Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Derajat keasaman 8
Massa jenis
Massa Piknometer kosong 15,756 gram
m
gm
2. Tes kandungan musin dan senyawa anorganik pada empedu
No. Aktivitas Hasil
1. 10 mL empedu + 15 mL Larutan berwarna hijau dan
aquades encer
larutan ditambahkan 1 mL
CH3COOH 10% Terdapat endapan hijau
Disaring
Pengujian Endapan hijau
a. Uji klorida
2 mL filtrat + 15 tetes AgNO3 Larutan hijau
b. Uji sulfat
2 mL filtrat + 15 tetes BaCl2 Larutan hijau
c. Uji fosfat
2 mL filtrat + 15 tetes (NH4)2 Larutann hijau
Mo7O24
3. Tes zat warna empedu
No. Aktivitas Hasil
1. Uji Gmelin
- 3 mL empedu + 15 mL H2O Berwarna hijau dan encer
- 3 mL empedu + 15 mL Terbentuk 3 lapisan
HNO3 - Lapisan atas hijau
- Lapisan tengah orange
- Lapisan bawah kuning
Uji Smith
- 3 mL empedu + 10 tetes iod Larutan berwarna hijau
0,5% dalam alkohol
4. Tes kandungan asam empedu
No. Aktivitas Hasil
1. 1 mL empedu + 3 mL aquades + Terbentuk 2 lapisan:
1 mL sukrosa + 3 mL asam - Lapisan atas hijau
sulfat pekat - Lapisan bawah terdapat
endapan merah bata.
1 mL empedu + 3 mL aquades + Terbentuk 2 lapisan:
1 mL pereaksi mollisch + 3 mL - Lapisan atas hijau tua
asam sulfat pekat - Lapisan bawah hijau agak
kekuningan
Ada cincin ungu saat
penambahan asam sulfrat
G. ANALISIS DATA
Diketahui : Massa piknometer kosong = 15,756 gram
Massa piknometer + empedu =42, 007 gram
Volume cairan empedu = 25 mL
Ditanyakan : Massa jenis empedu ( ) = ....?
Penyelesain : Massa = 42, 007 gram – 15,756 gram
= 26,251 gram
m
v
m
gm
H. PEMBAHASAN
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau
kekuningan. Empedu diproduksi oleh hepar dan disimpan dalam kantung
empedu. Komposisi empedu terdiri atas air, garam anorganik, asam empedu,
lesitin, kolestrol, juga pigmen empedu seperti bilirubin dan protein misalnya
musin (Handayani, dkk. 2019: 18).
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan wujud empedu atau
keadaan fisik empedu yaitu warna, bau, derajat keasaman, dan massa jenis
empedu. Selain itu untuk mengetahui kandungan musin dan senyawa
anorganik dalam empedu, mengetahui pigmen empedu melalui uji gmelin dan
smith serta kandungan asam dalam empedu. Untuk mencapai tujuan itu, telah
dilakukan percobaan:
1. Tes keadaan fisik empedu
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik empedu yaitu
warna, bau, derajat keasaman dan massa jenisnya. Empedu memiliki sifat
basa dengan pH antara 7,5-8,05 dan berwarna hijau. Empedu berbentuk
oval dan berbau amis, bau amis dari empedu disebabkan karena di dalam
darah terjadi pemecahan hemoglobin dan akan dialirkan ke hati dibagian
kantung empedu. Warna hijau pekat dari empedu merupakan perpaduan
zat biliverdin yang berwarna hijau dan bilirubin yang berwarna kuning
kecoklatan (Bolon, dkk. 2020: 99). Percobaan yang telah dilakukan
diperoleh empedu yang berwarna hijau pekat, berbentuk cairan kental dan
bentuk wujudnya oval. Adapun derajat keasaman empedu (pH) yang
diperoleh yaitu 8, hal ini menunjukkan percobaan yang dilakukan sesuai
dengan teori dimana menurut Bolon, dkk (2020: 99) menyatakan empedu
memiliki sifat basa dengan pH anatara 7,5-8,05.
Penentuan massa jenis empedu dilakukan dengan menggunakan
piknometer. Piknometer merupakan alat untuk mengukur bobot jenis suatu
zat cair dengan kapasitas volume antara 10-50 mL. Prinsip dari piknometer
didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang pada suatu
larutan. Langkah awal yang dilakukan adalah mencuci piknometer dengan
air agar terbebas dari zat pengotor. Piknometer ditimbang saat piknometer
telah kering dari sisa-sisa air, hasil penimbangan dicatat dan didapatkan
hasil perhitungan massa jenis 1,05004 gram/mL secara teori empedu
terdiri atas 90% air sehingga berat jenis empedu berada diinterval nilai
1,008-1,030 gram/mL (Sumardjo, 2009: 19). Hal ini menunjukkan hasil
yang diperoleh telah sesuai dengan teori.
2. Tes kandungan musin dan senyawa anorganik pada empedu
Tes musin adalah tes yang bertujuan untuk mengendapkan musin yang
terdapat dalam empedu dan mengetahui adanya senyawa anorganik pada
empedu. Langkah awal yang dilakukan adalah mengencerkan empedu
dengan aquades agar dapat memudahkan pengamatan dalam analisis
kandungan empedu. Selanjutnya ditambahkan asam asetat untuk
mengendapkan musin sehingga dapat menghasilkan garam-garam empedu.
