PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tidak berinti
Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritosit
Berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi
mengikat oksigen.
2. Leukosit (sel darah putih)
Memiliki bentuk tidak tetap dandapat bergerak bebas
Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti.
Setiap 1mm3 darah, mengandung 6.000 – 9.000 leukosit.
Berfungsi melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh dengan cara
fagositosis dan membentuk antibody
3. Trombosit (keping darah)
Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah
Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 - 300.000 trombosit.
Berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari.
2.2 Hemoglobin
A. Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transport oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi
yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan
mesin otomatis selain mengukur hemoglobin mesin pengukur akan memecah
hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian
dipisahkan zat lain dengan menggunakan zat kimia bernama nilai sinar yang berhasil
diserap oleh hemoglobin. (www.Blogdoter.net. 2008)
Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung
besi dalam sel darah merah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri
dari : globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu
atom besi.
Kadar Normal Hemoglobin
Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya banyaknya
gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah.
4
Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasin :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
B. Fungsi hemoglobin
Fungsi hemoglobin dalam darah adalah :
Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh.
Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh
untuk dipakai sebagai bahan baku.
Membawa carbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-
paru untuk dibuang.
Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak dapat
diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti
kekurangan darah. Kekurangan darah berarti anemia. Selain kekurangan Hb juga
disertai dengan eritrosit yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal.
(Kresno, 1988)
5
tahun jumlah tinggal sedikit, diganti oleh Hb A. Karena sifatnya yang resisten
terhadap alkali, Hb F ini mudah dipisahkan dari Hb A. Hb F terdiri dari 2 rantai α
dan 2 rantai T.
D. Struktur hemoglobin
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porifin
yang menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen.
Porifin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan
gabungan dari heme dan globin. Globin sebagai istilah generik untuk protein
globural. Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang
paling dikenal dan paling banyak dipelajari.
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit
protein), yang terdiri dari masing-masing dua sub unit mirip secara struktural dan
berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul ± 16,000 Dalton,
sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap sub
unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin
memilki kapasitas empat molekul oksigen. (Hariono, 2006 )
Prosedur Keja
1. Masukan larutan HCl 0,1 N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer sampai
pada angka 2
2. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur pemeriksaan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien yang akan diambil
darahnya
6. Menyiapkan bengkok
7
7. Memakai handscoon steril
8. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari tangan dengan
cara memijat
9. Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan alcohol
10. Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
11. Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering
12. Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka 20 cm, jangan sammpai ada
gelembung udara yang sampai ikut terhisap
13. Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas kering
14. Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang sudah berisi HCl 0,1
N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah mengenai dinding tabung
15. Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb di bilas dengan
jalan meniup dan menyedotnya
16. .Tunggu sampai 1 menit
17. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali penambahan warna
dari larutan asam hematin yang terjadi, bandingkan dengan warna dari larutan
standar
18. Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest dihentikan dan kadar
Hb dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr %
19. Mengambil perlak dan pengalas, merapikan alat-alat
20. Melepaskan handscoon
21. Mencuci tangan
F. Anemia Kehamilan
Yang dimaksud dengan anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglobin <11 gr/dL
pada trimester 1 dan 3 atau jika kadar hemoglobin <10,5 gr/dL pada trimester 2
Tingkatan anemia
Anemia ringan: 9-10 gr/dL
Anemia sedang: 7-8 gr/dL
Anemia berat: <7 gr/dL
Gejala Anemia
Pucat, mudah pingsan, TD normal, gejala klinik dapat terlihat pada
tubuh yang malnutrisi. Jika hasil pemeriksaan kadar hemoglobin tidak
akurat hal ini mungkin akibat dari kadar LED darah yang cepat ataupun
specimen yang tidak tercampur dengan baik.
8
2.3 Golongan Darah
A. Pengertian Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
B. Penggolongan Darah
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Penggolongan darah menurut sistem A, B, O dapat dibedakan atas 4 macam yaitu:
1. Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya
antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA .
2. Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen B. Adanya
antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB .
3. Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan
B, yang masing –masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB.
4. Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A dan /
atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat
resesif baik terhadap antigen IA maupun IB.
Berdasarkan keterangan diatas jika dibuat tabel hubungan antara fenotip golongan
darah, genotip dan kemungkinan sel gametnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sistem ABO
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4
golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa
golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan
dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal
dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki
antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen
A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak
ada reaksi yang disebut golongan O.
9
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari
Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah
AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah
sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.
Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan Sel Darah Merah Plasma
A Antigen A Antibodi A
B Antigen B Antibodi B
AB Antigen A & B Tidak ada antibodi
Antibodi Anti A &
O Tidak ada antigen
Anti B
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung
populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah
terhadap populasi yang berbeda-beda.
Prosedur Kerja
1) Bersihkan salah satu ujung jari tangan dengan kapas yang sudah diberi alkohol
70%.
2) Tusukkan lancet ke ujung jari yang sudah dibersihkan tadi.
