Anda di halaman 1dari 14

PENCERNAAN PROTEIN

PENCERNAAN MULUT (SALIVA)


1. Sekret dari kelenjar- kelenjar di mulut :
1) Kelenjar submandibularis
2) Kelenjar liur sublingualis
3) Kelenjar liur parotis
4) Kelenjar liur bukalis
2. Komposisi saliva : cairan kental tidak berwarna
Kandungan air nya 99.42%
Zat organik : ptialin dan musin
Zat anorganik : ion-ion Ca, Mg, K, P, Cl, HCO3 dan SO4 pH berkisar 6.35-6.85

PENCERNAAN LAMBUNG

Getah lambung: campuran sekret tiga macam kelenjar mukosa lambung


1. Lapisan sel chief : terdiri dari lapisan sel mukosa lambung, mengsekresikan suatu
zimogen (proenzim) pepsinogen. Pepsinogen diaktifkan oleh HCl lambung menjadi
pepsin.
2. Lapisan sel pariental terdiri dari beberapa sel mukosa lambung, mengsekresi HCl.
3. Sel Epitel kolumnar mucosa lambung : mengsekresi musin (glikoprotein : sbg
pelumas makanan, melapisi mukosa lambung, memproteksi terhadap HCl lambung)
Fungsi HCl Lambung :
1. Sebagai aktivator pepsinogen
2. Sebagai antiseptic
3. Membantu pemecahan makanan di lambung
4. Membunuh kuman yang terdapat pada makanan

MEKANISME PEMBENTUKAN
REAKSI AUTO KATALISIS PEPS

Asam klorida

 H+ pembentuk HCl dalam lambung berawal dari pembentukkan


 H2O + CO2 → H2CO3
 H2CO3 → HCO3- + H+
 Terjadi di dalam sel-sel parietal
 H+ sekresi dari sel parietal ke dalam lumen lambung dengan proses
transport aktif pompa K+ dan ATPase
 Terjadi pertukaran Cl- dari plasma ke dalam lumen dengan HCO3- ,
sehingga terbentuk senyawa HCl.

HCL

 HCl akan menstimulasi denaturasi protein (pelepasan ikatan H pada


struktur tersier) sehingga memudahkan enzim proteolitik bekerja
 pH rendah karena adanya HCl memungkinkan matinya bakteri

RENIN

 Berperan pada koagulasi susu


 Dengan bantuan Ca, renin mengkonversi kasein susu menjadi parakasein
yang akan dipecahkan oleh pepsin.
PANKREAS

Enzim-Enzim pankreas

1. Amilopsin (amilase pankreas) : enzim yang mengubah zat tepung (amilum)


menjadi gula yang lebih sederhana (maltosa)
2. Steapsin (lipase pankreas) : mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol
3. Tripsinogen : mengubah protein dan peptonmenjadi dipeptida dan asam
amino

Tripsin, kemotripsin, elastase

Ke 3 enzim ini bekerja pada protein, proteosa dan pepton untuk diubah menjadi
polipeptida

 Tripsin bekerja pada ikatan peptida asam amino basa


 Kemotripsin bekerja pada ikatan peptida yang mengandung residu asam
amino tak bermuatan (asam amino aromatik)
 Elastase bekerja pada ikatan yang berdekatan dengan residu asam amino
kecil (glisin, alanin, serin)

KARBOKSIPEPTIDASE

 Enzim ini melanjutkan sintesis polipeptida dengan memecah ikatan peptida


karboksi- terminal, membebaskan asam amino tunggal

HIDROLASE ESTER KOLESTEROL

 Mengkatalisis esterifikasi kolesterol bebas dengan asam lemak


 Dalam usus enzim ini mengkatalisis ester kolesteril sehingga dapat
diabsorbsi usus dalam bentuk non ester

DINDING USUS HALUS

 Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili.
 Dinding vili banyak mengandung kapiler dan pembuluh limfe, agar dapat
mencapai darah
 Molekul-molekul kecil hrs menembus sel dinding usus halus yang
selanjutnya masuk pembuluh darah
Usus

Usus menghasilkan getah yang disekresi oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn
yang mengandung enzim-enzim :

 Aminopeptidase
 Disakaridase
 Fosfatase
 Polinukleotidase
 Nukleosidas
 Fosfolipase
 Aminopeptidase : berperan memecah ikatan peptida di samping asam
amino N- terminal pada polipeptida dan oligopeptida, selanjutnya oleh
dipeptidase akan membebaskan asam aminonya
 Disakaridase dan oligosakaridase : memecah molekul glukosa dari
oligosakarida dan disakarida
 Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa heksosa fosfat, glisero-fosfat
dan nukleotida

