulfat dengan berat jenis 1,053 (Gandasoebrata, 2013). Adapun

metode Hemocue untuk pemeriksaan kadar Hb menggunakan prinsip

pengukuran dengan metode POCT (Point of Care Testing) yang dirancang untuk

pemeriksaan kadar hemoglobin dengan sampel whole blood bukan untuk sampel

serum atau plasma (Aziz, 2013). Alat pengukuran metode POCT menggunakan

reflectance (pemantulan) dengan membaca warna yang terbentuk dari sebuah reaksi

antara sampel darah dengan reagen yang ada pada tes strip. Reagen yang ada pada tes

strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang berbanding lurus

dengan kadar Hemoglobin yang ada di dalam sampel. Selanjutnya warna yang

terbentuk dibaca oleh.alat. (Manohar et al, 2010).

Menurut peneliti bahwa tes kadar Hb metode Hemocue memang masih lebih

akurat dibanding dengan metode Cuprisulfat, dimana metode Hemocue penentuan

nilai atau kadar Hb masih lebih baik dibanding dengan menggunakan metode

Cuprisulfat, hal ini berdasarkan hasil kadar Hb rerata pada metode CuSO 4

menunjukkan nilai 14.1 gr/dl dan pada hasil kadar Hb rerata pada metode hemocue

menunjukkan nilai 12,5 gr/dl tetapi menurut peneliti juga penetuan kadar Hb dengan

metode Cuprisulfat untuk pendonor masih layak untuk bisa dilaksanakan karena

32
berdasarkan distribusi data hasil pemeriksaan kadar Hb cuprisulfat pada penelitian

ini menunjukan datanya kurang lebih sama dengan hasil yang diperiksa dengan

metode Hemocue, hal ini berdasarkan data yang memiliki kadar Hb rendah sebanyak

8 pendonor (26.7%), sedangkan kadar Hb normal sejumlah 22 pendonor (73.3%).

Dan walaupun ada perbedaan yang bermakna dalam penentuan kadar Hb

metode Hemocue, tetapi tren hasil kadar Hb masih tetap sama yaitu bila kadar Hb

metode Cuprisulfat normal maka hasil kadar Hb metode Hemocue juga normal,

meskipun nilainya berbeda.

33
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kadar Hb metode CuSO4 yang memiliki nilai kadar Hb tidak normal sebanyak

6 pendonor (20%), sedangkan dengan nilai kadar Hb normal sejumlah 24

pendonor (80%).

2. Kadar Hb metode Hemocue yang memiliki nilai kadar Hb tidak normal

sebanyak 6 pendonor (20%), sedangkan dengan nilai kadar Hb normal sejumlah

24 pendonor (80%).

3. Ada perbedaan yang signifikan antara metode Hemocue dan CuSO 4, dengan nilai

P = 0,000.

5.2 Saran

1. Bagi UDD PMI Kabupaten Blitar

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan

tambahan informasi serta pengetahuan untuk meningkatkan pelayanan.

2. Bagi Pendonor

Diharapkan para pendonor tidak mendonorkan darahnya jika memiliki kadar

hemoglobin kurang dari normal.

3. Bagi Penelitian

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi tambahan referensi bagi peneliti

selanjutnya dengan menggunakan populasi dan alat dan desain penelitian yang lebih

baik.

34
DAFTAR PUSTAKA

Brokeer, 2001 Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan, EGC,


Jakarta.

Darajatun, 2013. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar.. Jakarta


Timur: Trans Info Media

Elfazia, 2010, Klasifikasi Pendonor Darah: Universitas Sumatra Utara. Diakses


tanggal 20 Januari 2020

Erwin, L. 2016. PMI Indonesia. Lintang: Jakarta

Gandasoebrata, R 2013, Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke-16, Dian rakyat,


Jakarta.

Hidayat, Aziz Alimul a 2012, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data, Salemba Medika, Jakarta.

Hoffbrand A,V, Pettit J,E & Moss P,A,H 2012, Kapita Selekta Hematologi, EGC,
Jakarta.

Iman. S. 1997. Hematologi klinik.PT.Alumni Bandung. Bandung.

Kaswari, 2014. Pengertian Donor darah: Universitas Sumatra Utara. Diakses tanggal
15 Januari 2020

Kuncoro. (2012) Penuntun laboratorium klinik, Dian Rakyat, Jakarta

Nadila Febianty, Christine Sugiarto, Lisawati Sadeli. Perbandingan Pemeriksaan


Kadar Hemoglobin Dengan Menggunakan Metode Sahli dan Autoanalyzer
Pada Orang Normal. [Bandung]: Universitas Kristen Maranatha; 2013

Notoatmodjo, Soekidjo 2015, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka cipta,


Jakarta.

