Anda di halaman 1dari 35

Desiani Rizki P. S.Gz, M.

Si
Organ sistem pencernaan terdiri atas:
1.Traktus gastro intestinal: pipa yang memanjang dari mulut sampai anus:
mulut, faring, esophagus, lambung, duodenum, jejenum, ileum, colon, &
anus.
2. Organ aksesoris (organ tambahan)
a. Yang terdapat di dalam mulut:
1. Gigi geligi
2. Lidah
3. Tiga kelenjar saliva: parotid, sublingual & submandibulari
b. Berupa organ terpisah dan berfungsi mengeluarkan getah:
1. Hati dan kandung empedu
2. Pankreas
Traktus gastrointestinal dari esofagus sampai anus memiliki struktur
dasar yang sama, yaitu:
1. Lapisan mukosa: jaringan epitel yang tersusun di atas lamina
propria & I muskuaris mukosa yang berfungsi:
• Sekresi kelenjar
• Absorbsi zat gizi
• Pelindung terhadap bakteri
2. Lapisan submukosa
Terdapat
arteriole,venule dan
jaringan saraf pleksus
submukosa &
Meissner’s.
3. Dua lapis otot polos, dari dalam keluar:
• Otot sirkular yang berbentuk spiral rapat dan
berfungsi kontriksi saluran pencernaan.
• Otot longitudinal yang berbentuk spiral panjang dan
berfungsi memendekkan saluran pencernaan.
• Kedua lapisan ini bekerja sama untuk mengaduk
makanan agar pencernaan secara kimiawi dapat
berlangsung.
• Di antara kedua lapisan otot ini terdapat jaringan
saraf yang disebut pleksus mienterikus (pleksus
auerbach’s).
Makanan dihancurkan di dalam mutut melalui:
• Mastikasi / pengunyahan
• Pelumasan oleh air liur/saliva
• Netralisasi asam dalam makanan dengan
bikarbonat
Air liur / saliva diproduksi oleh sel-sel asini dari:
• Kelenjar parotis: mengeluarkan air liur encer
• Kelenjar submandibularis
• Kelenjar sublingualis
• Kelenjar-kelenjar lain pada mukosa mulut.
Air liur dikeluarkan ketika adanya rangsangan yang
diterima oleh reseptor cita rasa, reseptor bau,
dan reseptor raba akibat pengunyahan.
 
 Kontraksi otot sphincters pada ujung
bawah esofagus
 Lipatan mukosa pada esofagus bagian
bawah
 Jepitan esofagus oleh diafragma
 Jalan masuk yang bertonjolan dari
esofagus ke dalam lambung
• Kapasitas: kosong, 50-100 ml, saat makan: 1
- 2 liter.
• Kardia: pintu masuk lambung
• Fundus: berdinding tipis dengan sedikit
kelenjar berfungsi menyimpan makanan
• Korpus/badan lambung: dindingnya berotot
dan memiliki banyak kelenjar.
• Antrum pilorus terdiri atas otot tebal yang
berfungsi memompa kimus (bubur makanan)
ke duodenum.
• Sfingter pilorik, pintu keluar lambung ke
duodenum
1. Pepsinogen
Dihasilkan chief sel fundus & korpus

