Anda di halaman 1dari 15

KOMPOSISI DALAM DARAH

Darah terdiri atas 2 bagian yaitu sel-sel darah dan cairan plasma. Sel-sel darah
merupakan bagian darah yang mempunyai bentuk sedangkan plasma darah merupakan bagian
cair dari darah. Ada 3 macam sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), keping darah (trombosit).
A. Plasma darah
Plasma darah terdiri atas :

air 91-92%

protein : albumin, globulin, dan fibrinogen

garam-garam anorganik antara lain : Cl-, CO3, HCO3, Na+, Ca2+, Mg2+ dan HPo4, NaCl
mempunyai konsentrasi paling tinggi karena itu darah rasanya agak asin. Jumlah
seluruh bahan anorganik pada manusia kira-kira 0,9%. Pada reptil dan amfibi kirakira 0,65%-0,7%. Didalam plasma juga terdapat O2 (0,25%) dan CO2 (3%).

substansi organik yang lain selain protein antara lain zat-zat nutrisi, hormon, sisa
metabolisme, antibodi.
Plasma darah

Plasma darah pada manusia kira-kira 55% dari volume darah seluruhnya. Mempunyai
kekentalan (viskositas) 1,7-2,2 kali air. Massa jenis antara 1.025-1.034. Mempunyai
komposisi yang kira-kira tetap yaitu 90% air, 7% protein, 0,9% macam-macam garam, 0,1 %
glukosa. Selain itu mengandung bahan-bahan organik dan anorganik lain dalam jumlah yang
sangat kecil.

a. Bahan organik dalam darah


Bahan organik yang paling banyak dalam plasma darah yaitu protein dan disebut
protein plasma. Protein plasma kira-kira 200-300 gram atau kira-kira 6-8 % dari berat
seluruh plasma darah. Protein terdapat dalam bentuk koloid dan mempengaruhi kekentalan
darah. Jenis protein terdapat dalam plasma darah meliputi albumin, globulin (alfa-1
globulin, alfa-2 globulin, beta globulin dan gama globulin) dan fibrinogen. Albumin alfa
globulin, beta globulin protrombin dan fibrinogen dibentuk didalam hati sedangkan gama
globulin diproduksi oleh sel plasma, jaringan limfoid dan nodus limfatikus.
Albumin disebut pula serum albumin merupakan protein plasma yang paling besar
jumlahnya dalam plasma yaitu kira-kira 4-5% dari berat plasma darah. Albumin dihasilkan
dihati oleh sel Kupffer. Albumin mempunyai berat molekul 68.000, merupakan partikel
dengan bentuk lonjong. Albumin menyebabkan plasma mempunyai potensial osmotik
kira-kira 30 mmHg.
Globulin atau disebut pula serum globulin bentuk partikelnya lebih lonjong dari
albumin. Globulin dalam darah kira-kira 2,5% dari berat plasma. Berat molekulnya antara
90.000-1.300.000. Perbandingan konsentrasi masing-masing jenis globulin adalah alfa
globulin 2,25%, beta globulin 0,80% dan gama globulin 0,66%.
Protein plasma yang lain adalah fibrinogen dan protrombin. Konsentrasi fibrinogen
dalam darah kira-kira 0,35% (0,35 gram per 100 ml plasma ). Protrombin juga dibentuk
dihati dan dalam proses pembentukannya diperlukan vitamin K.
Fungsi protein plasma:

Fibrinogen memegang peranan penting dalam proses pembekuan darah. Dengan


adanya pembekuan darah, pendarahan dapat dihindarkan

Albumin, globulin, dan fibrinogen adalah penting untuk mempertahankan tekanan


osmose darah. Besarnya tekanan osmose yang ditimbulkan oleh ketiga protein
tersebut berkisar antara 25-39 mmHg. Adanya tekanan osmose yang relatif tinggi ini
menyebabkan adanya perpindahan cairan dari cairan jaringan kedarah sehingga dapat
mencegah adanya penimbunan cairan dijaringan

Protein plasma menyebabkan darah menjadi agak kental sehingga dapat


mempertahankan tekanan darah yang penting untuk mengefisiensikan kerja jantung.

