Anda di halaman 1dari 14

TUGAS LAPORAN AKHIR

BLOK DIGESTI DAN ENDOKRIN METABOLISME

DEPARTEMEN BIOMEDIK

DIVISI BIOKIMIA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

NAMA : NAZELIA AHLA

NIM : 2010911320015

KELOMPOK : 7

ASISTEN PRAKTIKUM :

ELLEN AYUNINGTYAS PRATIDINA (1810911320008)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN..................................................................................................5

BAB III....................................................................................................................6

PENUTUP............................................................................................................6

3.1 SIMPULAN...............................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga saya ucapkan

kepada orang-orang sekitar yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-

idenya sehingga laporan praktikum ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Saya

berharap semoga laporan praktikum ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa laporan praktikum ini

masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta

saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan praktikum selanjutnya

yang lebih baik lagi.

Banjarmasin, 18 Februari 2021

Nazelia Ahla

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau

kekuningan, sekresi hati berliku yang unik dan vital yang dibentuk oleh hepatosit

dan dimodifikasi alirannya oleh sifat absorptive dan sekresi dari epitel saluran

empedu.1 Empedu mengandung hampir semua komponen tubuh: protein, lipid,

karbohidrat, vitamin, garam mineral, dan elemen jejak. Bagian yang lebih besar

dari protein empedu terdiri dari globulin, dan bagian yang lebih rendah terdiri dari

albumin.2 Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental

dan mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak

500 mL sampai 700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan

pengenduran kandung empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk

dalam sel usus, terutama protein dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat

anorganik, yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik, yaitu asam-asam

empedu, bilirubin dan kolesterol.4 Pembentukan empedu adalah fungsi unik hati

yang sangat penting untuk kelangsungan hidup organisme. Pengetahuan tentang

mekanisme pembentukan empedu telah berkembang pesat dalam beberapa tahun

terakhir dan telah memberikan dasar untuk diagnosis lebih lanjut dan pengobatan

gangguan kolestatik.1 Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting,

diantaranya garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolestrol dan garam-garam

anorganik. Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan

1
vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu

merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak.

Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu

bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yang lebih mudah

larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolysis. Pentingnya sekresi

empedu terhadap kesehatan organisme menjadi paling jelas ketika sekresi ini

terganggu oleh penyakit perkembangan, genetik atau kolestatik yang diperoleh.

Ini paling dramatis ditunjukkan oleh anak-anak yang lahir dengan atresia biliary

yang mengembangkan cedera hati kolestatik progresif, sirosis biliary, dan

akhirnya gagal hati dan kematian.2 Kimia garam empedu sangat bervariasi di

antara spesies. Garam empedu adalah 24 produk larut dalam air karbon

metabolisme kolesterol. Dua garam empedu primer disintesis dalam hati mamalia:

asam kolat, garam empedu trihydroxylated, dan asam chenodeoxycholic (CDCA),

garam empedu dihydroxy. Masing-masing dapat dikonjugasikan di rantai samping

dengan taurin atau glisin.1 Saluran empedu hati dan kantong empedu memiliki

beberapa bioma yang paling belum dijelajahi dalam tubuh manusia karena invasif

eksplorasi mereka. Interaksi mikrobiota usus dengan metabolisme asam empedu

terkenal. Dilaporkan bahwa pergeseran yang digerakkan oleh patologi dalam

keragaman mikrobiota dapat menyebabkan perubahan repertoar asam empedu

(BA).5 Asam empedu (BAs) adalah komponen organik terbesar dalam empedu

dan disintesis dari kolesterol di hati. BAs memainkan peran penting dalam

menghilangkan kolesterol dari tubuh dan juga penting untuk penyerapan lipid.