 Polinukleotidase : memecah asam nukleat menjadi nukleotida


 Nukleosidase : bekerja pada nukleosida yang mengandung guanin dan
hipoxantin
 Fosfolipase : bekerja pada fosfolipid sehingga dihasilkan gliserol, asam
lemak, asam fosfat, dan kolin
EMPEDU

 Cairan empedu di produksi di hati


 Selama proses pencernaan di usus halus kantung empedu akan
mengosongkan isinya yang di rangsang oleh hormon kelosistokinin.
 Kandungan cairan empedu:
1. Nat. Bicarbonat, NaCl
2. Asam empedu
3. Lesitin
4. Kolesterol
5. Pigmen empedu (Bilirubin)
6. Protein
7. Hasil metabolisme sekresi hati

Fungsi empedu

 Menurunkan permukaan tegangan air, sehingga lemak akan mudah


diemulsikan dan dilarutkan
 Memudahkan absorbsi vit A, D, E dan K yang larut dalam lemak serta
menutupi partikel makanan sehingga tidak pecah
 Menetralkan asam makanan dari lambung
 Pembawa penting bagi ekskresi kolesterol dan zat toksin

USUS BESAR

 Makanan yang tdk di cerna di usus halus


mis: selulosa bersama dgn lendir akan menuju usus besar dan menjadi faeces
terdapat bacteri E.coli : membantu proses pembusukan sisa makanan dan
menghasilkan vit K
 Fungsi penting dari usus besar adalah menyerap air
Absorbsi Asam Amino dan Protein

Terdapat 2 cara absorpsi asam amino :

 L-isomer asam amino akan ditransport aktif dengan bantuan vitamin B6 serta
energi pompa ion Na+ dan K+
 D-isomer asam amino diangkut dengan cara difusi biasa

Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel khusus yang disebut
sel endokrin. Setelah diproduksi, hormon akan memasuki aliran darah dan dikirimkan
ke sel yang memerlukannya. Sel-sel ini lalu menangkap hormon menggunakan
reseptor.

Begitu mencapai sel, setiap jenis hormon akan bekerja dengan cara yang
beragam. Ada hormon yang membentuk protein baru, mengaktifkan enzim
pencernaan, atau mempermudah perpindahan zat dari dan keluar sel.

Hormon pencernaan dihasilkan oleh sel-sel epitelium pada lapisan organ


lambung dan usus halus. Hormon tersebut kemudian memasuki aliran darah dan
diedarkan ke saluran pencernaan termasuk hati, pankreas, dan bagian lain dari
sistem pencernaan.

Dalam menjalankan fungsinya, hormon pencernaan bekerja sama dengan sistem


saraf pencernaan. Keduanya mengatur kendali nafsu makan, proses pencernaan
makanan, keseimbangan energi, kadar gula darah, dan lain-lain.

Saat proses pencernaan sedang berlangsung, sistem saraf dalam usus akan
terus mengirimkan sinyal menuju otak. Sinyal-sinyal tersebut berisikan informasi
tentang kondisi pencernaan serta jumlah dan kualitas makanan yang Anda
konsumsi.

Sistem pencernaan Anda tidak bekerja sendiri, melainkan dibantu oleh berbagai
enzim dan hormon. Beberapa di antaranya berperan langsung dalam proses
pencernaan, termasuk membuat Anda merasa lapar dan menyukai jenis makanan
tertentu.

Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel khusus yang disebut
sel endokrin. Setelah diproduksi, hormon akan memasuki aliran darah dan dikirimkan
ke sel yang memerlukannya. Sel-sel ini lalu menangkap hormon menggunakan
reseptor.
Begitu mencapai sel, setiap jenis hormon akan bekerja dengan cara yang
beragam. Ada hormon yang membentuk protein baru, mengaktifkan enzim
pencernaan, atau mempermudah perpindahan zat dari dan keluar sel.

Hormon pencernaan dihasilkan oleh sel-sel epitelium pada lapisan organ


lambung dan usus halus. Hormon tersebut kemudian memasuki aliran darah dan
diedarkan ke saluran pencernaan termasuk hati, pankreas, dan bagian lain dari
sistem pencernaan.

Dalam menjalankan fungsinya, hormon pencernaan bekerja sama dengan sistem


saraf pencernaan. Keduanya mengatur kendali nafsu makan, proses pencernaan
makanan, keseimbangan energi, kadar gula darah, dan lain-lain.