Person & Pincus, 2001, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, EGC,


Jakart

Purwanti S, Maris IP. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hb Ibu Hamil Menggunakan


Hb Sahli dan Easy Touch GCHb di BPS Sulis Desa Grinting Kabupaten Brebes
Tahun 2011

35
Profil PMI Kab. Blitar, 2019. Analisis Kualitas Pelayanan Pada Unit Donor Darah
Palang Merah Indonesia

Reiymon, 2013. Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin Dengan


Metode Analyzer pada ibu hamil pada posyandu cempaka
Ria Safitri, 2017, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta

Riswanto, 2013. Hematologi klinik. PT.Alumni Bandung. Bandung.

Riswanto, 2014. Perbedaan rata-rata hasil pengukuran kadar hemoglobin dengan


menggunakan alat ukur hb sahli dan hb elektrik

Suwandi, 2013, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Karisma


publishing group, Tangerang

Suwandi Aziz, 2012. Pengambilan Sampel Darah Universitas Muhammadiyah


Semarang

Sugiono, 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sofron, 2015. Validitas Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Menggunakan Metode HB


Meter Pada Remaja Putri di MAN Wonosari

Tarwoto Wasnindar, 2007. Validitas Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Menggunakan


Metode HB Meter Pada Remaja Putri di MAN Wonosari.

Wirawan. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta: FKUI; 2011

Yuli AStuti, 2017. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin


Menggunakan Metode Poct Dengan Alat Hematology Analyzer’.

36
Lampiran 1. MASTER TABEL

KADAR HB
NO JENIS KEL UMUR HB CUPRI
HEMOCUE (g/dl)
1 LAK-LAKI 33 12,5 14,7
2 LAKI-LAKI 29 12,5 15,8
3 PEREMPUAN 25 12,5 12,9
4 LAKI-LAKI 37 12,5 13,1
5 LAKI-LAKI 27 12,5 14,5
6 LAKI-LAKI 28 12,5 16,3
7 LAKI-LAKI 31 12,4 11,9
8 PEREMPUAN 22 12,5 12,7
9 LAKI-LAKI 38 12,4 12,1
10 PEREMPUAN 24 12,4 11,5
11 LAKI-LAKI 28 12,5 14,6
12 LAKI-LAKI 30 12,5 13,5
13 LAKI-LAKI 33 12,5 15,1
14 LAKI-LAKI 37 12,5 14,2
15 LAKI-LAKI 35 12,5 13,9
16 LAKI-LAKI 32 12,4 12,2
17 LAKI-LAKI 26 12,5 14,7
18 PEREMPUAN 28 12,5 13,7
19 LAKI-LAKI 34 12,5 14,5
20 LAKI-LAKI 35 12,5 16,1
21 LAKI-LAKI 36 12,4 11,8
22 LAKI-LAKI 33 12,5 15,3
23 LAKI-LAKI 30 12,5 15,6
24 LAKI-LAKI 32 12,5 13,7
25 LAKI-LAKI 36 12,5 15,2
26 LAKI-LAKI 33 12,5 16,0
27 LAKI-LAKI 35 12,5 14,3
28 LAKI-LAKI 30 12,5 15,6
29 PEREMPUAN 32 12,4 12,2
30 PEREMPUAN 34 12,5 14,9

Ket : HasilUkur : dikategorikan 1 = Kadar Hb ≥12,5gr/dl (boleh donor)

2 = Kadar Hb < 12,4gr/dl (tidak boleh donor)

37
Lampiran 2

ANALISA DATA
Statistics
jenis kadar hb metode kadar hb meetode
kelamin Umur Cupri sulfat Hemocu
N Valid
30 30 30 30

Missing
0 0 0 0

Mean
31.43 12.480 14.087

Std. Deviation
4.116 .0407 1.4227

Minimum
22 12.4 11.5

Maximum
38 12.5 16.3

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid LAKI-LAK
24 80.0 80.0 80.0

PEREMPUA
6 20.0 20.0 100.0

Total
30 100.0 100.0

Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 22 1 3.3 3.3 3.3
24 1 3.3 3.3 6.7
25 1 3.3 3.3 10.0
26 1 3.3 3.3 13.3
27 1 3.3 3.3 16.7
28 3 10.0 10.0 26.7
29 1 3.3 3.3 30.0
30 3 10.0 10.0 40.0
31 1 3.3 3.3 43.3

