1) Materi Fakta Setiap makhluk hidup harus menyelenggarakan fungsi kehidupan salahsatunya makan. Fungsi hidup tersebut diatur dan dikendalikan dengan mekanisme tertentu agar makhluk hidup tersebut dapat tetap hidup dan melakukan berbagai aktivitasnya. Dengan demikian, makhluk hidup memerlukan energi yang bersumber dari makanan yang dikonsumsinya. Makanan yang telah dimakan, perlu diubah terlebih dahulu menjadi bentuk yang lebih sederhana agar mudah diserap oleh usus. Nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang relatif besar dan mengalami proses pencernaan disebut makronutrien antara lain karbohidrat, protein, dan lipid. Sebaliknya, nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dan tidak mengalami proses pencernaan disebut mikronutrien antara lain vitamin dan mineral. a) Sistem Pencernaan pada Manusia
Gambar 1. Organ-organ pencernaan pada manusia.
Sumber: http://sucianadila.blogspot.co.id/2015/12/sistem-pencernaan-manusia.html 1. Mulut Mulut merupakan tempat awal terjadinya pencernaan. Makanan dicerna secara mekanik oleh gigi. Gigi terdiri dari 3 bagian yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (korum), dan akar gigi (radix). Gigi tersusun dari email yaitu lapisan keras yang menutupi permukaan gigi yang berfungsi melindungi gigi pada saat mengunyah makanan, dentin (tulang gigi), sementum (lapisan luar akar gigi), dan pulpa (rongga gigi) yang banyak mengandung serabut saraf dan pembuluh darah. Berdasarkan bentuknya gigi manusia terdiri dari gigi seri (incisivus) untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk menyobek makanan, gigi geraham depan (premolar) dan gigi geraham belakang (molar) untuk mengunyah makanan. Selain gigi, di dalam mulut ada pula lidah tersusun dari otot lurik yang dilapisi oleh selaput mukosa. Fungsinya membantu mencampur makanan dalam mulut dan membantu proses menelan. Pada lidah terdapat papila atau tunas pengecap yang dapat mengecap rasa manis, asam, asin, dan pahit. Dalam mulut terdapat tiga kelenjar yang mengeluarkan saliva/ludah yaitu kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis. Ketiga kelenjar Parotis Lidah tersebut akan mengaluarkan air liur (saliva) yang Sublingualis Submandibularis mengandung enzim ptialin atau amilase yang akan mengubah amilum (polisakarida) menjadi maltosa. Air liur berfungsi juga untuk membasahi makanan dan pelumas Gambar 2. Kelenjar penghasil saliva. Sumber: yang memudahkan proses menelan makanan. http://renjana552.blogdetik.com 2. Kerongkongan (esofagus) Makanan yang telah dikunyah didalam mulut masuk ke dalam kerongkongan (esofagus) melalui faring (tekak). Faring merupakan saluran persimpangan antara rongga hidung ke tenggorokan dan rongga mulut ke kerongkongan. Kerongkongan merupakan saluran panjang dan tipis sebagai jalan makanan yang telah dikunyah dari mulut. Pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Panjang kerongkongan kurang lebih 20 cm dan lebarnya 2cm. Bagian dalam keronkongan selalu dibasahi mukus yang dikeluarkan oleh kelenjar mukosa sehingga makanan menjadi basah dan licin. Pada dinding kerongkongan terdapat otot-otot yang dapat mengatur gerakan kembang kempis pada saat mendorong makanan yang berbentuk gumpalan-gumpalan (disebut bolus) agar masuk ke dalam lambung. Gerakan demikian disebut gerak peristalsis. 3. Lambung Lambung terdiri dari empat bagian, yaitu bagian kardiak, fundus, dan pilorus. Pada kedua ujung lambung terdapat klep (sfingter). Klep pertama terletak pada ujung yang berbatasan dengan kerongkongan disebut sfingterer esofageal. Fungsi sfingter esofageal adalah untuk menjaga makanan agar tetap di lambung dan hanya akan terbuka saat makanan masuk atau pada saat muntah. Klep kedua terdapat pada ujung yang berbatasan dengan duodenum disebut sfingter pylorus. Makanan dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga makanan menjadi lembut seperti bubur dan disebut kim (chime). Otot pilorus yang membentuk klep akan mengatur keluarnya kim sedikit demi sedikit dari lambung ke duodenum. Cara keria klep tersebut adalah sebagai berikut. Otot pilorus yang mengarah ke lambung akan mengendur jika tersentuh kim yang bersifat asam. Sebaliknya, otot pilorus