Dua BAs primer, asam kolat (CA) dan asam chenodeoxycholic (CDCA),
disintesis dari kolesterol di hati. Setelah diekskripsikan ke usus kecil melalui

saluran empedu, asam deokskolat (DCA), asam lithocholic (LCA), dan asam

ursodeoxycholic (UDCA), yang dianggap sebagai CA sekunder, dikonversi dari

CA primer dengan aksi flora usus. BAs gratis mudah dikonjugasikan dengan

glisin atau taurin di hati. Sekitar 95% DARI BAs primer dan sekunder diserap

kembali dari ileum, kembali ke hati dengan sirkulasi portal dan kemudian

diekskresikan ke empedu lagi melalui proses yang disebut sirkulasi enterohepatic. 6

Produksi asam empedu melibatkan pemulihan ikatan ganda dalam kolesterol,

inversi С-3 untuk memunculkan kelompok 3α-ОН, α-hidroksilasi lebih lanjut dari

hanya atom 7-karbon atau atom 7 dan 12 karbon, serta β-oksidasi rantai samping

kolesterol. Cytochrome Р450 terlibat dalam semua reaksi oksidatif. Jalur

biosintetik asam empedu klasik diprakarsai oleh enzim kolesterol-7α-hidroksilase

(CYP7A1). Enzim CYP7A1 dari retikulum endoplasma halus adalah tautan

pembatas dalam sintesis asam empedu[20]. Activ- ity enzim ini diatur oleh

kuantitas asam empedu yang diserap secara intes, selain kolesterol.2


BAB II

PEMBAHASAN

Empedu merupakan prodak hati, mempunyai peranan penting pada

pencernaan makanan terutama lemak. Empedu hati, sebelum disekresi kelumen

intestinal lebih dahulu disimpan dikandung empedu. Kandung empedu akan

mengosongkan isinya selama proses pencernaan berlangsung di dalam intestin.

Empedu dan kelenjar pancreas bermuara ditempat yang sama di dalam intestin.

Pengosongan empedu dirangsang oleh hormon kolesistokinin, salah satu

komponen hormone Boyliss & Starling selama berada di dalam kandung empedu,

empedu akan mengalami proses pemekatan melalui cara absorpsi air.3 Berbagai

protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi

dalam empedu. Protein, sebagai asam empedu, disebut sebagai komponen

empedu yang aktif secara osmotik, yang menentukan tingkat sekresinya. Albumin

dan protein lain yang mendekati berat molekulnya memberikan kontribusi besar

pada penciptaan gradien osmotik. Puluhan protein berbeda dengan berat molekul

6-220 kDa dapat dideteksi dalam empedu. Bagian yang lebih besar dari mereka

adalah protein darah; yang lebih rendah adalah protein en- tering empedu

langsung dari hepatosit dan sel epitel saluran empedu. Data eksperimental

menunjukkan bahwa banyak protein plasma berinteraksi dengan reseptor tertentu

yang tersedia pada membran sinusoidal hepatosit dan membentuk kompleks

reseptor protein plasma yang memasuki sel-sel hati melalui endositosis.2

Pembentukan empedu adalah fungsi unik dari hati yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup organisme. 1


Pengamatan praktikum dari pemeriksaan empedu sebagai berikut : Yang pertama

Uji Fisika yaitu mengidentifikasi dari warna empedu dari sapi yang warnanya itu

hijau kekuningan. Uji keasaman yang diuji dengan kertas lakmus masukan

kedalam tabung berisi empedu pekat sampai semua komponen warna dikertas

lakmus terendam lalu tunggu sampai warna kertas lakmusnya berubah dan

disesuaikan dengan cat yang ada dikotak kertas lakmus. Hasil dari Uji Keasamaan

yaitu diangka 7 pada cat yang ada dikotak lakmus atau menghasilkan pH 7. Uji

pigmen, alat dan bahan, ada 3ml larutan HNO 3, 3ml larutan empedu, pipet, dan

tabung reaksi. Masukkan larutan HNO3 sebanyak 3ml kedalam tabung reaksi

selanjutnya masukkan larutan empedu sebanyak 3ml menggunakan pipet

usahakan larutan HNO3 dan larutan empedu tidak tercampur lalu dikocok perlahan

dan diamati apakah ada perubahan warna. Hasil yang didapatkan dari Uji Pigmen

yaitu warnanya berubah menjadi hijau kebiruan. Uji Rosenbach bahan dan alatnya

ada 3ml larutan empedu, kertas saring sebanyak 3 kertas, 3 tetes HNO3, pipet, dan

tabung ukur. Pertama saring larutan empedu 3ml larutan empedu dengan kertas

saringan sebanyak 3x, setelah disaring lalu tambahkan 2 tetes HNO 3 pada kerucut

dari kertas saring, lalu cermati hasil dari perubahan warna dari pencampuran tadi.

