Oleh :
Nama : Fajar Alfitrian
NIM : B1A019110
Rombongan : VI
Kelompok :8
Asisten : Adhelia Intan Purnamasari
A. Latar Belakang
A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larutan biuret,
larutan benedict, larutan lugol, larutan protein 1%, larutan glukosa 1%, larutan
amilum 1%, dan akuades.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung reaksi, rak
tabung reaksi, tabung Erlenmeyer, corong gelas, mikropipet 1000 µl, kertas
filter Whatman.
B. Cara Kerja
A. Hasil
Keterangan:
- : tidak ada perubahan
+ : perubahan warna rendah
++ : perubahan warna sedang
+++ : perubahan warna tinggi
1. Filtrasi
Tahap filtrasi (penyaringan) terjadi di badan malpighi yang
didalamnya terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh
kapsula bowman. Proses filtrasi dimulai ketika darah yang
mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah
dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi
tinggi sehingga mendorong air dan komponenkomponen yang tidak
dapat larut, melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus,
kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju
membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam
ruangkapsula bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula
bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini
mengandung air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion
anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan
oleh tubuh.
2. Reabsorpsi
Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang
terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung henle.
Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus
ginjal. banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh
saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah glukosa, asam
amino, ion-ion Na+ , K+ , Ca2+, Cl- , HCO3- , dan 2HbO4- , sedangkan
kadar urea menjadi lebih tinggi. Proses reabsorpsi tahapan awal yang
terjadi adalah urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus
kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai
lengkung henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini
adalah glukosa, ion Na+ , air, dan ion Cl- . Setiba di lengkung henle,
volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan
urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah
air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna
dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus
kontortus distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak
digunakan dan kelebihan air diserap sehingga terbentuk urine.
3. Augmentasi
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju
saluran pengumpul (tubulus kolektivas). Kemudian dari tubulus
kolektivas, urine dibawa ke pelvis renalis, lalu ke ureter menuju
kantung kemih (vesika urinaria). Kantung kemih merupakan tempat
penyimpanan sementara urine. Jika kantung kemihsudah penuh oleh
urine, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh, melalui saluran
uretra.
Alan, S. G., Glenn M. D., Chertow, M. D. & Charles, E., 2004. Chronic Kidney
Disease and the Risks of Death, Cardiovascular Events, and Hospitalization.
The New England Journal of Medicine, 351(13), pp. 1296 – 1305.
Arianti, A., Rachmawati, A. & Marfianti, E., 2020. Karakteristik Faktor Risiko
Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang Menjalani Hemodialisa di RS X
Madiun. Biomedika, 12(1), pp. 36-43.
Dellmann, H. D. & Brown. E., 1992. Buku Teks Histologi Veteriner I dan II. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Fathusihab. & Marselia, M., 2018. Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosis
Penyakit Ginjal Dengan Metode Certainity Faktor dan Forward Chaining.
Jurnal Sistem Cerdas. Vol . 1(2).
Ibrahim, I. & Ismail, E., 2017. Hubungan Asupan Protein dengan Kadar Ureum dan
Kreatinin pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Sedang Menjalani
Hemodialisa di Unit Hemodialisa RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Jurnal Nutrisia, 19(1), pp. 5-10.
Lu, F. C., 1995. Toksikologi Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Martens, R. J., Kimenai, D. M., Kooman, J. P., Stehouwer, C. D., Tan, F. E., Bekers,
O., Dagnelie, P. C., van der Kallen, C. J., Kroon, A. A., Leunissen, K. M. &
van der Sande, F. M., 2017. Estimated Glomerular Filtration Rate and
Albuminuria Are Associated with Biomarkers of Cardiac Injury in a
Population-Based Cohort Study: The Maastricht Study. Clinical Chemistry,
63(4), pp. 887-897.
Nursekasatmata, S. E. & Harista, D. R., 2020. Hubungan Lama Menjalani
Hemodialisis Dengan Frekuensi Sesak Nafas Pada Pasien Gagal Ginjal.
Nursing Sciences Journal. Vol. 4 (1).
Rhoades, R. A. & Bell, D. R., 2009. Medical Physiology: Principles for Clinical
Medicine. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Selvarajan, R. S., Rahim, R. A., Majlis, B. Y., Gopinath, S. C. & Hamzah, A. A.,
2020. Ultrasensitive and Highly Selective Graphene-Based Field-Effect
Transistor Biosensor for Anti-Diuretic Hormone Detection. Sensors, 20(9),
pp. 1-16.
Sennang, N., Sulina, B. A. & Hardjoeno., 2005. Laju Filtrasi Glomerulus pada Orang
Dewasa Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Menggunakan Persamaan
Cockroft Gault dan Modification of Diet in Renal Disease. Journal Medical,
24(2), pp. 80-84.
Soeksmanto, A., 2006. Pengaruh Ekstrak Butanol Buah Tua Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa) terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus).
Jurnal Biodiversitas, 7(3), pp. 278-281.
Surya, A. M., Pertiwi, D. & Masrul, M., 2018. Hubungan Protein Urine dengan Laju
Filtrasi Glomerulus pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik Dewasa di RSUP
Dr. M. Djamil Padang tahun 2015-2017. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(4), pp.
469-474.
Syaifuddin. 2000. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika.
Wahjuni, R. 2006. Uji Efek Samping Formula Makan Komplit Terhadap Hati dan
Ginjal Pedet Sapi Friesian Holstein. Universitas Airlangga, 22(3), pp. 174-
179.
Wahyono, J., Halugolsm A. R. & Nurgoho, A. E., 2007. Profil Farmakolugols: Etika
Sulfasetamid pada Tikus Gagal Ginjal Karena Diinduksi Uranil Nitrat.
Farmasi Indonesia, 18(3), pp. 117-123.
Yaswir, R. A, M., 2012. Pemeriksaan Laboratorium Cystatin C untuk Uji Fungsi
Ginjal, Jurnal Kesehatan Andalas, 1(1), pp. 10-15.