3) Kemudian pijit jari yang ditusuk lancet tadi agar darahnya keluar, setelah itu
teteskan pada kartu golongan darah masing-masing pada kolom A, B, dan AB.
4) Jika semuanya sudah diteteskan, bersihkan ujung jari dengan alkohol 70% untuk
mencegah infeksi.
5) Lalu beri setetes Serum Anti-A pada kolom A, Serum Anti-B pada kolom B, dan
Serum Anti-AB pada kolom AB.
12
6) Terakhir aduk tetesan darah yang sudah diberi serum. Lihat hasilnya dan buat
dalam tabel!
7) Untuk menentukan golongan darah sebagai berikut :
a. Golongan darah A : jika pada kolom A dan AB darah menggumpal.
b. Golongan darah B : jika pada kolom B dan AB darah menggumpal.
c. Golongan darah AB : jika pada kolom A, B, dan AB darah menggumpal.
d. Golongan darah O : jika pada kolom A, B, dan AB darah tidak
menggumpal.
13
E. Manfaat Mengetahui Golongan Darah
1. Penting dalam Tranfusi darah
Transfusi darah adalah proses berpindahnya darah dari satu orang ke
orang lain. Biasanya transfusi darah ini digunakan untuk kebutuhan medis
seperti donor darah dan kehilangan darah dalam jumlah banyak karena
operasi, kecelakaan, syok, trauma dan organ pembentuk sel darah merah yang
tidak berfungsi. Biasanya untuk bisa melakukan transfusi adalah sesama
anggota keluarga dan yang bergolongan darah sama. Namun, tranfusi darah
tidak sembarang dilakukan karena harus melalui prosedur cek golongan darah
terlebih dahulu. Apakah darah yang akan ditransfusikan cocok dengan pasien
dan steril artinya tidak mengandung penyakit atau virus menular.
2. Penting dalam tes DNA
DNA digunakan untuk mengetahui silsilah keluarga atau mengetahui
status anak. Anak tersebut apakah karena hasil hubungan resmi atau tidak.
Melakukan tes DNA juga melalui beberapa tingkatan pengujian. Pertama
adalah meneliti kemiripan wajah orang tua dengan anak. Kedua melakukan
tes golongan darah. Ketiga yang lebih akurat dengan tes DNA.
Setiap golongan darah memiliki rumusan seperti ini:
A = Ia-Io
B = Ib-Io
B = Io-Io
AB = Ia-Ib
Kalau seseorang bergolongan darah A kawin dengan golongan darah O,
maka kemungkinan anaknya adalah: A atau O saja. Begitu juga kalau B
kawin sama O. Kalau A kawin sama B, maka kemungkinan anaknya akan
bergolongan darah A, B, AB, atau O.
Kalau A kawin dengan AB, kemungkinannya adalah A, B, atau AB.
Kalau B kawin dengan AB, kemungkinannya juga sama: A, B, atau AB.
Sedangkan kalau O dengan O, ya pasti O. Sedangkan kalau AB kawin sama
O, maka kemungkinan anaknya adalah A atau B. <sumber: wikimu.com
3. Untuk menghindari penyakit jika terjadi perkawinan
Golongan darah perlu diketahui sebelum menjalani pernikahan. Hal ini
untuk mengantisipasi adanya penularan penyakit melalui darah dan hubungan
14
intim. Biasanya untuk menghindari kelainan hemolisis dan kelainan genetik
yang mengintai ibu dan bayi. Kelainan ini terjadi terutama pada ibu berdarah
rhesus negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya
terjadi pada perkawinan antar bangsa.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan
tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia
dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasin :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Prinsip pemeriksaan Hb Sahli yaitu hemoglobin diubah mejadi asam hematin,
kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.
Cara Sahli banyak dipakai di Indonesia, walau cara ini tidak tepat 100%, mengalami
kurang darah atau darahnya masih normal, pada pemeriksaan ini factor kesalahan kira-
kira 10%, kelemahan cara ini berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu bukanlah
merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter itu sukar distandarkan, selain itu
tidak semua macam hemoglobin dapat diubah hematin misalnya ; karboxyhemoglobin,
methemoglobin, sulfahemoglobin.
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia dan
penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi,
penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
16
Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan Sel Darah Merah Plasma
A Antigen A Antibodi A
B Antigen B Antibodi B
AB Antigen A & B Tidak ada antibodi
Antibodi Anti A &
O Tidak ada antigen
Anti B
3.2 Saran
Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil tidak
boleh lupa untuk melukakan pemeriksaan Hb ataupun golongan darah. Meskipun tidak
memiliki alat yang otomatis dalam pemriksaan Hb dan golongan darah, bidan dapat
menggunkan cara yang sederhana yaitu pemeriksaan Hb menggunakan metode Hb Sahli
dan pemeriksaan golongan darah menggunakan Anti serum.
17
DAFTAR PUSTAKA
18