Protein plasma turut membantu keseimbangan asam basa atau PH darah

Globulin memegang peranan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh

Merupakan cadangan protein jika protein dalam makanan berkurang

B. Sel-sel darah

Ada tiga macam sel darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Masing -masing
mempunyai fungsi khusus, fungsi utama eritrosit ialah pengangkutan gas pernapasan,
leukosit untuk pertahanan tubuh sedangkan trombosit untuk pembekuan darah .
1. Eritrosit

Bentuk dan ukuran eritrosit tergantung pada jenis hewan. Pada mamalia sel darah
merahnya tidak mempunyai inti, bentuknya bulat (kecuali pada Camellidae bentuknya
lonjong) dan bikonkav. Eritrosit pada kebanyakan vertebrata yang lain mempunyai
bentuk lonjong, berinti dan bikonveks. Pada umumnya eritrosit yang tidak berinti
memiliki ukuran darah yang lebioh kecil dari pada yang berinti. Eritrosit yang
ukurannya paling besar terdapat pada bangsa amfibia.
Menurut strukturnya eritrosit terdiri atas membran sel dan substansi seperti spon
disebut stroma dan hemoglobin yang menempati ruang-ruang kosong dari stroma.
Membran sel eritrosit terdiri dari lipoprotein, golongan lipidanya adalah kolesterol,
sepalin dan lesitin sedangkan golongan proteinnya adalah stromatin. Eritrosit berisi
bermacam-macam substansi diantaranya adalah glukosa, enzim (katalase, karbonat,
anhidrase), garam-garam organik dan anorganik.
Jumlah eritrosit tiap mm kubik untuk tiap jenis hewan berbeda-beda. Perbedaan
ini dapat pula disebabkan karena faktor fisiologis. Faktor fisiologis yang mempengaruhi
jumlah eritrosit pada manusia adalah :
umur : eritrosit pada saat lahir jumlahnya paling tinggi yaitu sekitar 6,83 juta/mm
kubik. Kemudian menurun dan pada umur 4 tahun jumlahnya 4 juta/mm kubik
kemudian jumlahnya naik lagi dan pada umur 5 tahun keatas jumlahnya jumlahnya 5
juta/mm kubik
Jenis kelamin: pada wanita jumlahnya lebih sedikit (4,5 juta/mm kubik) dibandingkan
dengan pria (5 juta/mm kubik)

olahraga: olah raga yang dilakukan secara teratur akan menaikan jumlah eritrosit dan
kadar hemoglobin
ketinggian tempat : manusia atau hewan yang hidup didaerah dataran tinggi, jumlah
eritrosit dan hemoglobinnya lebih banyak
Zat warna (pigmen) darah
Tiap jenis pigmen darah mempunyai atau logam yang tertentu. Hemoglobin,
klorokruorin, dan hemeritrin logamnya ialah Fe sedangkan hemosianin mempunyai
logam Cu. Tiap atom logam, mengikat atom oksigen. Daya mengikat logam terhadap
atom oksigen adalah hemoglobin 1:1, klorokruorin 1:1, hemosianin 2:1 dan hemiritrin
3:1. Pigmen respirasi yang lain adalah eritrokruorin yang mengandung logam Fe
terdapat pada hewan invertebrata antara lain larva insekta. Pigmen hemokuprein
mengandung logam Cu, terdapat pada eritrosit beberapa jenis hewan seperti biri-biri,
kuda dan sapi.
Hemoglobin

Hemoglobin selain terdapat dalam darah, juga terdapat pada otot rangka dan otot
jantung yang disebut mioglobin. Mioglobin yang terdapat pada otot manusia dapat
mengikat oksigen sebanyak 14% dari seluruh oksigen pada darah. Oksigen tersebut
diambil dari darah selama darah mengalir melalui otot. Ada beberapa variasi dari
molekul hemoglobin (derivat hemoglobin) diantaranya :
Okshihemoglobin, merupakan hasil penggabungan antara hemoglobin dengan
oksigen. Pada umumnya ditulis dengan rumus HBO2 atau (globin)(por:Fe++)O2.
Hemoglobin tereduksi, disebut juga ferohemoglobin merupakan molekul yang telah
melepaskan O2. Ditulis dengan simbol Hb atau (globin)(por: Fe++).