Hasil yang didaptkan dari Uji Rosenbach yaitu tidak ada perubahan pada warna

larutan empedu. Uji Van Den Bergh bahan dan alatnya ada 5ml larutan empedu

encer (1:5), 2ml reagen diazo, aquadest, dan tabung reaksi. Masukkan 5ml larutan

empedu cair kedalam tabung reaksi selanjutnya masukkan 2ml reagen diazo lalu

diamati menggunakan aquadest sebagai perbandingannya. Hasil yang didapatkan

dari Uji Van Den Bergh yaitu warna larutan empedunya menjadi kekuningan.
Yang kedua Uji Mineral yaitu Uji Fosfat bahan dan alatnya ada api spiritus,

capitan tabung reaksi, 10ml larutan empedu, HNO3 pekat, ammonium molibdat,

tabung rekasi, dan tempat tabung reaksi. Masukkan 10ml larutan empedu kedalam

tabung reaksi lalu didihkan dengan menggunakan api spiritus sampai mendidikan

dengan posisi tabung dimiringkan dan digerakan ke kanan dan ke kiri, jika sudah

mendidih tambahkan HNO3 pekat dan didihkan lagi selama 2 menit dengan

gunakan stopwatch selanjutnya tambahkan ammonium molibdat apabila perlu

dipanaskan Kembali atau langsung bisa diamati apakah ada perubahan warna.

Hasil yang didapatkan dari Uji Fosfat yang terjadi yaitu ada perubahan warna

yang berubah menjadi hijau tua pekat atau hijau-cyan. Uji Sulfat bahan dan

alatnya ada api spiritus, 10ml larutan empedu, HCl, BaCl2, HCl pekat, tabung

reaksi dan pipet. Masukkan 10ml larutan empedu ke dalam tabung reaksi

panaskan sampai mendidih dengan api spiritus setelah mendidih berikan beberapa

tetes HCl lalu tambahkan beberapa tetes BaCl2 lalu amati yang terjadi biasanya

ada terjadi endapan, selanjutnya tambahkan beberapa tetes HCl pekat. Hasil yang

didapatkan dari uji sulfat yang terjadi yaitu warnanya berubah menjadi hijau muda

pekat agak kekuningan sedikit. Uji Pepton atau Uji Oliver bahan dan alatnya ada

5ml larutan empedu pekat, 5 tetes asam asetat glacial, 4ml larutan peptone 10%,

dan kertas saring. Pertama masukkan 5ml larutan empedu pekat kedalam tabung

reaksi lalu masukkan 5 tetes asam asetat glacial selanjutnya lihat apakah ada

endapan, lalu pisahkan endapan dengan menyaring menggunakan kertas saring,

sesudah disaring tambahkan 4ml larutan peptone 10% dan diamati, biasanya

terbentuk endapan lalu ambil sedikit endapannya dan berikan endapan dengan
asam asetan beberapa tetes yang banyak lalu amati endapan tadi yang sudah

diberikan asam asetat. Hasil yang didapatkan dari Uji Pepton atau uji Oliver yang