Saat proses pencernaan sedang berlangsung, sistem saraf dalam usus akan
terus mengirimkan sinyal menuju otak. Sinyal-sinyal tersebut berisikan informasi
tentang kondisi pencernaan serta jumlah dan kualitas makanan yang Anda
konsumsi.

HORMON YANG MEMENGARUHI PENCERNAAN

Ada banyak sekali hormon yang berkaitan dengan sistem pencernaan.


Beberapa jenis hormon bekerja langsung terhadap proses pencernaan, tapi ada juga
hormon-hormon dari sistem organ lain yang turut berperan secara tidak langsung.

Berikut hormon-hormon yang paling umum.

1. Ghrelin
Ghrelin adalah hormon yang dihasilkan oleh lambung, serta usus,
pankreas, dan otak dalam jumlah kecil. Fungsinya beragam, tapi ghrelin
paling dikenal sebagai ‘hormon lapar’ karena dapat merangsang nafsu makan
dan menambah asupan makanan.
Sebagian besar produksi ghrelin dipengaruhi oleh asupan makanan.
Jumlahnya dalam darah meningkat saat Anda berpuasa atau belum makan
selama beberapa jam. Lalu, jumlahnya akan menurun begitu lambung mulai
terisi oleh makanan.
Jika Anda sulit menahan lapar, ghrelin bisa jadi adalah dalangnya.
Jumlah ghrelin meningkat ketika seseorang menjalani diet. Mungkin ini juga
alasan mengapa banyak orang sulit mematuhi diet dengan cara mengurangi
asupan makanan.
Anda dapat mempercepat penurunan ghrelin dengan makan lebih
banyak serat dan protein ketimbang lemak. Pasalnya, ghrelin justru
meningkatkan penyimpanan lemak sehingga membuat berat badan
cenderung naik.

2. Gastrin
Gastrin adalah hormon pencernaan yang dihasilkan sel G pada lapisan
lambung dan bagian atas usus halus. Hormon ini merangsang pelepasan
asam lambung yang akan digunakan untuk memecah protein dan membunuh
kuman pada makanan.
Selain itu, gastrin juga merangsang pelepasan enzim pankreas,
pengosongan kantong empedu, gerakan otot usus, dan pembentukan lapisan
lambung. Cairan empedu dan enzim pencernaan dari pankreas nantinya akan
digunakan dalam proses pencernaan.
Produksi gastrin berawal saat otak menangkap adanya makanan. Otot
lambung yang meregang ketika menggiling makanan juga memicu pelepasan
gastrin. Jumlah hormon ini baru menurun begitu lambung kosong dan pH-nya
menjadi sangat asam.

3. Kolesistokinin
Kolesistokinin (CCK) adalah hormon pencernaan yang dihasilkan oleh
sel I pada usus 12 jari. Hormon ini dapat memperlambat pengosongan
lambung, memicu pengeluaran empedu, serta memberikan rasa kenyang
yang singkat saat makan.
Hormon CCK juga merangsang pelepasan cairan dan enzim pankreas
dalam proses pencernaan. Hal ini sangat penting, sebab enzim pankreas
diperlukan untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak pada makanan.
Hormon ini mulai diproduksi ketika lemak dan protein memasuki
lambung. Sekitar 15 menit setelah makan, kadar CCK darah akan meningkat
dan baru menurun tiga jam kemudian. Produksinya menurun dengan adanya
hormon somatostatin dan empedu.

4. Sekretin
Sekretin dihasilkan oleh sel S pada lapisan usus dua belas jari. Hormon
ini berfungsi untuk merangsang pelepasan air dan senyawa bikarbonat dari
pankreas. Selain itu, sekretin juga diketahui dapat memperlambat
pengosongan lambung.
Produksi sekretin dimulai saat jumlah asam lambung meningkat
sehingga pH lambung menjadi sangat rendah. Sementara itu, bikarbonat
merupakan zat yang bersifat basa. Dengan merangsang produksi bikarbonat,
sekretin dapat menetralkan asam lambung.

5. Pancreatic peptide YY (PYY)


Pancreatic peptide YY atau peptida YY (PYY) merupakan hormon
pencernaan yang dihasilkan oleh sel L usus halus, tepatnya pada bagian akhir
usus halus yang disebut ileum (usus penyerapan).
Begitu Anda selesai makan, usus halus akan mulai memproduksi PYY.
Hormon ini kemudian memasuki aliran darah dan berikatan dengan reseptor
saraf otak. Hal ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga Anda
merasa kenyang.