Methemoglobin disebut juga ferihemoglobin, senyawa ini didapat dari oksidasi


oksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi dengan menggunakan Fe(CN) 3. Ditulis
dengan simbol Met. Hb atau (globin)(Por : Fe++). Methemoglobin umumnya
kehilangan kemampuan mengikat oksigen. Darah yang normal mengandung lebih
kurang 0,1% methemoglobin yang dihasilkan karena adanya proses oksidasi oleh
oksidator yang terdapat dalam darah. Keracunan yang disebabkan oleh obat seperti
nitrit, klorat, sulfanilamid dapat meningkatkan persentase methemoglobin dalam
darah.
Karbomonoksihemoglobin, terbentuk bila darah bercampur dengan CO sehingga
mengakibatkan Hb akan berkombinasi dengan CO membentuk HbCO. Jika orang
menderita keracunan CO, orang tersebut disuruh menghirup oksigen murni .
Sianmethemoglobin, dapat terbentuk bila CN tercampur dengan methemoglobin. CN
ini umumnya tidak dapat berkombinasi dengan oksihemoglobin atau hemoglobin
atau hemoglobin tereduksi. Sianmethemoglobin dapat ditulis dengan simbol
Met.Hb.CN atau (globin)(Por:Fe +++)CN.
Sulfhemoglobin, terbentuk bila ferromoglobin dicampur dengan H 2S. Senyawa ini
berwarna hijau dan terbentuk bila hemoglobin mengalami putrefaksi. Didalam usus
terjadi putrefaksi yang dalam keadaaan normal menghasilkan sedikit senyawa H 2S,
kemudian H2S dapat diserap melalui usus. Ada beberapa obat yaitu asetanilide dan
fenasetin yang dapat menyebabkan Hb lebih mudah berkombinasi dengan H2S,
walaupun H2S yang diserap usus sedikit, tapi dengan adanya obat-obat tersebut
menyebabkan kadar sufhemoglobin tinggi dalam darah dan cairan jaringan yang
mengakibatkan kulit berwarna kebiru-biruan. Jika terjadi suatu keadaan dimana
sulfhemoglobin sampai kadar 3 gram- 5 gram dalam darah, maka disebut dengan
istilah sianosis enterogen.
Kathemoglobin, merupakan kombinasi antara senyawa heme yang mengandung Fe ++
dengan globin yang mengalami denaturasi.
Derivat hemoglobin mempunyai spektrum absorpsi yang spesifik sehingga senyawa
tersebut

dapat

spektrofotometer.

2. Leukosit

dengan

mudah

dikenal

dan

dibedakan

dengan

metode

Leukosit terdapat dalam darah, cairan limfa, dan cairan jaringan. Leukosit yang
tergolong granulosit dibentuk didalam sumsum tulang sedangkan limfosit dan monosit
dibuat dinodus limfatikus. Pada keadaan normal, jumlah leukosit pada manusia berkisar
antara 4,5 - 10 juta butir per mm kubik. Untuk setiap orang jumlah leukosit bervariasi
menurut keadaan fisiologisnya, seperti umur, aktivitas dan keadaa patologis misalnya
infeksi dan trauma. Jumlah leukosit yang meningkat diatas maksimal disebut
Leukositosis sedangkan menurunya jumlah leukosit dibawah nilai normal dikenal
sebagai leukopenia.
Ciri-ciri leukosit ialah, mempunyai nukleus, tidak mempunyai hemoglobin,
mempunyai ukuran relatif lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan
eritrosit. Disamping ciri-ciri tersebut, leukosit mempunyai sifat antara lain sebagai
berikut.
Pergerakan seperti amoeba. Leukosit dapat bergerak dari satu tempat ketempat lain
dengan cara menjulurkan sitoplasmanya kearah yang dikehendaki.
Khemotaksis, kemampuan untuk bergerak menuju tempat yang luka atau inflamasi
(peradangan)
Fagositosis, kemampuan untuk memakan sel-sel mati atau benda-benda asing .
Kemampuan ini terutama berkembang pada neutrofil, limfosit dan monosit
Diapedisis, kemampuan untuk menembus kapiler menuju jaringan.
Leukosit mempunyai fungsi sebagai alat pertahanan tubuh dengan 3 cara yaitu :
1. Fagositosis
2. Menghasilkan antibodi
3. Menghancurkan atau menetralkan toksin
Leukosit digolongkan berdasarkan ada tidaknya butir (granul) dalam sitoplasmanya
yang dilihat dengan pewarnaan tertentu. Penggolongan tersebut ialah :