38
ANALISA DATA
Statistics
jenis kadar hb metode kadar hb meetode
kelamin Umur Cupri sulfat Hemocu
N Valid
30 30 30 30

Missing
0 0 0 0

Mean
31.43 12.480 14.087

Std. Deviation
4.116 .0407 1.4227

Minimum
22 12.4 11.5

32 3 10.0 10.0 53.3


33 4 13.3 13.3 66.7
34 2 6.7 6.7 73.3
35 3 10.0 10.0 83.3
36 2 6.7 6.7 90.0
37 2 6.7 6.7 96.7
38 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

kadar hb metode Cupri sulfat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 12.4
6 20.0 20.0 20.0

12.5
24 80.0 80.0 100.0

Total
30 100.0 100.0

39
kadar hb meetode Hemocu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 11.5 1 3.3 3.3 3.3
11.8 1 3.3 3.3 6.7
11.9 1 3.3 3.3 10.0
12.1 1 3.3 3.3 13.3
12.2 2 6.7 6.7 20.0
12.7 1 3.3 3.3 23.3
12.9 1 3.3 3.3 26.7
13.1 1 3.3 3.3 30.0
13.5 1 3.3 3.3 33.3
13.7 2 6.7 6.7 40.0
13.9 1 3.3 3.3 43.3
14.2 1 3.3 3.3 46.7
14.3 1 3.3 3.3 50.0
14.5 2 6.7 6.7 56.7
14.6 1 3.3 3.3 60.0
14.7 2 6.7 6.7 66.7
14.9 1 3.3 3.3 70.0
15.1 1 3.3 3.3 73.3
15.2 1 3.3 3.3 76.7
15.3 1 3.3 3.3 80.0
15.6 2 6.7 6.7 86.7
15.8 1 3.3 3.3 90.0
16 1 3.3 3.3 93.3
16.1 1 3.3 3.3 96.7
16.3 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

NPar Tests
[DataSet1] D:\data donal.sav

40
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kadar hb meetode
Hemocu kategori hb Cupri

N 30 30

Normal Parametersa Mean 14.087 1.20

Std. Deviation 1.4227 .407

Most Extreme Differences Absolute .114 .488

Positive .108 .488

Negative -.114 -.312

Kolmogorov-Smirnov Z .626 2.676

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.828 0.126

a. Test distribution is Normal.

Group Statistics
kategori hb Cupri N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kadar hb meetode Normal 24 14.621 1.0232 .2089
Hemocu tidak normal 6 11.950 .2739 .1118

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% CI of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
kadar hb Equal variances
6.130 .020 6.261 28 0.000 1.7971 3.5446
meetode assumed
Hemocu
Equal variances
11.274 2.6708 0.2369 2.1853 3.1564
not assumed

41
T-Test One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kadar hb metode Cupri sulfat 30 12.480 0.0407 .0074
kadar hb meetode Hemocu 30 14.087 1.4227 .2597

One-Sample Test

Test Value = 0
95% Confidence Interval
of the Difference
Sig. (2- Mean
t Df tailed) Difference Lower Upper
kadar hb metode
1.680E3 29 .000 12.4800 12.465 12.495
Cupri sulfat
kadar hb meetode
54.234 29 .000 14.0867 13.555 14.618
Hemocu

42
Lampiran 3.

Surat keterangan Penelitian

43
44
Lampiran 4.

Dokumentasi

Proses Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan

45
Proses Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan

46
47
48
Lampiran : 5

BERITA ACARA REVISI PERBAIKAN


KARYA TULIS ILMIAH
TAHUN 2019/2020

Nama : Atik Sulistyawati


NIM : P27827019004
Judul : Gambaran Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Menggunakan Metode Cupri
Sulfat Dengan Hemocue Hb Meter Pada Pendonor Di Pmi Kabupaten Blitar

No Dosen Penguji Kalimat Revisi/Perbaikan Tanda


Tangan
1 Suharyadi, S.Pd., M.Kes - Dijelaskan arti jenis
penelitian
2 Drs. Syamsul Arifin, ST.,M.Kes - Perbedaan dimasukkan
dalam lampiran
- Pembahasan, disebutkan
hasil perbedaan dan
dijelaskan
3 Evy Diah Woelansari, S.Si.,M.Kes - Penulisan abstrak
dikurangi ( tidak boleh
lebih dari 250 kata)
- Penulisan Daftar Isi
memakai spasi 1
- Data Tabel tidak boleh
terpotong ( ukuran huruf
bisa 10/11)
- Daftar Pustaka, penulis
ada yang belum tercantum

49

Anda mungkin juga menyukai