mengarah ke duodenum akan mengerut jika tersentuh kim. Daerah fundus lambung menghasilkan getah lambung. Pada dinding lambung terdapat kelenjar buntu yang menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin memacu sekresi getah lambung. Makanan yang masuk ke dalam lambung tersimpan selama 2-5 jam. Selama makanan berada di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi dan bercampur dengan getah lambung. Proses pencampuran tersebut dipengaruhi oleh gerak bergelombang yang bergerak di sepanjang lambung setiap 15-25 detik. Getah lambung adalah campuran zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri dari air, asam lambung (HCI) serta enzim pepsin, renin dan lipase. Asam lambung (HCl) berfungsi mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan, mengubah sifat protein, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat menghidrolisis molekul- molekul protein menjadi molekul-molekul peptida. Pepsin juga dapat menggumpalkan susu. Renin adalah enzim yang dapat mengubah kasein dalam susu menajdi parakasein dengan bantuan ion Ca2+ baru kemudian terjadi pemecahan9. Lipase adalah enzim yang mengkatalis pemecahan molekul lipid yaitu trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. 4. Pankreas Pankreas adalah kelenjar berwarna keputihan, terbentuk dari usus dua belas jari, dan terletak di permukaan bawah lambung. Getah pankreas disekresikan di bawah pengaruh hormon. Jika isi lambung yang bersifat asam masuk ke dalam duodenum, sel-sel tertentu pada duodenum akan melepaskan hormon sekretin. Jika hormon sekretin sampai di pankreas, akan merangsang produksi dan pelepasan getah pankreas yang mengandung protein, natrium bikarbonat, tripsin, kimotripsin, amilase, lipase dan getah pankreas kemudian disalurkan ke dalam duodenum. Natrium bikarbonat, berfungsi menetralkan keasaman isi usus. Amilase, berfungsi menghidrolisis pati (polisakarida) menjadi maltosa. Lipase, berfungsi menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Tripsin dan kimotripsin, berfungsi menghidrolisis protein, pepton atau proteosa menjadi polipeptida. Gambar 3. Anatomi pankreas Sumber: Peptidase, berfungsi membantu menghidrolisis http://www.artikelsiana.com polipeptida menjadi asam amino. 5. Hati Meskipun hati bukan salah satu organ pencernaan, tetapi hati dapat mensekresikan cairan empedu dan disimpan dalam kantung empedu. Hormon kolesistokinin yang dibentuk oleh duodenum berfungsi untuk merangsang empedu agar mengeluarkan bilus (cairan empedu) melalui saluran yang menyatu dengan saluran pankreas pada bagian akhir. Bilus mengandung asam empedu, bilubirin, dan kolesterol serta zat anorganik tertentu. Asam empedu berfungsi sebgai emulgator dalam proses pencernaan Gambar 3. Anatomi hati. lemak dalam usus, mengaktifkan lipase dalam cairan pankreas, Sumber: http://www.gurupendidik menjaga agar kolestrol dapat larut dalam cairan empedu sebab an.com bila perbandingan asam empedu dengan kolesterol rendah akan menyebabkan terjadinya endapan kolestrol. Selain berfungsi menghasilkan empedu, hati memiliki fungsi penting lainnya antara lain sebagai berikut. Metabolisme karbohidrat Hati berperan penting dalam mempertahankan kadar gula darah secara normal. Jika kadar gula darah rendah, hati memecah glikogen menjadi glukosa mengalirkannya ke dalam darah. Hati juga dapat mengubah dan asam amino dan asam laktat menjadi glukosa; fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa. Jika kadar gula darah tinggi, misalnya sesaat setelah kita makan, hati akan mengubah glukosa menjadi glikogen dan trigliserida untuk disimpan. Metabolisme lemak Sel-sel hati menyimpan beberapa trigliserida, memecah sel-se asam lemak untuk menghasilkan ATP, mensintesis kolesterol untuk membuat garam empedu. Metabolisme protein Sel-sel hati menghilangkan gugus amino dan NH2 dari asam amino sehingga asam amino dapat digunakan untuk menghasilkan ATP atau diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Zat sisa berupa amonia (NH3) yang bersifat racun diubah menjadi urea yang tidak beracun dan dikeluarkan bersama urin. Sel-sel hati juga mensintesis protein plasma, albumin, protrombrin, dan fibrinogen. Memproses obat-obatan dan