Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Sebanyak 30 Sampel penelitian diperoleh dari pendonor sukarela dengan rata

rata umur 22-38 tahun di PMI Kab. Blitar, diperiksa kadar Hba dengan menggunakan

metode CuSo4 dan metode Hemocue. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.1.1. Kadar Hb Pendonor menggunakan Metode CuSo4 dan metode

Hemocue.

No Jenis kelamin Umur Hb cupri Kadar hb


Sampel Hemocue (gr/dl)
A1 LAK-LAKI 33 12,5 14,7
A2 LAKI-LAKI 29 12,5 15,8
A3 PEREMPUAN 25 12,5 12,9
A4 LAKI-LAKI 37 12,5 13,1
A5 LAKI-LAKI 27 12,5 14,5
A6 LAKI-LAKI 28 12,5 16,3
A7 LAKI-LAKI 31 12,4 11,9
A8 PEREMPUAN 22 12,5 12,7
A9 LAKI-LAKI 38 12,4 12,1
A10 PEREMPUAN 24 12,4 11,5
A11 LAKI-LAKI 28 12,5 14,6
A12 LAKI-LAKI 30 12,5 13,5
A13 LAKI-LAKI 33 12,5 15,1
A14 LAKI-LAKI 37 12,5 14,2
A15 LAKI-LAKI 35 12,5 13,9
A16 LAKI-LAKI 32 12,4 12,2
A17 LAKI-LAKI 26 12,5 14,7
A18 PEREMPUAN 28 12,5 13,7
A19 LAKI-LAKI 34 12,5 14,5
A20 LAKI-LAKI 35 12,5 16,1
A21 LAKI-LAKI 36 12,4 11,8
A22 LAKI-LAKI 33 12,5 15,3
A23 LAKI-LAKI 30 12,5 15,6
A24 LAKI-LAKI 32 12,5 13,7
A25 LAKI-LAKI 36 12,5 15,2
A26 LAKI-LAKI 33 12,5 16,0
A27 LAKI-LAKI 35 12,5 14,3
A28 LAKI-LAKI 30 12,5 15,6
A29 PEREMPUAN 32 12,4 12,2
A30 PEREMPUAN 34 12,5 14,9
Data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.1.1 didapatkan distribusi frekuensi pendonor dengan

jenis kelamin Laki laki lebih besar yaitu 24 (80%), dibanding perempuan hanya 6

(20%).Sedangkan distribusi frekuensi pendonor berdasarkan kadar Hb metode CuSo 4

memiliki rerata yang kadar Hb kurang dari 12,4 sebanyak 6 pendonor (20%), dan

kadar Hb diatas 12,5 lebih banyak sejumlah 24 pendonor (80%). Adapun distribusi

frekuensi pendonor berdasarkan kadar Hb metode Hemocue memiliki rerata yang

kadar Hb kurang dari 13,0 sebanyak 8 pendonor (26,7%), sedangkan kadar Hb diatas

13,1 lebih banyak sejumlah 22 pendonor (73,3%).


Tabel 1. Distribusi Pendonor Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frequency Percent


Laki-laki 24 80.0
Perempuan 6 20.0
Total 30 100.0
Sumber data primer 2020

Tabel 1 menunjukan bahwa distribusi frekuensi pendonor dengan jenis

kelamin Laki laki lebih besar yaitu 24 (80%), dibanding perempuan hanya 6 (20%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendonor Berdasarkan Umur

Umur (tahun) Frequency Percent


22 1 3.3
24 1 3.3
25 1 3.3
26 1 3.3
27 1 3.3
28 3 10.0
29 1 3.3
30 3 10.0
31 1 3.3
32 3 10.0
33 4 13.3
34 2 6.7
35 3 10.0
36 2 6.7
37 2 6.7
38 1 3.3
Total 30 100.0
Sumber data primer 2020

Tabel 2. Menunjukan distribusi frekuensi pendonor berdasarkan umur yang

terbanyak adalah umur 33 tahun dengan jumlah 4 orang (13.3%), dan terendah ada

yang berumur 22, 24, 25, 26,27,29,38 tahun dengan jumlah 1 orang (3,3%)

Tabel 3. Kadar Hb metode CuSo4

Kadar Hb(CuSo4) Frequency Percent


Kurang 12.4 6 20.0
Lebih 12.5 24 80.0
Total 30 100.0
Sumber data primer 2020

Tabel 3. Menunjukan distribusi frekuensi pendonor berdasarkan kadar Hb

metode CuSo4 memiliki rerata yang kadar Hb kurang dari 12,4 sebanyak 6 pendonor

(20%), sedangkan kadar Hb diatas 12,5 lebih banyak sejumlah 24 pendonor (80%).

Tabel 4. Kadar Hb Metode Hemocue

Kadar Hb(Hemocue) Frequency Percent


Kurang 13,0 8 26.7
Lebih 13,1 22 73.3
Total 30 100.0
Sumber data primer 2020
Tabel 4. Menunjukan distribusi frekuensi pendonor berdasarkan kadar Hb

metode Hemocue memiliki rerata yang kadar Hb kurang dari 13,0 sebanyak 8

pendonor (26,7%), sedangkan kadar Hb diatas 13,1 lebih banyak sejumlah 22

pendonor (73,3%).

