TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendonor
2.1.1 Pengertian
Pendonor darah atau penyumbang darah adalah proses pengambilan darah dari
seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah sebagai stok darah untuk
kemudian digunakan untuk transfusi darah. Terdapat dua jenis donor darah, yaitu
Pendonoran darah biasa dilakukan rutin di Unit Donor Darah (UDD) PMI Pusat
maupun UDD di daerah. dan setiap beberapa waktu, ada pula penggalangan
sukarela. Pada acara ini, para calon penyumbang datang dan menyumbang tanpa
memanfaatkan sistem informasi atau secara online. Selain itu, PMI sudah mempunyai
mobil bank darah (mobile unit) yang digunakan untuk tempat pengambilan darah
dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (PMI, 2019) : Sehat
jasmani dan rohani, Calon penyumbang harus berusia 17-65 tahun, Berat badan
1
minimal 45 kg, Kadar hemoglobin >12,5 gr% sampai dengan 17,0g%, Tekanan darah
(sistol) 100 -150 mmHg ]]) dan (diastol) 70-90 mmHg, Suhu tubuh antara 36,6-37,5
nadi antara 50-100 kali/menit, Rentang waktu penyumbang minimal 8-10 minggu
atau 2 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 6 kali dalam 1 tahun).
Mempunyai penyakit jantung dan paru paru, Menderita kanker, Menderita tekanan
perdarahan abnormal atau kelainan darah lainnya, Menderita epilepsi dan sering
sebagai berikut (Yuli Astuti, 2017) : Tidur minimal 4 jam sebelum menyumbang,
dengan perut kosong, Minum lebih banyak dari biasanya pada hari
2
mengangkat benda berat selama 12 jam, Banyak minum sampai 72 jam ke depan
2.2 Hemoglobin
Hemoglobin (Hb) adalah protein yang kaya akan zat besi, memiliki afinitas
darah merah, dam melalui fungsi hemoglobin tersebut dibawa dari paru-paru ke
pada sel darah merah yang dapat diukur secara kimia dan jumlah hemoglobin/100 mL
darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah
kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar.
Kadar Hemoglobin merupakan kadar zat protein yang ditemukan dalam sel
darah merah (erytrosit), yang memberi warna merah pada darah yang dinyatakan
dalam gr/dl. Kadar hemoglobin normal dalam darah manusia berbeda-beda sesuai
kategori jenis kelamin dan usia, yaitu bayi yang baru lahir 17–22 g/dl, anak-anak 11–
13 g/dl, pria dewasa 14–18 g/dl, wanita dewasa 12–16 g/dl. (Ria Syafitri, 2017)
3
2.2.2 Struktur Hemoglobin
. Struktur Hb terdiri atas satu golongan heme dan globin yang merupakan empat
rantai polipeptida yaitu asam amino yang terdekat terangkai dengan urutan tertentu.
Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan
empat gugus heme identik yang melekat pada 4 rantai globin (Hofbrand, 2013)
1. Heme, struktur ini melibatkan empat atom besi dalam bentuk Fe2+ dikelilingi oleh
cicin protoporfirin IX, karena zat besi dalam bentuk Fe3+, tidak dapat mengikat
oksigen. Protoporfirin IX adalah produk akhir dalam sintesis molekul heme. Besi
2. Globin, terdiri dari asam amino yang menghubungkan dan membentuk rantai
polipeptida. Hemoglobin dewasa terdiri atas rantai alfa dan rantai beta. Rantai alfa
memiliki 141 asam amino, sedangkan rantai beta memiliki 146 rantai asam amino.
Heme dan globin dari molekul hemoglobin dihubungkan oleh ikatan kimia
4
3. Struktur tambahan, yang mendukung molekul hemoglobin adalah 2,3-
Meyerhof yang anaerob selama proses glikolisis. Struktur ini berhubungan erat
Peran dan fungsi normal sel darah merah sangat tergantung pada normalnya
dua unsur penyusun yaitu heme dan globin, maka normalnya molekul hemoglobin
juga di pengaruhi oleh sintesis normal heme dan globin. Gangguan pada sintesis dari
salah satu unsur akan berakibat terbentuknya stuktur hemoglobin yang kurang atau
Sebagai contoh, sintesis molekul heme memerlukan unsur mineral yaitu zat besi
(Fe). Bila ketersediaan Fe dalam tubuh kurang, maka heme yang terbentuk juga akan
seharusnya terbentuk dari penggabungan globin dan heme juga akan terganggu.
Sebaliknya sintesis heme berlangsung normal, maka sintesis protein globin dapat juga
terganggu. Bila globin yang tersedia kurang, meskipun heme tersedia normal, maka
penggabungan antara heme dan globin juga akan terganggu (Sofro, 2012).