terjadi yaitu endapan dari empedu yang dicampurkan asam asetat glacial, larutan

pepton 10% berubah dan asam asetatat ada perubahan warna dari larutan tersebut

yang berubah warna menjadi kuning tembus pandang atau kuning bening. Yang

ketiga Uji Karbohidrat yaitu Uji Pettenkoefer bahan dan alatnya 5ml empedu

encer, kristal sukrosa, 3ml H2SO4 pekat, tabung reaksi dan pipet. Yang pertama

masukkan 5ml empedu encer kedalam tabung reaksi lalu masukkan kristal sukrosa

apabila sudah tercampur selanjutnya dikocok sampai larut, lalu tambahkan 3ml

H2SO4 pekat melalui dinding tabung selanjutnya amati terlebih dahulu terjadi

perubahan warna apa selanjutnya dikocok . Hasil yang didapatkan dari Uji

Pettenkoefer yaitu setelah dicampurkan larutan empedu, kristal sukrosa dan

H2SO4 terjadi perubahan warna ada 3 warna yaitu merah/orange, hijau dan hijau

kekuningan bening. Lalu setelah dikocok ketiga warnanya tidak tercampur dan

warnanya tetap. Yang keeempat Uji Lemak yaitu Uji Kolestrol Salkowski bahan

dan alatnya ada 1ml cairan empedu, 3ml kloroform, 3ml H 2SO4, pipet dan tabung

reaksi. Yang pertama masukkan 1ml empedu kedalam tabung reaksi dan

tambahkan 3ml kloroform selanjutnya dikocok lalu ambil lapisan paling atas atau

lapisan yang berwarna hijaunya dan hanya tersisa bagian beningnya ditabung

reaksi lalu tambahkan 3ml H2SO4 melalui dinding tabung yang dimiringkan

selanjutnya dikocok sampai kedua cairan terpisah. Hasil yang didapatkan dari Uji

Kolestrol Salkowki yaitu setelah cairan empedu dicampur dengan kloroform dan

dipisahkan larutan bagian atas dan bawahnya yang bening lalu ditambahkan
dengan H2SO4 dikocokan dan mendapatkan hasil yaitu lapisan kloroform yang

diatas akan berwarna merah kebiruan atau merah chery dan dilarutan dibawahnya

berwarna pink.
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan ini, kesimpulannya adalah Pigmen-

pigmen empedu Sebagian besar merupakan hasil katabolisme hemoglobin yang

berasal dari penghancuran sel-sel darah merah oleh system retikuloendotelial dari

hati, limpa dan sumsum tulang. Pigmen empedu yang utama adalah biliverdin,

yang berwarna hijau dan bilirubin yang berwarna jingga/kuning coklat. Oksidasi

pigmen empedu oleh berbeagai pereaksi akan menghasilkan suatu turunan yang

berwarna, misalnya mesobiliverdin (hijau hingga biru), mesobilirubin (kuning)

dan mesobilisianin (hijau hingga ungu). Dari hasil percobaan yang yang

dilakukan, dari Uji keasaman menghasilkan pH 7, Uji pigmen menghasilkan

perubahan warna empedu menjadi hijau kebiruan, Uji Rosenbach tidak

menghasilkan perubahan warna empedu, Uji Van Den Bergh menghasilkan

perubahan warna empedu menjadi kekuningan, Uji Fosfat menghasilkan

perubahan warna empedu menjadi hijau tua pekat atau hijau-cyan, Uji Sulfat

menghasilkan perubahan warna empedu menjadi hijau muda pekat kekuningan,

Uji Pepton atau Uji Oliver menghasilkan endapan empedu dan perubahan warna

menjadi kuning bening, Uji Pettenkoefer menghasilkan perubahan warna menjadi

3 warna yaitu merah, hijau, dan hijau kekuingan bening, Uji kolestrol Salkowski

menghasilkan perubahan warna pada empedu menjadi warna bening pink diatas
cairan bening pink tersebut menghasilkan lapisan kloroform yang berwarna merah

kebiruan atau merah cery.


DAFTAR PUSTAKA

1. Boyer J.L. Bile Formation and Secretion. Compr Physiol. 2013 Jul;3(3): 1035-
78
2. Reshetnyak V.I. Physiological and molecular biochemical mechanisms of bile
formation. World Journal of Gastroenterology. 2013 Nov 14;19(42): 7341-60
3. Hardjasasmita, Panjita. Ikhtisar Biokimia Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
1999
4. Poedjiadi A Supriyanti T. Dasar-dasar Biokimia. Edisi Revisi. Jakarta : UI-Pr
ess, 2009
5. Vyacheslav A, Fernandez-Peralbo M.A, Derks R, et al. Biliary Microbiota and
Bile Acid Composition in Cholelithiasis. BioMed Research International.
2020 Jul 02;8
6. Sugita T, Amano K, Nakano M, et al. Analysis of the Serum Bile Acid
Composition for Differential Diagnosis in Patients with Liver Disease.
Gastroenterology Research and Practice. 2015 Mar 03;10

Anda mungkin juga menyukai