2. Asam lambung (HCl )


Dihasilkan sel-sel parietal (oktinsik)
fundus & korpus yang berfungsi untuk:
•Mengubah pepsinogen menjadi pepsin (enzim
pemecah protein).
•Mensterilkan makanan (pH 1.5-2.5)
•Membuat kalsium & besi menjadi lebih mudah
diserap dalam usus halus.
3. Faktor intrinsik (protein) untuk penyerapan
vitamin B12, dihasilkan oleh sel parietal
(fundus dan korpus).
4. Mukus dihasilkan Goblet sel pada antrum
pilorik.
Enterochromaffin-like (ECL) cells:
menghasilkan histamin
G sel pada antrum menghasilkan hormon
peptida (Gastrin) yang berfungsi untuk
stimulasi sekresi HCL pada parietal sel.
1. Fase Sefalik (Fase Psikoneural)
•Makanan dalam mulut memulai refleks perangsangan sekresi getah
lambung
•Rangsangan berupa citarasa, bau dan penglihatan.
•Defisiensi glukosa dalam otak juga merupakan rangsangan
•Melalui eferen Nervus Vagus menstimulasi :
a. Sel G pada antrum pilorus untuk mensekresi gastrin.
b. Sel parietal untuk mensekresi HCl.
2. Fase Lokal (Fase Gastrik)
•Gastrin dilepas bila isi lambung kontak dengan antrum
•Melalui aliran darah gastrin merangsang sekresi HCl
•Gastrin dihambat bila di dalam lumen pH kurang dari 3.
3. Fase Intestinal
Sekresi lambung ditingkatkan dengan jalur hormonal, oleh:
regangan duodenum dan absorbsi asam amino yang
meningkat.
Sekresi lambung dihambat oleh hormon enterogastron Yang
dikeluarkan duodenum, bila : pH kimus yang memasuki
duodenum rendah atau Lemak dalam kimus meningkat.
Volume pankreas terdiri dari:
1. sel acini penghasil zymogen dan
enzym (82%)
2. sel kelenjar (duct cell) yg
memproduksi cairan dan bikarbonat
(1000 ml/hari), (3.2%)
3. sel endokrin yg menghasilkan insulin
& glukagon (1.8%)
 Fungsi eksokrin: mensekresikan enzim-enzim pencernaan.
Sel ductile memproduksi Na bikarbonat untuk menetralisir
keasaman pada duodenum.
 Fungsi endokrin: sel β pada islet langerhans memproduksi
hormon insulin dan glukagon yang berperan penting pada
metabolisme glukosa.
Zimogen (pro-enzim) Enzim
1. tripsinogen tripsin
2. kimotripsinogen kimotripsin
3. prokarboksipeptidase karboksipeptidase
4. proelastase elastase
5. profosfolipase fosfolipase
• Aktivasi tripsinogen dilakukan oleh enterokinase/enteropetidase
pada duodenum.