6. Somatostatin
Somatostatin adalah hormon peptida yang dihasilkan oleh sel D usus
halus. Hormon ini berfungsi menghambat pelepasan asam lambung dan
hormon pencernaan lainnya, termasuk ghrelin dan gastrin.
Hormon somatostatin juga memperlambat gerakan kantong empedu
dan usus, serta menghambat pelepasan hormon lipase dari pankreas.
Hormon ini diproduksi saat Anda makan, terutama ketika lemak mulai
memasuki usus halus.

7. Serotonin
Dikenal sebagai hormon bahagia, serotonin berperan dalam
menstabilkan mood, rasa senang, dan kebahagiaan. Hormon ini dapat
meningkatkan kemampuan otak dalam menyimpan memori serta membantu
pengaturan waktu tidur dan nafsu makan.
Baru-baru ini, sebuah penelitian oleh Cell kembali membuktikan
kemampuan serotonin dalam menjaga kesehatan pencernaan. Ditunjukkan
bahwa serotonin dapat mengurangi kemampuan berbagai bakteri dalam usus
yang menyebabkan infeksi penyakit.
Dari tes uji coba gen, terlihat bahwa serotonin berhasil menurunkan
ekspresi (proses reaksi) sekelompok gen yang digunakan bakteri untuk
menyebabkan penyakit.
Eksperimen tambahan pun dilakukan untuk menguji efeknya pada
manusia. Setelah menggunakan sel manusia, hasilnya juga menunjukkan
bakteri yang telah terpapar oleh serotonin tidak lagi bisa menghasilkan lesi
penyebab infeksi.
Setiap hari, usus menghasilkan lebih dari 20 hormon pencernaan.
Semuanya saling bekerja satu sama lain bukan hanya untuk membuat Anda
bernafsu makan, tapi juga menjalankan proses pencernaan sehingga tubuh
bisa menyerap zat gizi yang diperlukan.

PENYERAPAN PROTEIN

Penyerapan dimulai dengan membesarnya usus karena adanya kimus, otot


yang teregang bereaksi karena kontraksi. Beberapa kontraksi menyebabkan
kontraksi lokal, disebut segmentasi, yang membantu dalam mencampurkan kimus.
Kontraksi lain yang disebut peristalsis lebih menyerupai gelombang. Satu lapisan
otot dinding usus berkontraksi sepanjang beberapa sentimeter dan diikuti dengan
lapisan lainnya. Kontraksi demikian ini menggerakkan makanan melalui jarak
pendek. Mukosa usus terdiri dari lapisan otot licin, jaringan ikat dan akhirnya epitel
kolumnar sederhana dekat lumen.

Pada epitel pelapis tersebut terdapat banyak sel goblet yang menghasilkan
lendir dan sekresinya membantu melicinkan makanan dan melindungi lapisan usus
terhadap kelecetan dan luka-luka karena zat-zat kimia. Pada mukosa terdapat
banyak vilus (jonjot) kecil berbentuk jejari tempat terdapat pembuluh darah dan
pembuluh limfa kecil. Lipatan sirkular dalam mukosa usus, vilus dan mikrovilus
membentuk suatu permukaan yang sangat luas untuk absorpsi (penyerapan). Pasa
dasar vilus terdapat bagian yang berbentuk tabung yang disebut kripta Lieberkuhn.
Pembelahan mikotik sel-sel epitel pada dasar kripta akan terus menerus
menghasilkan sel baru yang pindah keluar melalui vilus dan terlepas. Dalam
perjalanan keluar, sel-sel itu berubah menjadi sel-sel goblet yang menghasilkan
lendir dan sel-sel absorpsi. Lapisan epitel ini akan menyerap air dan zat-zat
makanan. Eksopeptidase usus terdapat juga pada permukaan membran sel absorpsi
dari vilus dan sel-sel yang sama ini juga merupakan tempat absorpsi asam amino.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa asam-asam amino L-isomer


lebih siap diabsorpsi dibandingkan dengan asam-asam amino D-isomer. Perbedaan
ini ditandai dengan tingkat absorpsi diantara asam-asam amino itu sendiri. Tingkat
absorpsi pada 18 L-asam amino tergantung pada berat molekul, tetapi asam amino
dengan ujung rantai non polar seperti metionin, valin, dan leusin lebih siap diabsorpsi
dibandingkan dengan asam amino dengan rantai polar. Dijumpai juga bahwa
Lmetionin dan L-histidin diabsorpsi lebih cepat dibandingkan dengan D-isomer.