Leukosit granulosit : Neutrofil, Eusinofil, Basofil


Leukosit agranulosit : Limfosit dan Monosit
Neutrofil

Pada manusia jumlah terbesar yaitu 60-70% dari seluruh leukosit. Butir-butir pada
sitoplasmanya menyerap zat warna netral. Intinya mempunyai beberapa lobus.
Mempunyai gerakan seperti amoeba dan mempunyai sifat fagositosis.
Eosinofil

Jumlahnya diperkirakan sekitar 1-4%. Menyerap zat warna asam. Intinya mempunyai
dua lobus. Fungsinya menghancurkan dan detoksifikasi toksin

Basofil

Jumlahnya antara 0-1% dari seluruh leukosit. Intinya umumnya berbentuk huruf S.
Butir-butir dalam sitoplasmanya menyerap zat warna yang bersifat basa. Diperkirakan
basofil menghasilkan antikoagulan (heparin).
Monosit

Jumlahnya kira-kira 4-8% dari seluruh leukosit. Intinya berbentuk tapal kuda atau
berbentuk ginjal dan sitoplasmanya lebih besar dari inti. Monosi mempunyai sifat
fagositosis yang kuat.
Limfosit

Jumlahnya sekitar 20-30% dari seluruh leukosit. Intinya besar, bulat atau seperti ginjal.
Sitoplasmanya lebih kecil dari intinya. fungsinya menghasilkan antibodi (limfosit B)
dan mengfagosit benda asing (limfosit T).
3. Trombosit

Trombosit tidak mempunyai inti dengan garis tengah 2-5 mikron, bentuknya
seperti cakram, dibuat di sumsum tulang merah. Pada manusia jumlahnya berkisar
antara 200.000-400.000/mm kubik. Dapat hisdup 2-3 hari . Fungsinya sangat penting
yaitu dalam proses pembekuan darah.

KOMPONEN DALAM AIR SENI

Urine adalah cairan ekskresi yang berasal dari ginjal dengan mengalami proses yang
disebut urinasi (atau mikturisi) dan dieksresi melalui uretra. Urin merupakan salah satu hasil
dari sistem ekskresi pada manusia. Proses pembentukan urin terdiri dari beberapa tahapan
yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Pada tahap filtrasi dihasilkan urine primer. Pada
tahap reabsorpsi dihasilkan urine sekunder. Pada tahap augmentasi dihasilkan urine
sesungguhnya. Berikut adalah kandungan atau komposisi urine primer, sekunder, dan
sesungguhnya dalam keadaan normal.

1. Kandungan/Komposisi Urine Primer


Urine primer atau filtrat glomerulus adalah hasil dari proses filtrasi darah yang terjadi di
glomerulus. Urine primer mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang
menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Kandungan elektrolit dan kristaloid dalam
urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan. Berikut adalah komposisi atau
kandungan urine primer dalam keadaan normal:
a.

Air (900 gram)

b.

Bikarbonat

c.

Natrium

d.

Klorida

e.

Protein (kurang dari 0,03%)

f.

Kalium

g.

Glukosa

h.

Garam

i.

Asam amino (0,5 gram)

j.

Ion Cl-

k.

Urea (0,3 gram)

l.

Ion anorganik (7,2 gram)

m.

Ion HCO3-

Glukosa, garam, dan asam amino masih bermanfaat bagi tubuh sehingga akan diserap
kembali pada tahap selanjutnya.

2. Kandungan/Komposisi Urine Sekunder

Urine sekunder adalah hasil dari proses reabsorpsi (penyerapan kembali) yang terjadi di
tubulus kontortus proksimal dengan cara difusi. 60% urine primer mengalami augmentasi.
Zat yang diserap kembali adalah zat yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa, asam
amino, dan berbagai ion. Sebagian air akan diserap kembali dengan cara osmosis. Berikut
adalah komposisi atau kandungan urine sekunder dalam keadaan normal:
a.

Air

b.