Tabel 5. Hasil uji Independent t test kadar Hb Metode CuSo4 dan Metode Hemocue

Metode N Rata-rata SD (standar deviasi) Nilai P


CuSo4 30 12,4 0.04
0,000
Hemocue 30 14,1 1.42
Sumber data primer 2020

Berdasarkan Tabel 5. terlihat bahwa rata-rata kadar Hb metode Hemocue

lebih tinggi dibandingkan metode CuSo4 yaitu 12,4 gr/dl dan 14,1 gr/dl. Hasil uji t

terhadap kadar Hb dengan menggunakan kedua metode diperoleh nilai p yaitu 0,000

< dari nilai alpha 0,05 sehingga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

antara metode Hemocue dan CuSo4.

4.2. Pembahasan

Penelitian dilakukan terhadap sampel darah pendonor di PMI Kabupaten

Blitar berjumlah 30 pendonor yang diperiksa kadar Hb dengan metode CuSo 4 dan

Metode Hemocue. Dari hasil data diatas distribusi pendonor berdasarkan Jenis

kelamin didapatkan pendonor dengan jenis kelamin Laki laki lebih besar yaitu 24

pendonor (80%), dibanding perempuan hanya 6 pendonor (20%). Sedangkan

berdasarkan umur yang terbanyak adalah umur 33 tahun dengan jumlah 4 orang
(13.3%), dan terendah ada yang berumur 22, 24, 25, 26,27,29,38 tahun dengan

jumlah 1 orang (3,3%).

Distribusi frekuensi pendonor berdasarkan kadar Hb metode CuSo 4 memiliki

rerata yang kadar Hb kurang dari 12,4 sebanyak 6 pendonor (20%), sedangkan kadar

Hb diatas 12,5 lebih banyak sejumlah 24 pendonor (80%). Distribusi frekuensi

pendonor berdasarkan kadar Hb metode Hemocue memiliki rerata yang kadar Hb

kurang dari 13,0 sebanyak 8 pendonor (26,7%), sedangkan kadar Hb diatas 13,1 lebih

banyak sejumlah 22 pendonor (73,3%).

Rata-rata kadar Hb metode Hemocue lebih tinggi dibandingkan metode

CuSO4 yaitu 12,4 gr/dl dan 14,1 gr/dl. Hasil uji t terhadap kadar Hb dengan

menggunakan kedua metode diperoleh nilai p yaitu 0,000 < dari nilai alpha 0,05

sehingga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara metode Hemocue

dan CuSO4.

Dari data diatas peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna dari

pemeriksaan metode CuSo4 dan metode Hemocue, dimana kita ketahui bahwa Cara

Cuprisulfat, cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor

yang diperlukan untuk kebutuhan tranfusi darah sebagai tes screening. Dimana

metode pemeriksaan hemoglobin dengan Cuprisulfat berdasarkan grafitasi spesifik

dari darah. Dasar dari pemeriksaan ini adalah tetesan darah diteteskan kedalam

larutan cupri sulfat dengan ekuavalensi grafitasi spesifik, Hasil metode ini adalah

persen hemoglobin. Kadar hemoglobin dari seorang donor cukup kira-kira 80 %

hemoglobin. Kadar minimum ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam
dalam larutan cupri sulfat dengan berat jenis 1,053 (Gandasoebrata, 2013). Adapun

metode Hemocue untuk pemeriksaan kadar Hb menggunakan prinsip

pengukuran dengan metode POCT (Point of Care Testing) yang dirancang untuk

pemeriksaan kadar hemoglobin dengan sampel whole blood bukan untuk sampel

serum atau plasma (Aziz, 2013). Alat pengukuran metode POCT menggunakan

reflectance (pemantulan) dengan membaca warna yang terbentuk dari sebuah reaksi

antara sampel darah dengan reagen yang ada pada tes strip. Reagen yang ada pada tes

strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang berbanding lurus

dengan kadar Hemoglobin yang ada di dalam sampel. Selanjutnya warna yang

terbentuk dibaca oleh.alat. (Manohar et al, 2010).

Menurut asumsi peneliti bahwa tes kadar Hb metode Hemocue memang

masih lebih akurat dibanding dengan metode Cuprisulfat, dimana metode Hemocue

penentuan nilai atau kadar Hb masih lebih baik dibanding dengan menggunakan

metode Cuprisulfat, tetapi menurut peneliti juga penetuan kadar Hb dengan metode

Cuprisulfat untuk pendonor masih layak untuk bisa dilaksanakan karena berdasarkan

distribusi data hasil pemeriksaan kadar Hb pada penelitian ini menunjukan datanya

masih sama dengan hasil yang diperiksa dengan metode Hemocue, walaupun ada

perbedaan yang bermakna dalam penentuan kadar Hb metode Hemocue, tetapi tren

masih tetap sama yaitu bila kadar Hb metode Cuprisulfat normal maka hasil kadar Hb

metode Hemocue juga normal, meskipun nilainya berbeda.

Anda mungkin juga menyukai