5
2.2.4 Jenis Hemoglobin
Ada tiga jenis Hb yaitu 1) HbA merupakan kebanyakan dari Hb orang dewasa,
mempunyai rantai globulin 2α dan 2β.. 2) HbA2 merupakan minoritas Hb pada orang
dewasa, mempunyai rantai globulin 2α dan 2β. 3) HbF merupakan Hb fetal, yang
Hemoglobin mulai diproduksi pada usia 5-6 bulan kehidupan intra uterin janin,
pada usia 6 bulan konsentrasi Hb A mencapai 99% hemoglobin terdiri dari 2 rantai α
dan β. Hb F (fetus janin) mulai ditemukan dalam darah pada minggu ke 20 usai
kehamilan. Pada bayi yang baru lahir masih dapat dijumpai 55-85% Hb F dan
sifatnya resisten terhadap alkali, Hb F ini masih mudah dipisahkan (Sofro, 2012)
Kadar Hemoglobin merupakan kadar zat protein yang ditemukan dalam sel
darah merah (erytrosit) yang memberi warna merah pada darah dan dinyatakan
6
1. Cara Sahli, hemoglobin diubah menjadi asam hematin, kemudian warna yang
terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara sahli ini banyak
dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tapat 100%, akan tetapi masih
Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10%. Kelemahan cara sahli
ini adalah asam hematin yang dihasilkan bukan merupakan larutan sejati dan juga
dalam larutan Drabkin yang berisi Kalium Sianida dan Kalium Ferisianida.
Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan Drabkin
Drabkin terdiri dari Natrium Biokarbonat 1 gram, Kalium Sianida 50 mg, kalium
3. Cara Tallquist, membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang
bertingkat tingkat mulai dari warna merah sampai warna merah tua.
4. Cara Cuprisulfat, cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari
pemeriksaan hemoglobin yang berdasarkan grafitasi spesifik dari darah. Dasar dari
pemeriksaan ini adalah tetesan darah diteteskan kedalam larutan cupri sulfat
dengan ekuavalensi grafitasi spesifik, Hasil metode ini adalah persen hemoglobin.
7
minimum ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan cupri
whole blood bukan untuk sampel serum atau plasma (Aziz, 2013). Alat
membaca warna yang terbentuk dari sebuah reaksi antara sampel darah dengan
reagen yang ada pada tes strip. Reagen yang ada pada tes strip akan menghasilkan
warna dengan intensitas tertentu yang berbanding lurus dengan kadar Hemoglobin
yang ada di dalam sampel. Selanjutnya warna yang terbentuk dibaca oleh alat.
Kelebihan pemakaian Hb Meter antara lain hasil yang diperoleh lebih cepat dan
mandiri, prosedur pemakaian yang mudah dengan jumlah sampel yang sedikit
Cara ini sebagai screening untuk donor darah, dipakai untuk menetapkan kadar
Merupakan metode yang berdasarkan perbedaan berat jenis darah dengan berat jenis
suatu larutan cupri sulfat. Hasil metode ini adalah persen hemoglobin.
penimbangan yang berulang- ulang setiap kali pemeriksaan dilakukan, larutan stok
8
dibuat dari CuSO4 Pa. Ditimbang kupersulfat (CuSO4 Pa) sebanyak 159,60 gram,
demi sedikit supaya lebih mudah larut, diaduk sampai homogen, kemudian di
pindahkan dalam labu ukur 1000 ml (1 liter) dengan cara penambahan aquadest di
menggunakan urinometer (BJ 1,100). Berat Jenis terbaca : 1,099. Suhu larutan
30oC dan suhu urinometer 27oC. Cara mengukur perbedaan suhu, bila suhu larutan
dengan suhu terra urinometer naik 30oC keatas, tambahkan 0,001. Dan bila turun
Larutan kerja diambil dari larutan stok karena larutan stok memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi sehingga dapat diencerkan kembali menjadi larutan
kerja. Diambil larutan stock 52ml, masukkan dalam becker glass 100ml, kemudian
9
Ukur suhu larutan dengan termometer, dan ukur BJ larutan dengan urinometer
(BJ 1,052). Cara mengukur perbedaan suhu, bila suhu larutan dengan suhu terra
urinometer naik 30oC keatas, tambahkan 0,001. Dan bila turun 30oC kebawah
Merupakan alat pengukuran dengan metode POCT (Point of Care Testing) yang
dirancang untuk pemeriksaan kadar hemoglobin dengan sampel whole blood bukan
untuk sampel serum atau plasma (Aziz, 2013). Alat pengukuran metode POCT
sebuah reaksi antara sampel darah dengan reagen yang ada pada tes strip. Reagen
yang ada pada tes strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang
berbanding lurus dengan kadar Hemoglobin yang ada di dalam sampel. Selanjutnya
Mekanisme kerja alat stik (Hb meter) adalah dengan meneteskan sampel darah
pada strip khusus sesuai pemeriksaan, sehingga terjadi reaksi antara bahan kimia
yang ada di dalam darah dengan reagen yang ada di dalam strip. Reaksi ini akan
dapat menghasilkan arus listrik yang besarnya setara dengan kadar bahan kimia yang
10
ada dalam darah. Kandungan yang ada dalam elektroda biasanya logam platinum atau
emas. Elektroda ini memiliki sistem amperometri (Belluzo, 2008). Elektroda kerja
berperan juga sebagai katoda yang merupakan tempat terjadinya reduksi oksigen
(Wardah, 2012).
Stik Hemocue (Hb meter) merupakan alat yang salah satunya menggunakan
teknologi biosensor ini terjadi karena reaksi dari interaksi kimia antara zat tertentu
dalam darah dan zat kimia pada reagen kering (strip) akan diukur lalu dikonversikan
menjadi angka yang dihasilkan setara dengan kadar hb dalam gr/dl. (Suwandi, 2013).
pada tahap pra-analitik, hasil yang cepat. Namun kekurangan dari metode ini adalah
11
proses QC (Qualiity Control) yang masih kurang baik sehingga akurasi dan
12