Penisilin (jika sehabis minum obat penisilin)

c.

Garam

d.

Urea

e.

Empedu (memberi warna pada urine)

3. Kandungan/Komposisi Urine Sesungguhnya


Urine sebenarnya, urine sesungguhnya, atau urine tersier adalah hasil dari proses
augmentasi (penambahan zat) yang terjadi di tubulus kontortus distal. Tujuannya adalah
untuk menjaga pH darah dan menjaga konsentrasi cairan dan elektrolit di dalam tubuh.
Urine inilah yang akan keluar dari tubuh. Volume urine sesungguhnya hanya 1% dari urine
primer. Berikut adalah komposisi atau kandungan urine sesungguhnya dalam keadaan
normal:
a.

Air (95%-96%)

b.

SO24- (0,18%)

c.

Na+

d.

NH4+

e.

Urea

f.

NH3

g.

H+

h.

Urea (2%-2,5%)

i.

Kalsium (0,015%)

j.

Cl- (0,6%)

k.

Potasium (0,6%)

l.

Kreatin (0,1%)

m.

Vitamin

n.

Asam urat (0,03%)

o.

Fospat (0,12%)

p.

Magnesium (0,01%)

q.

Amonia (memberi aroma khas urine, 0,05%)

r.

Obat-obatan

s.

K+

t.

Empedu

u.

Hormon

v.

PO24KOMPONEN PENYUSUN DAUN


Seluruh bagian sel tersusun atas beberapa komponen senyawa kimia. Kegiatan dan

kehidupan sel juga merupakan akibat dari reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel.
Komponen kimiawi sel yang meliputi seluruh aktivitas sel tersebut dikenal dengan nama
protoplasma. Protoplasma merupakan substansi kompleks yang tersusun atas unsur-unsur
kimia.
1. Komponen Kimiawi Sel
Adapun, meski sebagian besar protoplasma terdiri atas air, namun bahan yang memberi
ciri pada strukturnya justru adalah protein dan beberapa senyawa kimia lain. Bentuk
senyawa dari komponen kimiawi penyusun sel (protoplasma) tersebut dapat berupa
senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik dalam komponen sel bisa
berupa karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Sedangkan komponen senyawa
anorganiknya bisa berupa air, vitamin, ataupun mineral. Berikut ini kita akan bahas
mengenai komponen kimiawi penyusun sel tersebut secara mendalam.

a. Karbohidrat
Komponen kimiawi sel yang pertama adalah karbohidrat. Karbohidrat sangat vital
untuk proses-proses fisiologi dalam sel makhluk hidup. Dengan rumus molekul
Cn(H2O)n, karbohidrat terdiri atas unsur karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H).

Pada tumbuhan, karbohidrat dibentuk oleh sel-sel yang memiliki hijau daun (kloroplas
mengandung klorofil) melalui proses fotosintesis.
Berdasarkan fungsinya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat
sederhana (sebagai sumber energi di dalam sel), karbohidrat rantai pendek (sebagai
cadangan energi), serta karbohidrat rantai panjang (sebagai komponen struktural
organel dan bagian sel lainnya). Sedangkan berdasarkan struktur ikatan molekulnya,
karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
1) Glukosa
Disebut juga gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, Buahbuahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa
didapat dari hasil akhir pencernaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa. Dalam
aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan berfungsi sebagai penyedia energi bagi
seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. N 80-120 mg %. Melebihi normal disebut
hiperglikemia, pada penderita Diabetes Mellitus.
2) Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan disakarida
terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
3) Polisakarida
Merupakan molekul karbohidrat polimerik yang tersusun atas rantai monosakarida
yang panjang dan terikat oleh ikatan glikosidik. Polisakarida merupakan suatu
makromolekul (molekul besar). Jika polisakarida mengalami hidrolisis, maka akan
menghasilkan monosakarida dan disakarida.
b. Lemak
Komponen kimiawi sel selanjutnya ialah lemak yang merupakan senyawa yang
tersusun atas unsur C (karbon), H (hidrogen) dan O (oksigen). Lemak dibangun oleh
gliserol dan asam lemak. Lemak mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi dapat
larut dalam pelarut organik, seperti kloroform, eter, dan alkohol. Dalam sel hidup,
lemak berfungsi sebagai komponen utama membran plasma, pembentukan hormon, dan
pembentukan vitamin. Lemak dalam sel mahluk hidup umumnya terdapat dalam bentuk
lemak sederhana, lemak gabungan, atau turunan lemak.
1) Lemak sederhana dibangun oleh satu gliserol dan tiga asam lemak (trigliserida). Asam
lemak penyusun lemak dapat berupa asam lemak jenuh atau asam lemak tak jenuh.