Transport asama amino dari lumen usus halus ke sel mukosa melalui proses
aktif dengan menggunakan gradien konsentrasi. Mekanisme transport membutuhkan
energi khusus untuk bentuk L dari asam amino. Bentuk D dari asam amino lebih
lambat diserap dibandingkan dengan bentuk L. Tiga mekanisme transport dideteksi
dalam mukosa intestinal. Sistem pertama khusus untuk monoaminomonokarboksilat
atau asam amino netral, sistem kedua untuk arginin, lisin dan asam amino basic
seperti sistin, dan sistem ketiga untuk dikarboksilat atau asam amino.

Secara umum asam-asam amino setelah diserap oleh usus akan masuk ke
dalam pembuluh darah, yang merupakan percabangan dari vena portal. Vena portal
membawa asam-asam amino tersebut menuju sinusoid hati, dimana akan terjadi
kontak dengan sel-sel epitel hati. Darah yang berasal dari sinusoid hati kemudian
melintas menuju ke sirkulasi umum melalui vena-vena sentral dari hati menuju ke
vena hepatik, yang kemudian masuk ke vena kava kaudal.

METABOLISME PROTEIN

Metabolisme protein merupakan proses kimia dan fisik yang mencakup pada
perubahan (anabolisme) protein menjadi asam amino dan penguraian (katabolisme)
asam amino pada protein. Asam amino yang telah tersebar melewati darah dan
masuk dalam jaringan tubuh, akan disintesis kembali menjadi protein.

 Hormon peptida / protein

Hormon peptida merupakan protein dengan beragam ukuran. Protein yang disintesis
disisipkan ke dalam vesikel untuk sekresi, dilipat, dan dapat diproses melalui
proteolisis atau modifikasi lain. Pelipatan ditentukan oleh rangkaian
primer protein maupun oleh protein tambahan.

 Hormon Insulin

Insulin adalah suatu hormon protein yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans
yang merupakan 1% dari jaringan pankreas. Dalam sel-sel beta pankreas, insulin
disintesis seperti protein lainnya, melalui ribosom dan retikulum endoplasma. Kira-
kira 50 unit insulin setiap hari diperlukan, dan 1/5 dari jumlah yang ada disimpan
dalam pamkreas manusia.

Insulin dihasilkan awalnya sebagai preprohormon, selanjutnya berubah


menjadi prohormon dan aktif menjadi hormon insulin. Sintesis insulin dimulai dalam
bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) di dalam retikulum endoplasma sel
beta. Selanjutnya enzim peptidase menghidrolisis preproinsulin sehingga terbentuk
proinsulin, yang dikemas dalam secretory vesicles. Proinsulin diaktifkan menjadi
insulin dan peptida-C (C-peptide) yang disekresikan secara bersamaan melalui
membran sel.

Mekanisme kerja insulin terjadi di hepar dan jaringan perifer. Pada hepar,
glukosa dalam darah dan hepar tidak ada barier sehingga dapat keluar-masuk.
Namun glukosa tidak dapat langsung diolah, tapi harus melalui pemotongan enzim
glukokinase yang diaktifkan oleh insulin

 Enzim Glukagon

Peran glukagon pada molekul protein, yaitu menghambat sintesis protein dan
meningkatkan hidrolisis protein di hati. Glukagon menstimulasi terjadinya
glukoneogenesis melalui mekanisme metabolisme protein hati.

 Enzim Tripsin

Di usus inilah tripsinogen berubah menjadi enzim tripsin untuk mencerna makanan
bersamaan dengan enzim pencernaan lainnya, seperti pepsin dan chymotrypsin.
Fungsi utama enzim-enzim ini adalah untuk memecah protein pada makanan
menjadi asam amino yang lebih mudah diserap tubuh

 Enzim Kimotripsin

Kimotripsin membelah protein di terminal-c asam amino aromatik sementara tripsin


membelah protein di terminal-c asam amino dasar lisin dan arginin.

 Enzim Karboksil polipeptida


Polipeptida merupakan polimer yang tersusun dari beberapa peptida hasil
pengikatan gugus karboksil (COOH) dengan gugus amino. Satu atau lebih
polipeptida dapat membentuk protein, contohnya enzim. Polipeptida terbentuk
melalui proses ekspresi gen yang terjadi di dalam sel.

 Protease

Protease adalah enzim pencernaan yang bertugas memecah protein di makanan


menjadi asam amino.

Anda mungkin juga menyukai