Anda di halaman 1dari 26

Struktur dan Sintesis

Hemoglobin
Tantri Analisawati Sudarsono, S.Si., M.Sc
Definisi
Hemoglobin (Hb) adalah suatu protein yang kaya akan zat besi (Fe) dan
dapat membentuk oksihemoglobin (HbO2), karena terdapat afinitas
terhadap O2 itu sendiri  O2 ditranspor dari paru-paru ke jaringan.

Suatu zat warna atau pigmen dari butir-butir darah


merah.
Warna merah pada Hb disebabkan oleh adanya heme yaitu
gugusan metal dengan Fe sebagai inti atom pada pusat
molekul porphyrin.

Porphyrin yang terikat pada protein globin, yang mampu


berikatan secara reversible dengan O2 dan dapat bertindak
sebagai transpor O2 dalam darah.
Struktur

Struktur Kimia Hb Gambar Hb


 Struktur Hb terdiri atas 4 grup heme dan 4 rantai
polipeptida dengan asam amino 574 buah.
 Rantai polipeptidanya terdiri atas 2 rantai ⍺ dan 2
rantai β dengan masing-masing rantai berikatan
dengan satu grup heme.
 Setiap rantai ⍺ terdapat 141 asam amino.
 Setiap rantai β terdapat 146 asam amino.
 Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang
dikenal dengan nama porfirin.
 Porfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang
dihubungkan oleh suatu jembatan untuk membentuk
cincin tetrapirol.
 Pada cincin ini terdapat empat gugus mitral dan gugus
vinil serta dua sisi rantai propionol.
 Porfirin yang menahan satu atom Fe disebut dengan nama
heme.
 Pada molekul heme inilah Fe dapat melekat dan
menghantarkan O2 serta CO2 melalui darah.
Biosintesis
 Biosintesis Hb diawali dengan pembentukan molekul
heme yang secara umum berlangsung pada sel-sel
prekusor eritroid di dalam sumsum tulang.

 Kurang lebih sekitar 85% dari total keseluruhan,


sedangkan mayoritas sisanya berlangsung di dalam sel-
sel hepatosit yang terdapat pada hepar.
Biosintesis heme dapat dibagi ke dalam 5 tahapan fungsional,
yaitu:
1. Pembentukan unit pirol monomer.
2. Kondensasi empat unit pirol untuk membuat polimer siklik.
3. Modifikasi rantai samping.
4. Oksidasi cincin untuk membentuk sistem ikatan rangkap
terkonjungasi.
5. Pemasukan zat besi.

Heme yang sudah terbentuk lalu akan saling berikatan dengan rantai
globin untuk membentuk Hemoglobin (Hb).
Jenis Hemoglobin
Hemoglobin Embrio (HbE)
 Hemobglobin (Hb) primitif, dibentuk oleh eritrosit
imature di dalam yolk sac.
 Ditemukan di dalam embrio sampai umur gestasi 12
minggu.
 Beberapa rantai ζ yang merupakan analog dari rantai ⍺
dan rantai ε, yang merupakan analog dari rantai γ, β
serta δ.
Hemoglobin Fetal (HbF)
 Hb utama pada fetus dan newborn.
 Rantai ⍺ dan γ.
 Mulai disintesis di hepar  sejak gestasi 5 minggu –
beberapa bulan setelah kelahiran.
 Lahir 60 – 80 % HbF  dewasa HbA.
Penelitian menunjukan bahwa ditemukan sejumlah kecil HbF
pada manusia dewasa yang menderita kelianan di dalam darah,
seperti :

 myeloid leukemia
 hereditary persistence of fetal hemoglobin
 sickle cell anemia
Hemoglobin Adult (HbA)
 Hb utama
 Rantai: 2 rantai ⍺ dan 2 rantai β
 HbA (utama)  95 - 97%, namun masih terdapat sebagian kecil Hb
jenis lain :
• HbA2 (2 - 3%)
Tersusun atas dua rantai ⍺ serta dua rantai δ
Mulai muncul pada akhir masa fetus sampai memasuki masa anak-
anak.
• HbA1
Hb yang terbentuk selama pematangan eritrosit.
biasa disebut dengan nama glycosylated hemoglobin dan memiliki
tiga subfraksi yaitu A1a, A1b dan A1c.
Bentuk Ikatan
Karboksihemoglobin
Hb memiliki kemampuan untuk mengikat CO (HbCO), sama
halnya dengan O2, namun dengan afinitas yang berbeda.