2) Lemak gabungan merupakan ester asam lemak yang jika dihidrolisis menghasilkan
asam lemak, alkohol, dan zat-zat lain. Lemak gabungan merupakan komponen
struktural yang terpenting pada membran sel.
3) Turunan lemak (Steroid) merupakan senyawa turunan lemak dengan rantai
hidrokarbon ber bentuk cincin (siklik). Steroid terdapat pada protoplasma sel hewan,
yaitu hormon kelamin (progesteron, testosteron), vitamin D, kolesterol, dan
estradiol.
c. Protein
Protein merupakan komponen kimiawi sel yang memiliki susunan sangat kompleks.
Protein tersusun atas unsur : C (karbon), H (hidrogen) dan O (oksigen) dan N(nitrogen).
Protein merupakan polipeptida atau biopolimer yang tersusun atas asam amino. Pada
sel hidup protein memiliki dua peran penting, yaitu peran katalitik dan peran mekanik.
Peran katalitik ditunjukkan oleh enzim, sedangkan peran mekanik ditunjukkan oleh
protein otot.
Protein merupakan polimer dari asam amino. Berdasarkan komposisi kimianya, protein
digolongkan menjadi dua, yaitu protein sederhana dan protein gabungan. Protein
sederhana adalah protein yang jika dihidrolisis hanya akan menghasilkan asam amino,
contohnya adalah protein albumin dan globulin. Sedangkan protein gabungan adalah
protein yang jika dihidrolisis akan menghasilkan asam amino dan senyawa lain.
d. Asam Nukleat
Dalam komponen kimiawi sel, asam nukleat merupakan materi inti. Ada dua macam
asam nukleat, yaitu asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA).
Fungsi asam nukleat adalah untuk mengontrol aktivitas sel dan membawa informasi
genetik. Asam nukleat merupakan polimer nukleotida. Hidrolisis nukleotida akan
menghasilkan fosfat, gula pentosa (yaitu ribosa atau deoksiribosa), serta basa nitrogen
(basa organik).
e. Air
Air adalah senyawa utama komponen kimiawi sel yang jumlahnya terbesar dalam
menyusun sel (50 65% berat sel). Air adalah komponen esensial cairan tubuh yang
terdiri dari plasma darah, cairan intrasel (sitoplasma), dan cairan ekstrasel. Air dalam
sel berfungsi sebagai pelarut dan katalisator beberapa reaksi biologis.
f. Vitamin

Komponen kimiawi selanjutnya adalah vitamin. Vitamin memang dibutuhkan dalam


jumlah kecil, akan tetapi ia harus ada untuk menunjang berbagai fungsi sel dalam
proses metabolismenya. Peran vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme,
pertumbuhan, dan sebagai penghancur radikal bebas . Beberapa contoh vitamin yang
saat ini telah ditemukan antara lain A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H.
g. Mineral
Mineral adalah komponen struktural sel yang berfungsi dalam pemeliharaan fungsi dan
kerja metabolisme, pengaturan enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa yang
merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan oksigen . Di dalam sel,
mineral ada yang terkandung dalam jumlah yang besar (makroelemen) seperti : kalsium
(Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), natrium (Na), klor (Cl) dan belerang (S). Mineral
lain terdapat dalam jumlah sedikit (mikroelemen) seperti: zat besi (Fe), yodium (I),
Seng (Zn) kobalt (Co) fluorin (F). dengan jumlah yang besar (makroelemen) dan dalam
jumlah sedikit (mikroelemen. Beberapa contoh mineral makroelemen misalnya
kalsium, magnesium, fosfor, klor,natrium, dan belerang. Sedangkan contoh mineral
mikroelemen antara lain zat besi, yodium, seng, kobalt, fluorin.

Anda mungkin juga menyukai