5. Hati
Meskipun hati bukan salah satu organ
pencernaan, tetapi hati dapat mensekresikan cairan
empedu dan disimpan dalam kantung empedu.
Hormon kolesistokinin yang dibentuk oleh
duodenum berfungsi untuk merangsang empedu agar
mengeluarkan bilus (cairan empedu) melalui saluran
yang menyatu dengan saluran pankreas pada bagian
akhir. Bilus mengandung asam empedu, bilubirin,
Gambar 3. Anatomi hati.
dan kolesterol serta zat anorganik tertentu. Asam Sumber:
http://www.gurupendidik
an.com
empedu berfungsi sebgai emulgator dalam proses
pencernaan lemak dalam usus, mengaktifkan lipase
dalam cairan pankreas, menjaga agar kolestrol dapat
larut dalam cairan empedu sebab bila perbandingan
asam empedu dengan kolesterol rendah akan
menyebabkan terjadinya endapan kolestrol.
Selain berfungsi menghasilkan empedu, hati memiliki fungsi penting lainnya
antara lain sebagai berikut.
Metabolisme karbohidrat
Hati berperan penting dalam mempertahankan kadar gula darah secara
normal. Jika kadar gula darah rendah, hati memecah glikogen menjadi
glukosa mengalirkannya ke dalam darah. Hati juga dapat mengubah dan
asam amino dan asam laktat menjadi glukosa; fruktosa dan galaktosa
menjadi glukosa. Jika kadar gula darah tinggi, misalnya sesaat setelah kita
makan, hati akan mengubah glukosa menjadi glikogen dan trigliserida untuk
disimpan.
Metabolisme lemak
Sel-sel hati menyimpan beberapa trigliserida, memecah sel-se asam lemak
untuk menghasilkan ATP, mensintesis kolesterol untuk membuat garam
empedu.
Metabolisme protein
Sel-sel hati menghilangkan gugus amino dan NH2 dari asam amino sehingga
asam amino dapat digunakan untuk menghasilkan ATP atau diubah menjadi
karbohidrat dan lemak. Zat sisa berupa amonia (NH 3) yang bersifat racun
diubah menjadi urea yang tidak beracun dan dikeluarkan bersama urin. Sel-
sel hati juga mensintesis protein plasma, albumin, protrombrin, dan
fibrinogen.
Memproses obat-obatan dan hormon
Hati dapat menhilangkan racun seperti alkohol, atau mengekskresikan obat-
obatan ke dalam empedu. Hati juga dapat mengekskresikan hormon-hormon
tiroid, misalnya hormon estrogen dan aldosteron.
Ekskresi bilirubin
Bilirubin (diturunkan dari sel-sel darah merah yang telah tua) diserap oleh
hati dari darah dan diekskresikan ke dalam empedu. Sebagian besar
bilirubin dimetabolisme oleh bakteri di dalam usus halus dan dikeluarkan
beserta feses (tinja).
Sintesis garam-garam empedu
Garam garam empedu diperlukan di dalam usus halus untuk mengemulsikan
dan menyerap lemak, kolesterol, fosfolipid, dan lipoprotein.
Penyimpanan
Selain menyimpan glikogen, hati juga menyimpan beberapa vitamin (A,
B12, D, E, K) dan mineral (besi dan tembaga). Vitamin dan tersebut
dikeluarkan hati ketika tubuh membutuhkannya.
6. Usus halus
Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari),
jejenum (usus kosong) dan ileum (usus penyerapan). Pada duodenum bermuara
dua saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Duodenum bertanggung
jawab untuk menyerap zat besi (Fe). Jejenum berfungsi menyerap Di dalam
jejunum, makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh cairan yang
dihasilkan dinding usus, sehingga makanan semakin halus dan cenderung encer.
Cairan pada dinding jejenum dihasilkan oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn
dengan pengaruh enterokinin dan mengandung enzim-enzim:
Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin yang
berfungsi menghidrolisis protein, pepton atau proteosa menjadi polipeptida
Erepsin atau dipeptidase berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi
asam amino.
Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Sukrase, berfungsi memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.
Lipase, berfungsi mengubah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.
Komponen makanan yang halus tersebut akan didorong masuk ke dalam usus
penyerapan (ileum). Di dalam ileum terjadi penyerapan sari-sari makanan.
Permukaannya tersusun dari banyak lipatan atau lekukan yang disebut vili atau
jonjot usus. Vili berfungsi memperluas permukaan usus sehingga proses
terjadinya penyerapan zat makanan akan lebih sempurna.
Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan air akan
diserap oleh kapiler darah dalam vili kemudian diangkut menuju hati melalui
pembuluh darah (vena porta). Di dalam hati, sebagian zat makanan akan diubah
menjadi bentuk lain dan sebagian lagi diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah balik hati (vena hepatika). Zat makanan berupa asam lemak dan
gliserol yang terdiri dari molekul berukuran lebih besar, akan diangkut melalui
pembuluh kil, yaitu pembuluh getah bening atau pembuluh limfe.
7. Usus besar
Usus besar (kolon) merupaan kelanjutan dari usus halus. Kolon terdiri dari
tiga bagian yaitu kolon naik, kolon datar, dan kolon turun. Kolon memiliki
tambahan usus yang disebut umbai cacing atau apendiks. Umbai cacing ini belum
diketahui fungsinya secara pasti, karena jika ada orang yang dihilangkan umbai
cacingnya ternyata tidak mengalami gangguan sistem pencernaan.
Pada pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat suatu penyempitan
yang disebut klep ileosekum. Klep ini berfungsi untuk menjaga makanan yang
sudah masuk ke dalam usus besar, tidak dapat kembali ke usus halus.
Makanan yang masuk ke usus besar sebetulnya merupakan sisa penyerapan
dari usus halus. Namun demikian kandungan airnya masih cukup tinggi. Jika sisa
makanan masih mengandungkadar air yang tinggi, usus besar akan menyerapnya.
Akan tetapi, jika sisa makanan mengandung sedikit air, usus besar akan
menambahkan air. Penyerapan dan penambahan air bertujuan agar feses dalam
keadaan tidak cair dan juga tidak padat. Pembentukan feses pada usus besar
dibantu oleh bakteri Escherchia coli. Bagian akhir dari saluran pencernaan
merupakan bagian menggelembung yang disebut rektum. Penyerapan air tidak
lagi terjadi pada rektum. Rektum dapat berkontraksi yang aktivitas kontraksinya
dapat menimbulkan terjadinya defekasi yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil
pencernaan makanan melalui anus. Anus terdiri dari dua lapis otot, yaitu otot
polos dan otot lurik.