Ikatan Hb dan CO diketahui 210 kali lebih kuat dibandingkan


dengan ikatan yang terdapat pada HbO2, sehingga
peningkatannya yang drastis dapat menimbulkan keadaan
hipoksia yang membahayakan.
Sekalipun berbahaya, namun bukan berarti tubuh kita tidak memiliki
HbCO sama sekali.

Sebanyak 1-3% HbCO beredar di tubuh manusia dan dapat meningkat


sampai dengan 5% pada seseorang yang merokok.

Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan


terhambatnya kerja eritrosit dalam fungsinya membawa
oksigen ke seluruh tubuh.

Kondisi seperti ini dapat berakibat serius, bahkan fatal, karena


dapat menyebabkan keracunan serta gangguan metabolisme
otot dan fungsi enzim intra seluler.
Sulfhemoglobin

Hemoglobin jenis ini merupakan hasil reaksi antara hemoglobin


dan hidrogen sulfida.

Sulfhemoglobin tidak dapat berikatan dengan O2, namun dapat


berikatan dengan CO2 dan membentuk
karboksisulfhemoglobin.

Kadar normal <1% dan apabila terjadi peningkatan dapat


menimbulkan asidosis yang asimptomatik.
Methemoglobin

Methemoglobin adalah jenis hemoglobin yang tidak mengandung unsur


ferro (Fe2+), melainkan unsur ferri (Fe3+). Hal ini yang mengakibatkan
ketidakmampuan Hb berikatan dengan O2.

Methemoglobin muncul akibat defek metabolik ataupun kelainan


genetik. Normalnya terdapat sekitar 2% methemoglobin dalam tubuh,
pada kadar seperti ini tubuh masih dapat menolerir sehingga tidak
muncul keadaan patologis.

Saat kadarnya meningkat sampai 10% maka akan muncul sianosis dan
apabila mencapai 60% maka dapat terjadi kadaan hipoksia.
Nilai Normal

Kadar Hb adalah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-


butiran darah merah.

Jumlah Hb dalam darah normal kira-kira 15 gram setiap 100


ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen”.
Berdasarkan skala AV Hoffbrand,
Nilai normal Hb untuk pria dewasa adalah 13,5-17,5 g/dL
Nilai normal Hb untuk wanita dewasa adalah 11,5-15,5 g/dL

Berbeda dengan skala AV Hoffbrand, WHO mengeluarkan


klasifikasi kadr Hb namun dengan disertai penentuan derajat
keparahan anemia.
Klasifikasi kadar Hb menurut WHO
Peran Hemoglobin
Hb berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel
darah merah dan memberi warna merah pada darah.

Struktur hemoglobin yang abnormal bisa menggangu bentuk


sel darah merah sehingga dapat menghambat fungsi dan
aliran darah melewati pembuluh darah.
Beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah sel darah
merah dan Hb yaitu :

 Jumlah sel darah merah normal tapi Hb kurang karena


ukuran sel darah merah lebih kecil dari pada normal yang
disebut anemia mikrositik.

 Jumlah sel darah merah normal tapi Hb kurang karena


kadar Hb memang kurang dari keaadan nomal yang
disebut anemia hipokromik.
Fungsi Hemoglobin
• Mengatur pertukaran CO2 dan O2 didalam jaringan tubuh.

• Mengambil O2 dari paru – paru kemudian dibawa


keseluruh tubuh untuk bahan bakar.

• Membawa CO2 dari jaringan tubuh sebagai sisa


metabolisme ke paru – paru untuk dibuang.
Faktor yang Mempengaruhi Hemoglobin

• Umur
• Nutrisi
• Kondisi fisik
• Jenis kelamin
• Lingkungan / tempat tinggal
• Penyakit kronis atau penyakit kritikal yang berhubungan
dengan proses inflamasi meningkatkan risiko anemia
• Kekurangan Fe
Peningkatan kadar Hb
 Terdapat pada penderita : dehidrasi, kanker, pemberian cairan
intravena berlebih dan Hodgkin.
 Obat – obatan : antibiotik, aspirin obat kanker, indometasin,
sulfanomida, primaquin, rifampisin.

Penurunan kadar Hb
 Pada pasien : anemia, polisitemia, gagal jantung, luka bakar hebat.
 Obat – obatan : Metidopa dan Gentamicin.
Thank you...

Anda mungkin juga menyukai