Endapan musin yang sudah terbentuk disaring untuk memisahkan cairan
empedu dari kotoran yang tertinggal. Filtrat yang diperoleh dibagi menjadi
tiga untuk dilakukan pengujian senyawa anorganik yaitu uji klorida, sulfat
dan fosfat. Adapun pengujian yang telah dilakukan untuk membuktikan
adanya senyawa anorganik dalam empedu adalah sebagai berikut:
a. Uji klorida
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya ion klorida
dalam empedu. Empedu direaksikan dengan perak nitrat (AgNO3).
Penambahan perak nitrat berfungsi mengikat ion klorida pada empedu.
Hasil pengamatan menunjukkan larutan berwarna hijau dan tidak ada
endapan. Hal ini tidak sesuai dengan teori menurut Bolon, dkk (2020)
yang menyatakan empedu mengandung senyawa anorganik ion
klorida. Hal ini disebabkan komponen garam anorganik yang tidak
terdapat dalam empedu yang mungkin disebabkan oleh jumlahnya
yang sedikit dalam empedu (Sumardjo, 2009: 19). Adapun reaksi yang
sesuai teori:
Cl-(g) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NO3(g)
(ion klorida) (perak nitrat) (perak klorida) (nitrat)
b. Uji sulfat
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan ion sulfat
yang ada dalam empedu. Empedu direaksikan dengan barium klorida
yang berfungsi mengikat ion SO42- yang ada dalam empedu dan
membentuk endapan putih. Hasil percobaan larutan berwarna hijau dan
tidak ada endapan putih. Hal ini menunjukkan bahwa empedu tidak
ada endapan putih. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa empedu
tidak mengandung ion sulfat. Hal ini sesuai dengan teori Sumardjo
(2009: 19) yang menyatakan empedu tidak mengandung ion sulfat.
Adapun reaksinya:
SO42-(g) + BaCl2(aq) BaSO4(s) + 2 Cl-(g)
(ion sulfat) (barium klorida) (barium sulfat) (ion klorida)
SO42-(g) + BaCl2(aq)
(ion sulfat) (barium klorida)
c. Uji fosfat
Pengujian adanya fosfat dalam empedu dilakukan dengan
penambahan larutan amonium molibdat. Amonium molibdat berfungsi
untuk mengikat fosfat dan membentuk endapan kuning. Hasil
percobaan menunjukkan tidak terbentuknya endpaan kuning dan hanya
mengahsilkan larutan hijau. Hal ini menunjukkan ada fosfat dalam
empedu. Hal itu sudah sesuai dengan teori Sumardjo (2009: 19) yang
menyatakan empedu tidak mengandung ion fosfat. Adapun reaksi yang
terjadi sebagai berikut:
H OH OH H OH OH
(Sukrosa) (Glukosa) (Fruktosa)
b. Pengujian dengan pereaksi mollish
Pengujian dengan pereaksi mollisch, langkah yang dilakukan yaitu
empedu encer ditambahkan dengan pereaksi mollisch yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan empedu dalam penyerapan lemak. Setelah
penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi mempercepat terjadinya
reaksi menunjukkan lapiran atas hijau tua dan lapisan bawah hijau, saat
penambahan terdapat cincin ungu. Hal ini sesuai dengan teori menurut
Rosida (2016: 128) yang menyatakan larutan mengandung karbohidrat dan
ada senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi
senyawa furfural. Adapun reaksi yang terjadi:
O
OH HC CH C H3
O
HO O + H2SO4
HOH 2C O
Ardia, Eva Candra; Iwan Harjono Utama; Sri Kayati Widyastuti. 2015. Hubungan
Erat antara Warna Kuning Cairan Empedu terhadap Kebengkakan dan
Jaringan Ikat pada Hati Sapi Bali. Indonesia Medicus Veterinus. Vol. 5.
No. 4. ISSN 2301-7848.
Bolon, Christina Magdalena T..; Deborah Siregar; Lia Kartika Agus Supiganto;
Sarida Surya Manurung; Yenni Ferawati Sitanggang; Nurhayanti Siagian;
Sarmaida Siregar; Rostinah Manurung; Fitriana Ritongga; Ratna Dewi;
Riama Marlyn Sihombing; Meriani Herlina; dan Noradina. 2020. Anatomi
dan Fisiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Bandung: Yayasan Kita
Menulis.
Faiz, Omar dan David Moffat. 2003. Anatomy at a Glance. Jakarta: Erlangga.
Li, Rumei; Sergio Andreu Sanchez; Folkest Kuipers; Jingyuan Fu. 2021. Gut
Microbiome and Bile Acids in Obesitiy-relates Diases. Best Practice and
Research Clinical Endocrinology and Metabolism. Vol. 25. No. 3.
Morina, Gina; Zainuddin; dan Dian Masyitha. 2013. Struktur Histologi Empedu
dan Pankreas Ikan Lele lokal (Claria Bathracus). Journal JIMVET. Vol. 1.
No. 2. ISSN 2540-9492.
Murray, Robert K.; Daryl K. Granner. dan Victor W. Rodwell. 2009. Biokimia
Harper. Jakarta: EGC.
Olivia, Femi. 2015. Jnagan Sepelekan Radang Empedu. Jakarta: PT. Gramedia.
Regurro, Jose Alberto Gonzales; Lidia Moreno-castaneda; Misael Uribe; dan
Norberto Carlos Chaves-Tapia. 2017. The Role of Bile Acids in Glucose
Metabolism and Their Relation with Diabetes. Annalls of Hepatology. Vol
16. No. 1.