• Aktifasi zimogen pankreas yang lain dilakukan oleh tripsin


 Alfa amilase
 Lipase
 DNase (deoksiribonuklease), menghidrolisis DNA
menjadi deoksiadenosin monofosfat (dAMP),
deoksitimidin monofosfat (dTMP), deoksiguanosin
monofosfat (dGMP), deoksisitosin monofosfat
(dCMP),
 RNase (Ribonuklease)
 Mendetoksifikasi substansi berbahaya di dalam darah.
 Tempat penyimpanan cadangan glikogen, zat besi, dan beberapa
vitamin.
 Berperan penting pada metabolisme glukosa:
 Glikogenesis: mengubah glukosa menjadi glikogen.
 Glikogenolisis: memecah glikogen menjadi glukosa.
 Sekresi empedu untuk emulsi lemak
 Metabolisme lipid: sintesis kolesterol & trigliserida, oksidasi
lemak, dan mengubah glukosa menjadi lemak (lipogenesis).
 Menghasilkan getah empedu
• Getah empedu merupakan cairan alkalis hasil
sekresi sel hati yang diproduksi sebanyak 0.5
– 1.0 liter/hari:
• Fungsi getah empedu :
1. Mengaktifkan lipase pankreas
2. Merangsang sekresi pankreas
3. Meningkatkan absorbsi lemak.
• Komposisi getah empedu:
1. Garam empedu (2/3 berat bersih empedu),
kombinasi dari kolesterol dan asam (asam
kolat dan asam amino).
2. Pigmen empedu, terutama bilirubin.
3. Kolesterol, lesitin, garam,
dan air.
Kontraksi kandung empedu dikontrol oleh:
•Refleks kolagogus, dengan adanya lemak dan kuning telur dalam
duodenum.
•Kontrol hormon kolesistokinin (CCK) dari epitel duodenum.
• Gerakan ke belakang dan ke depan
dari masing-masing vili, hasil
kontraksi otot mukosa
• Gerakan pendular (ayunan) oleh
otot longitudinal
• Gerakan sirkuler secara ritmik oleh
otot sirkuler
• Gelombang peristaltik (30-120
cm/menit), mendorong isi usus
halus (± 1cm/menit) ke arah usus
besar.
• Pencernaan karbohidrat dimulai dalam mulut
• α amilase (ptialin) pada pH sekitar 7, memecah polisakarida
menjadi oligosakarida dan disakarida (maltosa, isomaltosa,
maltotriosa dan dekstrin).
• Pemecahan ini masih berlangsung di lambung bagian proksimal.
• pH dalam lambung asam, sehingga pencernaan karbohidrat
terhenti.
• Duodenum : kimus dinetralisir, pencernaan karbohidrat
diteruskan, penambahan α amilase pankreas.
• Maltosa, isomaltosa dan maltotriosa didegradasi menjadi glukosa
oleh enzim maltase dan isomaltase dari: getah pankreas dan
mukosa ileum
• Cabang dekstrin dipecah oleh enzim 1,6 glukosidase intestinal.
• Laktosa dan sukrosa dipecah oleh enzim laktase dan sukrase yang
dikeluarkan mukosa intestinal.
• Hasil akhir: glukosa, galaktosa dan fruktosa.
• Pencernaan protein dimulai di dalam lambung
1. Pepsinogen diaktifkan menjadi pepsin oleh HCl lambung
2. Pada pH 2-5 pepsin memecah protein menjadi polipeptida
3. Inaktivasi sebagian isoenzim pepsin terjadi dalam duodenum saat
HCO3- dari empedu dan pankreas menetralisir HCl lambung pada pH
± 6,5.
•Pencernaan protein dan polipeptida diteruskan oleh tripsin dan
kimotripsin, menghasilkan dipeptida.
•Tripsin berasal dari tripsinogen pankreas yang diaktifkan oleh
enteropeptidase duodenum.
•Tripsin kemudian mengaktifkan kimotripsinogen pankreas menjadi
kimotripsin.
•Karboksipeptidase pankreas dan aminopeptidase mukosa usus
memecah ujung bebas rantai peptida
•Pemecahan peptida menjadi asam amino tunggal dilakukan oleh
dipeptidase yang terdapat pada brush-border membran mukosa
intestinal.
• Lemak makanan terdiri dari:
- 90% : trigliserida
- 10% : fosfolipid, kolesterol dan esternya vitamin A, D, E dan
K yang larut lemak
• 95% lemak diabsorbsi dalam usus halus
• Lipase adalah enzim pemecah lemak, disekresi oleh:
a. Kelenjar di dasar lidah dalam mulut
b. Pankreas, yang menyatu dengan getah pankreas.
• Pemecahan lemak berlangsung di:
a. 10-30% di dalam lambung oleh lipase kelenjar ludah pada
PH asam yang optimum
b. 70-90% dalam duodenum dan
jejunum bagian atas (proksimal)
Tahap Proses Pencernaan Lemak:
1. Fase emulsifikasi lemak
kontraksi lambung bagian distal, saat mengeluarkan kimus ke dalam
duodenum dihasilkan tetesan emulsi lemak yang lebih kecil (1-2
μm), sehingga permukaan lemak yang dapat disentuh lipase
semakin luas.
2. Fase isotropik pekat
Dalam duodenum lipase pankreas diaktifkan oleh Ca2+ dan kolipase
yang berasal dari kerja tripsin pada prokolipase getah pankreas.
Ikatan ester 1 dan 3 dari trigliserida dihidrolisa menjadi:
asam lemak bebas (FFA) dan 2 monogliserida (MG)
Tahap Proses Pencernaan Lemak:
3. Fase pembentukan misel
misel dibentuk dari monogliserida dan asam lemak rantai panjang
yang berikatan dengan garam empedu. Asam lemak rantai pendek
tidak memerlukan empedu karena larut air.
Posfolipase A2 dari getah pankreas memecah fosfolipid, terutama
lesitin.
Kolesterolesterase dari getah pankreas memecah:
1. Ester kolesterol (misalnya pada susu dan kuning telur)
2. Ikatan kedua dari trigliserida
3. Ester vitamin A, D dan E
4. Ester lemak lain yang tidak spesifik.

Anda mungkin juga menyukai