hormon Hati dapat menhilangkan racun seperti alkohol, atau mengekskresikan obat-obatan ke dalam empedu. Hati juga dapat mengekskresikan hormon-hormon tiroid, misalnya hormon estrogen dan aldosteron. Ekskresi bilirubin Bilirubin (diturunkan dari sel-sel darah merah yang telah tua) diserap oleh hati dari darah dan diekskresikan ke dalam empedu. Sebagian besar bilirubin dimetabolisme oleh bakteri di dalam usus halus dan dikeluarkan beserta feses (tinja). Sintesis garam-garam empedu Garam garam empedu diperlukan di dalam usus halus untuk mengemulsikan dan menyerap lemak, kolesterol, fosfolipid, dan lipoprotein. Penyimpanan Selain menyimpan glikogen, hati juga menyimpan beberapa vitamin (A, B12, D, E, K) dan mineral (besi dan tembaga). Vitamin dan tersebut dikeluarkan hati ketika tubuh membutuhkannya. 6. Usus halus Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejenum (usus kosong) dan ileum (usus penyerapan). Pada duodenum bermuara dua saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Duodenum bertanggung jawab untuk menyerap zat besi (Fe). Jejenum berfungsi menyerap Di dalam jejunum, makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh cairan yang dihasilkan dinding usus, sehingga makanan semakin halus dan cenderung encer. Cairan pada dinding jejenum dihasilkan oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn dengan pengaruh enterokinin dan mengandung enzim-enzim: Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin yang berfungsi menghidrolisis protein, pepton atau proteosa menjadi polipeptida Erepsin atau dipeptidase berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino. Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Sukrase, berfungsi memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino. Lipase, berfungsi mengubah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Komponen makanan yang halus tersebut akan didorong masuk ke dalam usus penyerapan (ileum). Di dalam ileum terjadi penyerapan sari-sari makanan. Permukaannya tersusun dari banyak lipatan atau lekukan yang disebut vili atau jonjot usus. Vili berfungsi memperluas permukaan usus sehingga proses terjadinya penyerapan zat makanan akan lebih sempurna. Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan air akan diserap oleh kapiler darah dalam vili kemudian diangkut menuju hati melalui pembuluh darah (vena porta). Di dalam hati, sebagian zat makanan akan diubah menjadi bentuk lain dan sebagian lagi diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah balik hati (vena hepatika). Zat makanan berupa asam lemak dan gliserol yang terdiri dari molekul berukuran lebih besar, akan diangkut melalui pembuluh kil, yaitu pembuluh getah bening atau pembuluh limfe. 7. Usus besar Usus besar (kolon) merupaan kelanjutan dari usus halus. Kolon terdiri dari tiga bagian yaitu kolon naik, kolon datar, dan kolon turun. Kolon memiliki tambahan usus yang disebut umbai cacing atau apendiks. Umbai cacing ini belum diketahui fungsinya secara pasti, karena jika ada orang yang dihilangkan umbai cacingnya ternyata tidak mengalami gangguan sistem pencernaan. Pada pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat suatu penyempitan yang disebut klep ileosekum. Klep ini berfungsi untuk menjaga makanan yang sudah masuk ke dalam usus besar, tidak dapat kembali ke usus halus. Makanan yang masuk ke usus besar sebetulnya merupakan sisa penyerapan dari usus halus. Namun demikian kandungan airnya masih cukup tinggi. Jika sisa makanan masih mengandungkadar air yang tinggi, usus besar akan menyerapnya. Akan tetapi, jika sisa makanan mengandung sedikit air, usus besar akan menambahkan air. Penyerapan dan penambahan air bertujuan agar feses dalam keadaan tidak cair dan juga tidak padat. Pembentukan feses pada usus besar dibantu oleh bakteri Escherchia coli. Bagian akhir dari saluran pencernaan merupakan bagian menggelembung yang disebut rektum. Penyerapan air tidak lagi terjadi pada rektum. Rektum dapat berkontraksi yang aktivitas kontraksinya dapat menimbulkan terjadinya defekasi yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernaan makanan melalui anus. Anus terdiri dari dua lapis otot, yaitu otot polos dan otot lurik.